A. Konsep Pembelajaran Menulis
Proses Pembelajaran menulis merupakan bagian dari pembelajaran bahasa, pada saat ini mengalami perkembangan pesat. Apalagi Dengan adanya jenis pendekatan humanistik, dimana pendekatan ini lebih mengutamakan peranan siswa dan berorientasi pada kebutuhan siswa, pembelajaran bahasa sedemikian mendekati harapan.
Proses Pembelajaran menulis dan mengkaji beberapa keterampilan pembelajaran (berbicara, menyimak dan membaca). Melalui keterampilan Menulis ini, peserta didik diharapkan mampu mengembangkan kreativitas, intuisi, imajinasi dan daya nalar mereka. Prinsip penting dalam pembelajaran menulis adalah materi pembelajaran yang disajikan kepada siswa harus setingkat/sesuai dengan kemampuan mereka pada suatu tingkatan/tahapan pembelajaran yang telah ditentukan. Proses Belajar mengajar memang merupakan upaya yang memakan waktu cukup lama, dari keadaan tidak tahu menjadi tahu, dari yang sederhana hingga yang sulit (rumit). Semestinya Ini sesuai dengan ukuran kemampuan peserta didik, materi pembelajaran yang akan disajikan hendaknya juga diklasifikasikan dengan mempertimbangkan tingkat kesukaran dan kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Tanpa adanya kesesuaian antara siswa dengan materi yang diajarkan, pembelajaran yang disampaikan akan mengalami kegagalan.
(Baca Pengertian dan Hakikat Penulisan Teks Argumentasi)
(Baca Langkah-Langkah Belajar Menulis Puisi)
Pembelajaran menulis menyibukkan para siswa untuk belajar bahasa. Menulis di sini dimaksudkan sebagai suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan akibat adanya hubungan antara manusia satu dengan yang lain. Proses berkomunikasi secara tertulis ini berlangsung melalui tiga media, yaitu; (1) visual (nonverbal), (2) oral (lisan), (3) written (tulis) (Tarigan, 1993:19).
Pembelajaran menulis sangat erat hubungannya dengan komunikasi lisan dan komunikasi tulis karena sifat penggunaannnya yang saling berkaitan dalam apsek ilmu bahasa. Terdapat sejumlah situasi yang sekaligus membutuhkan kedua-duanya, dan situasi-situasi lainnya yang membutuhkan dua bahkan tiga jenis media. Tarigan (1993:19) membagi empat jenis aspek proses komunikasi, yaitu: (1) komunikator, (2) pesan, (3) saluran, dan (4) audience (penonton, pendengar dan pemirsa). Keempat jenis aspek proses komunikasi itu sangat penting dalam melakukan kegiatan menulis. Kemampuan menulis akan mudah dikuasai apabila penulis mampu menerjemahkan keempat aspek proses komunikasi tersebut. Berkaitan dengan penjelasan di atas, ada beberapa hal yang perlu disikapi dallam melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis, antara lain:
1) Tujuan Pembelajaran menulis
Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan bahasa yang semakin penting untuk dikuasai. Membina dan meningkatkan kemampuan menulis diharapkan dapat bermanfaat untuk keperluan di masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai dalam kemampuan menulis ini, antara lain: memberitahukan, meyakinkan, menghibur, dan mencurahkan perasaan. Tujuan-tujuan tersebut lebih lazim disebut sebagai tujuan memberitahukan / mengajar, tujuan meyakinkan/mendesak, tujuan menghibur / menyenangkan dan tujuan ekspresif diri (Tarigan, 1993:23).
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran menulis dibagi menjadi empat, yaitu: (a) tujuan persuasif, dimana penulis akan berusaha membawa perasaan pembaca agar pembaca memiliki keyakinan yang besar terhadap pesan yang disampaikannya dan berusaha untuk dapat menerapkan pesan tersebut itu dengan penuh kesadaran (kerelaan); (b) tujuan informatif, penulis berusaha memberikan informasi sejelas-jelasnya kepada pembaca agar kesan/pesan yang ingin digambarkan dapat dimengerti oleh para pembaca yang telah dibuat; (c) tujuan ekspresif, penulis berusaha mencurahkan perasaan yang sedalam-dalamnya kepada pembaca, (d) tujuan literer, penulis berusah menghibur dan menyenangkan pembaca sehingga pembaca bisa memeroleh kesan yang kuat terhadap pesan yang disampaikan penulis;.
Berdasarkan keempat tujuan di depan, kemampuan menulis memberikan beberapa keuntungan bagi orang yang bersangkutan (penulis), antara lain: (a) penulis dapat mengembangkan berbagai gagasan; (b) penulis lebih mengenali kemampuan dan potensi diri; (c) penulis lebih mengenali kemampuan dan potensi diri; (d) penulis dapat memperjelas permasalahan yang samar-samar; (d) penulis dapat memperluas wawasan teoretis dan praktis; (e) penulis dapat menilai gagasan sendiri secara objektif; (f) penulis dapat mendorong belajar secara aktif; dan (g) penulis dapat memecahkan masalah; (h) penulis membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib.
2) Fungsi Menulis dan Manfaat Pembelajaran Menulis
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Menulis sangat penting dalam dunia pendidikan karena memudahkan seseorang berpikir kritis. Di samping itu, menulis dapat memperdalam persepsi, memecahkan masalah, dan menjelaskan pikiran kita. Menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi juga berpikir bagi pembaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu dari tugas penting seorang penulis adalah harus menguasai prinsip-prinsip berpikir dan menulis, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuan yang diharapkan.
