04/01/2018 - 05/01/2018 - Pondok Belajar

Friday, April 27, 2018

Model Interaksi Sosial (Inovasi Kurikulum Pendidikan)

Model Interaksi Sosial (Model S-I)
Yang ketiga adalah Model Interaksi Sosial. Secara umum, dalam Model Interaksi Sosial, keputusan untuk membuat keputusan. Keputusan yang tertunda mendorong pencarian pengetahuan dan penerapan pengetahuan selanjutnya. Masalahnya diidentifikasi oleh penguna dan proses inovasi diprakarsai oleh mereka.


Model Interaksi Sosial (Inovasi Kurikulum Pendidikan)
Model Interaksi Sosial (Inovasi Kurikulum Pendidikan)

Menurut  MacDonald dan Walker dikutip dalam Ratnavadivel, (1995:69). "The receiver (an individual or group) initiates the process of change by identifying an area of concern or sensing a need for change. Once the problem area is identified, the receiver undertakes to alter the situation either trough his own efforts, or by recruiting suitable outside assistance. Whereas the receiver in the S-I and RD&D model is passive, the receiver in the P-S model is actively involved in finding an innovation to solve his own problem. Specifically what the new input will be is determined largely by the receiver himself; the relationship between sender and receiver is one of collaboration it is here called the “client system”. The client system may range in size from an individual person to an entire nation."

(Baca Model-Model Inovasi Kurikulum Pendidikan)

Seperti pada model-model lain atau penyederhanaan realitas, model Social Interaction (S-I) ini juga didasarkan pada sejumlah asumsi. Salah satu asumsi dasarnya adalah bahwa setiap orang merupakan anggota satu jaringan sosial atau lebih. Seorang guru PLB mungkin termasuk anggota jaringan yang berupa kelompok guru atau kelompok personel lainnya. Kemungkinan besar dia juga termasuk sejumlah jaringan sosial lainnya, misalnya tim olahraga, klub motor, Komunitas Majelis Taklim atau kelompok memancing. Kebanyakan dari kita adalah anggota berbagai jaringan yang mempunyai kesamaan minat dan terdapat hubungan saling percaya di antara para anggotanya karena mereka saling mengenal, mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh tiap individu dan tahu seberapa besar mereka dapat diandalkan.

Strategi ini juga didasarkan atas asumsi bahwa kedudukan dalam jaringan sosial itu sangat penting. Dalam kelompok mana pun, selalu ada pemimpin formal ataupun informal dengan sejumlah pengikutnya. Setelah dua hingga tiga minggu, seorang guru prasekolah akan dapat mengidentifikasi siapa yang berperan sebagai pemimpin kelompok anak atau kelas. Mereka adalah anak atau murid yang mempunyai wibawa tertinggi, perilaku yang berpengaruh, memiliki daya untuk memberlakukan syarat-syarat atau menentukan aturan-aturan. Fenomena sosial yang sama dapat diamati di semua tempat kerja, misalnya di kantor psikologi pendidikan di sekolah. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, pemimpin formal belum tentu orang yang paling menarik dari sudut pandang inovasi. Pemimpin dapat juga hanya salah seorang dari kalangan sesama pegawai. Melalui kekuatan verbalnya, karisma, kebandelan, humor, pengalaman atau caranya mengeluh, asisten TK dapat juga menjadi orang yang paling berpengaruh terhadap orang-orang lain dan terhadap lembaganya.

Tempat dan posisi seseorang di dalam jaringannya (misalnya pemimpin, mitra kerja, dll.) merupakan indikasi yang baik tentang apakah dia akan dapat memasukkan ide-ide baru ke dalam jaringannya dan berpartisipasi dalam difusi. Setidaknya semakin sentral posisi seseorang, semakin besar kesempatan orang itu untuk mempengaruhi.Beberapa peneliti telah mencoba mengklasifikasikan orang-orang menurut sikapnya terhadap inovasi, seperti “inovator”, “pengikut”, dan “orang yang lamban”. Ada juga yang mengatakan bahwa “pelopor selalu mempunyai kesempatan untuk menang dan tidak mempunyai kemungkinan untuk kalah, sedangkan pengikut selalu memiliki kemungkinan untuk kalah dan tidak mempunyai kesempatan untuk menang”. Calon pengikut, selama masa mereka merenungkan apakah akan berpartisipasi atau tidak, akan menemukan sesuatu yang lebih diyakininya. Alasan mengapa model S-I sejauh tertentu difokuskan pada bagaimana berbagai peran dikembangkan, dipelihara dan saling mempengaruhi, adalah bahwa model ini dipandang sebagai dapat menentukan siapa yang menjadi tertarik atau yang pertama membeli produk inovatif itu. Jika kita dapat mempengaruhi pimpinan dan orang-orang kunci, maka peluang untuk difusi di dalam sistem itu lebih besar daripada jika kita mulai dengan mempengaruhi beberapa orang yang lewat. Ini merupakan asumsi dasar yang ketiga dari model S-I, yaitu bahwa kontak informal itu penting jika kita menginginkan ide-ide inovatif itu mengakibatkan perubahan dalam praktek-praktek yang ada. Informasi dan komunikasi sangat penting. Kita tidak hanya terpengaruh oleh informasi yang kita terima dalam bentuk memo dan laporan dari bagian dan kantor sekolah, tetapi juga oleh informasi dari orang-orang yang kita percaya, kita kenal baik dan memiliki kontak rutin. 


