Pendekatan filosofi terhadap sebuah pendidikan adalah suatu pendekatan untuk yang digunakan untuk menelaah dan memecahkan permasalahan-permasalahan pendidikan dengan menggunakan berbagai methode filsafat. Pandangan mengenai konsep pengetahuan atau teori pendidikan yang telah dihasilkan dengan pendekatan Filosofi tersebut disebut filsafat pendidikan. Menurut Henderson [1995], filsafat pendidikan adalah filsafat yang diaplikasi untuk menelaah dan memecahkan permasalahanh-permasalahan dari sistem pendidikan.
Gambaran Filsafat Pendidikan Islam |
Cara kerja dan hasil-hasil dari penggunaan metode filsafat dapat dipergunakan untuk membantu dalam memecahkan masalah-masalh dalam kehidupan, sebagaimana yang kita ketahui jika pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting dalam kehidupan peradaban manusia. Pendidikan membutuhkan pendekatan filsafat disebabkan karena pendidikan tidak hanya menyangkut tentang pelaksanaannya saja, yang hanya terbatas pada sebauh pengalaman tertentu. Dalam pendidikan akan muncul berbagai masalah yang lebih luas, kompleks, dan lebih mendalam, yang tidak hanya tebatas pada pengalaman indrawi [penglihatan] maupun fakta-fakta faktual, dan masih ada hal lain yang mungkin tidak dapat dijangkau dengan penggunaan methode sains pendidikan (science 0f education).
Kalau kita kembali ke sistem filsafat pendidikan islam disitu jelas digambarkan dasar ajaran islam sebagai nilai-nilai untuk diterapkan dalam kehidupan, dapat dijadikan sumber pijakan dalam menentukan tujuan dari pendidikan, metode, bahkan sampai pada jenis-jenis dari pendidikan untuk mencapai tujuan yang kita inginkan.
Methode yang dipergunakan dalam menyusun teori/konsep pendidikan disebut thesis deduktif. Dinamakan thesis deduktif, karena itu bertolak dari dalil-dalil atau aksioma-aksioma agama yang tidak dapat kita tolak akan kebenaranya. Disamping itu dikatakan juga deduktif, karena teori pendidikan disusun dari prinsip-prisip yang ada/berlaku umum, dan diterapakan untuk memikirkan masala-masalah yang khusus. Ajaran ajaran agama yang berlaku umum dijadikan sebagai pangkal untuk menentukan prinsip-prinsp pendidikan yang lebih khusus.
Sebagai contoh teori pendidikan islam akan merujuk pada Al-Quran, sehingga ayat-ayat Al-Quran akan dijadikan sebagai landasan dalam keseluruhan sistem pendidikan. Abdurrahman Saleh [1991] telah membandingkan konsep teori pendidikan islam dengan konsep teori sains. Ia mengatakan bahwa konsep teori sains ini bersifat deskriptif untuk membantu para peserta didik dalam mencapai/mengasuh keberhasilan siswanya. Tetapi teori ini tidak dapat menjadi paradigma bagi teori pandidikan, karana dalam pendidikan, teori tidak sekedar hanya menerangkan bagaimanan atau mengapa suatu peristiwa tersebut terjadi. Fungsi dasar teori dalam pendidikan adalah untuk menjadi petunjuk prilaku peserta didik dalam melakukan kegiatan mengajar. Dalam pendidikan islam, nilai-nilai Qurani merupakan usaha pembentukan elemen dasar dari sebuah kurikulum, dan sekolah berkepentingan membawa siswa-siswanya supaya mematuhi dan menjalankan nilai-nilai yang ada tersebut. Praktik prilaku harus dinilai oleh para pendidik, dan dalam pemberian nilai tetsebut tidak bisa dibatasi hanya pada penemuan-penemuan ilmiah.
Lebih jauh Salih Abdullah menyebutkan bahwa, jika kita menerima sebuah teori sains sebagai paradigma bagi sistem pendidikan, berarti kita harus meninggalkan seluruh fakta-fakta yang bersifat metafisik (ghaib) Al-Quran. Sains sifatnya hanya menerangkan kepentingan-kepentingan fakta yang dapat diamati. Sains tidak dapat menyentuh semua elemen-elemen yang tidak dapat di-observasi dan diukur. Seperti yang telah kita ketahui bahwa indra dan rasa bukan satu-satunya media yang dapat digunakan untuk mendapatkan pengetahuan. Al-Quran yang merupaka salah kitab wahyu dari Allah, tidak tidak akan mampu diuji secara empiris[sains], dan secara menyeluruh. Dalam surat Al-Baqarah telah dipaparkan secara umum dapat kita golongkan bahwa kepercayaan orang islam terhadap segala yang bersifat ghaib, mendahului referensi terhadap perilaku yang dapat diamati/diobservasi. Orang–orang islam menerima sistem etika dari islam yang semua bersumber dari Al-Quran, karena datang dari Allah Yang Maha Ghaib, yang diyakini sebagai sistem etika yang terbaik, bukan berdasarkan hasil temuan empiris, juga bukan hasil dari eksperimentasi sains.
Teori pendidikan Islam merupakan sebuah teori yang terintegratif yang berdasrkan pada nilai-nilai Qurani. Jadi teori pendidikan Islam tidak bertentangan dengan hasil-hasil sains bahkan menerima dan memamfaatkan bagian-bagian dari sains tersebut bagi pelakasanaan operasional pendidikan.
Sebagai contoh konsep tentang asal mula kejadian manusia sudah digambarkan secara sempurna dalam Al-quran misalnya dari surat al-yasin dimana dasar pengetahuan ini bisa dijadikan sebagi pijakan dasar dalam membuktikakanya secara teoritis/empiris yang pada akhirnya apa yang telah digambarkan dalam Al-Quran sangat sesuai denga apa yang telah dibuktikan oleh dunia sains sekarang. Dan masih banyak lagi contoh-contoh dari gambaran ilmu yang telah digambarkan secara jelas dalam Al-Quran yang kebenarannya sudah dapat dibuktikan oleh sains.
Jadi apa yang penulis maksudkan disini adalah mari kita mengkaji ilmu-ilmu pengetahuan dari berbagai aspek dan tempat dengan tetap menggunakan Ilmu Al-Quran sebagai pijakan dasar, sebab masih sangat banyak sekali kandungan-kandungan isi Al-Quran yang belum mampu kita buktikan dengan konsep ilmu pengetahuan kita disebabkan oleh keterbatasan ilmu yang kita miliki.
Wallahu a’lam
No comments:
Post a Comment
terimakasih telah berkomentar