Pondok Belajar

Tuesday, September 13, 2016

Model Pembelajaran Cooperative Learning

Pengajaran kooperatif (Cooperatif Learning) 
Pembelajaran Kooperative Leraning memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar (Houlobec, 2001).
Model Pembelajaran Cooperative Learning
Model Pembelajaran Cooperative Learning
Pengajaran kooperatif (Cooperatif Learning) memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar (Houlobec, 2001).

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang histories, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan, manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Manusia adalah makhluk individual, berbeda satu dengan sama lain. Karena sifatnya yang individual maka manusia yang satu membutuhkan manusia lainnya sehingga sebagai konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesamanya. Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada interaksi yang silih asih (saling menyayangi atau saling mencintai). Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi antar sesama siswa.

Perbedaan antar manusia yang tidak terkelola secara baik dapat menimbulkan ketersinggungan dan kesalahpahaman antar sesamanya. Agar manusia terhindar dari ketersinggungan dan kesalahpahaman maka diperlukan interaksi yang silih asuh (saling tenggang rasa). Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Dengan ringkas Abdurrahman dan Bintoro (200: 78) mengatakan bahwa “pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata”.

2. Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya: “(1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan” (Abdurrahman & Bintoro, 2000:78-79)

a. Saling ketergantungan positif
Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan.  Hubungan yang saling membutuhan inilah yang dimaksud dengan saling memberikan motivasi ntuk meraih hasil belajar yang optimal. Saling ketergantungan tersebut dapat dicapai melalui: (a) saling ketergantungan pencapaian tujuan, (b) saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas, (c) saling ketergantungan bahan atau sumber, (d) saling ketergantungan peran, dan (e) saling ketergantungan hadiah.

b. Interaksi tatap muka Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi semacam itu memungkinkan para siswa dapat saling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar lebih bervariasi. Interaksi semacam itu sangat penting karena ada siswa yang merasa lebih mudah belajar dari sesamanya.

c.     Akuntabilitas individual
Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Meskipun demikian, penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara individual tersebut selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok mengetahui siapa anggota yang memerluan bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya, dan karena itu tiap anggota kelompok harus memberikan urunan demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok secara individual inilah yang dimaksudkan dengan akuntabilitas individual.

d. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritifk teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi (interpersonal relationship) tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya memperoleh teguran dari guru tetapi juga dari sesama siswa.

3. Peran Guru dalam Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif menuntut guru untuk berperan relatif berbeda dari pembelajaran tradisional. Berbagai peran guru dalam pembelajaran kooperatif tersebut dapat dikemukan sebagai berikut ini.

a. Merumuskan tujuan pembelajaran. Ada dua tujuan pembelajaran yang perlu diperhatikan oleh guru, tujaun akademik (academic objectives) dan tujuan keterampilan bekerja sama (collaborative skill objectives). Tujuan akademik dirumuskan sesuai dengan taraf perkembangan siswa dan analisis tugas atau analisis konsep. Tujuan keterampilan bekerja sama meliputi keterampilan memimpin, berkomunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik.

b. Menentukan jumlah anggota dalam kelompok belajar. Jumlah anggota dalam tiap kelompok belajar tidak boleh terlalu besar, biasanya 2 hingga 6 siswa. Ada 3 faktor yang menentukan jumlah anggota tiap kelompok belajar. Ketiga faktor tersebut adalah: (1) taraf kemampuan siswa, (2) ketersediaan bahan, dan (3) ketersediaan waktu. Jumlah anggota kelompok belajar hendaknya kecil agar tiap siswa aktif menjalin kerjasama menyelesaikan tugas. Ada 4 pertanyaan yang hendaknya dijawab oleh guru saat akan menempatkan siswa dalam kelompok. Keempat pertanyaan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

i). Pengelompokkan siswa secara homogen atau heterogen? Pengelompokkan siswa hendaknya heterogen. Keheterogenan kelompok mencakup jenis kelamin, ras, agama, (kalau mungkin), tingkat kemampuan (tinggi, sedang, rendah), dan sebagainya.