Lingkaran besar ini menggambarkan jaringan sosial yang berbeda: sekolah lanjutan atas, sebuah tim olah raga dan sebuah dewan kota. Tiap sistem terdiri dari individu-individu yang ditandai dengan 0. panah menunjukkan arus informasi. 

Misalnya, guru di sekolah lanjutan atas telah melakukan proyek pengajaran selama enam bulan. Siswa dan guru dibagi menjadi tim-tim menurut kelas dan mata pelajaran. Tema umum proyek itu adalah: pekerjaan di daerah X. Siswa dan guru memandang hasilnya baik dan metode mengajarnya sangat menarik sehingga mereka ingin melanjutkannya hingga akhir tahun ajaran. Enam bulan terakhir digunakan untuk merencanakan proyek kecil di bawah arahan sekolah. Mereka melakukan ini berdasarkan ide-ide dan data yang dikumpulkan tentang keinginan-keinginan untuk masa depan dan kebutuhan akan pekerjaan di kalangan remaja di masyarakat. Permohonan sumber daya tambahan diajukan kepada dewan kota.

Satu guru di sekolah tersebut adalah anggota klub olahraga Y. Begitu juga salah seorang anggota dewan kota. Guru menggambarkan secara antusias pengalaman dan rencana sekolah ketika berlatih di klub tersebut dan anggota dewan kota itu mendengarkannya. Dia merasa bahwa proyek pengembangan sekolah itu menarik dan mengilhaminya. Permohonan sumber daya tambahan itu dikabulkan karena “olahragawan” dari dewan kota itu telah memahami ide itu dan berhasil meyakinkan para anggota dewan lainnya. Infomasi dan komunikasi informal dalam kasus ini merupakan faktor penentu terhadap realisasi ide inovatif. Tanpa sumber daya tambahan proyek tersebut dapat terhenti. 

Asumsi keempat yang mendasari model S-I adalah bahwa identifikasi kelompok itu penting untuk keberhasilan suatu inovasi. Kebanyakan orang memiliki kecenderungan untuk mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok tertentu berdasarkan minat, nilai-nilai, kekuasaan, posisi dan keinginan untuk berprestasi. Jika seseorang mengidentifikasikan dirinya dengan suatu kelompok, maka dia akan lebih mudah menerima dan menindaklanjuti ide inovatif yang mungkin dikembangkan oleh kelompok itu. Tekanan kelompok merupakan fenomena yang dikenal, baik dalam hal pembinaan kepemilikan maupun difusi inovasi. Dalam hubungannya dengan pemikiran baru dan perubahan perilaku, bukan hanya individu yang menjadi sasaran, tetapi juga kelompok. Terlebih lagi, sejumlah pendekatan komersial didasarkan atas pengetahuan mengenai potensi identifikasi kelompok untuk membuat perubahan. Asumsi terakhir yang akan kita telaah adalah bahwa difusi inovasi mengikuti kurva S. 

Kemajuannya lambat pada fase awal, tetapi diikuti dengan fase difusi yang sangat cepat. Kurvanya terus meningkat selama beberapa lama, tetapi pada kecepatan yang lebih lambat. Selama fase inilah orang yang lamban bergabung dengan inovasi. Kurva difusi kemudian secara bertahap menjadi datar. Kurva S dapat dilihat pada gambar 5. pada umumnya kita dapat mengatakan bahwa model S-I didasarkan atas informasi yang memiliki daya untuk memperbaharui diri, dan bahwa “individu adalah ujung tombak dalam proses inovasi – meskipun tidak demikian - sehingga sistem sosial individu itu menjadi tidak penting”. Strategi ini juga menuntut agar pengetahuan baru, yang ditransfer melalui kontak pribadi, disebarluaskan untuk menguji dan mengevaluasi ide inovatif itu. Namun, kita tidak tahu pasti sejauh manakah kontak itu harus didominasi oleh kedekatan hubungan di kalangan individu-individu. Penelitian di Amerika menemukan bahwa sekolah-sekolah sangat jarang mengikuti sekolah perintis yang tetangganya. Di pihak lain, sekolah yang menciptakan ide baru itu sering dikunjungi oleh guru-guru dari negara bagian lain. Fenomena ini disebut efek mercu suar. Anehnya adalah bahwa mereka yang jauh yang lebih sering memulai proyek serupa di sekolahnya, bukan mereka yang bertetangga dengan perintis inovasi. Penjelasan yang diberikan terkait dengan hakikat psikologi dan komunikasi. Sekolah tetangga merasa bahwa mereka hanya dapat memperoleh sedikit prestise karena sekolah perintis telah mendapatkan semua perhatian. Jika sekolah tetangga harus memulai proyek yang serupa, mereka takut dianggap sebagai “peniru”. Penjelasan lainnya adalah bahwa orang yang tinggal jauh dari “tempat kejadian”, harus berjalan jauh sehingga dapat membawa pulang lebih banyak ide. 

