Hakikat dan Keutamaan Pendidikan Dalam Keluarga - Pondok Belajar

Monday, October 30, 2017

Hakikat dan Keutamaan Pendidikan Dalam Keluarga

Hubungan antara keluarga dan pendidikan dapat kita ibaratkan seperti dua sisi mata uang karena keduanya memiliki hubungan yang erat. Istilah keluarga dan pendidikan adalah dua istilah yang tidak bisa dipisahkan. Keluarga merupakan pondasi dasar untuk membentuk karakter anak sejak dari usia dini sampai menempuh pendidikan formal nantinya. Pendidikan dalam keluarga memiliki andil yang sangat besar dalam membentuk pola pikir dan pola karakter anak, karena bagi seorang anak orang yang pertama kali yang mereka kenal adalah kedua orang tua mereka dan angggota keluarga. 

Hakikat dan Keutamaan Pendidikan Dalam Keluarga
Hakikat dan Keutamaan Pendidikan Keluarga

Sangat salah besar jika ada orang yang beropini bahwasanya pendidikan anak merupakan kewajiban guru (pendidik) mereka saja disekolah, padahal pembelajaran yang pertama kali diterima oleh seorang anak berasal dari keluarga mereka sendiri, baik melalui pengamatan terhadap kebiasaan dil ingkungan keluarga mereka ataupun keterlibatan langsung (kontak) antara orang tua dan anak mereka. Dalam islam, orang tua diwajibkan/bertanggung jawab untuk mendidik anak anak mereka dengan konsep ilmu agama sebagai dasar untuk membentu karakter yang islami, sehingga orang tua mereka harus terlibat secara aktif dalam mengajari dan mengontrol pertkembangan pola pikir anak mereka. Ini semua juga akan menjadi faktor untuk kesuksesan anak anak mereka dimasa mendatang baik ketika menempuh jenjang pendidikan tingkat tinggi (universitas) ataupun sebagai bekal dalam menjalani hidup mereka kedepan. 


Pendidikan keluarga merupakan sebuah usaha yang secara sadar yang dilakukan oleh orang tua yang depengaruhi oleh panggilan jiwa mereka (naluri) dalam memberikan bimbingan kepada anak anak mereka. Pendidikan dalam keluarga umumnya dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan cara memberi contoh (meneladani), membimbing, mengarahkan, dan mengendali disamping juga ikut terlibat secara aktif dalam mengembangkan konsep pengetahuan ketrampilan dan karekter bagi putra-putri mereka sehingga dapat menjadi pengangan mereka untuk dikemudian hari. Pada tahapan dasar, pendidikan dasar dalam keluarga diharapkan mampu membekali anak mereka dengan nilai nilai kepribadian dan nilai sosial dimana ini nantinya akan dilanjutkan ataupun dikembangkan petensi yang telah mereka miliki ini pada saat anak tersebut sudah menempuh pendidikan formal dan non formal lainnya, seperti sekolah, pesantren dan lain sebagainya.

Sebagai orang tua yang arif, mereka akan selalau mencontohkan perilaku/perbuatan perbuatan yang baik kepada anak anak mereka sehingga kemudian baru dilanjutkan dengan proses proses pembiasaan. Bagi seorang anak orang tua mereka adalah orang yang sangat favorit (idola) bagi mereka sehingga sikap meniru kelakuan orang tua sangat cepat tumbuh pada diri mereka, sebagai contoh jika orang tua mereka selalu melakukan shalat dengan rutin maka seorang anak berunsia 1 atau 2 tahun akan meniru gerakan gerakan yang dilakukan oleh orang tua mereka ketika melaksanakan shalat waluapun gerakan yang mereka lakukan tersebut belum sempurna. Jika perilaku mencotoh ini sudah timbul pada diri mereka maka anda selaku orang tua harus membentulkan cara melakukan shalat tersebut bila perlu ajak sekali kali untuk sahlat bersama dengan mereka, ingat jangan dipaksa jika mereka tidak mau maka biarkan saja dulu mereka asik dengan permainan ataupun perilaku meniru tersebut, toh jika anda tetap memberikan perhatian khusus kepada mereka nanti mereka sendiri yang akan mengajak shalat dengan anda. contoh lain biasakan anak anda dengan bacaan bacaan ayat alquran sehingga pembiasaan ini dapat membuat mereka secara tidak sengaja menghapal ayat demi ayat dari surah dalam Al-quran meskipun mereka sebanarnya belum mengenal satupun huruf Al-qurana, karena daya hafal anak yang masih usia dini sangat bagus mareka menghapalnya sambil meniru dan bermain.
    
