Pengertian dan Hakikat Penulisan Teks Argumentasi - Pondok Belajar

Tuesday, March 14, 2017

Pengertian dan Hakikat Penulisan Teks Argumentasi

Tulisan Argumentasi
Argumentasi adalah semacam wacana yang berusaha membuktikan suatu kebenaran. Lebih lanjut sebuah argumentasi berusaha mempengaruhi serta mengubah sikap dan pendapat orang lain untuk menerima suatu kebenaran dan menyajikan bukti-bukti mengenai objek yang dapat diargumentasikan itu (Gorys Keraf, 1995: 10). Argumentasi dilihat dari suatu proses berpikir dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan untuk membentuk penalaran dan menarik kesimpulan serta menerapkannya (aplikasi) pada suatu kasus tertentu dalam subuah perdebatan tertentu.
Pengertian dan Hakikat Penulisan Teks Argumentasi
Pengertian dan Hakikat Penulisan Teks Argumentasi
Argumentasi sebagai suatu bentuk karangan eksposisi yang khusus ( Jos Daniel Perera, 1993: 6). Pengarang argumentasi  berusaha untuk meyakinkan, membujuk pembaca atau pendengar untuk percaya dan menerima apapun yang dikatakan, pengarang selalu memberi pembuktian dengan logis dan meyakinkan.

(Baca Pengertian Cerpen dan Struktur Penulisannya)
(Baca Pengertian Jenis dan Tingkatan Tema dalam Sebuah Penulisan)

Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Dalam dunia ilmu pengetahuan, argumentasi itu tidak lain adalah merupakan usaha untuk menentukan kemungkinan-kemungkinan atau mengajukan bukti-bukti untuk menyatakan suatu sikap atau pendapat mengenai hal tertentu. Argumentasi sangat penting fungsinya dalam kehidupan orang-orang terdidik, tidak hanya sangat efektif untuk mempertahankan pendirian atau gagasan, tetapi juga sebagai alat berpikir secara kritis dalam menilai serta mengajukan alasan serta bukti-bukti, untuk memperhitungkan sanggahan lawan dan yang paling dasar adalah untuk menghubungkan pokok pendirian penulis dengan kesimpulan yang ada yakni dalam bentuk rangkaian logika yang mempunyai kekuatan persuatif (Sujanto, 1988:116). M. Atar Semi (1990: 4) menyatakan bahwa argumantasi merupakan tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran berpendapat atau pernyataan penulis. Argumen adalah suatu proses penalaran, yaitu secara deduktif dan induktif. 

Lebih lanjut Gorys Keraf (2000:3) menjelaskan argumentasi merupakan suatu bentuk retorika untuk mempengaruhi pendapat dan sikap orang lain, agar mereka itu percaya dan pada akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis. Dengan menggunakan pola argumentasi ini, penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal itu benar atau tidak sama sekali.

Argumentasi berbeda dengan empat bentuk wacana yang lain karena fungsi utamannya adalah membuktikan. Bentuk wacana yang lain dapat juga dijumpai unsur-unsur pembuktian, tetapi pembuktian dalam keempat wacana lain (persuasi, eksposisi, deskripsi dan narasi) sangat berbeda dengan sifat pembuktian argumentasi itu sendiri. Secara singkat dapat diuraikan dengan tulisan argumentasi merupakan bentuk wacana tulis yang bertujuan untuk mengubah sikap pandangan, pikiran, dan perasaan seseorang dengan memberikan pembuktian tertentu.

Dari beberapa definisi di atas ditekankan bahwa karangan argumentasi merupakan karangan yang berisi penguatan pendapat, pendirian atau gagasan berdasarkan atau disertai alasan dan/bukti yang menyokong atau memperkuat. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa dalam argumentasi, pendapat atau gagasan yang dikemukakan tidak dilontarkan begitu saja ataupun tanpa dasar/ secara sembarangan saja tetapi harus berdasarkan/disertai dengan alasan yang masuk akal dan/bukti yang kuat.


Dasar sebuah tulisan argumentasi adalah berpikir kritis dan logis ( Gorys Keraf, 2000: 4). Untuk bisa menulis argumentasi, seorang penulis harus bertolak pada fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang ada. Fakta atau evidensi itu dapat dijalin dalam metode-metode sebagai mana dipergunakan juga dalam eksposisi. Dalam argumentasi di samping menentukan kejelasan, memerlukan juga keyakinan dengan perantara fakta-fakta itu. Sebab, seorang penulis harus tahu apakah fakta-fakta yang dipergunakan itu bagus, fakta itu benar, dia dapat menunjukkan suatu peraturan yang logis menuju kepada suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.


Argumentasi adalah suatu bentuk wacana yang tujuan utamannya mempersuasi audien tertentu untuk menggambil suatu doktrin /sikap tertentu atau suatu perubahan tertentu (Vivian dalam Mukhsin Ahmadi, 1990: 98). Atau argumentasi adalah sebuah karangan disusun secara logis disertai bukti-bukti, dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca agar menerima suatu pendapat atau melakukan tindakan tertentu/ keduannya (Rinking & Hart,1968:127). Jadi argumentasi dibuat dengan tujuan meyakinkan atau mempengaruhi sikap atau pendapat orang lain sehingga mereka percaya dan bertindak sesuai dengan yang diinginkan penulis. Atau setidak-tidaknnya dapat menerima atau mengakui kebenaran pendapat yang dikemukakan penulis.