Satu faktor yang sudah disebutkan adalah bahwa difusi sering kali tidak dilaksanakan di dalam sistem selain dari sistem yang memerlukan perbaikan dalam prakteknya. Untuk meraih keberhasilan dalam difusi inovasi, penting untuk merencanakan fase difusi ini juga. Secara sederhana, tampaknya kita dapat mengendalikan difusi dengan mengendalikan siapa menemui siapa. 

Mereka yang memutuskan untuk ambil bagian dalam proses perubahan, sangat membutuhkan informasi. Inovator harus berusaha memenuhi kebutuhan ini. Mereka juga sangat membutuhkan informasi pada tahap awal setelah mereka memutuskan untuk membeli ide tersebut. Ini terkait dengan kenyataan bahwa perubahan menciptakan ketidakpastian dan rasa tidak aman bagi kebanyakan orang. Ini juga berhubungan dengan apa yang sudah disebutkan di atas, yaitu bahwa kalkulasi biaya/keuntungan yang dilakukan oleh “pembeli” (mereka yang bergabung dengan inovasi) sebelum mereka memutuskan apakah ide tersebut baik atau buruk. Perhitungan keuntungan/biaya ini juga terkait dengan kenyataan bahwa inovasi jarang menguntungkan semua pihak. Akan selalu ada orang yang mempersepsi inovasi secara lebih positif daripada orang lain. Inovasi sesungguhnya tidak akan menarik bagi mereka yang lamban, karena orang-orang ini tidak akan mengalami keuntungan ataupun kerugian. 

Semua yang berpartisipasi dalam proses inovasi memiliki kebutuhan untuk mengetahui tujuannya, sasaran dan perencanaan atau strategi yang akan dipergunakan. Demikian pula, informasi tentang keterlibatan orang lain, aspek waktu, penggunaan sumber-sumber dan energi, merupakan faktor penting bagi pandangan mereka terhadap inovasi, baik positif ataupun negatif. Hal-hal yang harus dilakukan atau diubah oleh mereka sendiri dan hal-hal yang mungkin merugikan bagi mereka dalam situasi baru nanti harus juga diperjelas. 

Masalah yang mungkin terjadi dalam model ini adalah apakah para guru dapat memperoleh kemampuan yang cukup untuk melakukan itu, karena kurangnya informasi yang tersedia bagi para guru dapat mengurangi kebergunaan/manfaat dari model ini.  Jadi model ini masih membutuhkan pelatihan berkelanjutan dari agensi/perencana untuk mendidik guru sebagai dari proses evaluasi keefektifan dalam penerapan  model ini.

Tuesday, April 24, 2018

Inovasi Kurikulum Pendidikan Model Pemecahan Masalah

Model Pemecahan Masalah (Model P-S)
Menurut Havelock seperti dikutip pada Ratnavadivel, (1995) "An innovation is presented or brought to attention of a potential receiver population. The receiver and the receiver needs are determined exclusively by the sender. The receiver is supposed to react to the new information, and the nature of his reaction determines whether or not subsequent stages will occur. If awareness is followed by an expression of interest, he is launched on a series of stage which terminate with the acceptance or rejection of the innovation. The diffusion of innovation depends greatly upon the channels of communication within the receiver group, since information is transmitted primarily through the social interaction of the group members.

Inovasi Kurikulum Pendidikan Model Pemecahan Masalah
Inovasi Kurikulum Pendidikan Model Pemecahan Masalah
Model interaksi sosial berfokus pada hubungan manusia dan mempengaruhi strategi pada setiap tahap proses diseminasi dan adopsi. Model Interaksi sosial menempatkan tekanan besar pada interaksi sosial antara anggota kelompok yang mengadopsi, dan itu berfokus pada difusi ide dan aliran pesan dari orang ke orang daripada pemasaran produk. Model ini juga membatasi kebutuhan konsumen, karena ditentukan oleh perencana pusat / lembaga. Model SI telah dikritik sebagai model top-down karena kebutuhan penerima diidentifikasi oleh perencana pusat dan bukan guru sebagai penerima inovasi di tingkat sekolah atau dalam kasus pelatihan guru, pelatih / instruktur akan menjadi posisi yang lebih baik untuk mengidentifikasi kebutuhan penerima dalam hal efektivitas implementasi kurikulum di tingkat sekolah.
Kebalikan dari model R-D-D, model P-S (problem solving) didasarkan pada sistem konsumen (atau pengguna). Ini berarti bahwa konsumen (pembeli produk) memasuki proses pengembangan inovasi (produk) pada tahap sedini mungkin.
Dengan demikian, konsumen menjadi peserta dalam proses pengembangan ini. Di dalam buku ini kita menggunakan istilah “membeli”, baik ketika mempertimbangkan produk konkrit atau komersial maupun dalam pengertian kiasan ketika mempertimbangkan ide-ide, pengetahuan, proyek PLB dan teknik pengajaran, dll.

