Pondok Belajar

Tuesday, November 28, 2017

Pembelajaran Berbasis TIK

Dalam perkembangannya teknologi memegang peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu.Termasuk didalamnya adalah dalam pembelajaran Bahasa Inggris.E-learning dan online learning sangat sering kita dengar di pembicaraan di kalangan pendidik maupun peserta didik. E-learning ini mengacu pada pembelajaran yang menyatukan informasi dan teknologi komunikasi (ICT/TIK) untuk membangun budaya baru, budaya abad 21 yaitu budaya membangun budaya terampil dan berpengetahuan. Kemajuan ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang sangat cepat yang berbasis pada internet. Sebagai misal adalah kata-kata seperti apps; blogs; podcast; game online; media sosial seperti Facebook, Instagram, twitter dll; dan wiki. E-learning menjadi sangat dikenal di kalangan pendidikan, kita juga dapat menyebutnya sebagai digital atau virtual. Berbagai cara belajar secara online mulai dikenal di dunia pendidikan termasuk pembelajaran bahasa Inggris. Tren pembelajaran mengarah menuju digitalisasi. Penggunaan telepon genggam, tablet dan laptop menjadi sesuatu yang sudah tidak asing yang terjadi di sekitar kita. 


Pembelajaran Berbasis TIK 

Terdapat kenaikan secara signifikan berdasar riset bahwa ada peningkatan permintaan peseta didik dengan aplikasi yang memberikan fasilitas tentang pembelajaran bahasa (Chinnery, 200; Goldwin-Jones, 2011; Kukulska-Hulme, 2009; Eaton, 2011:12). Hal ini membuka kesempatan kepada para peserta didik untuk dapat mengakses informasi dan pengetahuan dimanapun dan kapanpun. Dalam perkembangannya, teknologi dapat memberikan sumbangan besar dalam proses pembelajaran bahasa. Banyak materi pembelajaran yang dapat diakses langsung oleh peserta yang dapat untuk meningkatkan keterampilan berbahasa yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Meskipun demikian, peran pendidik tidak akan tergantikan oleh adanya teknologi ini. Hal ini dikarenakan bahwa teknologi hanyalah sebagai alat atau ‘tool’ untuk membantu manusia agar hasil yang diharapkan dapat lebih optimal. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran bahasa Inggris merupakan alat bantu bagi para pendidik dalam proses pembelajaran. TIK yang dapat memberikan ruang bagi peserta didik untuk berperan aktif, kreatif, kritis dan komunikatif dalam proses pembelajaran. Pendidik sebagai mediator dalam hal pemanfaatan TIK ini disesuaikan dengan kebutuhan kurikulum.Banyak manfaat positif yang dapat pendidik gunakan dalam perencanaan sampai pada hasil belajar peserta didik. 
Manfaat dari penggunaan TIK dalam pembelajaran adalah. (ODLAC, 2008:5-6): Pemanfaatan TIK memberikan kesempatan pada peserta didik untuk dapat belajar menggunakan bahasa secara bermakna dan dengan materi otentik. Peserta didik dapat memanfaatkan video-sharing, podcast, Youtube, Online Newspaper sebagai materi dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, para peserta didik dapat berkomunikasi berkolaborasi dengan peserta didik lain melalui chat-room tanpa ada rasa takut salah dalam pengucapan maupun tata bahasa. Pada saat inilah para peserta didik dapat meningkatkan keterampilan dan memotivasi mereka untuk selalu meningkatkan diri. 

Pemanfaatan TIK memberikan kesempatan kepada pendidik untuk dapat lebih memahami berbagai gaya belajar peserta didik baik yang audio, visual, audiovisual, maupun yang kinestetik. Hal ini dimungkinkan dengan sumber belajar yang beragam dan dapat menggunakan model blended learning dimana peserta didik dapat bertatap muka melalui online dengan sumber belajar itu sendiri. Dengan demikian peserta didik akan mendapatkan pembelajaran otentik dan menyenangkan. Bagaimana memulai pembelajaran bahasa Inggris berbasis TIK? Ada beberapa tahapan dalam memulai pembelajaran dengan pemanfaatan TIK, yaitu: 

a. Mempelajari silabus 
Dengan mempelajari silabus, pendidik akan mendapatkan tujuan pembelajaran dan gambaran hasil yang diperoleh oleh peserta didik. Dengan demikian pendidik dapat mengarahkan peserta didik sehingga mendapatkan proses dan hasil pembelajaran yang optimal. 

b. Memperhitungkan fasilitas dan waktu 
Tahapan ini sangat penting dalam proses pembelajaran berbasis pada pemanfaatan TIK sehingga fasilitas yang ada dapat mendukung keberhasilan peserta didik dalam proses belajar tersebut. Demikian juga dengan waktu, pendidik memulai suatu proyek yang tidak menyita waktu sehingga keseluruhan program pembelajaran dapat berjalan dengan baik. 

c. Pengaturan kelompok kerja peserta didik. Hal ini sangat penting mengingat setiap individu memiliki keunikan, kelebihan dan kekurangan sehingga akan terjalin kelompok yang berkualitas dan saling membantu. Beberapa pertimmbangan yang perlu dilakukan adalah di setiap kelompok ada peserta didik yang baik di bidang Bahasa Inggris, di bidang TIK dan di sikap kepemimpinan. 

d. Pendidik memberikan dasar-dasar dan materi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, dengan demikian para peserta didik dapat memahami dan melaksanakan proyek dengan lebih baik. e. Pendidik terus memberikan arahan, kontrol dan masukan-masukan selama proses pembelajaran bahasa Inggris dengan pemanfaatan TIK berlangsung. Dengan demikian setiap masalah yang timbul dapat segera teratasi. Pembelajaran Berbasis TIK tetap mengutamakan nilai pedagogik dari materi yang ingin disampaikan oleh pendidik. Bahwasanya teknologi hanya merupakan alat bantu yang memudahkan pendidik dan peserta didik dalam merancang, memproses, berdaya kreatif, bernilai lebih serta menjadi media untuk mendokumentasikan hasil karya peserta didik. Peran pendidik menempati tempat yang utama dalam mengarahkan peserta didik untuk mendapatkan hasil karya yang optimal.

Saturday, November 18, 2017

Panduan Cara Membuat Akun Edmodo Untuk Guru

Pemanfaatan media Jaringan online dalam melakukan proses pembelajaran sudah menjadi sebuah tuntutan dalam dunia pendidikan dewasa ini, karena dengan munculnya berbagai media tehnologi semangkin menantang para pendididik untuk terus melakukan pemahaman tentang berbagai meida tersebut sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran disekolah. Salah satu kelebihan yang sangat kentara disrasakan oleh guru ketika menggunnakan berbagai media tehnologi tersebut dalam melakukan proses pembelalaran di kelas adalah timbulnya kemudahan bagi pendidik dalam menyampaikan materi ajar kepada perserta didik disamping juga para peserta didik menjadi senang dan termotivasi untuk belajar.  

Panduan Cara Membuat Akun Admodo Untuk Guru
Cara Membuat Akun Edmodo Untuk Guru

Dalam pembelajaran bahasa Inggris.E-learning dan online learning atau lebih populernya bisa disebut dengan Computer Classes Online sangat sering kita dengar di pembicaraan di kalangan pendidik maupun peserta didik. E-learning ini mengacu pada pembelajaran yang menyatukan informasi dan teknologi komunikasi (ICT/TIK) untuk membangun budaya baru, budaya abad 21 yaitu budaya membangun budaya terampil dan berpengetahuan. Kemajuan ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang sangat cepat yang berbasis pada internet. Sebagai misal adalah kata-kata seperti apps; blogs; podcast; game online; media sosial seperti Facebook, Instagram, twitter dll; dan wiki admondo, email google+ dll. . 

Lumrah dipahami jika dalam perkembangannya, teknologi memegang peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Termasuk didalamnya adalah dalam pembelajaran bahasa Inggris.E-learning dan online learning sangat sering kita dengar di pembicaraan di kalangan pendidik maupun peserta didik. E-learning ini mengacu pada pembelajaran yang menyatukan informasi dan teknologi komunikasi (ICT/TIK) untuk membangun budaya baru, budaya abad 21 yaitu budaya membangun budaya terampil dan berpengetahuan. Kemajuan ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang sangat cepat yang berbasis pada internet. Sebagai contohnya adalah seperti apps; blogs; podcast; game online; media sosial seperti Facebook, Instagram, twitter dll; dan wiki kelas edmodo, google+ Youtube dan lain sebagainya. Dimana semua situs tersebut menyajikan berbagai materi pembelajaran yang dapat diakses langsung oleh peserta untuk dapat meningkatkan keterampilan berbahasa yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Meskipun demikian, peran pendidik tidak akan tergantikan oleh adanya teknologi ini. Hal ini dikarenakan bahwa teknologi hanyalah sebagai alat atau ‘tool’ untuk membantu manusia agar hasil yang diharapkan dapat lebih optimal. Sedangkan pendidik adalah tempat dimana peserta didik dapat melakukan interaksi pembelajaran secara langsung dengan menjadi sumber pemberi penjelasan terhadap semua kendala yang dihadapi peserta didik didalam mencerna informasi ilmu pengetahuan yang di akses tersebut.