ii). Bagimana menempatkan siswa dalam kelompok? Ada dua jenis kelompok belajar kooperatif, yaitu (1) yang berorientasi bukan pada tugas (non-task-orientied), dan (2) yang berorientasi pada tugas (task oriented). Kelompok belajar kooperatif yang berorientasi bukan pada tugas tidak menuntut adanya pembagian tugas untuk tiap anggota kelompok. Kelompok belajar semacam ini tampak seperti pada saat siswa mengerjakan soal-soal Bahasa Inggris berbentuk prosedur penyelesaian dan mencocokkan pendapatnya. Kelompok belajar yang berorientasi pada tugas menekankan adanya pembagian tugas yang jelas bagi semua anggota kelompok. Kelompok belajar semacam ini tampak seperti pada saat siswa melakukan kunjungan ke kebun binatang sehinga harus disusun oleh panitia untuk menentukan siapa yang menjadi ketua, sekretaris, bendahara, seksi transportasi, seksi konsumsi, dan sebagainya. Siswa yang baru mengenal belajar kooperatif dapat ditempatkan dalam kelompok belajar yang berorientasi pada tugas, dari jenis tugas yang sederhana hingga yang kompleks.

iii). Siswa bebas memilih teman atau ditentukan oleh guru. Kebebasan memilih teman sering menyebabkan kelompok belajar menjadi homogen sehingga tujuan belajar kooperatif tidak tercapai. Anggota tiap kelompok belajar hendaknya ditentukan secara acak oleh guru. maka ada 3 jenis teknik untuk menentukan anggota kelompok secara acak yang dapat digunakan oleh guru. Ketiga teknik tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut. 

Berdasarkan metode sosiometri. Melalui metode sosiometri guru dapat menentuka  siswa yang tergolong disukai oleh banyak teman (bintang kelas) hingga yang paling tidak disukai atau tidak memiliki teman (terisolasi). Berdasarkan metode sosiometri tersebut guru menyusun kelompok-kelompok belajar yang di dalam tiap kelompok ada siswa yang tergolong banyak teman, yang tergolong biasa, dan yang terisolasi.

Berdasarkan kesamaan nomor. Jika jumlah siswa dalam kelas terdiri atas 30 siswa dan guru ingin membentuk 10 kelompok belajar yang dari 1 hingga 10. Selanjutnya, para siswa yang bernomor sama dikelompokkan sehingga terbentuklah 10 kelompok siswa dengan masing-masing beranggotakan 3 orang siswa yang memiliki karakteristik heterogen.
     
Menggunakan teknik acak berstrata. Para siswa dalam kelas lebih dahulu dikelompokkan secara homogen atas dasar jenis kelamin dan atas dasar kemampuannya (tinggi, sedang, rendah), dan sebagainya. Setelah itu, secara acak siswa diambil dari kelompok homogen tersebut dan dimasukkan ke dalam sejumlah kelompok-kelompok belajar yang heterogen.

4. Menetukan tempat duduk siswa. 
Tempat duduk siswa hendaknya disusun agar tiap kelompok dapat saling bertatap muka tetapi cukup terpisah antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya. Susunan tempat duduk dapat dalam bentuk lingkaran atau berhadap-hadapan.
     
5. Merancang bahan untuk meningkatkan saling ketergantungan positif. 
Cara menyusun bahan ajar dan penggunaannya dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat menetukan tidak hanya efektivitas pencapaian tujuan belajar siswa. Bahan ajar hendaknya dibagikan kepada semua siswa agar mereka dapat berpartisipasi dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Jika kelompok belajar telah memiliki cukup pengalaman, guru tidak perlu membagikan bahan ajar dengan berbagai petunjuk khusus. Jika kelompok belajar belum banyak pengalaman atau masih baru, guru perlu memberi tahu para siswa bahwa mereka harus bekerja sama, bukan bekerja sendiri-sendiri. Ada 3 macam cara untuk meningkatkan saling ketergantungan positif. Ketiga macam cara tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.

a. Saling ketergantungan bahan. Tiap kelompok hanya diberi satu bahan ajar dan kelompok harus bekerja sama untuk mempelajarinya.