Sebagaimana halnya strategi inovasi sebelumnya, strategi ini juga didasarkan atas sejumlah asumsi. Model P-S didasarkan atas pandangan bahwa semua inovasi bermula dari kebutuhan yang dirasakan. Penggunalah yang menentukan kebutuhannya, bukan para ahli, politisi atau peneliti (fase 1 dalam model). Kebutuhan yang dirasakan itu biasanya tidak tepat dan tidak spesifik, tetapi lebih berupa perasaan bahwa ada sesuatu yang tidak benar. Agar dapat melakukan sesuatu terhadap hal yang belum jelas itu, maka hal itu harus diperjelas. Oleh karena itu, fase berikutnya (fase 2) adalah diagnosis masalah. Berdasarkan atas persepsi kebutuhan akan perubahan yang belum jelas itu, kita mencoba mendefinisikan dan mendeskripsikan masalahnya. Langkah berikutnya dalam proses perubahan itu adalah mencari pengalaman, ide-ide, informasi dan pengetahuan yang relevan dengan permasalahan (fase 3). Berdasarkan diagnosis dan pencarian itu, kita harus memperoleh solusi yang dapat diimplementasikan.

Wednesday, April 11, 2018

Kiat Hidup Sehat Dengan Air Putih

Kesehatan merupakan salah satu anugerah yang berharga bagi kita manusia, karena dengan memiliki tubuh yang sehat kita dapt melakukan berbagai aktfitas kehidupan baik fungsi kita sebagai makluk sosial ataupun sebagai hamba ciptaan Tuhan.  Air merupakan sumber khidupan, karena air merupakan cairan yang sangat diperlukan oleh semua makluk hidup baik manuasi hewan maupun tumbuh tumbuhan. air putih yang kta komsumsi dengan baik dan tepat dapat memberikan dampak yang positif  bagi kesehatan kita dimana kita akan dapat terhindar dari berbagai macam penyakit yang mangganggu kesehatan kita.
 
Kiat hidup Sehat dengan air putih
Kiat hidup Sehat dengan air putih
Untuk dapat menikmati manfaat kesehatan bagi tubuh kita dari air putih, maka kita harus memhamai saat saat yang sangat diajurkan untuk minum air putih. Adapun saat saat yang sangat diajurkan untuk mimum air putih yang sangat bagus buat menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh kita adlah sebagai berikut:
a. Minum air putih sebelum tidur
Cukup lumrah untuk saat sekarang ini, dimana serangan jantung sudah menjadi penyebab kematian yang sangat besar sewasa ini, dan kebanyakan serangan jantung tersebut atau sekitar 90% dari serangan jantung banyak terjadi di dini hari jadi resiko serangan jantung ini bisa dikurangi ataupun dicegah  hanya dengan mengkonsumsi satu atau dua gelas air putih sebelum tidur menjelang tidur di malam hari. Ini disebabakan karena air minum yang kita konsumsi tersebut menjalang tidur dapat memudahkan kerja jantung  kadar plasma (air) yang ada dalam darah.
  
b. Minum air putih ketika bangun tidur di pagi hari
Dengan mengkonsumsi air putih diwaktu kita bangun tidur sebanyak 2 gelas  akan membantu mengaktifkan organ organ dalam tubuh kita terutama yang berkenaan dengan organ sistem pencernaan. Lebih baiknya lagi seandainya air yang kita minum itu berupa air putih hangat yang akan langsung terasa efeknya pada tubuh kita seolah olah air hangat tersebut langsung mengalir diseluruhh badan kita, disamping juga air hangat yang kita konsumsi diwaktu bangun pagi akan langsung melarutkan lemak lemak yang ada di dalam tunuh dan kemudian akan dibuang melaui urine. 

c. Minum air pitih sebelum makan.
Jika anda mengkonsumsi air putih sebanyak 1 gelas air putih menjelang 30 menit sebelum makan akan memberikan manfaat yang bagus pada saluran pencernaan kita. karena cairan air putih tersebut akan memudahkan/ membantu organ organ pencernaa dalam mencerna makanan yang kita makan. .

