Kisah Legenda Putri Naga (Legenda Kota Tapaktuan) - Pondok Belajar

Thursday, November 24, 2016

Kisah Legenda Putri Naga (Legenda Kota Tapaktuan)

Kisah Legenda Putri Naga Kota Tapaktuan. Suatu masa dahulu kala, hiduplah dua ekor naga di sebuah gua dekat laut, mereka sangat mengahrapkan dikarunia seorang anak namun sayang tuhan belum menjawab doa mereka.’Ooh suamiku saya tidak tahu kenapa tuhan belum mengkarunia kita anak’ ucap naga betina kepada suaminya. “Oh istriku jangan berkata demikian karena saya sangat yakin Tuhan pasti akan mengkarunia kita anak dalam waktu dekat jika saja kita terus berusaha dan berdoa dan jangan pernah putus asa. kata naga jantan dengan bijak. 


Pada suatu hari, sebuah bot kecil berhenti di tepi pantai berhampiran dengan gua tempat naga tinggal. Naga jantan melihat bayi mungil dengan orang tuanya di dalam boat tersebut. Oh istriku lihatlah kesana di atas boat itu ada anak bayi yang sangat mungil di pangkuan orang tuannya, sungguh bahagianya mereka memiliki bayi semungil itu, ah bagaimana jika kita mangambil bayi tersebut dan mengadopsinya sebagai anak kita sehingga tidak ada lagi kesunyian di tempat kita ini’. Kata naga jantan. “Oooohh itu idea bagus suamiku, bagaimana jika kamu menyerang kedua orang tuanya semetara aku merampas bayi mereka dan melarikannya ke gua“. Kata naga betina. Tak lama kemudian naga jantan menyerang kedua orang tua bayi tersebut hingga tewas, sementara naga betina mengambil bayi mereka dan menyembunyikan di dalam gua, dan hari itu merupakan hari yang terakhir kalinya bayi itu melihat kedua orang tuanya. 

Hari demi hari, bayi tersebut tumbuh menjadi seorang gadis jelita, tetapi dia tidak mengetahui jika kedua naga tersebut bukanlah orang tua kandungnya. Suatu hari ketika kedua ekor naga tersebut sedang mancari makanan di hutan, gadis tersebut keluar dari gua dan berjalan-jalan menyusuri pantai, “ooh aku merasa bebas hari ini untuk melihat keindahan panorama tepi pantai ini, wow itu sungguh sebuah pemandangan yang menakjubkan dimana lautannya biru dan bersih dan pepohonan yang rimbun’. Ketika gadis itu menyesuri pantai dengan tidak disengaja dia melihat makluk lain yang mirip dengan dirinya, dia mengguman“ siapa mereka dan mengapa mereka kelihatan sama dengan diriku, dan mengapa aku sangat berbeda dengan kedua orang tuaku, saya ingin tahu mengapa aku sama dengan mereka’. Kemudian dia melamun dan berpikir di tepi pantai mengapa dia sangat berbeda dengan orang tua nya yang selama ini dia kenal. 

Setelah mempertimbangkan dengan matang, dia memutuskan untuk meninggal gua dan pergi ke desa yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal nya, saya pikir saya harus meninggalkan gua ini dan hidup dengan makluk disana yang lebih mirip dengan aku siapa tahu aku bisa mendapatkan informasi tentang keberadaan orang tuaku yang sebenarnya. Tak lama kemdian dia berjumpa dengan orang kampuang itu dan dia mereasa sangat nyaman dengan masyarakat desa tersebut sampai dia melupakan kedua naga tersebut yangdia kenal sebagai orang tuanya.

Ketika kedua naga tersebut kembali ke gua dan mendpati putri mereka sudah hilang, kedua naga tersebut menyerit sekeras-kerasnya sampai suara mereka terdengar kekampung tadi. Adakah yang mau memberitahukan keberadaan putri kami? Atau kalian semua akan saya makan hidup-hidup. Kata naga jantan. Mendengar ancaman tersebut orang kampung menjadi takut dan melarikan diri untuk mencari pertolongan kepada sorang batapa sakti yang sedang bersemedi di dalam sebuah gua.. “Oh betapa sakti kami mohon maaf yang sebesarnya karena telah mengganggu persemedian mu, kami kesini ingin meminta bantuan mu untuk membunuh naga karena mereka akan memakan kami. 

Kemudian betapa sakti berkata “baiklah wahai para penduduk akau akan mencoba membantu kalian semua’. Kedua naga tersebut terus mengejar para penduduk hingga sampai ketempat betapa sakti itu, melihat bepata sakti yang menunjukan sikap menantang naga jantan berkata “ ha ha ha ha kamu mau menjadi pahlawan kesiangan buat mereka, kamu harus beroikir ulang untuk menentang kami atau kasian nanti jika seorang betapa sakti mati kami telan hidup-hidup ha ha ha ah ejak sang naga jantan. Tak lama kemudian kedua naga tersebut terlibat pertarungan seru dengan betapa sakti tersebut sampai kedua naga tersebut mati. Sampai sekarang tempat dimana naga dan betapa sakti itu bertarung di namakan guliran naga. Sementara bekas tapak kaki betapa sakti tersebut dikenal dengan tapaktuan yang sekarang menjadi ibu kota Kabupaten Aceh Selatan. 


No comments:

Post a Comment

terimakasih telah berkomentar