Salah satu kelas virtual yang dapat dimanfaatkan secara gratis oleh para pendidik adalah kelas admodo, disini saya akan membahas kita-kita membuat kelas untuk guru supaya dapat menggunakan layanan gratis ini. Adapun tahapannya adalah sebagi berikut:

Buka situs edmodo di https://www.edmodo.com/
Buka website edmodo dengan menggunakan browser di Komputer atau Smartphone anda. Klik Sign up Pilih Guru
Disitu akan muncul form pendaftaran terdapat 3 tab, yaitu Teachers, Students dan Parents. Pilih Teacher kemudian masukan alamat email anda dan juga password anda, jika sudah klik SIGN UP FOR FREE

Panduan Cara Membuat Akun Admodo Untuk Guru
Cara Membuat Akun Edmodo Untuk Guru

Temukan Sekolah Anda
Langkah pertama adalah menemukan sekolah tempat anda mengajar, untuk mencarinya anda bisa memasukan nama sekolah, provinsi, kode pos atau negara, jika sekolah anda tidak terdaftar maka anda boleh menambahhnya secara manual sekolah anda tersebut

Lengkapi Profil Anda
Langkah kedua di Edmodo adalah melengkapi profil anda
Isi profil anda, Pilih panggilan apakah Mr, Mrs, Dr dan lain lain. Masukan nama lengkap anda, grade teacher anda dan jurusan yang anda ajarkan serta tulis username pada kolom edmodo profil URL dan pastikan URL belum digunakan dengan adanya peringatan "URL created succesfully".
Kemudian Klik NEXT STEP


Konfirmasi Informasi Profil Anda
Pastikan profil anda sudah benar, jika terdapat kesalah anda bisa mengeditnya, dengan  mengklik icon pensil di samping data.

Set up kelas anda 
Panduan Cara Membuat Akun Admodo Untuk Guru
Cara Membuat Akun Edmodo Untuk Guru

Set up kelas anda sesuai dengan kelas yang anda inginkan, setelah anda men set up kelas tersebut kemudian anda dapat mengundang siswa anda untuk gabung dikelas yang ad buat, dengan membeikan kode kepada para siswa anda tersebut. 

Panduan Cara Membuat Akun Admodo Untuk Guru
Cara Membuat Akun Edmodo Untuk Guru

Tuesday, November 07, 2017

Jenis Jenis Penilaian Dalam Pembelajaran

Pada hakikatnya sebuah Penilaian itu dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemajuan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar mereka, memberikan umpan balik dan melakukan perbaikan pada proses pembelajaran yang disajikan di dalam kelas, disamping juga digunakan sebagai bahan evaluasi kenaikan kelas. Disamping itu fungsi lain dari evaluasi pembelajaran adalah untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik melalui rangsangan untuk mengenal dan memahami diri dalam melakukan usaha usaha perbaikan belajar mereka, (Surapranata dan Hatta, 2005: 94). 

Jenis Jenis Penilaian Dalam Pembelajaran
Jenis Jenis Penilaian Dalam Pembelajaran

Untuk tingkat pendidikan menengah, evaluasi (penilaian) ini bisa digunakan sebagai konsep pijakan dasar mereka dalam melanjutkan pendidikan mereka kejenjang pendidikan tinggi/pendidikan tinggi (universitas)

Jenis jenis Penilaian
1. Penilaian Tulis (Tertulis)
Penilaian tertulis adalah penilaian yang hanya mengunakan test soal dan lembaran jawaban dalam mengukur penguasaan materi ajar. Jenis penilaian ini biasanya diadakan dalam waktu yang telah ditentukan dan terbatas dalam kondisi tertentu. Adapun jenis jenis alat penilaian tertulis yang digunakan adalah essai, alat penilaian pilihan ganda, dan menjodohkan kalimat, kesemuaan alat penilaian ini sebenarnya hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Alat pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu siswa tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya menerka jawaban yang benar. Mengapa jenis penilaian ini tidak mengembangkan konsep berpikir peserta didik?, alasannya karena jenis pilihan ganda hanya membuat peserta didik lebih cenderung untuk tidak belajar memahami pelajaran akan tetapi mereka lebih cenderung menghafalkan soal dan jawabannya saja. Jenis Alat penilaian ini sebenarnya agak kurang mendukung untuk menggambarkan kemampuan siswa yang sesungguhnya karena kurang efektif dalam mengukur kosep pengetahuan peserta didik.


Esai adalah jenis alat penilaian yang yang lebih mengarahkan peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasan dari konsep ilmu yang sudah mereka pelajari sebelumnya. Dalam jenis penilaian ini, peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasan mereka dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-kata yang mereka bangun sendiri. Salah satu kelebihan dari jenis alat penilaian ini adalah pendidik (guru) dapat menilai berbagai aspek  kemampuan, seperti  kemampuan dalam mengemukakan pendapat, kemampuan dalam berpikir logis/kritis, dan kemampuan untuk menarik kesimpulan. Adapun yang menjadi kelemahan dari jenis penilaian essai ini adalah soal yang disediakan terkadang kurang dapat mencakupi semua materi yang diajarkan karena terbatas. 

2. Penilaian Unjuk Kerja (Performance)
Pada dokumen kurikulum tercantum banyak hasil belajar yang menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja. Untuk menilai hasil belajar tersebut dibutuhkan pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Jenis Penilaian unjuk kerja adalah jenis penilaian yang berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas peserta didik. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, ataupun interaksi antar siswa. Cara penilaian ini lebih autentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Alasannya karena Semakin sering pendidik mengamati unjuk kerja peserta didik, maka semakin valid hasil penilaian yang dihasilkan. Jenis Penilaian ini lebih tepat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik seperti dalam berpidato, membaca puisi, dan melakukan diskusi ketika dalam proses pembelajaran, melakukan pemecahan masalah secara kelompok, keterlibabatan peserta didik secara aktif (partisipasi) ketika berdiskusi, menari, memainkan alat musik, dan melakukan aktivitas berbagai cabang olahraga, menggunakan peralatan laboratorium, dan mengoperasikan suatu alat peraga misalnya peralatan laboratorium.

Dalam melakukan Pengamatan unjuk kerja, sebaiknya penilaiannya dilakukan dalam berbagai konteks sebelum menetapkan tingkat pencapaian peserta didik. Sebagai contoh kecil, ketika pendidik melakukan penilaian kemampuan berbicara peserta didik, untuk mendapatkan penilaian yang utuh maka perlu dilakukan pengamatan berbicara yang beragam, seperti: berpidato, bercerita, diskusi dalam kelompok kecil, dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan siswa akan lebih terpadu.

Jika anda menggunakan jenis penilaian ini, maka hal yang harus anda perhatikan adalah bagaimana cara mengamati dan memberi skor dalam melakukan penilaian unjuk kerja peserta didik. Untuk mendapatkan hasil penilaian yang valid, sebaiknya dalam melakukan penilaian ini harus dilakukan lebih dari satu orang supaya faktor subjektivitas dapat diperkecil sebagai hasilnya maka hasil penilaian lebih akurat dan tepat. Jenis instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan list/daftar cek (ya – tidak) atau skala rentang (sangat bagus – bagus – kurang bagus  – tidak bagus) redaksi katanya terserah pada pendidik. Jika penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek (ya dan tidak/benar/salah), peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Namun jika penguasaan kemampuan peserta didik tidak dapat diamati oleh penilai, maka peserta didik tersebut tidak akan memperoleh nilai. Adapun kelemahan dari cara penilaian ini adalah penilai hanya dibatasi oleh dua pilihan saja, yaitu benar/salah, dapat diamati/tidak dapat diamati. Dengan demikian nilai tengah tidak ada. Namun akan beda Jika pendidik menggunakan Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang, jenis penilaian kerja yang menggunakan rentang masih memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi yang disajikan, karena katagori penilaian ini mengunakan pilihan penilaian lebih dari dua pilihan.