d. Minum air putih sebleum mandi.     
Dengan anda mengkonsumsi air putih sebanyak 1 gelas air putih sebelum mandi ini akan membantu menurunkan tekanan darah dalam tubuh kita, sehingga serangan jantung yang sebagain orang alami ketika berada dikamar mandi akan terhindari. Pada saat kita mandi di siang hari, darah kita tentunya berada pada posisi yang agak panas maka sangat diajurkan untuk meminum air pitih sebelum mandi guna menetralkan sushu daran dan tercegah dari penyakit stroke yang diakibatkan oleh serangan jantung. 

e. Biasakan mengkomsumsi paling kurang dua atau tiga liter air putih sehari
Mengkunsumsi air putih paling kurang dua atau tiga liter sehari akan mencegah kita terhindar dari penyakit ginjal baik infeksi ataupun kegagalan sistem ginjal. Disamping itu, dengan banyaknya mengkonsumsi iar pituh, maka akan memberikan berbagai manfaat bagi kita karena  air putih sudah tidak diragukan lagi manfaatnya untuk menjaga kesehatan tubuh. Sebab air putih bisa mendetoks atau mengeluarkan racun dari dalam tubuh. disamping itu, dengan mengkonsumsi air putih dalam jumlah yang maksimal dapat juga membuat semua anggota tubuh bekerja secara maksimal, mengeluarkan racun racun tubuh  yang ada dalam tubuh, menstabilkan suhu badan (suhu tubuh yang meningkat akan turun), serta membantu menurunkan berat badan karena air putih akan membuat perutmu terasa penuh. 

Inilah kiat hidup sehat bagi kita dalam menjaga kesehatan tubuh, semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian, sehingga kita bisa terhindar dari berbagai penyakiat. Ingat sakit tersebut disebabkan oleh karena kelalai kita dalam menjaga kesehatan diri kita sendiri, untuk itu jagalah sehat mu dengan terus merawat dan menjaga hal hal yang dapat memberikan dampak negatif bagi tibuh kita.

Monday, April 09, 2018

Memparbaiki Error Data Terstruktur Hilang Author Update Halaman Statis Template Evomagz

Supaya seorang blogger kelihatan profesional mereka akan selalu memperbaiki semua kesalahan yang didapati dalam situs yang mereka kelola. umummnya Sering sekali kita dapati berbagai permasalahan yang kita dapatkan tentang kualitas blog kita ketika kita merujuk pada Google Search Console. Diantara kesalahan tersebut adalah adanya permasalahan dengan duplicate content di HTML Improvement, sampai kepermasalahan kesalahan data terstruktur terutama pada kesalahan missing author update baik pada halaman statis ataupun halaman postingan blog. Untuk kupasan kali ini kali in penulis akan  mencoba memaparkan cara yang sangat efektif untuk mengatasi kesalahan data terstruktur mising author update pada halaman Statis dan ini umum juga di alami oleh para blogger lainnya namun hanya kesalahan missing author update pada halaman statis khusus pada template evomagz buatan mas Sugeng saja, dan boleh juga digunakan pada template lain kemungkinan bisa juga work.

Memparbaiki Eror Data Terstruktur Hilang Author Update Halaman Statis Template Evomagz
Memparbaiki Eror Data Terstruktur Hilang Author Update Halaman Statis Template Evomagz 

Kita tahu bahwasanya banyak sekali blogger yang mengunakan template evomagz besutan mas Sungeng tersebut ada yang sacara berbayar dan ada juga secara gratis. Ini semua karena berbagai kelebihan yang dimiliki oleh template tersebut, namun untuk saya sendiri setelah mengunakan/terapkan template tersebut pada blog, saya mengalami permasahana pada data tersruktur yaitu missing author update baik halaman statis. Berbagai cara penulis lakukan untuk mengatasi kesalahan tersebut yang pada akhir menggunakan cara yang sama untuk memperbaiki kesalahan tersebut dengan apa yang saya gunakan pada template sebelumnya yaitu simplify 2  buatan Mbak Arlina.  
Berdasarkan pengalaman, disini saya akan mencoba memaparkan cara mengatasi error author update structure data pada search console yang hanya pada statistic page atau halaman statis. Jujur saja jika pembahasan ini mungkin sudah sangat banyak dibahas oleh para blogger lain baik dengan materi yang sama ataupun materi yang berbeda. Dan pada postingan ini khusus membahas perbaikan data terstruktur halaman statis khusus untuk template template evomagz buatan mas Sugeng 

Adapun cara mengatasi eror author update structure data pada search console yang hanya pada statistic page atau halaman statis tempalte Evomagz tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama masuk ke dasbor blogger->pilih tema->dan edit html.
Kemudian cara kode dibawah ini

<b:if cond='data:blog.pageType != &quot;static_page&quot;'>

Sesudah mendapatkan kode nya langsung saja anda menghapus kode tersebut dan gantikan dengan kode script dibawah ini

