Pondok Belajar: CERITA NARASI
Showing posts with label CERITA NARASI. Show all posts
Showing posts with label CERITA NARASI. Show all posts

Monday, February 27, 2017

Mengapa Begitu Cepat Ayah Berlalu

Mengapa Begitu CepatMengapa hari-hariku selalu seperti ini, diliputi dengan rasa iri dan juga sedih. Ratapanku kepadamu seperti tiada gunanya. Sama saja hari-hariku selalu melihat, mendengar, bersedih dan tak tahu harus berbuat apa hingga aku berkata “Mengapa terlalu cepat”. Inilah sekelumit cerita yang ingin aku sampaikan kepada mu, kisah yang semestinya tak kuceritakan tetapi inilah adanya. Seperti mimpi buruk yang berlari dihamparan gurun sahara.  
Tak henti-hentinya aku bersedih ketika melihat mereka, mereka dan anak-anak se usiaku yang bersalaman, berpelukan dan melepaskan rindu ketika ayahnya pergi untuk bekerja ataupun pulang dari bekerja.  Itu hanyalah sekitar jarak dan waktu yang tak dapat ditempuh dengan transportasi. Sedangkan aku hanya bisa menyaksikan aktifitas orang orang tersebut. 
Cerpen Mengapa Begitu Cepat Ayah Berlalu
Mengapa Begitu Cepat Ayah Berlalu
Tetapi bagaimana dengan diriku sendiri, seorang gadis yang berusia sekitar 17 tahun yang takkan dapat lagi menyaksikan dan melihat bagaimana sosok ayah yang tegar, dermawan, berwibawa dan peduli tarhadap anak-anaknya seperti yang teman-temanku yang bercerita terhadap sosok kepribadian ayah mereka masing-masing yang selalu mereka idolakan. Pernah sekali aku tidak peduli dengan omongan teman-temanku tentang sosok ayah mereka karena aku terbawa oleh perasaan iri kepada mereka yang masih memiliki sorang ayah sedangkan aku sendiri sudah lama tidak melihat apa lagi mendengar kabarnya. Aku sadar bahawa sang yang maha khlaiq lebih menyanyangi ayahku sehingga beliau lebih dahulu dipanggil kepangkuanNya. 
Sekarang ini yang masih sering mengaung dalam ingatanku adalah sebuah kisah tragis tentang kematian ayahku yang diceritakan oleh ibuku kepada kami semua. Waktu itu aku baru saja mamasuki usia 17 tahun, sedangkan adikku yang juga seorang perempuan sudah memasuki usia 15 tahun, kami hanya terpaut usia 2 tahu. Aku memaksa ibuku bercerita tentang bagaimana ayahku dipanggil oleh illahi. Ibuku memulai ceritanya dengan mengatakan jka aku sudah berunsia 17 tahun dan sudah sangat dewasa untuk mencermati cerita dari ibuk ini. Aku hanya menduk lesu mendengar cerita ibuku. “ayahmu adalah seorang suami yang sangat hebat, dia tidak pernah mengeluh dengan apa yang dia peroleh dari usahanya. Kelahiran anak pertamnya yaitu dirimu adalah anugrah Allah yang sangat besr baginya. Tapi Allah berkehendak lain ayahmu tidak akan pernah dapat melihat kamu tunbuh dewasa sebagaimana orang lain. Ucap ibuku dengan pilu. Kemudian aku bertanya kepada ibuku, “apa yang menyebabkan ayah meninggal bu, apakah ayah sakit atau mengalami kecelakaan?”. Ibuku menjawab “ ibu tidak tahu pasti kejaidian yang sesungguhnya, yang jelas ayahmu adalah seorang kombatan GAM waktuNegeri ini dilanda konflik, sebelum ayahmu hendak pergi bergabung dengan GAM, ayahmu menyempatkan untuk memandikanmu dan adik mu dan tidak lupa juga menandani kalian berdua. Ayahmu kelihatan sangat baagian waktu menandani kalian berdua, dan beliau sempat berpesan kepada ibu untuk tolong jaga anak kita, semoga mereka kelak tumbuh dewasa dan hidup dengan bahagia. Itulah kata terkhir ayahmu sebelum belalu pergi ayahmu masih sempat mencium keniang kalian berdua. Kemudian ibu melanjutkan ceritanya, setelah kepergian ayahmu ibu tetap bekerja seperti biasa, hingga suatu hari ibu mendengar kabar jika ayahmu meninggal dalam kontak senjata di bakongan dan di makamkan disana. Ibuku meneteskan air mata ketika mencerutakan kejadian itu, kemudian melanjutkan katanya “ jika senadainya ibu dapat mengubah masa, maka terusterang ibukatakan bu tidak akan memilih untuk hidup dimasa itu, dimana keadaan warga selalu diliputi oleh rasa ketakutan, dan selalu dibayangi oleh rasa cemas dan kengerian. Pada masa itu setiap hari orang menyaksikan perang, kematian dan berbagai tindakan kejahatan yang sangat jauh dari nilai perikemanusian, masa yang sangat kelabu dan menakutkan semua orang. Namun ibu berharap cerita ibu ini bukanlah untuk menanamkan benih kebencian kepada pihak manapun, ibu hanya ingin bercerita kepada kalian supaya kalian tahu tentang sejarah kehidupan ayah kalian. Dan kamu yang sudah menjelang dewasa ini harus dapat menyikapi dengan bijak cerita ibu ini, karena selaku orang islam yang beriman tentang untung baik dan untung jahat kita harus tabah menerima semua apa yang telah menimpa kita. Kamu tahu jika semua kejadian itu merupakan sebuah perencanaan Allah, karena hidup ini adalah fana. Disamping itu ibu juga berharap jangan pernah kamu merasa iri dengan teman-temanmu yang masih memiliki ayah, nikmati saja kedamaaian yang sudah terwuud ini sehingga sampai ke anak cucumu kelak. 