3. Penilaian Produk
Jenis yang ketiga adalah Penilaian hasil kerja. Jenis penilaian ini meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat produk-produk teknologi dan seni, misalnya: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung), barang barang terbuat dari kayu, keramik, logam  dan plastik. Dalam melakukan penilaian ini, pendidik tidak hanya melihat hasil akhirnya saja akan tetapi juga menilai segala tahapan dan proses yang dilakukan dalam pembuatan produk tersebut. sebagai Contoh, penilaian kemampuan peserta didik dalam menggunakan berbagai teknik dalam menggambar, penilaian kemampuan peserta didik dalam menggunakan peralatan dengan aman, penilaian kemampuan peserta didik dalam membakar kue, penilaian kemampuan peserta didik dalam meracik cita rasa yang enak, dan berpenampilan menarik. 

Jenis jenis tahapan tahapan Pengembangan produk.
Tahapan tahapan Pengembangan produk meliputi tiga tahap
1. Pada tahap persiapan, mencakupi: menilai kemampuan peserta didik merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2. Pada tahap pembuatan (produk), mencakupi: menilai kemampuan peserta didik menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3. Pada tahap penilaian (appraisal), mencakupi: penilaian kemampuan peserta didik membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan.

Dalam penilaian produk ini, penilaian ini biasanya memakai cara holistik atau analitik. Cara holistik adalah cara penilaian yang berdasarkan pada kesan secara keseluruhan dari produk yang dihasilkan, dan penilaian ini biasanya dilakukan pada tahap appraisal. 

Cara analitik adalah cara penilaian yang berdasarkan aspek-aspek produk yang berbeda, dan penilaian ini biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan yang dilakukan. Contoh penilaian untuk produk teknologi pada tahap perencanaan termasuk kriteria yang berkaitan dengan desain dan pemilihan bahan pada tahap produksi termasuk kriteria yang berkaitan dengan aplikasi proses dan kemampuan dalam memperagakan/menggunakan alat dan pada tahap appraisal dengan mengaitkan dengan pencapaian tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran tersebut.

4. Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan karya (hasil kerja) seorang siswa dalam satu periode. Kumpulan karya ini menggambarkan taraf kemampuan/ kompetensi yang telah dicapai seorang siswa. Hal penting yang menjadi ciri portofolio adalah karya tersebut dapat diperbaiki jika siswa menghendakinya. Oleh karena itu penilaian portofolio ini dapat mengambarkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik. Adapun Perkembangan yang dihasilkan dalam Portofolio tersebut tidak dapat digambarkan/diamati dengan hasil pengujian. Kumpulan karya siswa itu merupakan refleksi perkembangan berbagai kompetensi. Di samping itu, kumpulan karya yang berkelanjutan lebih memperkuat hubungan pembelajaran dan penilaian.

Oleh karena itu, ketika pendidik melakukan proses Pengumpulan dan penilaian karya peserta didik secara terus-menerus, maka sebaiknya penilaian ini dijadikan sebagai titik pokok dalam program pengajaran, dengan alasan karena penilaian merupakan bagian dari proses pengembangan pembelajaran yang dilakukan. Karya tersebut harus selalu diberi tanggal sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu. Dan satu hal yang harus diperhatikan oleh pendidik, mereka harus menggunakan penilaian portofolio tersebut sebagai bagian integral dari proses pembelajaran yang mereka lakukan. Portofolio dapat digunakan untuk menilai perkembangan siswa dalam ilmu-ilmu sosial, seperti menganalisis masalah-masalah sosial, bahasa, seperti menulis karangan, dan matematika, seperti pemecahan masalah matematika. Bagi pendidik yang berprofesi sebagai guru bahasa asing, mereka dapat menggunakan portofolio berbentuk audio untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berbicara peserta didik. Contohnya rekaman cara peserta didik berbicara dalam bahasa asing tersebut dikumpulkan secara terus menerus dalam waktu tertentu dapat dimasukkan dalam portofolio berbicara.

Friday, November 03, 2017

Konsep Penilaian Berbasis Kelas

Setiap kegiatan belajar mengajar di dalam kelas tentunya berakhir dengan sebuah penilaian. Penilaian di dalam kelas menjadi sangat penting karena hasil penilaian tersebut akan berpengaruh pada kualitas pendidikan yang dilaksanakan, disamping itu bagi pendidik sendiri dapat menggunakan hasil penilaian tersebut untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas (refleksi). Khusus bagi sekolah hasil dari penelitian penilaian pembelajaran dapat digunakan untuk menyusun program sekolah dalam rangka peningkatan prestasi dan mutu pendidikan sekolah. Serang pendidik membutuhkan informasi yang akurat dan berkesinambungan dalam proses pembelajaran di kelas, informasi ini hanya dapat diperoleh apabila guru melakukan Penilaian Berbasis Kelas.

Konsep Penilaian Berbasis Kelas
Konsep Penilaian Berbasis Kelas 

Pada kosep dasar penelitian tindakan kelas dapat dikatagorikan sebagai suatu metode/suatu pendekatan yang lebih luas dalam peningkatan kualitas belajar dan mengajar (pendidikan). Jenis Penilaian Berbasis Kelas ini dapat didesain dalam membantu pendidik untuk mememukan tentang bagaimana individu dan atau kelompok peserta didik (siswa) belajar dalam kelas. Para tenaga pengajar (Guru), mereka dapat menerapkan hasil penilaian mereka untuk meningkatkan kompetensi mengajar. Sedangkan bagi peserta didik, mereka dapat meningkatkan hasil pencapaian dari pembelajaran mereka.

Pengertian Penilaian Berbasis Kelas 
Penilaian Berbasis Kelas merupakan suatu proses penilaian Berbasis Kelas, yakni proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model ataupun prinsip-prinsip penilaian yang berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Secara khusus, proses Penilaian Berbasis Kelas ini dapat digunakan untuk mengidentifikasikan perolehan/pencapaian dari indikator indikator yang telah ditentukan dimana indikator indikator ini merupakan turunan dari KD dan SK, kemudian dibuat pemetaan dan terakhir disusun dalam sebuah laporan. 

Penilaian berbasis kelas sudah menjadi sebuah keharusan untuk diterapkan oleh para pendidik, beda halnya dengan penilaian yang dilakukan oleh guru pada masa masa sebelumnya dimana penilaian hanya berlaku pada ujian akhir sehingga penilaian tersebut tidak mencakupi semua aspek indikator yang ada pada setiap pembahasan pokok materi pelajaran. Oleh karena itu peningkatan kemampuan dan profesionalisme beserta integritas moral guru dalam Penilaian Berbasis Kelas merupakan suatu keniscayaan, ini semua dimaksudkan supaya  terhindar dari upaya manipulasi nilai peserta didik.


Sebenarnya, penilaian Berbasis Kelas menggunakan kata assessment, yang memiliki arti dimana proses kegiatan penilaian dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar peserta didik dalam kelas selama dan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Kemudian informasi dari penilaian ini merupakan salah satu bukti yang digunakan untuk mengukur keberhasilan/kefektivan suatu proses belajar mengajar yang dijalankan. Pada dasarnya, penilaian Berbasis Kelas ini juga dikelompokkan dalam evaluasi pendidikan dimana kita fahami bahwasanya cakupan evaluasi pendidikan lebih luas dan kompleks dibandingkan Penilaian Berbasis Kelas itu sendiri.

Berdasarkan gambaran di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa penilaian kelas merupakan suatu proses Penilaian yang Berbasis Kelas, yakni penilaian yang berdasarkan proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik untuk mengukur tingkatan penguasaan kompetensi yang ditetapkan, adapun kompetensi tersebut adalah standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian belajar yang termuat dalam kurikulum setiap mata pelajaran. Penilaian Berbasis Kelas merupakan jenis penilaan dari kurikulum berbasis kompetensi. KTSP dan K.13 merupakan jenis katagori kurikulum berbasis kompetensi, sebagai kurikulum berbasis kompetensi, Penilaian Berbasis Kelas itu sendiri pada dasarnya merupakan kegiatan penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan mengumpulkan kerja siswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper and pen). Adapun Fokus dari penilaian berbasis kelas ini diarahkan pada penguasaan kompetensi (yang sudah dijabarkan dalam indikator) dan hasil belajar siswa sesuai dengan level pencapaian mereka.

