Kisah Anak Durhaka Ahmad Ramanyang - Pondok Belajar

Saturday, October 22, 2016

Kisah Anak Durhaka Ahmad Ramanyang


KISAH ANAK DURHAKA AHMAD RAMANYANG . Pada masa dahulu kala, didalam sebuah desa di Aceh, yang teletak di sekitar Krueng raya, hiduplah seorang pemuda yang tampan, bijak, pandai, rajin dan berbakti kepada orang tua. Dia bernama Ahmat (Ahmad Ramanyang). Pada saat itu pemuda tersebut sedang menginjak usia remajanya. Pekerjaan yang dilakukan saban harinya oleh pemuda tersebut hanyalah mengarap kebunya karena dia berprofesi sebagai seorang buruh tani. Dalam menjalani kehidupan sehari-harinya dia tidak pernah putus asa karena dia termasuk seorang pemuda yang pandai ilmu agama. Walaupun dalam keseharianya dia terkadang makan satu hari bahkan dua hari sekali tetapi dia tidak pernah mengeluh karena baginya itu adalah rezki yang telah ditetapkan oleh Allah kepadanya.

Ahmad Ramanyang
Kapal Ahmad Ramanyang Yang Sudah Menjadi Batu
Hari demi hari terus berlalu seiring terus berputarnya roda kehidupan, sehingga pada suatu hari terbisit keingginan pada pemuda ini untuk pergi meratau karena ingin merubah garis kehidupannya. Siapa tahu dia akan mendapat kehidupan yang layak diperantauannya nanti. Namun keinginan tesebut agak berat dia lakukan karena dia sangat berat untuk meninggalkan ibunya seorang diri di kampung ini, mana kondisi ibunya yang sudah semakin senja.

Pada suatu hari, dia malamun sepanjang hari di kebun dan tidak melakukan aktivitas apapun karena dia asik larut dengan rencananya untuk pergi merantau kenegeri orang supaya kehidupannya bisa berubah. Namun dalam lamunananya kali ini dia mendapatkan sedikit solusi tentang perencanaannya tersebut, mengapa aku tidak coba tanyakan dulu pada ibuku, sipa tahu aja beliau menyetujuinya. Setelah mendapat pemikiran seperti itu dia langsung bergegas pulang kerumanhya dan langsung menjumpai ibunya.'Mak, Amad mau bilang sesuatu pada mak, Ahmad berencana mau pergi merantau kenegeri seberang untuk merubah nasib hidup Ahmad’ kata Ahmad . ‘siapa yang akan menjaga mak disini nanti setelah kamu pergi merantau,’kata ibu Ahmad ‘iya mak tapi Ahmad berjanji untuk tidak akan lama kok mak, jika nanti Ahmad sudah kaya Ahmad akan kembali untuk menjemput mak tinggal dengan Ahmad disana’ kata Ahmad. Melihat keinginan anaknya yang begitu tinggi, akhirnya ibu si Ahmad menyetujui permintaan anaknya tersebut. Ya sudah kalau begitu berangkat saja lah, pesan mak jangan berbuat kejahatan di negeri orang, jadilah orang baik, dan selalu mengingat Allah. Ucap Ibu Ahmad sambil membelai rambut anaknya. 

Keesokan harinya Ahmad langsung berangkat dengan dengan diantar oleh ibunya di Pelabuhan Krueng raya. Kemudian sebelum Ahmad berangkat menuju kapal, ibunya berpesan kepada Ahmad, Ahmad rajin-rajinlah beribadah kepada Allah, berdoa dan berusaha supaya Allah akan memberikan kehidupan yang layak buat kamu, dan satu hal yang harus kamu ingat jaga akhlak kamu ketika berada di negeri orang supaya orang senang dan mudah membantu kamu kata ibunya. Ahmad hanya mengangu-angukkan kepalanya ketika mendengarkan semua pesan ibunya. Mak jaga diri mak baik-baik ya, dan insyaalh Ahmad akan mengingat semua pesan mak, semoga pesan emak ini bisa menjadi sebuah motivasi buat Ahmad, mak Ahmad pergi dulu ya. Ucap Ahmad sambil mencium kedua tanggan ibunya. 

Setelah menempuh perjalanan yang lumayang lama dan melelahkan akhirnya Ahmad tiba di negeri perantauan yang ditunjunya, dan mendapatkan pekerjaan pada seorang saudagar kaya raya. Singkat cerita akhirnya Amad tiba dinegeri seberang dan bekerja pada seorang saudagar kaya untuk menambat tali kapal yang singgah  di dermaga milik orang kaya tersebut. Hari demi hari terus berlalu, dan sekarang Ahmad telah berada sekitar 1o tahun lebih di negeri orang, Ahmad berhasil menjalani hidupmya di negeri orang dan menjadi kepercayaan tuanya, bahkan dia diberikan penghargaan oleh tuannya tersebut untuk mempersunting puteri satu-satunya yang dimiliki oleh saudagar kaya tersebut.. itu semua diperoleh oleh Ahmand karena dia selalu menjalankan semua nasehat ibunya ketika ia berangkat dulu.