b. Saling ketergantungan informasi. Tiap anggota kelompok diberi bahan ajar yang berbeda untuk selanjutnya disatukan untuk disintesiskan. Bahan ajar juga dapat disajikan dalam bentuk “Jigsaw Puzzle” sehingga dengan demikian tiap siswa memiliki bagian dari bahan yang diperlukan untuk melengkapi atau menyelesaikan tugas.

c. Saling ketergantungan menghadapi lawan dari luar. Bahan ajar disusun dalam suatu bentuk pertandingan antar kelompok yang memiliki kekuatan keseimbangan sebagai dasar untuk meningkatkan saling ketergantungan positif antar anggota kelompok. Keseimbangan kekuatan antar kelompok pelu diperhatikan Karena pertanding antar kelompok yang memiliki kekuatan seimbang atau memiliki peluang untuk kalah atau menang yang sama dapat meningkatkan motivasi belajar.

6. Menentukan peran siswa untuk menunjang saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan positif dapat diciptakan melalui pembagian tugas kepada tiap anggota kelompok dan mereka bekerja untuk saling melengkapi. Dalam mata pelajara IPA misalnya, seorang anggota kelompok diberi tugas sebagai peneliti, yang lainnya seagai penyimpul, yang lainnya lagi sebagai penulis, yang lainya lagi sebagai pemberi semangat, dan ada pula yang menjadi pengawas terjalinya kerja sama. Penugasan untuk memerankan suatu fungsi semacam itu merupakan metode yang efektif untuk melatih keterampilan menjalin kerja sama.
     
7. Menjelaskan tugas akademik. 
Ada beberapa aspek yang perlu disadari oleh para guru dalam menjelaskan tugas akademik kepada para siswa. Beberapa aspek tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.

a. Menyusun tugas sehingga siswa menjadi jelas mengenai tugas tersebut. Kejelasan tugas sangat penting bagi para siswa karena dapat menghindarkan mereka dari freustasi atau kebingungan. Dalam pembelajaran kooperatif siswa yang tidak dapat memahami tugasnya dapat bertanya kepada kelompoknya sebelum bertanya kepada guru.

b. Menjelaskan tujuan belajar dan mengaitkannya dengan pengalaman siswa di masa lampau.

c. Menjelaskan berbagai konsep atau pengertian atau istilah, prosedur yang harus diikutiatau pengertian contoh kepada para siswa.

d. Mengajukan berbagai pertanyaan khusus untuk mengetahui pemahaman para siswa mengenai tugas mereka.

7. Menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan dan keharusan bekerja sama. Menjelaskan tujaun dan keharusan bekerja sama kepada para siswa dilakukan dengan contoh sebagai berikut.

a. Meminta kepada kelompok untuk menghasilkan suatu karya atau produk tertentu. Jika karya kelompok berupa laporan, tiap anggota kelompok harus menandatangani laporan tersebut sebagai tanda bahwa ia setuju dengan isi laporan kelompok dan dapat menjelaskan alasan isi laporan tersebut.

b. Menyediakan hadiah bagi kelompok. Pemberian hadiah merupakan salah satu cara untuk mendorong kelompok menjalin kerja sama sehingga terjalin pula rasa kebersamaan antar anggota kelompok. Semua anggota kelompok harus saling membantu agar masing-masing memperoleh skor hasil belajar yang optimal karena keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan tiap anggota.

8. Menyusun akuntabilitas individual. 
Suatu kelompok belajar tidak dapat dikatakan benar benar kooperatif jika memperbolehkan adanya anggota kelompok yang mengerjakan seluruh pekerjan. Suatu kelompok belajar juga tidak dapat dikatakan benar-benar kooperatif jika memperbolehkn adanya anggota yang tidak melakukan apa pun demi kelompok. Untuk menjamin agar seluruh anggota kelompok benar-benar menjalin kerja sama dan agar seluruh anggota kelompok benar-benar menjalin kerja sama dan agar kelompok mengetahui adanya anggota kelompok yang memerlukan bantuan atau dorongan, guru harus sering melakukan pengukuran untuk mengetahui taraf penguasaan tiap siswa terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajari.