Cakupan dari Penilaian Berbasis Kelas ini mencakup semua aktifitas/kegiatan pengumpulan informasi tentang pencapaian hasil belajar peserta didik dan pembuatan keputusan tentang hasil belajar mereka berdasarkan informasi informasi tersebut. Adapun tehnik pengumpulan informasi dalam Penilaian Berbasis Kelas ini dapat dilakukan di dalam atau di luar ruangan belajar, baik menggunakan aktualitas khusus atau tidak, misalnya untuk penilaian aspek sikap/nilai bisa dengan mengunakan tes ataupun non tes atau penilaian tersebut terintegrasi dalam seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan (dari awal, tengah, dan akhir kagiatan pembelajaran). Namun sering dijumpai di sebagian sekolah dimana mereka terbiasa menggunakan istilah tes untuk kegiatan Penilaian Berbasis Kelas dengan alasan kemudahan/kepraktisan, karena tes sebagai alat ukur sangat praktis digunakan untuk melihat prestasi siswa dengan menghubungkan dengan tujuan yang telah ditentukan, terutama pada aspek domain kognitif.

Domain dan Alat Penilaian Berbasis Kelas
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan ranah berpikir (otak). Dalam taksonomi bloom dijabarkan bahwa ranah kognitif terdiri atas 6 (enam) jenjang dimanan setiap jenjang tersebut memiliki tingkatan yang berbedadari yang rendah sampai ke jenjang yang tinggi. Ke-enam tingkatan tersebut adalah : (1) Knowledge (Pengetahuan),  (2) Comprehension (Pemahaman), (3) Application (Penerapan), (4) Analysis (Analisis). (6) Syntesis (Sintesis/sintesa), dan (6) Evaluation (Penilaian). 

Adapun tujuan dari Penilaian ranah kognitif adalah untuk mengukur penguasaan pemahaman terhadap konsep dasar keilmuan (goal) berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. jadi untuk mempermudah penyampaian materi oleh guru beserta memudahkan penguasaan siswa secara tuntas, sebaiknya dipelukan penyususnan ranah pengetahuan dalam setipa konsep sajian materi ajar ajar apakah c1 c2 c3 c4 c5 ataupun ranah c6 sehingga konsep ilmu anak bukan hanya di ukur pada hapalan mereka saja. Teori taksinomi bloom ini terjadi perubahan Tepatnya Pada 2001, yang irevisi oleh Rin W. Andersoni David R. Krathwohl. Adapun jenis revisinya adalah (1) remember, (2) understand, (3) apply, (4) analyze, (5) evaluate, dan (6) create. Akan tetapi dalam penerapannya sampai dengan sekarang ini, seprtinya penyempurnaah taksonomi bloom tersebut masih belum duterapkan secara maksimal karena masih terikatnya pemahaman guru terhadap teori taksonomi bloom sebelum masa revisi. 

2.Ranah Afektif
Sebagaimana yang sudah kita pahami jika ranah afektif merupakan ranah yang berhubungan dengan sikap/kepribadian. Kita tahu bahwa perilaku ataupun sikap seseorang dapat berubah ketika mereka telah memiliki penguasaan domain kognitif. Jadi domain kognitif dan afektif ini memiliki hubungan yang erat, ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian terhadap pelajaran, rasa kepudulian sesama, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat dan lain lain.

Krathwohl dkk., meneglompokkan ranah afektif ini dalam lima pembagiandiataranya: (1) receiving (perhatian/ penerimaan), (2)  responding (tanggapan), (3) valuing (penilaian/penghargaan), (4) organization (pengorganisasianpengelompokan), dan (5) characterization by a value or value complex (karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai). Adapun Penilaian ranah afektif ini mencakup watak perilaku seperti sikap, perasaan, minat, nilai dan emosi. Satu hal yang harus difahami jika Ranah afektif memiliki peran besar dalam menentukan ketuntasan belajar peserta didik. Misalnya jika seorang peserta didik tidak memiliki motivasi dalam mengikuti proses belajar, maka sebagai konsekwensinya mereka akan sulit untuk mencapai keberhasilan belajar mereka dan akan berbanding ternalik jika peserta didik memiliki motivasi dan bersikap positif (hormat) terhadap pelajaran yang diikuti, maka secara otomatis dapat dipastikan bahwa ia akan memfokuskan semua kemampuannya dalam mengikuti proses belajar tersebut untuk memperoleh nilai yang maksimal. Jadi dalam ranah afektif ini, pendidik harus melakukan penilaian yang otimal kemudian ditindak lanjuti dengan peningkatan terhadap kelemahan-kelemahan yang terdapat pada ranah afektif ini supaya peserta didik akan termotivasi dengan sendirinya pada saat mengikuti proses belajar yang disajikan di dalam kelas.

3.Ranah Psikomotor
Ranah Psikomotor adalah yang berhubungan dengan skill (keahlian melakukan sesuatu) atau kemampuan berbuatmelakukan setelah mengikuti pengalaman belajar tertentu (peserta didik). Simpson (1956) menyebutkan bahwa hasil belajar domain psikomotor ini akan muncul  dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak pada peserta didik. Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah siswa menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan siswa sehari-hari.

Secara umum, Ranah psikomotor dibagi dalam tujuh bagian yaitu:
  1. Persepsi – perception (mampu menafsirkan rangsangan, peka terhadap rangsangan, menyeleksi obyek)
  2. set (mampu berkonsentrasi, menyiapkan diri secara fisik, emosi, dan mental)
  3. guided response (mampu meniru contoh, mencoba-coba,
  4. Gerakan terbiasa – mechanism (berketrampilan, berpegang pada pola, respons baru muncul dengan sendirinya)
  5. Gerakan kompleks – complex overt response (sangat terampil secara lancar, luwes supel, gesit, lincah)
  6. Penyesuaian pola gerakan – adaptation (mampu menyesuaikan diri, bervariasi, pemecahan masalah)
  7. Kreativitas/keaslian – creativity/origination (mampu menciptakan yang baru, berinisiatif). ( Bina Mitra. 2005)

Monday, October 30, 2017

Hakikat dan Keutamaan Pendidikan Dalam Keluarga

Hubungan antara keluarga dan pendidikan dapat kita ibaratkan seperti dua sisi mata uang karena keduanya memiliki hubungan yang erat. Istilah keluarga dan pendidikan adalah dua istilah yang tidak bisa dipisahkan. Keluarga merupakan pondasi dasar untuk membentuk karakter anak sejak dari usia dini sampai menempuh pendidikan formal nantinya. Pendidikan dalam keluarga memiliki andil yang sangat besar dalam membentuk pola pikir dan pola karakter anak, karena bagi seorang anak orang yang pertama kali yang mereka kenal adalah kedua orang tua mereka dan angggota keluarga. 

Hakikat dan Keutamaan Pendidikan Dalam Keluarga
Hakikat dan Keutamaan Pendidikan Keluarga

Sangat salah besar jika ada orang yang beropini bahwasanya pendidikan anak merupakan kewajiban guru (pendidik) mereka saja disekolah, padahal pembelajaran yang pertama kali diterima oleh seorang anak berasal dari keluarga mereka sendiri, baik melalui pengamatan terhadap kebiasaan dil ingkungan keluarga mereka ataupun keterlibatan langsung (kontak) antara orang tua dan anak mereka. Dalam islam, orang tua diwajibkan/bertanggung jawab untuk mendidik anak anak mereka dengan konsep ilmu agama sebagai dasar untuk membentu karakter yang islami, sehingga orang tua mereka harus terlibat secara aktif dalam mengajari dan mengontrol pertkembangan pola pikir anak mereka. Ini semua juga akan menjadi faktor untuk kesuksesan anak anak mereka dimasa mendatang baik ketika menempuh jenjang pendidikan tingkat tinggi (universitas) ataupun sebagai bekal dalam menjalani hidup mereka kedepan. 


Pendidikan keluarga merupakan sebuah usaha yang secara sadar yang dilakukan oleh orang tua yang depengaruhi oleh panggilan jiwa mereka (naluri) dalam memberikan bimbingan kepada anak anak mereka. Pendidikan dalam keluarga umumnya dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan cara memberi contoh (meneladani), membimbing, mengarahkan, dan mengendali disamping juga ikut terlibat secara aktif dalam mengembangkan konsep pengetahuan ketrampilan dan karekter bagi putra-putri mereka sehingga dapat menjadi pengangan mereka untuk dikemudian hari. Pada tahapan dasar, pendidikan dasar dalam keluarga diharapkan mampu membekali anak mereka dengan nilai nilai kepribadian dan nilai sosial dimana ini nantinya akan dilanjutkan ataupun dikembangkan petensi yang telah mereka miliki ini pada saat anak tersebut sudah menempuh pendidikan formal dan non formal lainnya, seperti sekolah, pesantren dan lain sebagainya.