Argumentasi yang baik biasanya menggunakan kaidah-kaidah logika yang benar. Silogisme atau tautology sering digunakan dalam mengungkapkan atau membentuk suatu bparagraf argumentasi. Demikian juga kesesuaian isis dengan realita kehidupan sehari-hari merupakan suatu landasan yang berguna dalam menyusun paragraf argumentasi. (https://haqiqie.wordpress.com/ 2006/04/22/tentang-menulis-serbaneka gaya- tulisan-kembali-ke pelajaran-smp/ diakses 10 Maret 2007). 
Dasar-dasar yang menjadi landasan menulis argumentasi antara lain:

  1. Masalah penalaran yaitu, bagaimana dapat merumuskan pendapat yang benar sebagai hasil dari suatu proses berpikir untuk merangkaikan fakta menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh akal.
  2. Corak penalaran, untuk membuktikan suatu kebenaran argumentasi dipergunakan prinsip logika.
  3. Bagaimana mengadakan penolakan (bila perlu) atas pendapat orang lain/ pendapat sendiri yang pernah dicetuskan.
  4. Bagaimana menulis tulisan argumentasi.
  5. Masalah persuasi yang mempunyai pertalian sangat erat dengan argumentasi bahkan sering diadakan pengacauan atas kedua istilah tersebut.

Tulisan argumentasi akan kuat dan memiliki tenaga tinggi jika tidak ada suatu fakta/informasi yang bertentangan dengan fakta atau informasi yang saling melemahkan satu dengan yang lain. Maka semua fakta yang digunakan harus koheren dengan pengalaman manusia atau sesuai dengan pendapat atau sikap yang berlaku.
  1. Tulisan argumentasi itu harus mengandung unsur kebenaran untuk mengubah keyakinan  dan sikap orang mengenai topik yang akan diargumentasikan tersebut. Untuk menunjukkan kebenaran tersebut, seorang penulis harus menyusun fakta-fakta yang benar adanya. 
  2. Pengarang harus berusaha untuk menghindari seperti istilah yang dapat menimbulkan prasangka tertentu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa seperti istilah harus mewakili satu makna secara jelas dan tegas, sifat terhindar dari perbedaan penafsiran antara proposisi yang dikemukakannya dengan harus terhindar dari makna yang diragukan.
  3. Penulis harus membatasi pengertian istilah-istilah yang akan digunakan agar dapat meminimalisir kemungkinan timbulnya ketidaksesuaian pendapat karena perbedaan pengertian.
  4. Penulis harus menetapkan secara tepat ketidaksepakatan yang akan diargumentasikan. 
Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting, sebab seperti analisis yang dipaparkan harus tampak jelas di mana letak perbedaan-perbedaan persoalan yang akan diargumentasikan tersebut dengan demikian sasaran dan arah tulisan hanya dipusatkan kepada titik perbedaan tersebut ( Gorys Keraf, 2000:102-103).

Dasar sebuah tulisan argumentasi adalah berpikir kritis dan logis untuk itu harus bertolak dari fakta-fakta yang ada. C.H Vivian (dalam Achmadi, 1990: 99) membagi ciri-ciri argumentasi menjadi tiga, yaitu:


  1. Pendahuluan, berfungsi sebagai penarik perhatian kepada pembaca dengan menyajikan fakta-fakta pendahuluan untuk memutuskan perhatian untuk memahami argumentasi yang akan disampaikan nanti dalam isi karangan.
  2. Isi, seluruh isi argumentasi diarahkan kepada usaha penulis untuk meyakinkan kebenaran dari masalah yang dikemukakan sehingga kesimpulannya menjadi benar.
  3. Penutup, berisi kesimpulan, penulis harus memperhatikan bahwa kesimpulan yang diturunkan tetap menjadi pencapaian tujuan yaitu membuktikan kebenaran untuk mengubah sikap dan pendapat pembaca.

Adapun ciri penanda argumentasi sekaligus merupakan cirri penanda eksposisi. Menurut M. Atar Semi (1990:48) adalah sebagai berikut: (a) bertujuan meyakinkan orang lain (eksposisi memberi informasi), (b) berusaha membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau suatu pokok persoalan (eksposisi hanya menjelaskan), (c) mengubah pendapat pembaca (eksposisi menyerahkan keputusan kepada pembaca), dan (d) fakta yang ditampilkan merupakan bahan pembuktian (eksposisi menggunakan fakta sebagai alat mengkonkritkan). 

Berdasarkan hakikat menulis argumentasi yang telah dikemukakan di atas tadi dapat disimpulkan bahwa menulis argumentasi suatu bentuk kegiatan dan proses bernalar secara logis dan kritis untuk memberi kebenaran guna meyakinkan, mempengaruhi  sikap dan pendapat orang lain (pembaca).

No comments:

Post a Comment

terimakasih telah berkomentar