MENGAPA ALLAH MENCIPTAKAN KITA SATU MULUT DAN DUA TELINGA. Mungkin melihat sekilas judul diatas bagi sebagian orang tidak begitu tertarik dengan thema penulisan ini. Pada hal jika kita mengaji secara mendalam dan secara bijak kita akan tahu jika semua yang diciptakan oleh Allah memiliki hikmah tersendiri yang dapat kita jadikan sebagai sebuah renungan untuk memperbaiki diri kita dari segala kelemahan kita dalam mengarungi kehidupan ini. Ini semua bertujuan untuk lebih meningkatkan kepatuhan kita kepada sang khaliq (Alla azwajalla). Logikanya begini Allah pasti tidak akan menjadikan sesuatu hal tanpa memiliki sebuah pelajaran ataupun petunjuk bagi manusia yang mau berpikir tetang hikmah yang ada disebalik proses penciptaan Allah tersebut.
Philosofi Penciptaan Mulut dan Telinga |
Mulut dan telingan adalah salah satu panca indra yang dijadikan oleh Allah buat kita manusia, apakah kita pernah berpikir kenapa Allah menciptakan kita satu mulut dan dua telinga? Ya selaku manusia yang bijak dan dilengkapi dengan ilmu pengetahuan pastinya kita akan memikirkan tentang hikmah yang ada terkandung dari kedua penciptaan tersebut. Karena kita yakin apapun yang dicptakan oleh Allah pasti memiliki nilai Philosifi tersendiri dari proses penciptaan tersebut untuk kita khususnya yang dijakan Allah sebagai Khalifah di muka bumi ini yang dilengkapai dengan ilmu pengetahuan yang tidak dimiliki oleh makluk ciptaan Nya yang yalin.
Sebelum saya membahas tentang hikmah/philosofi yang terkandung dari penciptaan mulut terlebih dahulu saya ingin membahas tentang philosofi buat kita dari proses penciptaan dua telinga. Mengapa Allah menciptakan kita dua telinga apa satu telingan tidak cukup untuk mendengar sesuatu disekitar kita? mungkin sekilas kita bisa menjawab ya satu dan dua itu sama saja tidak ada bedanya sama sekali, yang jelas kalau dua telingan akan terlihat indah karena dicptakan secara berpasangan. kalau satu telingan akan terlihat lucu saja kali ya. Kita mengatakan dua telingan itu indah karena kita hanya meilhat keadaan sekarang. Mungkin jika Allah menciptakan satu telingan diawal proses penciptaanya bisa jadi itu akan lebih indah lagi dengan posisi yang berbeda. Sekarang kita tidak membahas masalah penciptaan satu atau dua telinga, yang kita bahas disini adalah mengapa Allah menjadikan kita memiiliki dua telinga. Pholosofi dari penciptaan Allah menciptakan dua telingan tersebut adlah kita disuruh untuk banyak mendengar baik dalam hal pelajaran, ataupun dalam hal mendengar fitnah dari orang, ketika kita mendengar sebuah fitnah terhadap diri kita sendiri, kita harus lebih bijak dalam menyikapi fitnah tersebut jangan langsung melabraknya. Karena kebenarnya belum tentu seperti yang kita dengarkan bisa saja malah sebaliknya. Disamping itu dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan, maka dengarlah penyampaian ilmu tersebut dengan baik-baik dan berulang-ulang sehingga kita bisa mencerna dari setiap ilmu yang kita pelajari dengan mudah disamping juga membantu kita dalam proses mengingat/mengulang kaji ilmu tersebut.
Kemudian mengapa Allah menciptakan kita satu mulut, itu artinya Allah menginginkan kita untuk lebih berpikir secara bijak dulu terhadap apa yang kita dengar jangan langsung merepon dengan ucapan dari setiap hal yang kita dengar. Disini kita dituntut untuk lebih menganlisa secara bijak terhadap apa perkara yang kita dengar sehingga kita bisa terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan. dua telingan satu mulut, dua kali kita berpikir dulu baru sekali berbicara ya begitulah mungkin tamsilannya.
Disamping itu Allah juga menciptakan kita dengan sebuah mulut di posisi depan buka dibelakang. Artinya gunakanlah mulut itu untuk berbicara didepan bukan dibelakang (ghibah dan fitnah). Sebagai manusia kita terkadang sering sekali membicarakan sesuatu perkara yang menyangkut orang lain dibelakang, disini kita sudah salah dalam memahami alasan mengapa Allah menciptakan mulut kita di bagian depan. Pada hal kita masih bisa bersuara lantang mengapa kita harus memilih dengan cara berbicara dibelakang yang boleh kita katagorikan sebagai orang yang kurang gentle dalam menyikapai suatu keadaan.
No comments:
Post a Comment
terimakasih telah berkomentar