METHODE SCIENTIFICT APPROACH PADA KURIKULUM TIGA BELAS - Pondok Belajar

Sunday, October 09, 2016

METHODE SCIENTIFICT APPROACH PADA KURIKULUM TIGA BELAS


METHODE SCIENTIFICT APPROACH PADA (K13) KURIKULUM TIGA BELAS. 
Kita tahu bahwa Setiap bentuk kurikulum mempunyai jenisn pendekatan pembelajaran berbeda-beda, demikian pada kurikulum sekarang ini.  Definisi Scientific approach adalah sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran yang diterapkan pada prses pembelajaran kurikulum 2013. Pendekatan ini agak berbeda denganpendekatan pembelajaran pada kurikulum sebelumnya. Dimana pada setiap langkah kegiatan proses pembelajaran, guru harus melakukan tahap-tahap pembelajaran sesuai dengan apa yang telah ditetapkan pada pendekatan ilmiah ini.

Adapun keunikan ataupun kriteria khusus pada Pendekatan ilmiah ini adalah:
pertama, materi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena tertentu yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalara; bukan hanya sebatas perkiraan,khayalan, legenda, atau hanya dongeng semata.yang ke-dua, semua kegiatan pembelajaran didalam kelas, baik proses penyajian materi yang dilakukan guru, respon siswa terhadap meteri, dan sikap interaksi edukatif anatar guru dan siswa tidak terikat oleh prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, ataupun penalaran yang menyimpang dari alur-alur berpikir logis. Yang ke tiga, pendekatan ini mendorong dan menginspirasi para siswa untuk berpikir secara kritis, analistis, dan tepat di dalam mengidentifikasi, didalam memahami, didalam memecahkan masalah, dan di-dalam mengaplikasikan materi pembelajaran. Yang ke-empat,pendekatan ini juga mendorong dan menginspirasi siswa untuk mampu berpikir hipotetik dalam mengamati perbedaan, kesamaan/kemiripan, termasuk tautan meteri pembelajaran satu sama lain. Yang ke-lima, pendekatan ini mendorong dan menginspirasi para siswa untuk mampu memahami, untuk menerapkan, dan juga mengembangkan pola berpikir yang rasional serta objektif dalam merespon penyajian materi pembelajaran. Yang ke-enam, pendekatan ini juga berbasis pada konsep, teori, dan juga fakta-empiris tertentu yang boleh dipertanggungjawabkan dan, Ke-Tujuh, adapun tujuan pembelajaran dalam pendekatan ini dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun tetap mengunakan bentuk yang menarik dalam sistem penyajiannya.
Kompetensi pembelajaran pada scientifik approach.
Adapun kompetensi pembelajaran pada scientifik approach adalah dengan menggamit beberapa ranah pencapaian dari hasil proses belajar yang tertuang pada setiap kegiatan pembelajaran.  Proses/sistematika pembelajaran tersebut menyentuh tiga ranah pencapaian, yaitu: ranah pencapaian sikap, ranah pencapaian pengetahuan, dan ranah pencapaian keterampilan. Sedangkan Hasil belajar yang dihasilkan adalah untuk melahirkan peserta didik yang lenih produktif, kebih kreatif, lebih inovatif, dan afektif melalui pendekatan penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang telah terintegrasi. Ranah sikap mengunakan transformasi substansi ataupun materi ajar agar peserta didik tahu mengapa ‘why’. Sedangkan untuk Ranah keterampilan mengunakan transformasi substansi atau bahan/materi ajar untuk mengahrapkan peserta didik tahu bagaimana ‘how’. Untuk Ranah pengetahuan sistemnya menggamit transformasi substansi atau materi ajar supaya peserta didik bisa tahu apa ‘what’. Sebagai pencapaian Hasil akhirnya adalah merupakan peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia yang lebih baik, yaitu sebagai manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan dan kemempuan untuk hidup secara layak dari peserta didik yang mencakupi  aspek sikap, aspek pengetahuan, dan yang terakhir adalah aspek keterampilan.
Langkah-langkah Pembelajaran pada Pendekatan Scientific Approach
Adapun Langkah-langkah Pembelajaran pada pendekaatan pengetahuan (Scientific Approach) pada Kurikulum 2013 dengan mebuat penekanan pada konsep dimensi pedagogik modern dalam proses pembelajaran, yaitu denagan menggunakan pendekatan ilmiah. Sedangkan untuk Langkah pembelajaran pada scientific approach memiliki 5 langkah kegiatan pembelajaran utama. Langkah pembelajaran ini mengunakan tahapan/kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.
1.   Kegiatan Pembelajaran
a. Tahapan pertama pertama yang digunakan pada pendekana science Approach observing (mengamati). Dithapan ini Siswa diminta untuk mengamati obyek-objek  yang akan mereka pelajari. Kegiatan yang dilakukan siswa pada tahapan ini bisa jada dalam bentuk membaca, mendengar, menyimak, melihat (dengan mengunakan atau tidak mengunakan alat media). Sedangkan Kompetensi yang ingin dikembangkan dalam tahapan ini adalah melatih kesungguhan, ketelitian, serta mengunpulkan/mencari informasi yang berkaitan dengan pembelajaran. Dalam tahapan ini ini guru bisa menyajikan media pembelajaran seperti mengunakan gambar, video, miniature, tayangan, atau obyek asli. Tujuannya adalah untuk mengajak Siswa untuk bereksplorasi mengenai obyek materi yang akan dipelajari.

