Pondok Belajar

Monday, December 10, 2018

Mempercepat Proses Loading pada Windows

Memiliki komputer yang fast loading windows adalah hal yang banyak diminati oleh oleh para pengguna PC dan laptop. Lambatnya booting yang terjadi pada computer membuat kita terkadang jadi jengkel karena menghabiskan waktu yang lama. Padahal di Windows sendiri ada cara yang bisa kita lakukan sehingga kita bisa meminimalisir waktu yang dihabiskan pada saat booting berlangsung. Bagi sebagian pengguna PC atau Laptop, mereka tidak terlalau mempermasalahkan lamanya watu yang dibutuhkan ketika PC mereka melakukan proses booting, namun akan berbeda halnya bagia kebanyakan orang dimana kebanyakan mereka menginginkan untuk dapat meminimalisir waktu yang dihabiskan pada saat looding berlangsung.
Dibawah ini akan disajikan beberapa cara yang bisa digunakan untuk mepercepat proses booting sebuah PC ataupun Laptop,terutama yang menggunakan sistem operasi Windows 10. Anda dapat mencoba menggunakan tahapan berikut ini di computer anda

1. Menghilangkan Elemen Transparan
Tampilan pada Start Menu di Windows 10 disajikan tampilan yang sangat menrik dan memang terlihat lebih menarik. Perlu anda ketahui bahwasanya elemen transparan tersebut sedikit banyak membebani resource perangkat,sehingga mempengaruhi waktu loading PC anda. Untuk menimalisir waktyu loading ada dapat menonaktifkan bagian ini dengan cara:
Caranya:
klik kanan di layar desktop kemudian klik Personalise – Colours, dan matikan semua pengaturan yang berada dalam posisi On tersebut.

Mempercepat Proses Loading pada Windows
Mempercepat Proses Loading pada Windows


2. Mengaktifkan Fast Startup pada power management
Cara kedua adalah dengan merubah settingan pengaturan fast startup agar aktif secara default pada PC anda. Cara menerapkannya adalah sebagai berikut:
a. Anda Klik kanan di ikon baterai yang terletak pada taskbar, dilanjutkan dengan klik Power Options.


Mempercepat Proses Loading pada Windows
Mempercepat Proses Loading pada Windows

b. Pada tampilan menu power option,pilihlah atau  Klik Choose what the power button do
Mempercepat Proses Loading pada Windows
Mempercepat Proses Loading pada Windows

c. Kemudian berikan cetangan pada tampilan menu tersebut ( Turn on fast start-up)

Mempercepat Proses Loading pada Windows
Mempercepat Proses Loading pada Windows


3. Change Advance Power Setting.
Untuk tahapan yang satu ini sebenarnya hanya kelanjutan dari  cara kedua, caranya hamper sama Cuma hanya berbebeda pada tahapan akhirnya saja. Opti ini akan memberikan memberikan power yang lebih kepada processor sehingga processor akan bekerja secara maksimal dimana nanatinya akan mempercepat loading pada PC kita. Adapun caranya adalah sebagai berikut:
a. Anda Klik kanan di ikon baterai yangb terletak pada taskbar, dilanjutkan dengan klik Power Option (lihat gambar di atas)
b. Pilih menu change plan pada menu tamplian power option.

Mempercepat Proses Loading pada Windows
Mempercepat Proses Loading pada Windows

c. Lalu kemudian klik pada menu Change Advance power setting pada menu  tampilan change plan

Mempercepat Proses Loading pada Windows
Mempercepat Proses Loading pada Windows

d. Pada menu tampilan change advance setting carilah processor power management dan lalau expand menu tersebut dan pilih  minimum processor state, lalau masukan jumalah 100 pada on battery  dan plugged in
Mempercepat Proses Loading pada Windows
Mempercepat Proses Loading pada Windows

e. Kemudian save


4. Advance system setting
Cara yang terakhir ini juga memberikan pengaruh yang signifikan dalam mepercepat proses loading PC dan laptop, namun mungkin akan mengakibatkan tampilan PC atau laptop anda jadi agak kurang bagus. Adapun caranya adalah sebagai berikut:
a. Klik kanan di Computer klik propertis.
b. Masuk ke advanced system settings.
Mempercepata Proses Loading pada Windows
Mempercepata Proses Loading pada Windows

c. Pada Tab Performance Klik Setting.
Mempercepata Proses Loading pada Windows
Mempercepata Proses Loading pada Windows