Aku hanya terdiam membisu mendengarkan kata ibuku, rasa kagumku tumbuh dihatiku, ibu begitu tegar dan tidak sedikitpun terbesit di kata-katanya untuk sakit hati pada pihak tertentu, malah beliau memberikan dorongan yang luar biasa kepada kami untuk menatap hidup kedepan sebagai bekal hidup kami nantinya.        

Sebuah Pengorbanan dan Penantian Yang Panjang Untuk Mendapatkan Cinta Sejati

Sebuah Pengorbanan dan Penantian Yang Panjang Untuk Mendapatkan Cinta Sejati. Sinar mentari telah tersenyum melihat kicauan burung yang sedang menri-nari di hamparan sawah yang tertiup udara pengunungan yang sejuk dan penuh dengan warna kehidupan yang menjadi saksi lahirnya dua insan. Disekolah yang tidak jauh dari kota mega, dimana awal mula terkisah kehidupan remaja-remaja yang melukiskan sebuah cerita masa remaja “SMA” adalah masa yang mebuat seorang gadis lembut dan cerdas berparas cantik menghabiskan waktu indahnya bersama sahabat-sahabatnya, gadis itu bernama Mia. Mia adalah gadis remaja yang selalu ceria dan tidak membeda-bedakan siapapun yang ingin dekat dengannya untuk menjadi temannya. Setiap waktu luangnya, Mia selalu mengisinya dengan membaca buku sambil mendengarkan musik. Sikap yang lembut dan gaya bicaranya yang cerdas membuat teman-temannya ingin bersahabat dengannya. Salah satunya adalah Hafid salah seorang cowok remaja yang cerdas, sopan dan ramah yang menjadi sahabat dekat Mia di sekolah. 
Sebuah Pengorbanan dan Penantian Yang Panjang Untuk Mendapatkan Cinta Sejati
Cerpen Pengorbanan dan Penantian Yang Panjang