9. Menyusun kerja sama antar kelompok. 
Hasil positif yang ditemukan dalam suatu kelompok belajar kooperatif dapat diperluas ke seluruh kelas dengan menciptakan kerja sama antar kelompok. Nilai tambahan dapat diberikan jika seluruh siswa di dalam kelas meraih standar mutu yang tinggi. Jika suatu kelompok telah menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, para anggotanya dapat diminta untuk membantu kelompok-kelompok lain yang belum selesai. Upaya semacam ini memungkinkan terciptanya suasana kehidupan kelas yang sehat, yang memungkinkan semua potensi siswa bekembang optimal dan terintegrasi.

10. Menjelaskan kriteria keberhasilan. 
Penilaian dalam pembelajaran kooperatif bertolak dari penilaian acuan patokan (criterion referenced). Pada awal kegiatan belajar guruhendaknya menerangkan secara jelas kepada siswa mengenai bagaimana pekerjaan mereka akan dinilai.

11. Menjelaskan perilaku siswa yang diharapkan. 
Perkataan kerja sama atau gotong royong sereing memiliki konotasi dan penggunaan yang bermacam-macam. Oleh karena itu, guru perlu mendifinisikan perkatann kerja sama tersebut secara operasional dalam bentuk berbagai perilaku tersebut antara lain dapat dikemukakan dengan kata-kata seperti “Tetaplah berada dalam kelompokmu”, “Berbicaralah pelan-pelan”, Berbicaralah menurut giliran,” dan sebagainya. Jika kelompok mulai berfungsi secara efektif, perilaku yang diharapkan dapat mencakup hal-hal sebagai berikut.

a. Tiap anggota kelompok menjelaskan bagaimana memperoleh jawaban.

b. Meminta kepada tiap anggota kelompok untuk mengaitkan pelajaran baru dengan     yang    telah dipelajari sebelumnya.

c. Memeriksa untuk meyakinkan bahwa semua anggota kelompok memahami bahan yang  dipelajari dan menyetujui jawaban-jawabannya.

d. Mendorong semua anggota kelompok agar berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas.

e. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh mengenai apa yang dikatakan oleh anggota lain.

f. Jangan mengubah pikiran karena berbeda dari pikiran anggota lain tanpa penjelasan yang logis.

g. Memberikan kritik kepada ide, bukan kepada pribadi.

12.Memantau perilaku siswa. 
Setelah semua kelompok mulai bekerja, guru harus menggunakan sebagian besar waktunya untuk memantau kegiatan siswa. Tujuan      pemantauan, guru harus menjelaskan pelajaran, mengulang prosedur atau strategi untuk menyelesaikan tugas, menjawab pertanyaan, dan mengajarkan keterampilan menyelesaikan tugas kalau perlu.

13. Memberikan bantuan kepada siswa dalam menyelesaian tugas. 
Pada saat melakukan  pemantauan, guru harus menjelaskan pelajaran, mengulang prosedur atau strategi untuk menyelesaikan tugas, menjawab pertanyaan, dan mengajarkan keterampilan menyelesaikan tugas kalau perlu.
     
14. Melakukan intervensi untuk mengajarkan keterampilan bekerja sama. 
Pada saat  memantau kelompok-kelompok yang sedang belajar, guru kadang-kadang menemukan siswa yang tidak memiliki keterampilan untuk menjalin kerja sama yang cukup dan  adanya kelompok yang memiliki masalah dalam menjalin kerja sama. Dalam kondisi  semacam itu, guru perlu memberikan nasihat agar siswa dapat bekerja efektif.

15. Menutup pelajaran. 
Pada saat pelajaran berakhir, guru perlu meringkas pokok-pokok pelajaran, meminta kepada siswa untuk mengemukakan ide atau contoh, dan menjawab pertanyaan dan hasil belajar mereka.
     
16. Menilai kualitas pekerjaan atau hasil belajar siswa. 
Guru menilai kualitas pekerjaan atau hasil belajar para siswa berdasarkan penilaian acuan patokan. Para anggota kelompok hendaknya juga diminta untuk memberikan umpan balik mengenai kualitas pekerjaan dan hasil belajar mereka. Menilai kualitas kerja sama antar anggota kelompok. Meskipun waktu belajar di kelas terbatas, diperlukan waktu untuk berdiskusi dengan para siswa untuk membahas kualitas kerja sama antar anggota kelompok pada hari itu. Pembicaraan dengan para siswa dilakukan untuk mengetahui apa yang telah dilakukan dengan baik dan apa yang masih perlu ditingkatkan pada hari berikutnya.