d. Ganti menjadi adjust for best performance
Mempercepata Proses Loading pada Windows
Mempercepata Proses Loading pada Windows

e. klik save

sekian cara mempercepat looding/booting pada laptop dan PC yang mengunakan sistem operasi Windows tartutama Windows 10 sehingga bermanfaat. namun jika sesduah melakukan semua tahapan di atas ternyata PV ataupun laptop anda masih tudak menunjukkan perunabaha pada saat melakukan bootong itu ada baiknya anda melakukan upgrade RAM pada Pc ataupun laptop anda. Namaun harus diingat untuk meng upgarde RAM anda harus mencermati terlebih dahulu dengan bijak jenis dan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan PC atau Laptop anda. jangan jangan setelah melakukan pembelian RAm tersebut anda malah tidak dapat mengugunakannya. 
okey sekian dan terimakasih. 

Saturday, May 12, 2018

Hukum Suntik dan infus Dalam berpuasa Ramadhan

Menggunakan Suntik sama infus itu membatalin puasa ataukah tidak ?

Secara umum ada 5 lubang bagi laki-laki dan 6 bagi perempuan. Jika masuk sesuatu yang kelihatan (ainiyah) ke dalamnya, maka batal lah puasanya, Yaitu Lubang: 1.Hidung, 2.Telinga, 3.Mulut, 4.Dubur, 5.Kemaluan dan 6.Susu (bagi perempuan).
Dalam Kitab Sabilul Muhtadin, disebuktkan bahwa tidam membatalkan puasa seseorang karena memasukkan jarum suntik, karena kulit tidak termasuk lubang yang terbuka. 

Hukum Suntik dan infus Dalam berpuasa Ramadhan
Hukum Suntik dan infus Dalam berpuasa Ramadhan

Pendapat ini didasarkan pada mazhab Imam Syafi'i 'alaihi ridhwanullah wa ardhah. akan tetapi beda halnya Kalau kita meihat kupasan pada mazhab Imam Maliki karena ada penambahan poin, ada tambahannya adalah mata (maka bercelak membatalkan puasa menurut mazhab beliau 'alaihi ridhwanulloh wa ardhoh). Wallahu a'lam. Mohon dikoreksi. Maaf tidak menyertakan teks kitabnya.

Adapun hukum suntik bagi orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan, maka boleh jika dalam keadaan darurat. Namun ulama’ berbeda pendapat dalam masalah suntik membatalkan puasa atau tidak ?

Pendapat pertama : Membatalkan secara mutlak, karena sampai ke dalam tubuh.
Pendapat kedua : Tidak membatalkan secara mutlak karena sampainya ke dalam tubuh bukan melalui lubang ataupun rongga yang terbuka

Pendapat ketiga : diperinci sebagai berikut :

1. Jika suntikan tersebut berisi suplemen, sebagai pengganti makanan atau penambah vitamin, maka membatalkan puasa. Karena ia membawa makanan yang dibutuhkan ke dalam tubuh.


2. Jika tidak mengandung suplemen (hanya berisi obat), maka diperinci :

a. Apabila disuntikkan lewat pembuluh darah maka membatalkan puasa (infus).
b. Disuntikkan lewat urat-urat yang tidak berongga maka tidak membatalkan puasa.

روضة الطالبين وعمدة المفتين – (ج 1 / ص 274)

فصل في مبيحات الفطر في رمضان وأحكامه : فالمرض والسفر مبيحان بالنص والاجماع كان مقيما صحيح البدن ثم شرط كون المرض مبيحا أن يجهده الصوم معه فيلحقه ضرر يشق احتماله على ما ذكرنا من وجوه المضار في التيمم. ثم المرض إن كان مطبقا فله ترك النية بالليل وإن كان يحم وينقطع نظر إن كان محموما وقت الشروع فله ترك النية وإلا فعليه أن ينوي من الليل ثم إن عاد واحتاج إلى الافطار أفطر وشرط كون السفر مبيحا كونه طويلا ومباحا ولو أصبح صائما ثم مرض في أثناء النهار فله الفطر ولو أصبح مقيما صائما ثم سافر لم يجز له فطر ذلك اليوم وقال المزني يجوز وبه قال غيره من أصحابنا.

التقريرات السديدة / 452

حكم الإبرة : تجوز للضرورةو ولكن اختلفوا في ابطالها للصوم على ثلاث اقوال :

1. ففي قول : انها تبطل مطلقا لأنها وصلت الى الجوف.

2. وفي قول : انها لا تبطل مطلقا ، لأنها وصلت الى الجوف من غير منفذ مفتوح.