Mia dan Hafid selalu bertukar pikiran dan saling membantu satu sama lain terutama dalam hal mata pelajaran disekolah. Ketika hafid mengalami kendala dalam memahami materi pelajaran tertentu, Mia lah yang selalau menjelaskannya kepada Hafid, dan begitu juga sebaliknya. Persahabatan adalah sebuag harapan yang tidak akan pernah pudar tetap entah mengapa getaran itu kini mulai terasa berbeda, gejolak di hati Hafid kini sudah mulai berubah dari rasa bersahabat menjadi cinta. Perasaan tersebut sebenrnya ingin dipatahkan oleh hafid, namun Hafid sudah tidak bisa lagi mengontrol perasaan tersebut karena sudah terlanjur terbuai oleh perasaan tersebut, dan meski harus dia luahkan kepada Mia. Suatu hari hafid memutuskan untuk menemui Mia, dengan gugupny Hafid menyapa Mia “Mia” dengan penuh senyum mia membalas sapaan Hafid “ya hafid ada apa?”. Hafid boleh ngomong sesuatu ngak sama Mia” Tanya hafid. Mia menjawab “ ngomong aja Fid ada apa memangnya kelihatan serius banget”.  Mia sebenrnya hafid ngak mau lagi kita bersahabat!” kata hafid. Dengan terkejut mia merespon “maksud Hafid apa?” Hafid mulai menerangkan gejolak hatinya. “begini mia maksud Hafid, Hafid ingin kita berhubungan lebih dari sekedar teman ya itulah Hafid suka pada Mia, mau gak Mia jadi pacar Hafid?”. Mia menjawab “ ah Hafid ada ada aja, kita ini masih anak-anak mana boleh gituan, udah deh, Mia pergi dulu ya. Mia langsung berlalu dengan tidak sedikitpun mempertimbangkan perasaan hati Hafid kepadanya. 
Waktu terus berlalu dari heri kehari bulan ke bulan dan tahun ke tahun. Hingga tibalah masa dimana Ma dan Hafid telah menamatkan pendidikan SMA. Kali ini Hafid kembali memburu cinta Mia karena Hfid berpikir jika dulu alasan mia karena masih anak-anak kali ini mungkin akan diterima karena Mia sudah menamtkan sekolah SMA. Hafid datanf berkunjung kerumah Mia dengan mebawakan bunga sebagai pelengkap ungkapan cintanya kali ini kepada Mia. “Mia skarang kita sudah menamatkan jenjang sekolah SMA, apakah kamu sudah siap menerima Hafid sebagai pacar kamu?” tanya Hafid dengan serius. Mia menjawab dengan bersahaja“maaf Fit, Mia rasa sekarang ini juga belum waktu kita berpacaran, Mia belum siap karena ingin fokus dulu untuk melanjutkan ke jenjang pedidikan selanjutmya” hafid hanya terdiam dan tidak bisa berkata apa apa lagi karena dia sangat menghargai keputusan Mia, lagian Hafid berpikir jika Mia bukan menolaknya tetapi belum masanya saja untuk menerima Hafid. Kemudian hafit pamitan untuk pulang. 