Thursday, September 08, 2016

KTSP as a form of School Based Curriculum Development

In the previous post I already gave the the description of School based Currculum Development, now i would like to see the concept of Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) in Indonesia  in the concept of SBCD. Curriculum is as basic foundation to determine success or failure of an education in one State.
KTSP as A Form of SBCD
School Based Curriculum Development

(Read School Based Curriculum Development and Action Research)
(Read Factors Influencing The Implementation of Educational Innovation)

Every nation has its’ own curriculum refer to their national educations, goal and philosophy. Such as in Indonesia where Kurikulum Tingkat Satuan (KTSP) refer to decentralization curriculum that give the freedom to every provincial and district government to develop their school curriculum based on their district conditions in order to get the capacity in contributing prosperity and national economic productivity. Brady & Kennedy state:

Government has interests that are largely although not exclusively economic in nature. Charting economic growth and development has become a major preoccupation with government and hence their concern. The nature of school curriculum will determine the knowledge and skills that future citizens will possess and hence their capacity to contribute to the nations’ economy in a productivity way. Off course, governments are interested in more than economic. In general, democratic, government wish to see a community that is socially cohesive, political cohesive, politically literate, culturally sophisticated, tolerant and just. The curriculum can do much to contribute to these objectives as well.  (L Brady & K Kennedy,:1999:7)


In current context of educational initiatives in Indonesia, KTSP does not mean to give authority to becoming places responsible for creating their own curriculum and teaching materials freely. Rather, it means that the schools should refer to contend standard and graduation standard that issued by National Education Standard Board (NESB) in designing school curriculum. In addition the teachers give more autonomy in designing, planning syllabus and lesson plan, and creating educational experiences trough creating, selecting and adapting curriculum materials in the light of their particular situations and needs by referring to the standard mentioned above.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) is the development of Competence-Based Curriculum. KTSP was launched in 2006 by National Education Standard Board (NESB) as a National curriculum institution in Indonesia. The 2006 Curriculum ‘named as KTSP’, developed by schools as unit of education, and it refers to National Education Standards, which is concerned with content standard and graduation  standard as mentioned  in Regulation of the Ministry of National Education number 22 and 23, 2006. School’s curriculum should be in line with the content standard and graduation standard, and guidelines of development standard arranged by National Education Standard Board (NESB) with the following principles; It is centralized to the potency, progress and the needs of the learners and their environment, diversity and integrity, anticipating the development of science, technology and arts, relevant with the need of life, holistic and continuity, lifelong learning, being balance of National and Regional interests. Principally, KTSP is an operational curriculum that is designed and implemented at each educational unit. KTSP is based on the educational purpose at every level of educational units, structure and content of the curriculum, educational calendar, and syllabus (NESB, 2006:5). It means that school and teachers’ authority decide the success of educational aim at school level. On other words, teacher have duties on: (1) constructing and formulating the proper aims, (2) choosing and constructing the right lesson resources according to the needs, interests and children development phase, (3) choosing the method and teaching media that is varied, (4) and constructing the program and the right evaluation. A curriculum is made systematically and detail, which will ease the teacher on its implementation. In that case, the school has the authority to develop the curriculum according to the capability and needs.

KTSP is the general policy ordained by the Curriculum Development Council for schools' consideration in designing of a quality curriculum conducive to effective pupil learning. Schools are encouraged to adapt the National Standard Curriculum to suit their unique contexts. When designing KTSP, schools are advised to observe closely the directions and requirements stipulated by the Curriculum Development Council in the official curriculum documents. Based on careful analysis of pupils’ needs, abilities and interests, schools' ecological contexts, leadership style of the principals and middle management, as well as the readiness of teachers, schools need to employ the most appropriate teaching, learning and assessment strategies and use various learning materials to integrate the teaching-learning-assessment cycle in KTSP.  It is important to ensure that all pupils have equal opportunities participating in rich learning experiences that aim at promoting whole person development and lifelong learning. Bolstad (2004), states it is important to recognize that the “operational space” for SBCD at any given time/place is strongly influenced by wider features of education system, including the structure and structure of the National curriculum, the degree of centralization/decentralization of school decision making, schools’ assessment and reporting requirements, the expected role of teachers in school curriculum development, and the expected or potential role of people curriculum development.     