3. وقول فيه تفصيل – وهو الأصح- : اذا كانت مغذية فتبطل الصوم, واذا كانت غير مغذية فننظر : اذا كان في العروق المجوفة-وهي الأوردة- : فتبطل، واذا كان في العضل – وهي العروق غير المجوفة – فلا تبطل


1.Bagamana hukumnya orang puasa yang diberi injeksi/suntikan?
2.Bagaimana hukumnya orang yang berpuasa dipasang infus?

Untuk menjawab masalah tersebut, para ulama memiliki jawaban yang berbeda yakni:

1.Orang yang berpuasa dan disuntik, puasanya tidak batal, sebab obat yang dimasukan melalui injeksi itu adalah ke dalam daging, dan tidak ke dalam rongga terbuka. Alasan ini diperkuat oleh Sebagian ulama yang memandang infus tidak membatalkan puasa. Mereka berasumsi karena infus tidak digunakan melalui tenggorokan (jauf) yang juga disebut sebagai perut besar. Infus juga tidak menghilangkan rasa lapar dan dahaga dalam artian orang yang diinfus tidak merasa kenyang dan puas. Walaupun pada kenyataannya penggunaan infus membuat seseorang lebih berenergi dan hilang dari rasa dahaga, akan tetapi alasan ini semata tidak cukup membatalkan puasa karena mandi juga membuat orang merasa segar

2. Namun ada pendapat juga yang di jabarkan oleh Sebagian ulama dimana mereka memandang penggunaan infus dapat membatalkan ibadah puasa, mereka berasumsi bahwa inpus membawa makanan yang diperlukan tubuh. jadi ini dijadikan patokan yang sama sebab makanan yang masuk ke dlam tubuh melalui mulut membuat puasa batal, infus juga dipandang sama dan dapat membatalkan puasa karena berisikandungan inpus terdidiri dari intisari makanan dan mengirimkannya ke darah kita secara langsung.

Jadi Untuk menyingkapi perbedaan pendapat mengenai ketentuan ini, maka kita diharapkan untuk lebih bijak dalm menghadapi masalah yang disangsikan hukumnya tersebut. Cara yang paling aman adalah dengan meninggalkannya, sebagai diajarkan Rasulullah kaitannya dengan perkara syubhat (tidak jelas halal haramnya). Ini artinya, pendapat infuse membatalkan puasa lebih mencerminkan sikap berhati-hati (al-ahwath) dalam beragama. jadi jika anda sakit dan membutuhkan perawatan infus maka sebaiknya anda berbuka saja, toh orang sakit mendapat dispensasi untuk bebuka pada bulan puasa. jadi gunakan dispensasi tersebut sehingga kita terhindar dari hal hal yang tidak di inginkan seperti dehidrasi ataupun kejadian lain yang mungkin menimpa ada jika anda berpuasa dalam keadaan sakit.

Monday, May 07, 2018

Luapan Jiwa Helaian Kertas Putih

Senja menghampiri hamparan bumi
Penatian Kesuksesan
Semakin mengekang jiwa
Teringan kesalahan demi keasalahan yang telah dilakukan

Wahai sang pencerah kehidupan
Kami yang terlahir dengan kertas putih 
Tak mengerti dan tak tahu menahu 
Tentang hak dan kebatilan
Kau bantu kami menyusuri lika liku kehidupan di bumi yang fana ini
Menuju kesuksesan dunia dan di akhirat

Luapan Jiwa Helaian Kertas Putih
Luapan Jiwa Helaian Kertas Putih

Oh patriot tanpa tanda jasa
Kami sangat menydari jika mungkin tak hanya sekali 
Kata kata yang tak pernah kau harapkan terlontar begitu saja  
Karena kebodohan kami dalam menyingkapi usaha dan jerih payah mu 
Sikap dan tingkah lakumi kami yang terkadang menorehkan
Luka yang mendalam dalam hati sanubari mu
Tapi kau memaafkannya dengan begitu mudah 
Kertas putih mu ini semakin terguncang oleh 
Hitam putih kehidupan, kerajinan dan kedisiplinan
Yang engkau tanamkan seakan akan menjadi penuntun kehidupan 
Dalam menata langkah langkah kami 
Untuk membina jati diri kami

Termat besar jasa mu dalam hidup kami
Tak terbayarkan dengan harta 
Waluapun berbongkah bongkoh emas, berlian
Yang kami sodorkan untuk membayar jasa mu
Karena itu semua tak sepadan dengan pengabdiaan muyang  begitu agung 

Oh guru kami 
Hanya ridhamu yang terharapkan 
Hanya doa yang menjadi tonggak kesuksesan
Semoga engkau selau ingat akan diri kami 
Kami ingin berlutut meminta kemaafan kepada mu 
Lewat frasa frasa ini untuk meraih ridha dan kemaafan mu
Sehingga dengan keridhaan mu kami mendapatkan 
Keridhaan dari yang maha pencipta alam dan semesta. 