Ikhwan Sopa (2005) menyatakan manfaat menulis bagi pribadi sebagai berikut:
‘Manfaat pribadi yang bisa diperoleh dengan menulis adalah:
- Pengetahuan yang lebih mendalam;
- Koneksi dan jaringan untuk kepentingan karir;
- Financial reward;
- Motivasi sosial dan personal yang meningkat;
- Kredit akademis;
- Hubungan dengan dunia ilmu yang tak terputus;
- Kemampuan yang lebih baik dalam aspek komunikasi lainnya seperti membaca, mendengarkan dan berbicara;
- Kemampuan yang lebih bagus dalam bekerja secara berkelompok (group);
- Peningkatan percaya diri dan personal branding;
- Peningkatan dalam kemampuan presentasi;
- Anda telah membuka pintu-pintu baru bagi masa depan anda dengan lebih baik;
- Anda siap dengan analisis dan argumentasi akurat di semua bidang;
- Anda melakukan/menjalani profesi anda dengan lebih baik dan dengan masa depan yang lebih baik;
- Prefesional plus. Nilai plus-lah yang bisa memperpanjang karir anda dan membangun berbagai harapan dan cita-cita;
- Ini adalah kesempatan bagi anda untuk berinvestasi.
- Anda sudah mulai membenahi apa-apa yang sudah anda pelajari sejak kecil dengan cara mengembangkan diri dan profesi;
Memperhatikan uraian di depan, manfaat menulis bagi penulis itu sendiri antara lain: (a) dapat mengembangkan berbagai gagasan; (b) dapat mengenali kemampuan dan potensi diri; (c) dapat menilai gagasan secara objektif; (d) dapat mengorganisasikan gagasan secara sistematis; (e) lebih mudah memecahkan masalah; (f) lebih banyak menyerap, mencari dan menguasai informasi; (g) mendorong belajar secara aktif; (h) membiasakan berpikir dan berbahasa secara tertib.
B. Tahap-tahap Penulisan
Menulis merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan. Yang di dalamnya terdapat beberapa tahap-tahap penulisan, meliputi tahap pra penulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi (Sabarti Akhadiah dkk, 1996: 2-5). Ketiga tahap penulisan itu menunjukkan kegiatan utama yang berbeda. Dalam Tahap Prapenulisan ditentukan hal-hal pokok yang mengarahkan penulis dalam seluruh kegiatan penulisan itu. Dalam Tahap Penulisan kita mengembangkan gagasan dalam kalimat-kalimat, satuan paragraf, bab atau bagian. Sedangkan dalam Tahap Revisi yang dilakukan ialah membaca dan menilai kembali yang telah ditulis, memperbaiki, mengubah bahkan jika perlu memperluas tulisan tadi. Menurut Sabarti akhadiah,dkk (1996: 2-5) Tahap-tahap yang harus dilalui dalam menulis meliputi;
a. Tahap Penulisan
Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis, dimana di dalamnya mencakup beberapa langkah-langkah kegiatan jika menulis karangan meliputi;
1) Menentukan Topik
Ini berarti seorang penulis menentukan apa yang akan dibahas di dalam tulisan. Topik ini dapat diperoleh dari berbagai sumber ilmu, pengalaman dan pengamatan. Seorang penulis dapat menulis tentang pendapat, sikap dan tanggapan sendiri atau orang lain atau tentang khayalan/imajinasi yang dimilikinya. Dalam menentukan topik karangan harus selalu mengenai fakta.
2) Membatasi Topik
Membatasi topik berarti mau mempersempit/memperkecil lingkup pembicaraan. Untuk mempermudah pembahasan digunakan gambar, bagan, diagram atau cara visualisasi yang lainnya.
3) Menentukan tujuan penulisan
Dengan menentukan tujuan penulisan kita tahu apa yang akan dilakukan pada tahap penulisan, bahkan apa yang diberlakukan.
4) Menentukan bahan penulisan
Yaitu semua informasi atau data yang dipergunakan untuk mencapai data penulisan.
5) Membuat kerangka karangan
Penyusunan kerangka karangan merupakan kegiatan terakhir pada tahap persiapan/pra penulisan.
b. Tahap Penulisan
Pada tahap ini penulis membahas setiap butir topik yang ada di dalam kerangka yang disusun. Dalam mengembangkan gagasan menjadi suatu kerangka yang utuh, diperlukan bahasa. Dalam hal ini penulis harus menguasai kata-kata yang akan mendukung gagasan. Ini berarti bahwa penulis harus mampu memilih kata dan istilah yang tepat sehingga gagasan dapat dipahami pembaca dengan tepat pula. Kata-kata itu harus dirangkaikan menjadi kalimat efektif selanjutnya kalimat-kalimat tersebut harus disusun menjadi paragraf persyaratan dan ditulis dengan ejaan yang berlaku disertai tanda baca yang digunakan secara tepat.
c. Tahap Revisi
Sebuah tulisan perlu dibaca kembali pada tahap ini, pada tahap ini biasanya penulis meneliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, daftar pustaka dan sebagainya. Jika tidak ada lagi yang kurang memenuhi syarat maka selesailah tulisan kita.
Ini berarti seorang penulis menentukan apa yang akan dibahas di dalam tulisan. Topik ini dapat diperoleh dari berbagai sumber ilmu, pengalaman dan pengamatan. Seorang penulis dapat menulis tentang pendapat, sikap dan tanggapan sendiri atau orang lain atau tentang khayalan/imajinasi yang dimilikinya. Dalam menentukan topik karangan harus selalu mengenai fakta.
No comments:
Post a Comment
terimakasih telah berkomentar