<b:if cond='data:blog.pageType == &quot;static_page&quot;'>
<div class='post-info'>
<b:if cond='data:post.authorProfileUrl'>
<span class='author-info'>
<span class='vcard' itemprop='author' itemscope='itemscope' itemtype='https://schema.org/Person'>
<span class='fn'> OLEH <a class='g-profile' expr:href='data:post.authorProfileUrl' rel='author' title='author profile'><span itemprop='name'><data:post.author/></span>
</a>
</span>
</span>
</span>
<b:else/>
<span class='author-info'>
&#10004;
<span class='fn'>
<i class='fa fa-user'/> <span itemprop='name'><data:post.author/></span>
</span>
</span>
</b:if>
<span class='post-timestamp'>
<b:if cond='data:post.url'>
<meta expr:content='data:post.canonicalUrl' itemprop='url'/>
PADA <a class='timestamp-link' expr:href='data:post.url' rel='bookmark' title='permanent link'><abbr class='published updated' expr:title='data:post.timestampISO8601' itemprop='datePublished'><data:post.timestamp/></abbr></a>
</b:if>
</span>
</div>
<b:else/>
<!-- jika selain statis page, maka tampilkan di bawah ini -->

Dalam melakukan perbaikan ini, anda harus pahami jika kode yang anda cari di atas (<b:if cond='data:blog.pageType != &quot;static_page&quot;'>) terdapat di di enam tempat pada template evomagz tersebut. Tempatkanlah/gantilah script kode yang disarankan diatas pada tempat yang kelima karena jika anda menggunakan pada tempat yang selaian dari tempat kelima maka kesalahan missing author tersebut tidak akan teratasi. Setelah anda memperbaiki kesalahan tersebut maka anda save kemudian coba anda cek sendiri pada halaman statis blog anda, jika anda mendapatkan tulisan dipostkan oleh pada halaman statis anda berarti anda telah berhasil mengatasi permasalahan tersebut, jika tidak muncul tulisan di poskan oleh pada halaman statasi blog berarti anda tidak menerapkan kode diatas pada tempat yang saya sarankan, saran saya sebelum melakukan perbaikan kesalahan ini ada baiknya anda melakukan back up data template anda terlebih duhulu karena jika kemungkinanan terjadi error anda dapat memulihkan kembali template anda dari file yang disimpan tadi. untuk lebih jelasnya coba lihat hasil postingan halaman statis setelah diperbaiki berikut ini.

Memparbaiki Eror Data Terstruktur Hilang Author Update Halaman Statis Template Evomagz
Memparbaiki Eror Data Terstruktur Hilang Author Update Halaman Statis Template Evomagz

Dari gambar diatas anda dapat melihat jika tulisan di poskan oleh terkah tersedia pada halaman statsi blog. Jika tulisan di poskan dan waktunya sudah muncul, maka itu jelas dengan sendirinya permasalahan anda di eror author update structure data pada search console yang hanya pada statistic page atau halaman statis akan teratasi sendiri walaupun kesahana tersebut masih muncul di Google Webmaster Console. Untuk melihat perbaikan di Google Webmaster Console anda harus menunggu dua tiga hari ataupun sampai dengan satu minggu.  maka tulisan kesalahan ataupun eror tersebut akan hilang dan terhapus dengan sendirinya. Cukup sekian saja paparan cara memperbaiki eror author update structure data pada search console yang hanya pada statistic page atau halaman statis khusu untuk tempalte arlina design, dan siapa tahu juga ini bisa saja work untuk tamplate lainnya.

Saturday, April 07, 2018

Model-Model Inovasi Kurikulum Pendidikan

Inovasi Kurikulum Pendidikan, pada bagian ini akan membahas berbagai cara mengembangkan inovasi. Berbagai model akan disajikan dan dibahas di sini. Beberapa tips untuk memperlancar kemajuan akan diberikan.

Havelock (1978), Havelock classified three classifications of change models and utilization process. His classification comprises a “Research, Development and Diffusion” model, a “Social Interaction” model, and a “Problem Solving” model

Model-Model inovasi Kurikulum Pendidikan
Model-Model inovasi Kurikulum Pendidikan

Pendapatan Ronald Havelock ini akan dipergunakan sebagai referensi utama untuk pendekatan terhadap pendidikan. Adapun maksud dari kata model/strategi inovasi kurikulum adalah pendekatan-pendekatan atau metode-metode yang digunakan untuk mengimplementasikan sebuah ide yang inovatif. Istilah strategi dan metode digunakan secara sinonim. Menjelang diselenggarakannya sebuah konferensi besar untuk membahas berbagai inovasi, Havelock diminta untuk meneliti berbagai inovasi yang pernah diimplementasikan untuk melihat apakah dia dapat menemukan pola-pola pemilihan strategi. Dia juga meneliti apakah ada yang digunakan lebih sering daripada yang lainnya. Havelock meneliti sejumlah besar laporan dan menemukan bahwa terdapat tiga pendekatan yang digunakan berulang kali, dalam format yang cenderung sama:

a) Model R-D-D (Research – Development – Diffusion = Penelitian – Pengembangan – Difusi)
b) Model P-S (Problem Solving = Pemecahan Masalah)
c) Model S-I (Social Interaction = Interaksi Sosial).