Friday, April 27, 2018

Model Interaksi Sosial (Inovasi Kurikulum Pendidikan)

Model Interaksi Sosial (Model S-I)
Yang ketiga adalah Model Interaksi Sosial. Secara umum, dalam Model Interaksi Sosial, keputusan untuk membuat keputusan. Keputusan yang tertunda mendorong pencarian pengetahuan dan penerapan pengetahuan selanjutnya. Masalahnya diidentifikasi oleh penguna dan proses inovasi diprakarsai oleh mereka.


Model Interaksi Sosial (Inovasi Kurikulum Pendidikan)
Model Interaksi Sosial (Inovasi Kurikulum Pendidikan)

Menurut  MacDonald dan Walker dikutip dalam Ratnavadivel, (1995:69). "The receiver (an individual or group) initiates the process of change by identifying an area of concern or sensing a need for change. Once the problem area is identified, the receiver undertakes to alter the situation either trough his own efforts, or by recruiting suitable outside assistance. Whereas the receiver in the S-I and RD&D model is passive, the receiver in the P-S model is actively involved in finding an innovation to solve his own problem. Specifically what the new input will be is determined largely by the receiver himself; the relationship between sender and receiver is one of collaboration it is here called the “client system”. The client system may range in size from an individual person to an entire nation."

(Baca Model-Model Inovasi Kurikulum Pendidikan)

Seperti pada model-model lain atau penyederhanaan realitas, model Social Interaction (S-I) ini juga didasarkan pada sejumlah asumsi. Salah satu asumsi dasarnya adalah bahwa setiap orang merupakan anggota satu jaringan sosial atau lebih. Seorang guru PLB mungkin termasuk anggota jaringan yang berupa kelompok guru atau kelompok personel lainnya. Kemungkinan besar dia juga termasuk sejumlah jaringan sosial lainnya, misalnya tim olahraga, klub motor, Komunitas Majelis Taklim atau kelompok memancing. Kebanyakan dari kita adalah anggota berbagai jaringan yang mempunyai kesamaan minat dan terdapat hubungan saling percaya di antara para anggotanya karena mereka saling mengenal, mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh tiap individu dan tahu seberapa besar mereka dapat diandalkan.

Strategi ini juga didasarkan atas asumsi bahwa kedudukan dalam jaringan sosial itu sangat penting. Dalam kelompok mana pun, selalu ada pemimpin formal ataupun informal dengan sejumlah pengikutnya. Setelah dua hingga tiga minggu, seorang guru prasekolah akan dapat mengidentifikasi siapa yang berperan sebagai pemimpin kelompok anak atau kelas. Mereka adalah anak atau murid yang mempunyai wibawa tertinggi, perilaku yang berpengaruh, memiliki daya untuk memberlakukan syarat-syarat atau menentukan aturan-aturan. Fenomena sosial yang sama dapat diamati di semua tempat kerja, misalnya di kantor psikologi pendidikan di sekolah. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, pemimpin formal belum tentu orang yang paling menarik dari sudut pandang inovasi. Pemimpin dapat juga hanya salah seorang dari kalangan sesama pegawai. Melalui kekuatan verbalnya, karisma, kebandelan, humor, pengalaman atau caranya mengeluh, asisten TK dapat juga menjadi orang yang paling berpengaruh terhadap orang-orang lain dan terhadap lembaganya.