Sebagai orang tua yang arif, mereka akan selalau mencontohkan perilaku/perbuatan perbuatan yang baik kepada anak anak mereka sehingga kemudian baru dilanjutkan dengan proses proses pembiasaan. Bagi seorang anak orang tua mereka adalah orang yang sangat favorit (idola) bagi mereka sehingga sikap meniru kelakuan orang tua sangat cepat tumbuh pada diri mereka, sebagai contoh jika orang tua mereka selalu melakukan shalat dengan rutin maka seorang anak berunsia 1 atau 2 tahun akan meniru gerakan gerakan yang dilakukan oleh orang tua mereka ketika melaksanakan shalat waluapun gerakan yang mereka lakukan tersebut belum sempurna. Jika perilaku mencotoh ini sudah timbul pada diri mereka maka anda selaku orang tua harus membentulkan cara melakukan shalat tersebut bila perlu ajak sekali kali untuk sahlat bersama dengan mereka, ingat jangan dipaksa jika mereka tidak mau maka biarkan saja dulu mereka asik dengan permainan ataupun perilaku meniru tersebut, toh jika anda tetap memberikan perhatian khusus kepada mereka nanti mereka sendiri yang akan mengajak shalat dengan anda. contoh lain biasakan anak anda dengan bacaan bacaan ayat alquran sehingga pembiasaan ini dapat membuat mereka secara tidak sengaja menghapal ayat demi ayat dari surah dalam Al-quran meskipun mereka sebanarnya belum mengenal satupun huruf Al-qurana, karena daya hafal anak yang masih usia dini sangat bagus mareka menghapalnya sambil meniru dan bermain.
    
Islam sangat menganjurkan pendidikan/pembentukan budi pekerti bagi anak anak, karena dengan budi pekerti itulah tercermin pribadi yang mulia. Mengapa keluarga menjadi dasar dalam pembentukan nilai budi pada seorang anak? Kita tahu bahwasanya peran keluaga dalam membentuk pribadi yang mulia merupakan tanggung jawab dari orang tua, seperti yang telah disabdakan oleh nabi besar Muhammad saw yang artinya: 

tiap tiap anak itu suci, maka orang tua merekalah yang menjadikannya yah*d*, nasr*ni dan maj*si.  

Lewat gambaran hadist tersebut bisa kita fahami jika karakter anak itu sangat dipengaruhi oleh didikan dan pembiasaan yang dilakukan oleh orang tua mereka ketika mereka masih kecil. Akan tetapi tidak semua orang tua dapat melakukannya. Ada berbagi faktor yang menyebabkan orang tua tersebut tidak dapat menunaikan kewajban mereka seperti orang tua yang sibuk bekerja keras siang malam dalam hidupnya untuk memenuhi kebutuhan materi anak anaknya, kebanyakan waktunya dihabiskan di luar rumah, jauh dari keluarga, tidak sempat mengawasi perkembangan anaknya, dan bahkan tidak punya waktu untuk memberikan bimbingan, sehingga pendidikan akhlak bagi anak-anaknya terabaikan. Namun semua faktor tersebut sebenarnya hanya alasan klasik saja, sebenarnya yang menjadi faktor utama mereka tidak dapt memenuhi kewajiban mendidik anak anak mereka adalah mereka tidak memiliki kesadaran yang tinggi terhadap anak mereka karena kurangnya rasa cinta terhadap keluarga sehingga sebagai konsekwensinya mereka menjadi kurang peduli bahkan cendrung mengabaikan kehidupan anak anak mereka. kita tahu bahwasanya orang tua yang bijak sesibuk apapun kegiatan yang mereka geluti mereka tetap akan mecoba menyisihkan sedikit waktu mereka bersama anak mereka walaupun hanya sebentar, karena mereka memiliki kecintaan yang sangat dalam terhadap keluarga mereka sendiri. 

Jika seorang anak mendapat didikan secara maksimal dalam lingkungan mereka, mereka akan berusaha beradaptasi dengan lingkungan mereka sehingga anak akan menyesuaikan pergaulannya sesuai dengan kepribadian yang telah mereka dapatkan dalam keluarga mereka sendiri. Dan karakter inilah yang juga akan mereka teruskan ketika mereka menempuh pendidikan formal baik pendidikan tingkat dasar ataupun pendidikan tingkat tinggi nantinya (universitas). Sekarang semuanya terpulang kepada diri kita selaku orang tua mereka, jika kita ingin mendapatkan hasil yang bagus buat kita sendiri di hari tua, maka semaikanlah segalanya dari sekarang karena anak yang baik dan bijak mereka tidak akan mengabaikan orang tua mereka ketika orang tuanya sudah uzur kelak apalagi jika anak tersebut memiliki ilmu agama yang memadai.

Saturday, October 28, 2017

Peranan Orang Tua Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan

Secara sederhana pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses pengembangan baik berupa pengembangan aspek pengetahuan, perilaku, keahlian dan pemahaman terhadap nilai nilai yang ada, dengan bahasa lain belajar merupakan suatu proses memanusiakan manusia. Sedangkan Proses belajar mengajar merupakan salah satu proses interaksi di sekolah yang terjadi antara pendidik dengan peserta didik, peserta dengan peserta didik yang berlangsung baik didalam kelas maupun diluar kelas dalam wadah lingkungan belajar.

Peranan Orang Tua Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan
Peranan Orang Tua Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan

Jadi dari gambaran kedua definisi diatas kita bisa maklumi bahwa pada hakitkanya pendidikan merupakan suatu proses yang menjembatani untuk pengembangan pola pikir, keahlian dan dan perilaku anak didik. Namun harus dipahami bahwa proses pengembangan tidak akan berjalan secara maksdimal tanpa adanya penglibatan orang tua dan masyarakat dalam ikut serta untuk ambil bagian dalam mencapai tujuan pendikan yang dicita citakan. Pendidikan disini tidak hanya mecakupi ruang pendidikan sekolah saja akan tetapi sampai kejejang pendidikan tingg/ universitas (Higher Education Pragram). Memang dari definisi belajar di atas disebutkan bahwa hanya guru sja yang berperan dalam melakukan proses interaksi di dalam kelas. Akan tetapi satu hal yang harus diingat jika dalam proses penerapanny untuk meningkatkan mutu pendidikan maka bukan hanya guru saja yang terlibat secara aktif akan tetapi peran orang tua sangat dibutuhkan dalam proses tersebut. tanpa adany kepedulian dari orang tua maka proses hasil tujuan pendidikan tidak akan terwujud sebagaimana yang diharapkan alias akan terkendala di berbagai permasalahan yang timbul dari proses pembelajaran tersebut. seorang pendidik mereka hanya mampu menegelola peserta didik hanya ketika mereka berada dilingkungan sekolah, dengan waktu yang terbatas ini rasanya mereka tidak akan mampu menutaskan segala tujuan pembelajaran sebagimana yang dirapkan dengan mudah, oleh sebaba itu sudah sewajaranya jika orang tua dari peserta didik juga terlbat secara aktif dalam mengotrol anak mereka setalah jam pelajaran di berahir di sekolah. 


Adapun peran orang tua yang harus telibat secara aktif dalam ikut serta dalam mengotrol anak didik adalah sebagai berikut:
1. Peduli dengan segala kebutuhan yang dibutuhkan oleh anak mereka.
Sebagai siswa seokolah, mereka tentunya akan mebutukan berbagai peralatan dalam menunjang belajar mereka di dalam kels, seperti kalkulator, buku, rol dan berbagai peralatan lainnya. Jadi untuk menunjang proses pembelajarn yang efektif, orang tua sebaiknya harus berusaha untuk mengadakan semua peralatan sehingga anak mereka akan terdorong untuk belajar secara giat karena adanya faktor kepedulian dari aorang tua mereka

2. Membiasakan pola belajar yang teratur di rumah. 
Sebagai orang tua kita jiga diwajibkan untuk ikut mengotrol anak kita selama mereka berada di rumah. Jadi kita selakuk orang tua kita dituntut untuk dapat membiasakan pola belajar anak secara ruti, berikan perhatian kita kepada mereka untuk medorong mereka belajar dirumah. Buatlah kesepakatan dengan anak supaya mereka dapat terbiasa dalam membaca dan mengulang pelajaran yang mereka perolah disekolah, jika perlu anda dapat membantu mereka dalam menyelesaikan tugar tugas mereka di sekolah. Tanamkah budaya belajar ini sejak dini sehingga pola pembiasaan ini akan menjadi kebiasaan yang baik pada mereka di masa berikutnya. 

3. Terlibat secara pro aktif dalam kegiatan sekolah. 
Sekolah adalah wadah belajar bagi anak anak kita, jadi sebagi orang tua merka harus terlibat secara pro aktif dalam mendukung segala program yang diadakan di sekolah. Sebagai contoh kecil, seorang orang tua yang mengerti akan pentingnya pendidikan pada anak mereka, orang tua tersebut tetap akan menyisakan waktu mereka untuk ikut memenuhi demua undangan sekolah ketika mengadakan berbagai kegiatan yang menujang proses pendidikan tersebut, apa lagi pada hari pembahagian rapor mereka tetap harus hadir untuk mengambil rapor anak mereka ketika dibagiakan oelh wali kelas mereka. Anak anda tentu akan merasa bangga dengan apa yang adan lakukan sehingga mereka akan lebih termotivasi lagi untuk belajar dengan tujuan dapat membangganakn ada sendir sebagai oarang tua mereka.