Dalam pembahasan ini hanya akan dibahas model RD and D saja dan model lain akan dibahas pada postingan lainnya. 

a) Model Penelitian – Pengembangan – Difusi
R-D-D adalah singkatan dari istilah Research – Development – Diffusion (Penelitian – Pengembangan dan Difusi [penyebarluasan]). Istilah ini sering cendrung lebih disingkat dengan menggunakan singkatan R-D-D.

R-D-D. Ini merupakan strategi inovasi yang paling sering digunakan di seluruh dunia dalam bidang apapun, baik itu pendidikan, pekerjaan sekolah, produksi industri, perdagangan, pertanian dll.
Havelock seperti dalam Morrish, (1976: 119), telah menentukan model dan karakteristik dari model RD & D ini.
(i), Model RD & D mengasumsikan bahwa pengembangan dan difusi harus menjadi proses yang rasional, bahwa harus ada urutan kegiatan yang rasional yang didasari  dari  hasil penelitian ke proses pengembangan dan pengemasan sebelum proses diseminasi berlangsung. (ii). model ini menyiratkan bahwa harus ada perencanaan dalam skala yang sangat besar. Semua kegiatan pengembangan penelitian ini harus dikoordinasikan dan terjalin hubungan logis di antara mereka. (III), harus ada pembagian kerja dan pemisahan aturan dan fungsi secara hati-hati. (iv), ada asumsi yang lebih atau kurang jelas ditentukan oleh konsumen, diharapkan supaya konsumen yang fasif bersedia menerima inovasi jika disampaikan pada saluran yang tepat, dengan cara yang benar, dan pada waktu yang tepat.

Model RD & D ini adalah model linear. Ini dimulai dengan produk penelitian dan kemasannya daripada pengguna akhir dan kebutuhan mereka. Model RD & D mengasumsikan bahwa perubahan kurikulum adalah urutan yang teratur dan terencana di mana para ahli membantu dalam mengidentifikasi masalah, mencari solusi dan kemudian melakukan difusi untuk mendistribusikan inovasi dan menerapkannya dalam sistem target. Model ini tidak mengakomodasi minat dan keinginan masing-masing guru atau karakteristik sekolah tertentu di mana inovasi dapat digunakan. Penerima / guru, hanya menerima inovasi dan berpengalaman tentang pengembangan model kurikulum ini. Menurut Kelly (2004: 108), 

ia menganggap bahwa pengembang dalam model RD & D hanya mengidentifikasi masalah dan penerima yang pada dasarnya bersifat pasif dari inovasi dikembangkan untuk menyelesaikan masalah itu. Penerima tetap pasif karena inisiatif diambil oleh para peneliti, pengembang dan penyebar. Ini adalah produk yang mewujudkan solusi, daripada hipotesis atau ide di balik produk tersebut, yang sedang diuji. Perhatian utama adalah mendapatkan produk "benar" dan memasarkannya (Stenhouse 1975, seperti dalam Ratnavadivel, 67: 1995)
untuk lebih jelasnya dalam memahami pola model inovasi RD and D ini kita bisa mengunakan lima asumsi berikut: 
(RD and D model), jenis Model ini berazaskan atas sejumlah asumsi yang penting untuk dipahami agar dapat mengevaluasinya secara kritis. Kita akan menelaah lima dari asumsi-asumsi ini.

Asumsi pertama adalah bahwa proses inovasi memiliki urutan yang rasional. Ini berarti bahwa inovasi dipandang sebagai mengikuti urutan logis dengan fase-fase yang didefinisikan secara jelas, sebagaimana ditunjukkan pada kotak-kotak dalam gambar 1. Jadi, urutan terjadinya hal-hal ini bukan suatu kebetulan. Menurut model ini, semua inovasi diawali dengan penelitian dasar dan dilanjutkan dengan penelitian terapan. Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan baru (tuntutan akan orisinalitasnya), tanpa mempedulikan nilai hasilnya. Penelitian lanjutan dilakukan berdasarkan hasil-hasil ini, tetapi sekarang dengan memperhatikan penerapan hasil-hasil penelitian itu. Jadi, penelitian ini mungkin akan memberikan hasil yang dapat mengarah pada praktek-praktek baru atau mempengaruhi praktek-praktek lama. Supaya lebih jelas tentangmodel R-D-D ini, berikut ini kita akan menggunakan contoh konkrit tentang penemuan produk farmasi, penisilin.