Masa kuliah mereka jalani, kebetulan Hafid diterima di fakultas Kedokteran disalah satu kampus di pusat Ibukota Provinsi di daerahnya, sedangkan Mia melanjutkan studinya di kota lain di fakultas Ekonomi. Waktu terus belalu hingga akhirnya mereka sama-sama akan meyelesaiakan studi mereka, ketika mereka sudah melaksanakan wisuda, Hafid mendatangi Mia di kota tempat dia Kuliah dulu dimanan sekarang ini Mia sedang meniti karirnya bekerja di salah satu perusahaan ternama di Ibukota tersebut. Hafid yang telah terlebih dahalu menayakan alamat Mia kepada orang tuanya dikampung mendatangi tempat keidaman Mia. Mai agak terkejut dengan kehadiran hafid. Setelah mereka berbicara seadanya mengenai kegiatan masing-masing dimana Mia bekerja sebagai Bendahara Perusahaan dan Hafid sedang Menyelesaikan Pendidikan Dokter Spesialis tibalah masanya kembali Hafid mengutarakan pesaraananya kembali kepada Mia yang sudah lama dia harapkan sewaktu mereka masih duduk di bangku SMA. “Mia bagaimana dengan sekarang ini, apakah wakgtu sekarang sudah tepat buat mia meberima pinanganku, aku serius mia, kali ini aku bukan hanya ingin menerima cintamu, akan tetapi saya ingin langsung menikahi mu jika kamu siap untuk menerima saya” kata Hafid. Mia tidak bisa berkata matanya berkaca-kaca mendengar ucapak Hafid tersebut, terbsit rasa kagum di hatinya akan kesetian Hafid yang selalu mengarapkan cintanya daro dulu. Dengan terbata-bata Mia menjawab” Fit kamu itu adlah sahabat aku yang terbaik yang pernah ada, dan saat ini aku sangat tidak beralasan untuk menolak ponangan kamu, sebenarnya jujur saja aku juga punya perasaan ang sam pada kamu ketika kita sama-sama di bangku SMA, akan tetapi aku menolak perasaan tersebut karena bagiku pacaran itu bukanlah hal yang bagus, karena saya hanya ingin berpacaran setalah menikah, sehingga segalanya akan terasa sangat indah. Teimakasih telah sudi untuk menunggu cintaku dalam waktu yang sangat lama, dan sekarang aku siap untuk kamu pinang menjadi itri mu” , mendengar jawaban tersebut hafid sangat bahagai kerana dia akan mendapatkan perempuan yang salam ini selalu menyita ruang hatinya semenjak dia di SMA. 

Taklama kemuaid merekanpun menikah, dan hidup dengan bahagia dan dikarunia satu putra dan 2 putri, mereka hidup dengan lebih dari ukuran berkeculupan, Hfaid yang berprofesi sebagai dokter spesialis dan Mia kini mulai meniti perusahan sendiri dengan dukungan baik moril ataupun materil dari sang auaminya.        

Sunday, February 26, 2017

Pahlawan Hati yang Hilang untuk selamanya

Pahlawan hati yang Hilang untuk selamanyaSurya mulai menjingga, azan magrib berkumandang diseluruh mesjid, hati ibu mulai gelisah karena ayah tidak pulang sejak dua hari yang lalu. Sekumpulan orang yang entah dari mana datangnya berseragam loreng dengan muka garang menyeret ayah entah kemana. Aku dan ibu hanya bisa menangis di sudut rumah, semenjak itu kami tidak lagi mendengar kabarnya apalagi melihat ayah. Akhirnya ibuku bangkit dari tempat duduknya dan pergi kekamar mandi mengambil handuk untuk menunaikan shalat magrib, dari raut wajahnya terlihat jelas kecemasan akan keadaan ayah, namun dia tetap berusaha tetap tegar dan menyembunyikannya dari ku.     