4. Membangun komunikasi dengan guru di sekolah
Menjadi orang tua yang baik adalah orang tua yang tahu dan sangat peduli dengan pendidikan anaknya. Sebagi orang tua, kita harus tahu bagaimana perkembangan pembelajaran anak kita disekolah sehingga kita harus selalu menanyakan proses pengembangan anak kita, ini diperlukan supaya kita bisa mengatasi ataupun meminimalisir kekurangan anak kita dalam proses pembelajaran disekolah. Disamping itu manfaat yang akan kita dapatkan adalah sidamping kita dapat memperbaiki kelemahan anak kita dirumah juga kita dapat menjalain silaturrahmi dan kominukasi yang baik antara pendiddik dan kita selaku orang tua dari pesrta didik yang ada disekolah. Membangun Komuniksasi ini sebenarnya tidak hanya mencakupi bidang pengembangan prestasi anak didik saja akan tetapi juga mencakupi berbagai permasalahan yang terjadi si lembaga pendidikan, seperti terlibat aktif dalam menjebatani permasalahan sekolah dengan masyarakat dan kegiatan kegiatan lainnya yang memberikan manfaay untuk dunia pendidikan 

Jadi sebagai orang tua yang menginginkan pendidikan anaknya berhasil dimasa depan, maka kita harus melakukan usaha yang maksimal dalam menujnang berbagai aktifitas belajar anak karena pendidikan dasar yang di ikuti oleh anak didik baik di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah dan sekolah tingkat atas akan ikut menjadi bagian dalam menentukan pendidikan anak tersebut ketika berada di jenjang pendidkan tingakt tinggi (universitas). Maka untuk itu jika kita sadar sebagai orang tua dari peserta didik sudah seharusnya berpikir bijak dengan ikut serta dalam mengontrol pendidikan anak kita dari masa usia dini (wajib belajar) sebagai wadah/wahana membentuk karekater belajar anak supaya lebih berhasil untuk masa depannya, dengan pola membetuk karekater anak dari kepedulian kita dan pembiasaan yang dimulai dari pendidikan dasar mereka.

Thursday, October 26, 2017

Cara Ampuh Mengobati Sakit Gigi Secara Alami

Sakit gigi merupakan salah satu penyakit yang terkadang membawa masalah tersendiri bagi penderitanya. Banyak istilah kata yang mengatakan jika sakit sakit gigi lebih baik dari pada sakit hati. Bagi saya kata kata tersebut tidak benar karena rasa sakit gigi terkadang membuat kita tidak bisa makan dan tidur dengan nyenyak apa lagi jika seandainya kita mengalami sakit gigi berhari hari bisa kurus badan kita karena kurang makan dan tidur. 

Cara Ampuh Mengobati Sakit Gigi Secara Alami
Cara Ampuh Mengobati Sakit Gigi Secara Alami

Sakit gigi umumnya dialami bukan hanya oleh orang dewasa dan orang tua saja akan tetapi juga bisa di alami oleh anak-anak yang disebabkan karena kurangnya perawatan gigi sehingga mengakibatkan gigi berlubang ataupun pecah bagian samping gigi. Untuk itu tanamkanlah kebiasaan pada anak anda diwaktu kecil budaya menyikat gigi supaya mereka akan memiliki gigi yang sehat diwaktu muda dan tua mereka. Rasa sakit gigi ini biasanya terasa berdenyut seiring dengan denyutan nadi kita sehingga membawa rasa yang kurang nyaman bahkan akan memancing kita untuk lekas marah akibat dari sakit gigi tersebut. 


Jika anda sedang mengalami permasalahan dengan gigi anda, disini saya akan memberikan cara mengobati sakit gigi secara alami dan ampuh dengan menggunakan ramuan dari alam sehingga tidak mendatangkan efek samping bagi kesehatan anda. Memang selain obat alami yang akan saya sajikan dalam kupasan ini, ada bermacam oabat gigi yang tersedia di toko obat (apotik) untuk menghilangkan rasa sakit seperti antalgi, ponstan, asam mefenamat dan lain sebagainya yang dapat anda gunakan ketika anda mengalami sakit gigi. Akan tetapi semua jenis obat tersebut hanya akan bertahan sementara karena oabat oabatan itu hanya bekerja untuk menghilangkan rasa nyeri saja sehingga rasa sakit gigi akan hilang seketika namun akan kembali lagi setelah beberapa lama kemudian. 

Adapun ramuan alami yang akan saya jelaskan berikut ini akan langsung bekerja untuk mengobati sakit gigi yang sedang anda derita tanpa mengalami pengulangan kembali setelah anda menggunakannya selama 1 atau dua hari. Untuk lebih jelasnya mari dicoba ulasan tips pengobatan gigi secara alami berikut ini:

Cara mengobati sakit gigi secara alami:
Bahan bahan
  1. Ambil 3 biji lawang yang sudah tua
  2. Kemenyan secukupnya (sedkit saja)
  3. Lada secukupnya (sekitar 5 ataupun 6 butir)

Cara membuatnya
  1. Masukan biji lawang, kemenyan dan lada kedalam wadah kecil, lalau masukkan air setengah sendok teh kemudian digiling sampai hancur.
  2. Setelah itu ambil kapas, lulu celupkan kedalam ramuan yang telah digiling tadi kemudian masukkan kedalam gigi yang berlobang. 
  3. Tunggu sekitar paling lama 15 menit, insyallah rasa sakit pada gigi anda akan hilang.
  4. Anda boleh mengunakannya berkali-kali hingga anda merasa jika rasa sakit pada gigi anda sudah sembuh secara total.
  5. Setelah anda merasa sakitnya hilang dan tidak kembali lagi dalam masa dua hari, sebaiknya segera jumpai Dokter gigi untuk mencabut gigi yang telah berlubang tersebut. hal ini diperlukan supaya rasa sakit pada gigi anda tidak akan datang lagi diwaktu yang lain sehingga tidak mengangu anda.

Sekian ulasan singkat tentang tips mengobati sakit gigi secara alami ini, dan semoga bermanfaat bagi anda yang sedang mengalami sakit gigi, disamping juga dapat menghilangkan rasa sakit pada gigi anda. Sekian

Monday, October 23, 2017

Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah

Pada waktu dulu tugas seorang kepala sekolah hanya berperan sebagai pengatur/manajer disekolah. Dimana pada waktu itu tidak ada persyaratan khusus seperti sekarang dimana kepala sekolah harus memiliki sertifikat dari LPPKS solo yang membidangi peningkatan mutu kepala sekolah sehingga kepala sekolah yang memiliki sertifikat mampu dan cakap dalam memahami berbagai kompentensi yang diwajibkan untuk mereka kuasai dalam memimpin sekolah. 

Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di lingkungan Sekolah
Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah

Pada masa dulu kebanyakan kepala sekolah hanya menjalankan segala kebijakan yang sudah ditentukan oleh Dinas Pendidikan di daerah mereka, disamping juga mengatasi isu-isu ketenagaan, pengadaan faslitas dan infrastruktur sekolah, menyesuaikan anggaran sekolah, menjaga/memelihara gedung sekolah supaya nyaman dan tetap aman, menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar, dan memastikan jika kantin sekolah dan UKS berjalan lancar dan terkendalai dengan baik. Namun pada kondisi sekarang ini, disamping hal hal diatas masih tetap harus dilakukan oleh kepala sekolah akan tetapi ada berbagai kompetensi lain yang harus mereka kuasai dengan cakap seperti kompetensi kepribadian, kompetensi managerial, kompetensi supervisi akademik, kompetensi kewirausahaan dan kompetensi sosial. Kompetensi dan Tanggung jawab kepala sekolah tersebut telah dituangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

Dari segi aspek kompetensi supervisor akedemik, kepala sekolah dituntut untuk bisa meningkatkan proses belajar mengajar, pada bagian ini kepala sekolah harus dapat berperan sebagai leaders for learning, dimana para kepala sekolah harus mengetahui kejelasan pokok isi pelajaran, unsur unsur pedagogis dan teori belajar yang ada. Ini semua dimaksudkan supaya kepala sekolah mampu memberikan masukan terhadap kelemahan pendidik ketika proses supurvisi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan proses belajar mengajar di dalam kelas. Untuk menciptakan proses supervisi yang berhasil disekolah kepala sekolah dituntut untuk bisa melakukan ataupun membangun kerjasama yang baik antar sesama guru disekolah, kemampuan inilah yang dimaksudkan dalam aspek kompetensi kepribadian kepala sekolah, yaitu kemapuan untuk mampu membangun kerja sama yang sehat dan baik antar semua anggota sekolah dan masyarakat. Sebagaimana yang kita pahami jika Pendidikan bukan hanya sekedar untuk mengawetkan kebudayaan dan meneruskannya dari generasi ke generasi berikutnya, akan tetapi tuntutan zaman dimasa sekarang diharapkan pendidikan untuk lebih maju dan mampu menjawab segala tuntutan zaman dengan cara melakukan inovasi dan pengembangan pembelajaran untuk dapat meningkatkan aspek pengetahuan. 