Contoh: Penisilin
Dalam kaitannya dengan eksperimen biokimia, sejenis jamur yang memiliki kemampuan untuk membunuh bakteri telah ditemukan. Penelitian dimulai, dan seperti yang sudah sangat diketahui, penisilin dikembangkan dan digunakan untuk menyembuhkan infeksi, baik pada hewan maupun manusia. Ketika hasil telah diperoleh dan dapat dipergunakan, fase pengembangan pun dimulai. Di sini orang mencoba menemukan cara yang efektif untuk mengembangkan dan memproduksi bahan itu secara masal. Penelitian dilakukan untuk menemukan kondisi di mana bahan itu dapat efektif, dan bahan tersebut diujicobakan pada hewan dan manusia. Setelah periode percobaan berakhir, diputuskanlah bahwa efeknya dapat didefinisikan secara cukup baik dan produksi dapat segera dimulai. Kini tujuannya adalah menjual zat tersebut. Salah satu kelompok sasaran kuncinya adalah para dokter. Maka proses difusi komersial pun dimulai dan zat penisilin itu kini telah didistribusikan secara luas. Praktek lama untuk perawatan infeksi pun secara bertahap berubah.

Asumsi kedua telah diilustrasikan secara implisit di atas, yaitu aspek perencanaan jangka panjang. Contoh penisilin itu menunjukan bahwa inovasi sering kali merupakan proses yang panjang. Aspek waktunya sering lebih panjang daripada yang direncanakan semula. Penggunaan produk itu untuk jangka waktu lama sering menunjukkan efek samping yang tidak diprediksi. Dalam kasus penisilin, masalah muncul berupa penolakan, imunitas dan alergi. Maka muncullah kebutuhan untuk mengembangkan jenis antibiotik yang baru. Ini memperpanjang proses inovasi. Sumber ekonomi tambahan juga diperlukan untuk penelitian lebih lanjut dan untuk pengembangan produk baru. Metode penaikan modal mengakibatkan penisilin dijual dengan harga tinggi. Keuntungannya disalurkan kembali ke penelitian. Menjual produk dengan harga yang sangat tinggi agar memperoleh dana yang dapat dialokasikan untuk penelitian dan uji coba merupakan praktek yang lazim dalam dunia bisnis. Dapat dijelaskan bahwa tingginya harga produk itu adalah akibat dari dimasukkannya biaya penelitian ke dalam harga jual. 

Asumsi ketiga adalah bahwa spesialisasi pekerjaan dan koordinasi juga merupakan bagian dari model R-D-D. Ini berarti bahwa setiap langkah dalam proses inovasi harus dijalankan oleh ahli atau kelompok ahli. Setiap orang diberi bidang pekerjaan dan tanggung jawab khusus. Tidak ada satu ahli yang terlibat dalam keseluruhan proses perubahan. Para peneliti merupakan spesialis yang terlatih dalam sikap maupun metodenya dalam bidang ini. Profesional lainnya masuk ke dalam fase eksperimentasi dan uji coba. Fase ini sering disebut fase implementasi, yaitu fase ketika ide-ide diubah menjadi realitas. Implementasi eksperimental ini merupakan prasyarat penting untuk difusi (penyebarluasan) yang dilakukan dalam fase berikutnya. Dengan difusi itu, maka praktek baru yang lebih baik pun menjadi terlembagakan. Dengan mengambil contoh dari industri farmasi, hanya mendapatkan pengesahan dari otoritas kesehatan saja atas obat itu tidak cukup. Kita juga harus memastikan bahwa produk tersebut digunakan. Secara sederhana, pekerjaan para ahli selama fase difusi ini adalah meyakinkan para dokter tentang nilai pengobatan dari produk tersebut. Untuk membangkitkan minat terhadap produk atau ide inovasi, pemberian informasi kepada calon pengguna mengenai pengaruh positifnya merupakan metode yang banyak digunakan. Untuk alasan ini, relatif umum untuk mengundang dokter-dokter ke konferensi-konferensi di mana perusahaan farmasi mempresentasikan produk barunya.

Asumsi keempat adalah pengguna pasif dan rasional. Di dalam strategi R-D-D, kita mempersepsi para pengguna produk yang baru dikembangkan atau ditingkatkan itu sebagai pihak yang tidak berpengaruh langsung terhadap proses inovasi. Para peneliti dan ahli-ahli lainnya memperhatikan hal ini. Dengan kata lain, para ahli tahu apa yang paling dibutuhkan oleh konsumen. 

Asumsi terakhir yang akan disebutkan adalah bahwa investasi yang besar diperlukan sebelum difusi atau penyebarluasan dilakukan. Jelas bahwa diperlukan banyak sumber daya profesional serta akses ke sumber ekonomi untuk penelitian, eksperimen, pengembangan dan promosi jenis inovasi ini. Jadi, model ini telah menunjukkan sangat dapat diterapkan dalam bidang komersial.