Diluar rumah terdengar letusan-letusan senjata, ibu cepat-cepat membereskan mukenanya dan segera berrgegas menemuiku dikamar yang lagi sendirian. Ibu memelukku dengan erat disertai air mata yang mengalir membasahi kedua pipinya. Mulutnya tidak henti-hentinya beristughfar menyebut nama Allah sambilan menyelipkan doa untuk keselamatan ayah, sementara aku hanya terdiam membisu menyaksikan semua itu. 
Pahlawan hati yang Hilang untuk selamanya
Cerpen Pahlawan hati yang Hilang
Ayahku adalah seorang pedagang yang lumayan sukses dikampungku, ayah juga tergolong salah seorang yang terpandang dan disegani oleh semua orang di desaku karena kebaikan budinya. Ayahku juga dipercaya oleh semua masyarakat untuk menjual semua hasil bumi di desa kami untuk dijual ke pusat kota kecamatan di daerah kami. Namun tidak semua orang berpandangan positif atas kepercayaan yang diterima oleh ayahku dari masyarakat kampung tersebut. mungkin ada satu atau dua orang yang merasa iri dengan kepercayaan yang dimiliki oleh ayahku tersebut. Dimana pada akhirnya ada salah seorang yang merasa iri dengan ayahkau dan tega menfitnah beliau jika ayahku adalah salah satu orang yang memberikan makanan untuk Kombatan GAM kapada aparat kemananan yang sedang nge pos di desa tetangga.
Suara letusan senjata kini sudah mulai reda, tiba-tiba terdenbgar suara ketukan pintu di rumah kami, kami semua terdiam dan tidak berani membukan pintu. “ini aku adam, ani” terdengar suara di balik pintu. Wajah ibu seketika berubah menjadi berseri-seri, tanpa dikomando ibuku langsung bergegas membuka pintu, ibu menangis melihat kondisi ayah yang terluka, lemah dan tak berdaya, ibu memapah tubuh ayah untuk duduk dan menyuruhku untuk tidur. Setelah seminggu berlalu, kondisi ayahku kini sudah mulai membaik, ayah memutuskan untuk berdagang ke kota ibu melarang tetapi ayah tetap bersisikeras dengan keputusannya. 

Hari sudah mulai petang, ibu merasa cemas karena ayah belum juga pulang, ibu berusaha menpis hayalan yang tidak-tidak tentang ayah karena yah belum ke,bali, malam itu ibu menghabiskan malam dengan hati yang gelisah. Sayup-sayup sinar sang surya perlahan menjulurkan lidah kehidupanya untuk menerngi setiap lereng-lereng pegunungan menghidupkan semangat penduduk desa untuk menjalani pekerjaan dipagi hari yang cerah itu. Begitu juga dengan ibuku yang sedari tadi sibuk membersihkan perkarangan rumah dengan begitu bersemangat dan di iringin oleh riyuh-riang celotehan anak-anak yang bermain di halamn rumahku.  Akupun tak ketingggalan meluapkan kegembiraan dipagi itu dengan bermain diperkarangan rumahku, aku berlri kesan-kemari untuk mencari seteka tanah yang cocok untuk aku coret-coret dengan kayu kecil ditngganku. Kemudian aku mencot=ret-coret di atas tanah tersebut yang kemudian terbentuk gambar yang aku anggap sebagai gambar ayah dan diriku. Aku terpukau dan tak henti-hentinya memnadang mungkin bagi sebagian orang itu hanyalah sebuah coret moret yang tidak berbentuk apa-apa namun bagiku itu adalah sudah sangat luar biasa bagi ku. Tanpa  kusadari ternyata gambar ayah yang kugambarkan tadi terhapus oleh jejak kaki anak yang lewat, namun akau tetap memandang lukisan wajah ayah dengan lekat-lekat ternyata ada bagian gambar yang rusak, seketika itu akupun kesal dan hendak memarahi anak tersebut namun suaraku tertahan. Seketika itupun ibu datang meyurukuhku untuk segara masuk kedalam rumah. 