Tempat dan posisi seseorang di dalam jaringannya (misalnya pemimpin, mitra kerja, dll.) merupakan indikasi yang baik tentang apakah dia akan dapat memasukkan ide-ide baru ke dalam jaringannya dan berpartisipasi dalam difusi. Setidaknya semakin sentral posisi seseorang, semakin besar kesempatan orang itu untuk mempengaruhi.Beberapa peneliti telah mencoba mengklasifikasikan orang-orang menurut sikapnya terhadap inovasi, seperti “inovator”, “pengikut”, dan “orang yang lamban”. Ada juga yang mengatakan bahwa “pelopor selalu mempunyai kesempatan untuk menang dan tidak mempunyai kemungkinan untuk kalah, sedangkan pengikut selalu memiliki kemungkinan untuk kalah dan tidak mempunyai kesempatan untuk menang”. Calon pengikut, selama masa mereka merenungkan apakah akan berpartisipasi atau tidak, akan menemukan sesuatu yang lebih diyakininya. Alasan mengapa model S-I sejauh tertentu difokuskan pada bagaimana berbagai peran dikembangkan, dipelihara dan saling mempengaruhi, adalah bahwa model ini dipandang sebagai dapat menentukan siapa yang menjadi tertarik atau yang pertama membeli produk inovatif itu. Jika kita dapat mempengaruhi pimpinan dan orang-orang kunci, maka peluang untuk difusi di dalam sistem itu lebih besar daripada jika kita mulai dengan mempengaruhi beberapa orang yang lewat. Ini merupakan asumsi dasar yang ketiga dari model S-I, yaitu bahwa kontak informal itu penting jika kita menginginkan ide-ide inovatif itu mengakibatkan perubahan dalam praktek-praktek yang ada. Informasi dan komunikasi sangat penting. Kita tidak hanya terpengaruh oleh informasi yang kita terima dalam bentuk memo dan laporan dari bagian dan kantor sekolah, tetapi juga oleh informasi dari orang-orang yang kita percaya, kita kenal baik dan memiliki kontak rutin. 


Lingkaran besar ini menggambarkan jaringan sosial yang berbeda: sekolah lanjutan atas, sebuah tim olah raga dan sebuah dewan kota. Tiap sistem terdiri dari individu-individu yang ditandai dengan 0. panah menunjukkan arus informasi. 

Misalnya, guru di sekolah lanjutan atas telah melakukan proyek pengajaran selama enam bulan. Siswa dan guru dibagi menjadi tim-tim menurut kelas dan mata pelajaran. Tema umum proyek itu adalah: pekerjaan di daerah X. Siswa dan guru memandang hasilnya baik dan metode mengajarnya sangat menarik sehingga mereka ingin melanjutkannya hingga akhir tahun ajaran. Enam bulan terakhir digunakan untuk merencanakan proyek kecil di bawah arahan sekolah. Mereka melakukan ini berdasarkan ide-ide dan data yang dikumpulkan tentang keinginan-keinginan untuk masa depan dan kebutuhan akan pekerjaan di kalangan remaja di masyarakat. Permohonan sumber daya tambahan diajukan kepada dewan kota.

Satu guru di sekolah tersebut adalah anggota klub olahraga Y. Begitu juga salah seorang anggota dewan kota. Guru menggambarkan secara antusias pengalaman dan rencana sekolah ketika berlatih di klub tersebut dan anggota dewan kota itu mendengarkannya. Dia merasa bahwa proyek pengembangan sekolah itu menarik dan mengilhaminya. Permohonan sumber daya tambahan itu dikabulkan karena “olahragawan” dari dewan kota itu telah memahami ide itu dan berhasil meyakinkan para anggota dewan lainnya. Infomasi dan komunikasi informal dalam kasus ini merupakan faktor penentu terhadap realisasi ide inovatif. Tanpa sumber daya tambahan proyek tersebut dapat terhenti. 

Asumsi keempat yang mendasari model S-I adalah bahwa identifikasi kelompok itu penting untuk keberhasilan suatu inovasi. Kebanyakan orang memiliki kecenderungan untuk mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok tertentu berdasarkan minat, nilai-nilai, kekuasaan, posisi dan keinginan untuk berprestasi. Jika seseorang mengidentifikasikan dirinya dengan suatu kelompok, maka dia akan lebih mudah menerima dan menindaklanjuti ide inovatif yang mungkin dikembangkan oleh kelompok itu. Tekanan kelompok merupakan fenomena yang dikenal, baik dalam hal pembinaan kepemilikan maupun difusi inovasi. Dalam hubungannya dengan pemikiran baru dan perubahan perilaku, bukan hanya individu yang menjadi sasaran, tetapi juga kelompok. Terlebih lagi, sejumlah pendekatan komersial didasarkan atas pengetahuan mengenai potensi identifikasi kelompok untuk membuat perubahan. Asumsi terakhir yang akan kita telaah adalah bahwa difusi inovasi mengikuti kurva S. 