b. Langkah ke dua pada pendekatan pengetahuan ( scientific approach) adalah questioning (menanyakan). Kegiatan proses belajarnya adalah dengan mengajukan pertanyaan tentang informasi yang belum dipahami dari apa yang telah diamati oleh siswa bisa juga berupa pertanyaan tambahan untuk mendapatkan informasi yang lebih jauh tentang apa yang diamati. Jenis Kompetensi yang dikembangkan dalam tahapan ini adalah untuk mengembangkan kreativitassiswa, rasa ingin tahu, dan juga meningkatkan kemampuan merumuskan pertanyaan siswa untuk membentuk pikiran kritis dan cerdas. Pada tahapan kegiatan pembelajaran ini siswa diminta untuk melakukan pembelajaran bertanya. Bagi Siswa yang pandai dibolehkan untuk bertanya atau menjawab pertanyaan baik yang diajukan oleh  guru maupun dari teman kelasnya.

c. Pada tahapan/Langkah pembelajaran yang ke tiga adal assosiating (menalar/mengolah informasi tertentu). Jenis Kegiatan pembelajarnya adalah yang pertama, mengolah informasi yang sudah dikumpulkan oleh soswa baik berupa dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun yang dihasilkan dari kegiatan mengamati/kegiatan mengumpulkan informasi tertentu. Kedua, pengolahan informasi yang telah dikumpulkan dari aktifitas tertentu yang bertujuan untuk menambah keluasan dan kedalaman informasi ataupun berupa pencaraian solusi dan pertentangan yang melibatkan berbagai sumber. Jenis Kompetensi yang dikembangkan dalam tahapan ini adalah sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, serta kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur tertentu dan kemampuan untuk berpikir induktif serta deduktif dalam mengambil kesimpulan tertentu. Disamping itu, Pada tahapan kegiatan ini siswa diminta menalar atau menghubungkan apa yang sedang dipelajari dengan apa yang ada dalam lingkungan kehidupan sehari-hari.

d. Tahapan/Langkah ke empat pada scientific approach adalah experimenting (mencoba). Adapun jenis Kegiatan yang dilakukan siswa dalam tahapan ini adalah mengumpulkan informasi/eksperimen. Kegiatan belajarnya adalah dengan melakukan eksperimen,  membaca bahan dari sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/ aktivitas, dan melakuakan wawancara dengan nara sumber. Jenis Kompetensi yang dikembangkan dalam tahapan ini adalah

e. Dengan  mengembangkan sikap teliti, sikap jujur, sikap sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan untuk berkomunikasi, kemapuan untuk menerapkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, dan juga mengembangkan pola belajar sepanjang hayat. Tahapan pembelajaran Pada tahap ini adalah dimanan setiap siswa dituntut untuk mencoba mempraktekkan apa yang tekah mereka pelajari.

f. Tahapan/Langkah ke lima pada scientific approach adalah networking (membentuk jejaring). Networking adalah sebyag kegiatan pembelajaran dimina siswa diminta untuk membentuk jejaring pada kelas. Bisaanya siswa diminta untuk melakukan diskusi secara berkelomp[ok ataupun secara individu dengan mengunakan meteri yang telah mereka pelajarai. Dalam tahapan ini siswa juga bisa memberikan penjelasan terhadap apa yang telaha mereka pahamai baik kepada teman sekelas maupaun kepada guru diaman ini dumaksdukan i=untuk memebentu pola kacakapan siswa didalam melakukan komunikasi didalam kelas ataupun dalam kehidupan sehari-hari. Dalam situasi ini Guru hanya berfungsi sebgai fasilitator tentang kegiatan yang dilakukan siswa tersebut. Dalam kegiatan ini semua siswa secara proporsional akan mendapatkan kesempatan dan hak yang sama. Siswa akan terlatih secara mandiri untuk menjadi narasumber, dan menjadi orang yang akan mempertahankan gagasannya secara ilmiah adapun semua kegiatan dalam tahapan pembelajaran ini adalah akan kembali kepada pencapaian ranah pembelajaran (ranah sikap, ranah kognitif dan ranah ketrampilan)



No comments:

Post a Comment

terimakasih telah berkomentar