Kemudian ibu langsung mengunci pintu dan semua jendela dan memelukku dengan erat. Entah apa yang kurasa pagi itu, yang jelas hanya suara letusan senjata yang terdengar oleh ku. Ibu memelaukku semakin erat sambil memanjatkan doa, sementara aku hanya bungkam dan tak atu apa yang terjadi, kulihat mata ibuku yang berkaca-kaca dan tetesan bening itupun mengalir membasahi keuda pipinya. Kami sangat ketakutan, peristiwa itu berlangsung sekitar dua puluh lima menit. Selama itupula ibuk memelukku dengan erat. Tak lama kemudia keadaan kembali normal, semua kebisingan senjata itu sudah tudak terdengar lagi yang tertinggal hanyalah hanyalah ketakutan yang medalam, dengan tidak melepaskan puelukannya, iu berusa mengintip dari celah-celah dinding rumah untuk memastikan jika keadaan sudah benar-benar normal namun tuba-tiba seseorang mengetuk pitu rumah kami, dengan perasaan was-was ibu mencob berpikir sejenak membuka pintu atau tidak. Namun pintu itu terus diketuk yang harus mau tidak mau ibu harus membukanya. Ibu membuka pintu rumah kami dan dia melihat pak rahmat dan penduduk kampung yang datang kerunahnya. Kemudian ibu bertanya” ada perlu apa pak?”. Heran tak biasanya pak rahmat datang kerumah. Kemudian pak rahmat kenjelaskan segala sesuatu yang terjadi kepada ayahku, sontak ibu terhenyak dan membisu, ibu belum bisa menerima semua kenyataan bahwa ayah telah tiada menghilang dimabil sibaju lorenga ketika pulang dari berdngan di kota semalam.  
Karya Anak MA Darul Aitami  


Saturday, February 25, 2017

Dihari Kepergian Sang Ibunda Tercinta

Suasana anak-anak sebayaku membuat suasana menjadi semakin damai. Semua pada lagi asiknya bermain, suasana sangat menyenangkan sekali, dan mentari terasa sangat-sangat terik seolah-olah memarahiku agar aku segera kembali kerumah.
Di rumah banyak sekali orang-orang pada berdatangan, aku sama sekali tidak tahu apa yang sebenrnya sedang terjadi di rumahku. Aku terdiam seketika disusul ayah yang kenudian menarik tangganku dengan mata berbinar.
Dihari Kepergian Sang Ibunda Tercinta
Kepergian Sang Ibunda Tercinta

Ayah... mengapa rumah kita menjadi ramai? Tanyaku kebingungan. “ayo nak ikut ayah” ayah membawa ku ke dalam ruma, lalu aku bertanya lagi “apa yang terjadi ayah?” dan jangan katakan jika yang sedang terbaring itu ibu” ujar ku, namun  keadaan berkata lain. 
Isak tangis ku tersedu-sedu melihat kabut-kabut nakal begitu cepat merenggut nyawa ibuku, wanita yang  sangat ku kasihi, tempat dimana aku mencari syurga illahi. Mengapa semua terasa berlalu begitu cepat, bagaikan petir disiang bolong keluh ku.
Ayah ku berujar “ayah juga tidak menginginkan ibu mu pergi begitu cepat, namun ajal telah datang menjemputnya disaat kamu dan ayah mesih sangat membutuhkannya.  Kemudian ayah menjelaskan kejaidian yang terjadi kepada ibu ssat di menghembuskan nafas terakhirya. “ayah juga tidak tahu secara pasti tetapi yang jelas itu semua disebabkan oleh penyakit ibu yang sudah terun temurun dari kakek mu sampai kepada almarhum ibu mu” memang ibu sakit apa? Dan mengapa beliua tidak penah menceritakannya kepada ku” tanya ku. Suasana senyap seketika auah menunduk entah apa yang sedang ayah pikirkan akupun tidak tahu. 

Kemudian ayah melanjutkan katanya “ sebenarnya ibu kamu mau memberitahu mu tentang penyakitnya ini, akan tetapi ibu kamu takut jika itu akan menjadi beban pikiran mu’ kemudian aku melanjutkan ucapanku “bagaimana bisa ibu terlihat begitu sehat selama ini? Ayah tidak bisa berkata apa-apa lagi dan meninggalkan ku sendiri yang masih terisak isak. 