Kemajuannya lambat pada fase awal, tetapi diikuti dengan fase difusi yang sangat cepat. Kurvanya terus meningkat selama beberapa lama, tetapi pada kecepatan yang lebih lambat. Selama fase inilah orang yang lamban bergabung dengan inovasi. Kurva difusi kemudian secara bertahap menjadi datar. Kurva S dapat dilihat pada gambar 5. pada umumnya kita dapat mengatakan bahwa model S-I didasarkan atas informasi yang memiliki daya untuk memperbaharui diri, dan bahwa “individu adalah ujung tombak dalam proses inovasi – meskipun tidak demikian - sehingga sistem sosial individu itu menjadi tidak penting”. Strategi ini juga menuntut agar pengetahuan baru, yang ditransfer melalui kontak pribadi, disebarluaskan untuk menguji dan mengevaluasi ide inovatif itu. Namun, kita tidak tahu pasti sejauh manakah kontak itu harus didominasi oleh kedekatan hubungan di kalangan individu-individu. Penelitian di Amerika menemukan bahwa sekolah-sekolah sangat jarang mengikuti sekolah perintis yang tetangganya. Di pihak lain, sekolah yang menciptakan ide baru itu sering dikunjungi oleh guru-guru dari negara bagian lain. Fenomena ini disebut efek mercu suar. Anehnya adalah bahwa mereka yang jauh yang lebih sering memulai proyek serupa di sekolahnya, bukan mereka yang bertetangga dengan perintis inovasi. Penjelasan yang diberikan terkait dengan hakikat psikologi dan komunikasi. Sekolah tetangga merasa bahwa mereka hanya dapat memperoleh sedikit prestise karena sekolah perintis telah mendapatkan semua perhatian. Jika sekolah tetangga harus memulai proyek yang serupa, mereka takut dianggap sebagai “peniru”. Penjelasan lainnya adalah bahwa orang yang tinggal jauh dari “tempat kejadian”, harus berjalan jauh sehingga dapat membawa pulang lebih banyak ide. 

Satu faktor yang sudah disebutkan adalah bahwa difusi sering kali tidak dilaksanakan di dalam sistem selain dari sistem yang memerlukan perbaikan dalam prakteknya. Untuk meraih keberhasilan dalam difusi inovasi, penting untuk merencanakan fase difusi ini juga. Secara sederhana, tampaknya kita dapat mengendalikan difusi dengan mengendalikan siapa menemui siapa. 

Mereka yang memutuskan untuk ambil bagian dalam proses perubahan, sangat membutuhkan informasi. Inovator harus berusaha memenuhi kebutuhan ini. Mereka juga sangat membutuhkan informasi pada tahap awal setelah mereka memutuskan untuk membeli ide tersebut. Ini terkait dengan kenyataan bahwa perubahan menciptakan ketidakpastian dan rasa tidak aman bagi kebanyakan orang. Ini juga berhubungan dengan apa yang sudah disebutkan di atas, yaitu bahwa kalkulasi biaya/keuntungan yang dilakukan oleh “pembeli” (mereka yang bergabung dengan inovasi) sebelum mereka memutuskan apakah ide tersebut baik atau buruk. Perhitungan keuntungan/biaya ini juga terkait dengan kenyataan bahwa inovasi jarang menguntungkan semua pihak. Akan selalu ada orang yang mempersepsi inovasi secara lebih positif daripada orang lain. Inovasi sesungguhnya tidak akan menarik bagi mereka yang lamban, karena orang-orang ini tidak akan mengalami keuntungan ataupun kerugian. 

Semua yang berpartisipasi dalam proses inovasi memiliki kebutuhan untuk mengetahui tujuannya, sasaran dan perencanaan atau strategi yang akan dipergunakan. Demikian pula, informasi tentang keterlibatan orang lain, aspek waktu, penggunaan sumber-sumber dan energi, merupakan faktor penting bagi pandangan mereka terhadap inovasi, baik positif ataupun negatif. Hal-hal yang harus dilakukan atau diubah oleh mereka sendiri dan hal-hal yang mungkin merugikan bagi mereka dalam situasi baru nanti harus juga diperjelas. 

Masalah yang mungkin terjadi dalam model ini adalah apakah para guru dapat memperoleh kemampuan yang cukup untuk melakukan itu, karena kurangnya informasi yang tersedia bagi para guru dapat mengurangi kebergunaan/manfaat dari model ini.  Jadi model ini masih membutuhkan pelatihan berkelanjutan dari agensi/perencana untuk mendidik guru sebagai dari proses evaluasi keefektifan dalam penerapan  model ini.