Pendidikan pada hakitanya bukanlah hanya untuk menyampaikan keterampilan yang sudah dikenal, akan tetapi proses pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan domain kognitif, domain emosional, dan lingkungan beserta pengalaman tertentu yang bertujuan untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan terhadap pengetahuan keterampilan (skill), nilai, dan pandangan seseorang atau secara sederhana sekali bisa dikatakan pendidikan itu merupakan wahana untuk memanusiakan manusia seutuhnya. Faktor inilah yang diharapkan mampu untuk dapat meningkatkan kesejahteraan dengan menciptakan berbagai kemampuan peserta didik baik konsep pengetahuan skill dan kerakter seseoranga supaya dapat terhindar mencipatkan kemakmuran dan terhindar dari kebodohan dan juga kemiskinan dimasa akan datang.

Kepala sekolah seharusnya punya kesadaran jika guru sebagai tenaga pendidik adalah orang yang menjadi unjung tombak (grass root) terhadap berhasil tidaknya tujuan pendidikan yang ditargetkan, untuk itu kepala sekolah harus lebih berperan dalam mengakses berbagai ilmu pengetahuan (up grade) dari berbagai media yang ada sehingga pengelolaan tenaga pendidik akan lebih terarah dan lebih terencana sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan. Dengan adanya kemampuan supervisi yang baik dari kepala sekolah, maka para pendidik akan lebih berkonsentrasi untuk menciptakan/berinovasi dalam menyusun pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak didik sehingga lebih memudahkan mereka dalam mengakses ilmu pendidikan di dalam kelas. Kemapuan ini juga mencakupi aspek aspek penguasaan IT, ukuran paling dasar seperti penguasaan microsoft word, microsoft power point dan microsoft excel sebagai media pendukung dalam melakukan proses pembelajaran.

Disamping itu dari hasil supervisi yang dilakukan, kepala sekolah juga dapat merekomendasikan kepada sebagian guru yang masih lemah dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas dengan memberikan kegiatan pelatihan baik di tingkat sekolah sendiri (mandiri) ataupun dengan mengirimkan guru tersebut kedalam berbagai program pelatihan yang diadakan di lingkungan Dinas Pendidikan di daerah mereka, sehingga skill dan pengetahuan guru akan meningkat dengan sendirinya. Tentu dalam penentuan sikap ini kepala sekolah harus terlebih dahulu mengkomunikasikan kelemahan yang masih ada pada guru tersebut dengan bijak bukan secara parsial sehingga tidak menjadi bumerang bagi mereka diantara rekan rekan se-profesi yang lain (dianggap bodoh). Jadi sebagai konsekwensinya Kepala sekolah bukanlah sosok yang hanya dapat duduk manis dengan menikmati berbagai fasilitas kemudahan yang mereka dapatkan (untuk sekarang kepala sekolah tidak diwajibkan mengajar alias nol jam) akan tetapi gunakanlah fasilitas keistimewaan tersebut (nol jam) untuk lebih fokus pada peningkatan mutu pendidikan karena mungkin inilah salah satu tujuan pihak Kementerian Pendidikan Indonesia tidak mewajibkan kepala sekolah untuk mengajar sehingga mereka para kepala sekolah bisa lebih berkonsentarsi dalam pengelolaan manajemen dan peningkatan mutu pendidikan. 

Seperti pada poin di atas yang saya jelaskan tadi, kepala sekolah harus bisa membangun konsep kebersamaan (semua warga sekolah) dalam mengangani sekolah, sehingga dengan terwujudnya konsep kebersamaan tersebut maka akan terciptanya persepsi semua kalangan warga yang ada di sekolah jika peningkatan mutu sekolah tidak hanya menjadi tanggung jawab kepala sekolah saja, akan tetapi ini juga menjadi tanggung jawab bersama baik guru ataupun karyawan sekolah yang ada di suatu lembanga pendidikan tersebut (secara khusus). Namun Jika ditingkatkan selangkah lagi, dengan meningkatkan pengelolaan aspek kompetensi sosial, kepala sekolah harus lebih jeli lagi untuk dapat membangun kerjasama dengan baik antar semua kalangan masyarakat dan tokoh masyarakat yang ada di sekitar lingkungan seklah. jika hal ini bisa terlaksana dengan baik maka secara otomatis pengelolaan sekolah juga akan menjadi tanggung jawab mereka (tokoh masyarakat dan orang tua siswa) sehingga tanggung jawab ini tidak hanya menjadi kewajiban kepala sekolah dan guru yang ada disekolah saja akan tetapi juga menjadi tanggung jawab semua anggota lapisan masyarakat.

Untuk dapat mencapai tujuan akhir tadi, maka kepala sekolah harus berkerja ekstra untuk mampu membangun komunikasi yang baik dan sehat antar tokoh masyarakat dan warga masyarakat baik dengan cara melibatkan mereka secara langsung dalam pengelolaan bidang bidang yang bisa untuk dilibatkan partisipasi mereka sehingga proses kepercayaan dan rasa memiliki sebuah istitusi pendidikan tersebut akan datang dengan sendirinya pada diri mereka masing-masing, sehingga mereka akan lebih sadar dengan segala aturan dan tujuan yang hendak dicapai oleh sekolah tersebut. 

Namun untuk menjalin kerjasama yang baik dan terbuka dengan masyarakat ini terkadang bukanlah hal yang gampang untuk dilakukan, terbukti banyak sekali sekolah sekolah yang masih kurang memiliki hubungan yang indah dengan warga yang ada sisekitar mereka, terbukti jika seandainya dilakukan supervisi terhadap poin ini secara jujur dan terbuka saya yakin sekali jika semua hubungan kerjasama antara lembaga sekolah dengan masyarakat hanya tertulis saja dalam program program sekolah tanpa ada realisasi yang nyata tetapi sekedar hanya untuk meningkatkan nilai akreditasi sekolah saja. Padahal jika kita dalami pemaknaan dari poin ini maka kita akan mengetahui jika faktor membagun kerjasama dengan masyarakat sangat penting dan urgen. Sayangnya poin ini masih dianggap sepele oleh pihak pihak yang terlibat dalam proses akreditasi sekolah, sebenernya poin kerja sama antar warga sekolah dan warga masyarakat ini sebenarnya memiliki peran yang sangat besar untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Boleh saja anda beranggapan kata saya ini telalu mengada ngada, tapi sebaiknya anda dalami lagi pemaknaan kata saya tadi. Mengapa penglibatan masyarakat sangat penting dalam menigkatkan mutu pendidikan? Karena proses yang paling sulit dilakukan pada diri manusia adalah merubah pola pikir meskipun mereka sadar dengan pola pikir mereka salah akan tetapi mereka belum tentu mau menerima mentah mentah konsep yang kita tawarkan tersebut, merek akan tetap kukuh dengan konsep pemikiran mereka sendiri sehingga terkadang sekolah akan mengalami berbagai kendala dengan masyarakat dalam menjalankan program program yang ada disekolah karena tidak adanya komukasi yang sehat terbangun antar mereka. Akan tetapi beda halnya jika kita memiliki konsep kepemilikan sekolah secara bersama, semua kendala tersebut tidak akan terjadi bahkan mereka sendiri yang akan menyelesaikan permasalah yang ada di sekolah jika ada permasalahan yang berhubungan dengan masyarakat. Disamping itu, manfaat lain dengan adanya hubungan yang baik antar sekolah dan masyarakat adalah akan lebih memudahkan kepala sekolah dalam meningkatkan aspek kompetensi kewirausahaan, dimana konsep kewirausahan tersebut akan mendapatkan dukungan dari mereka sehingga memudahkan dalam menjalankan program tersebut. sebagai contoh, bagi sekolah SMK kepala sekolah mungkin akan mendapatkan bantuan ataupun saran dari masyarakat tentang tempat/lingkungan untuk dapat membagun kerjasama dengan sekolah dalam menempatkan anak didik mereka ketika menjalankan proses PSG (pelatihan sistem ganda).
      
jadi salah satu ujung tombak untuk dapat meningkatkan semua gambaran yang ada di atas sebaiknya bangunlah konsep pengembangan budaya sekolah yang sehat, karena dengan adanya konsep sekolah yang berbudaya sehat maka segala program yang programkan akan terlaksana dengan baik di sekolah tersebut. adapun manfaat secara umum yang akan di dapatkan dengan adanya konsep sekolah yang berbudaya sehat (sekohat) ini adalah sebagi berikut: 

(1) menjamin tercitanya kualitas kerja yang lebih baik di sekolah; (2) akan terbukanya seluruh jaringan komunikasi dari segala aspek dan level baik komunikasi vertical maupun horisontal; (3) sekolah tersebut akan tranfaran kepada semua pihak yang telibat; (4) dapat menciptakan rasa saling memiliki yang tinggi terhadap sekolah; (5) dapat meningkatkan solidaritas dan rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang tinggi antar warga sekolah; (6) dapat memberikan solusi dengan cepat terhadap permasalahan yang dihadapi; (7) mampu dan cakap dalam menjawab segala tuntutan zaman (baik perkembangan IPTEK maupun tuntutan lingkungan kerja). 