Islam sangat menganjurkan pendidikan/pembentukan budi pekerti bagi anak anak, karena dengan budi pekerti itulah tercermin pribadi yang mulia. Mengapa keluarga menjadi dasar dalam pembentukan nilai budi pada seorang anak? Kita tahu bahwasanya peran keluaga dalam membentuk pribadi yang mulia merupakan tanggung jawab dari orang tua, seperti yang telah disabdakan oleh nabi besar Muhammad saw yang artinya: 

tiap tiap anak itu suci, maka orang tua merekalah yang menjadikannya yah*d*, nasr*ni dan maj*si.  

Lewat gambaran hadist tersebut bisa kita fahami jika karakter anak itu sangat dipengaruhi oleh didikan dan pembiasaan yang dilakukan oleh orang tua mereka ketika mereka masih kecil. Akan tetapi tidak semua orang tua dapat melakukannya. Ada berbagi faktor yang menyebabkan orang tua tersebut tidak dapat menunaikan kewajban mereka seperti orang tua yang sibuk bekerja keras siang malam dalam hidupnya untuk memenuhi kebutuhan materi anak anaknya, kebanyakan waktunya dihabiskan di luar rumah, jauh dari keluarga, tidak sempat mengawasi perkembangan anaknya, dan bahkan tidak punya waktu untuk memberikan bimbingan, sehingga pendidikan akhlak bagi anak-anaknya terabaikan. Namun semua faktor tersebut sebenarnya hanya alasan klasik saja, sebenarnya yang menjadi faktor utama mereka tidak dapt memenuhi kewajiban mendidik anak anak mereka adalah mereka tidak memiliki kesadaran yang tinggi terhadap anak mereka karena kurangnya rasa cinta terhadap keluarga sehingga sebagai konsekwensinya mereka menjadi kurang peduli bahkan cendrung mengabaikan kehidupan anak anak mereka. kita tahu bahwasanya orang tua yang bijak sesibuk apapun kegiatan yang mereka geluti mereka tetap akan mecoba menyisihkan sedikit waktu mereka bersama anak mereka walaupun hanya sebentar, karena mereka memiliki kecintaan yang sangat dalam terhadap keluarga mereka sendiri. 

Jika seorang anak mendapat didikan secara maksimal dalam lingkungan mereka, mereka akan berusaha beradaptasi dengan lingkungan mereka sehingga anak akan menyesuaikan pergaulannya sesuai dengan kepribadian yang telah mereka dapatkan dalam keluarga mereka sendiri. Dan karakter inilah yang juga akan mereka teruskan ketika mereka menempuh pendidikan formal baik pendidikan tingkat dasar ataupun pendidikan tingkat tinggi nantinya (universitas). Sekarang semuanya terpulang kepada diri kita selaku orang tua mereka, jika kita ingin mendapatkan hasil yang bagus buat kita sendiri di hari tua, maka semaikanlah segalanya dari sekarang karena anak yang baik dan bijak mereka tidak akan mengabaikan orang tua mereka ketika orang tuanya sudah uzur kelak apalagi jika anak tersebut memiliki ilmu agama yang memadai.

No comments:

Post a Comment

terimakasih telah berkomentar