Setelah mempersunting puteri saudagar kaya tersebut maka secara otomatis Ahmad menjadi orang kaya karena dia yang akan menjadi pewaris tunggal dari semua kekayaan mertuanya. Kondisi Ahmad yang sekarang sudah tidak lagi seperti dulu lagi karena kesibukan yang terlalu padat dalam mengelola usaha mertuanya tersebut membuat dia sudah jarang beribadah seperti dulu. Bahkan amanah ibunyapun sudah banyak yang diaabaikan karena terbawa oleh kenikmatan dan kemewahan dunia.

Pada suatu hari, istri Ahmad mengajak Ahmad untuk mengunjungi ibunya di kampaung halaman yang jauh berada di sebang lauatan. Bang Ahmad apakah abang tidak meridukan ibu mu yang telah melahirakan dan membesarkan mu? Kata istrinya. Mendengar pertanyaan itu Ahmad agak terkejut dan balik bartanya kepada istrinya. Mengapa kamu bertanya demikian, apakah kamu ingin kita berkunjung kesana yang jauh berhari-hari memngarungi lauatan? Tanya Ahmad. Istrinya menjawab, ya bang saya ingin sekali melihat dan berjumpa dengan orang yang telah mendidik seorang laki-laki dengan penuh ketaatan dan kesopanan’ jawab istri Ahmad. 
Okey lah jika begitu besok kita akan berangkat kesana ujar Ahmad. 

Keesokan harinya, merekapun memulai pelayaran untuk menuju ke kampung halaman Ahmad, setelah mengarungi lautan yang berhari-hari lamanya. Akhirnya merekanpun akan segera tiba di pelabuhan krueng raya Aceh besar. setelah sampai di krueng raya, Ahmad beserta istri dan semua kru kapal langsung turun dari kapal dan mereka agak takjub dengan keindahan alamnya yang masih sangat alami dan segar. Semua penduduk berduyun berdatangan menyambut saudagar kaya yang dulunya adalah salah seorang pemuda desa mereka. Sayup-sayup kabar kedatangan Ahmadpun sampai ketelinga ibunya, dan ibunya segera bergegas menuju ke pelabuhan kreung raya sambil membawa sebungkus nasi untuk sarapan anaknya.      

Setibanya di dermaga Krueng ibu Ahmad langsung mamangil Ahmad, anak ku ini mak mu nak, dan mak bawakan sebungkus nasi untuk sarapan mu, panggil ibunya. Mendengar suara tersebut istri Ahmad berujar kepada suaminya, suami ku, lihat itu ada perempuan tua yang memangi-mangil namamu katanya dia ibu mu, Kemudian Ahmad berkata, aku tidak kenal dengan perempuan tua itu, aneh masak dia berani mengaku sebagai ibu ku, apa dia tidak tahu jika ibuku adalah saudagar kaya disni, ucap Ahmad dengan lantang untuk menutupi rasa malunya kepada istri dan anak buah kapalnya. Mendengar ucapan Ahmad tersebut, ibunya berujar, Ahmad ini betul mak mu, apakah kau sudah tidak kenal lagi dengan mak mu ini’ ucap ibunya sambil menangis. 
Aku tidak lupa akan mak ku, tetapi saya masih ingat  mak ku bukan seperti mu, mak ku adalah oarang kaya raya seperti ku. Kata Ahmad. Kemudian Ahmad menyuruh awak kapalnya untuk menyeret perempuan tua tersebut jauh dari hadapanya. Mendapat perlakuaan seperti itu, ibu Ahmad berseru dengan lantang, Ya Allah jika laki-laki yang menyuruh menyeretku itu benar-benar darah daging ku, maka kutuklah dia beserta semua orang-oragnya menjadi bukit. Tak lama kemudian kejadian anehpun terjadi hujan disertai petir dan badai melanda di tempat tersebut dan yang aneh lagi setelah kondisi membaik seperti sedia kala malah terlihat sebuah bukit di dalam lautan  yang agak berhampiran dengan daratan, selidik punya selidik ternyata itu adalah kapal dan semua oarang yang ada di dalam kapal Ahmad tersebut.  
Sampai saat ini anda bisa menyaksikan bukit tersebut di sekiitar Krueng Raya aceh besar. Orang orang menyebut nya dengan Glee Kapai [bukit Kapal]. Danm kemudian orang-oarang manimai kisah ini dengan kisah Ahmad Ramanyang. Maksud kata ramanyang adlah anak yang tidak tahu membalas jasa budi orang tuanya. 

No comments:

Post a Comment

terimakasih telah berkomentar