Selain beberapa manfaat di atas, manfaat lain bagi individu (pribadi) dan kelompok adalah : (1) dapat meningkatkan kepuasan kerja disekolah; (2) dapat menimbulkan pergaulan lebih akrab/ramah; (3) terciptanya lingkungan yang disiplin; (4) terciptanya pengawasan dan pengelolaan lebih ringan karena adanya rasa kebersamaan; (5) akan timbulnya keinginan untuk selalu ingin berbuat proaktif antar sesama; (6) terciptanya sistem belajar yang berprestasi (7) timbulnya rasa ingin memberikan yang terbaik bagi sekolah, keluarga, orang lain dan diri sendiri (8) terciptanya  nilai kejujuran, empati, kebersamaan dan respek yang tinggi antar sesama

Friday, October 20, 2017

Pengertian dan Model Pembelajaran Jigsaw

Belajar merupakan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik yang berlangsung di dalam kelas maupun diluar kelas yang masih dalam wadah lingkungan belajar. Belajar boleh juga dijabarkan sebagai proses penyatuan domain kognitif, domain afektif, domain psikomotor, domain emosional, berserta dengan ingkungan dan pengalaman tertentu yang bertujuan untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan terhadap pengetahuan keterampilan (skill), nilai karakter ataupun pandangan seseorang.

Pengertian dan Model Pembelajaran Jigsaw
Pengertian dan Model Pembelajaran Jigsaw

Pendidik (guru) dalam usahanya sebagai pendidik, mereka dituntut untuk mampu ataupun bisa mencapai tujuan pembelajaran yang telah mereka tentukan dalam perangkat pembelajaran. Maka untuk mencapain tujuan tersebut pendidik harus merencanakan dan menyusun perencanaan pembelajaran tersebut dengan semaksimal mungkin dengan kata lain semua perencanaan tersebut bukanlah hasil kopy paste dari teman yang ada melainkan sebuah hasil yang didasarkan pada pengetahuan dan kemapuan pendidik tersebut. Salah satu hal yang sangat mendasar yang harus dicermati oleh seorang pendidik adalah dalam penyusunan model pengajaran beserta pemanfaatan media ajar (Komputer, LCD, dan peralatan Laboratorium lainnya), harus terperinci dan terpogram ketika disajikan dalam proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Mengapa model pembelajaran tersebut sangat penting untuk dicermati secara mendalam, ini semua tak lain dan tak bukan disebakan karena model pembelajarn yang disajikan dalam penyampaian materi ajar harus selektif dan sesuai dengan materi ajar yang disampaikan sehingga dalam proses penerapannya tidak akan terjadi ketimpangan ketimpangan yang dapat mengakibatkan tujuan pembelajaran tersebut tidak berjalan semabagaimana yang diharapkan dan direncanakan. Bagi seorang pendidik, menguasai jenis jenis teori belajar merupakan sebuah keharusan dan hal yang sangat signifikan disamping penguasaan terhadap content (materi) ajar itu sendiri, karena kedua item tersebut (teori belajar dan meteri ajar) sangat berkaiatan erat dan saling mendukung satu sama lain dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Untuk itu pendidik harus mengenali dan memahami jenis jenis model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran sehingga tidak monoton dan membosankan bagi peserta didik sendiri. Sebagaimana yang banyak kita amati jika kebanyakan para pendidik masing manggunakan model ceramah yang memposisikan guru sebagai pihak utama dalam mengakses ilmu pengetahuan kepada pendidik. Untuk itu ada baiknya jik seorang pendidik untuk selalu mengakses pengetahuan mereka tentang medel model pembelajaran baik melalui media elektronik seperti internet dan lainnya, maupun melalui media cetak seperti buku maupun majalah majalan yang ada. 


Sebagaimana topik yang telah tertulis di atas, maka model yang akan dijelaskan dalam penulisan ini adalah model pembelajran jigsaw, bagaimana model pembelajaran jigsaw dan bagaimana tahapan pelaksanaanya akan digambarkan dibawah ini:

Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw.
Dari segi etimologi Jigsaw berasal dari bahasa ingris yang bermakna gergaji ukir, disamping itu ada juga yang mengambarakannya dengan istilah istilah Fuzzle, yang jika jika diartikan bermakna sebuah teka teki (permainan teka-teki untuk menyusun potongan gambar). Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini juga mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji ( jigsaw), yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.

Model pemebelajaran jigsaw merupakan bagian dari model pembelajarn cooperative learning.  Jadi model jigsaw salah satu model dari belajar kooperatif lebih menitik beratkan kepada kerja kelompok peserta didik dalam bentuk kelompok kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie ( 1993: 73), pembelajaran kooperatif learning model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dimana peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat atau enam orang secara heterogen dan peserta didik tersebut bekerja sama dan saling bertanggung jawab secara mandri.
Jenis model pembelajaran jigsaw ini peserta didik diberika kebebasan dalam menyampaikanide ide mereka, mengelolah imformasi yang mereka hasilkan sendiri sehingga mampu meningkatkan kecakapan keterampilan berkomunikasi mereka masing-masing.  Salah satu keunikan dari kodel jigsaw ini adalah masing-masing anggota kelompok langsung bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi yang mereka pelajari sehingga masing masing anggota kelompok tersebut diharapkan mampu menjelaskan materi tersebut kepada anggota kelompok masing-masing sehingga mencapai keberhasilan kelompoknya.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Menurut Rusman (2008 : 205) model pembelajaran jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Namun, permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, kita sebut sebagai team ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya, hasil pembahasan itu di bawah kekelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelasnya marilah kita pahami langlah-langkah penerapan model jigsaw ini dalam pembelajaran, Adapun langkah langkah pembelajaran nodel jigsaw ini adalah sebagai berikut:

Tahapan-Tahapan Pembelajaran Model Jigsaw
  1. Pendidik membagikan peserta didik dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 5 ataupun lima orang anggota. 
  2. Kemudian pendidik memberikan materi yang berbeda bagi masing masing anggota kelompok. 
  3. Masing masing anggota kelompok diberikan bahan ajar seusuai dengan meteri yang telahdiberikan tadi.
  4. Peserta didik diberikan waktu beberapa saat untuk mendalami materi mereka masing-masing sebagai dasar untuk membangun pengetahuan tentang konsep yang diberikan.
  5. Setelah proses pendalaman materi tersebut berakhir, setiap anggota kelompok dari masing masing kelompok yang memiliki sub materi yang sama berkumpul dalam satu kelompok baru, dan mereka ini disebut sebagai kelompok ahli dalam sub materi mereka. 
  6. Kelompok ahli tersebut mendiskusikan materi mereka untuk mendalami konsep ilmu dari pokok bahasan materi yang mereka terima, setelah proses diskusi berakhir maka mereka akan kembali kedalam kelompok mereka masing-masing (kelopok awal). 
  7. Kemudian para anggota kelompok akan mendapatkan giliran untuk menyampaikan (mengajarkan) semua anggota kelompok mereka mengenai sub materi yang telah mereka kuasai sehingga semua anggota kelopok akan mendapatkan kesempatan sebagai pengajar dan sebagai pendengar.  
  8. Setelah kegiatan poin nomor 7 berakhir, Masing masing Kelompok ahli akan melakukan persentasi hasil dari diskusi sub materi meteri yang telah mereka lakukan. 
  9. Pendidik melakukan proses evaluasi 
  10. Pendidik malakukan penutupan kegiatan proses belajar mengajar