Ditengah perjalanan menuju pemakaman ibu, aku tidak menoleh kemanapun, mataku hanya tertuju pada kerenda yang sedang di susung oleh orang-orang untuk mengantarkan ibundaku tercinta ke tempat pembaringannya yang terakhir. Bathinku sangat pilu ketika melihat ibuku benar-benar memejamkan matanya ketika kain kapan dibuka talinya saat tubuh terbujur tersebut dibaringkan di liang lahat sebagi tenpat istirahat yang terakhir. “doakan ibumu semoga bahagia di alam sanan” ucap ayahku sambil terisak. 
Sebelum aku dan ayahku meninglkan pusara, aku sempat memanjatkan doa dengan tulus supaya ibuku di tempatkan di tempat syurga firdaus oleh sanga yang maha khaliq. Dan aku berharap semoga kelak kami dipertemukan kembali di alam syurga. 
Rasanya aku sangat berat meningalkan pusara ibuku, namun aku tidak dapat merbuat apa-apa karena semua orang sudah berlalu yang tinggal kini hanya aku dan ayahlku saja, dan ayah mengajakku untuk kembali kerumah untuk mendoakan ibu.

Dalam senja aku berharap akan ada bianglala-binaglala menggodaku dengan warnanya yang idah. Aku yakin dibalik indahnya bianglala ada ibu yang telah menjadi bidadari-bidadari syurga untuk ayah. Aku tersenyum kecil membayangkan jika itu benar-benar menjadi kenyataan.
Aku melirik ke ayah, ternyata ayah sedang diam membisu menatap lukisan-lukisan fana tentang ibu. “ayah sedang memikirkan ibu ya?” tanyaku memecahkan keheninggan. 

Eh kamu ada ada aja sergah ayah. “Tetapi benrkan ayah lagi memikitkan ibu?” godaku. Namun ayah hanya diam membisu saja. 
Pagi ini mendung datang kembali menggantung di atas atap rumah ku, gerimis mulai turun semua sayu dan membisu. Tanpa aku tahu makna dari itu aku malah membatin “mungkin ini adalah sebuah pertanda jika ibu ku sedang sedih karena sedang meridui aku dan ayahku”. Ah bukankah tidak ada yang abdi di dubia ini semua fana dimana semua akan punah ditelah massa. 
Malam yang dingin membuat aku terbawa dalam mimpi yang ditemani bintang-bintang dan bulan. Aku melihat ibuku berpakaian serba putih wajah ibuku bersinar-sinar dan aku malah terus melangkah mendekati ibuku. “ kau terlihat sangat cantik ibu” ucapku. Ibuku hanya tersenyum dan tidak menjawab satu patah katapun. Aku dan ayah disini sangat merindukan ibu maukah ibu kembali bersama kami lagi disini” tanyaku. “Ayolah ibu aku mohon” pintu ku lagi. Kemudian ibuku menjawab maaf nak ibu tidak bisa dan agar kamu tahu saja jika ibu sangat bahagia disini, dan ibu juga selalu merindukan mu dan ayahmu”, jawab ibuku sambl terus berlalu. 

Karya Siswi MA darul Itami 
   
   

    
   

Thursday, November 24, 2016

Kisah Legenda Putri Naga (Legenda Kota Tapaktuan)

Kisah Legenda Putri Naga Kota Tapaktuan. Suatu masa dahulu kala, hiduplah dua ekor naga di sebuah gua dekat laut, mereka sangat mengahrapkan dikarunia seorang anak namun sayang tuhan belum menjawab doa mereka.’Ooh suamiku saya tidak tahu kenapa tuhan belum mengkarunia kita anak’ ucap naga betina kepada suaminya. “Oh istriku jangan berkata demikian karena saya sangat yakin Tuhan pasti akan mengkarunia kita anak dalam waktu dekat jika saja kita terus berusaha dan berdoa dan jangan pernah putus asa. kata naga jantan dengan bijak. 


Pada suatu hari, sebuah bot kecil berhenti di tepi pantai berhampiran dengan gua tempat naga tinggal. Naga jantan melihat bayi mungil dengan orang tuanya di dalam boat tersebut. Oh istriku lihatlah kesana di atas boat itu ada anak bayi yang sangat mungil di pangkuan orang tuannya, sungguh bahagianya mereka memiliki bayi semungil itu, ah bagaimana jika kita mangambil bayi tersebut dan mengadopsinya sebagai anak kita sehingga tidak ada lagi kesunyian di tempat kita ini’. Kata naga jantan. “Oooohh itu idea bagus suamiku, bagaimana jika kamu menyerang kedua orang tuanya semetara aku merampas bayi mereka dan melarikannya ke gua“. Kata naga betina. Tak lama kemudian naga jantan menyerang kedua orang tua bayi tersebut hingga tewas, sementara naga betina mengambil bayi mereka dan menyembunyikan di dalam gua, dan hari itu merupakan hari yang terakhir kalinya bayi itu melihat kedua orang tuanya. 

Hari demi hari, bayi tersebut tumbuh menjadi seorang gadis jelita, tetapi dia tidak mengetahui jika kedua naga tersebut bukanlah orang tua kandungnya. Suatu hari ketika kedua ekor naga tersebut sedang mancari makanan di hutan, gadis tersebut keluar dari gua dan berjalan-jalan menyusuri pantai, “ooh aku merasa bebas hari ini untuk melihat keindahan panorama tepi pantai ini, wow itu sungguh sebuah pemandangan yang menakjubkan dimana lautannya biru dan bersih dan pepohonan yang rimbun’. Ketika gadis itu menyesuri pantai dengan tidak disengaja dia melihat makluk lain yang mirip dengan dirinya, dia mengguman“ siapa mereka dan mengapa mereka kelihatan sama dengan diriku, dan mengapa aku sangat berbeda dengan kedua orang tuaku, saya ingin tahu mengapa aku sama dengan mereka’. Kemudian dia melamun dan berpikir di tepi pantai mengapa dia sangat berbeda dengan orang tua nya yang selama ini dia kenal. 

Setelah mempertimbangkan dengan matang, dia memutuskan untuk meninggal gua dan pergi ke desa yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal nya, saya pikir saya harus meninggalkan gua ini dan hidup dengan makluk disana yang lebih mirip dengan aku siapa tahu aku bisa mendapatkan informasi tentang keberadaan orang tuaku yang sebenarnya. Tak lama kemdian dia berjumpa dengan orang kampuang itu dan dia mereasa sangat nyaman dengan masyarakat desa tersebut sampai dia melupakan kedua naga tersebut yangdia kenal sebagai orang tuanya.

Ketika kedua naga tersebut kembali ke gua dan mendpati putri mereka sudah hilang, kedua naga tersebut menyerit sekeras-kerasnya sampai suara mereka terdengar kekampung tadi. Adakah yang mau memberitahukan keberadaan putri kami? Atau kalian semua akan saya makan hidup-hidup. Kata naga jantan. Mendengar ancaman tersebut orang kampung menjadi takut dan melarikan diri untuk mencari pertolongan kepada sorang batapa sakti yang sedang bersemedi di dalam sebuah gua.. “Oh betapa sakti kami mohon maaf yang sebesarnya karena telah mengganggu persemedian mu, kami kesini ingin meminta bantuan mu untuk membunuh naga karena mereka akan memakan kami. 

Kemudian betapa sakti berkata “baiklah wahai para penduduk akau akan mencoba membantu kalian semua’. Kedua naga tersebut terus mengejar para penduduk hingga sampai ketempat betapa sakti itu, melihat bepata sakti yang menunjukan sikap menantang naga jantan berkata “ ha ha ha ha kamu mau menjadi pahlawan kesiangan buat mereka, kamu harus beroikir ulang untuk menentang kami atau kasian nanti jika seorang betapa sakti mati kami telan hidup-hidup ha ha ha ah ejak sang naga jantan. Tak lama kemudian kedua naga tersebut terlibat pertarungan seru dengan betapa sakti tersebut sampai kedua naga tersebut mati. Sampai sekarang tempat dimana naga dan betapa sakti itu bertarung di namakan guliran naga. Sementara bekas tapak kaki betapa sakti tersebut dikenal dengan tapaktuan yang sekarang menjadi ibu kota Kabupaten Aceh Selatan.