Wednesday, September 07, 2016

School-Based Curriculum Development and Action Research

School-Based Curriculum Development and action research is inseparable , because action research focuses on practical issues of teaching learning in the class room, such as teaching learning problems, student problems, and the societies and environments’ need. This research also as the principle of School-Based Curriculum Development, where the result of this research will be analyzed in order to map the school-based curriculum.
abcd and action research
sbcd and action research

(Read factor Influencing the Implementation of Educational Innovation)
(Read KTSP as A Form of School Based Curriculum Development) 

Geoffrey E. & Airasian (2009:486) give definition about the action research, he states that: Action research in education is any systematic inquiry and it is conducted by teachers, principals, school counselors, or other stake holder in the teaching learning environment that involve gathering information about the ways in which their particular school operates, such as how the teachers teach, and the students learn in order to improve education sector. This information is gathered with the goals of gaining insight, developing reflective practice, effecting positive changes in the school environment (and on educational practice general), and improving students out comes and the lives of those who involve in this research. Hence, Elliot (2009), classified action research into three categories, he states that there are some categories about what is action research, Firstly action research focuses on practical issues about teaching learning problem in the class room. In this regard, frontline teachers who deal with everyday teaching and learning problems are naturally owners of action research. Secondly, finding and implications derived from action research are often regarded as new and practical intervention strategies to some teaching problems. 

This is result of teacher research, systematic collection of evidence of effective solutions to problem identified. The third similar to other research which involves formulation of the hypotheses to certain phenomena, action research entails identifying teaching strategies in order to solve certain practical and learning problems. The using of different methods in teaching activities are based on the experience teaching, to solve the education problem, it shows that teaching is part of research, on another words teaching and research is inseparable. So by conducting action research, we may understand the basic problem in education, and this is expected to be a valuable contribution in managing the curriculum based on school, environment and community’s need in order to improve the education. By doing this research, we are able to get the real situation in the field (bottom-up) and we may present this description in education council and education department as the consideration in managing the educations’ policy.

However the main purpose of action research is to solve the problem pertaining with the education system in daily life. The teachers are able to manage the curriculum which is easy to be accessed by students, because teachers use the teaching-learning activity based on their own experience, so the students critically reflects to their teaching practice to determine the specific strategies that are most effective in improving students out come. The teacher is expected to have willingness to look critically at one’s own teaching so that he/she can improve or enhanced her/his teaching.

Action research significantly is able to contribute a valuable contribution in increasing the professional of teachers, because through this research, teachers are able to evaluate the dynamic of their class room. When teachers gain the understanding about the concept of teaching by understanding their students’ behavior and the effective way of teaching trough action research, they are able to determine what should be changed and what should not be changed in order to increase their professional and education.  The involvement of teachers in managing this curriculum cannot be avoided because teachers have a big role in conducting action research in order to get the best perception about the curriculum.  The involving of teacher is supposed to understand the relationship among curriculum components such as philosophy, aims, goals, objectives, contents, teachers’ activities, students’ activities, evaluations, environment, and societies’ need. So that they are able to understand how the components are interrelated and how the basic curriculum decisions are made. Regarding to this perception Geoffrey E. & Airasian, (2009:486) states that the purpose of action research is to provide teachers researchers with a method for solving everyday problem in the school, it may improve both students’ learning, and teachers’ effectiveness.

Action research is largely about developing the professional disposition of teachers, encouraging teacher to be continue learners-in their class room and of their practice. In conducting research in their own class room and schools, teachers have the opportunity to create model for students, because not only the skills needed for effective learning but also curiosity and an excitement about gaining new knowledge.

Filsafat Pendidikan (kelebihan dan kekurangan Filsafat Perenialisme, Assentialisme, Progresivisme, dan Reconstructionisme)

Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum, dengan kata lain, filsafat pendidikan merupakan pandangan hidup masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu. Bila kita merujuk pada filsafat pendidikan maka kita mengenal ada bebarapa aliran filasafat seperti: perenialisme, assentialisme, progresivisme, dan reconstructionisme. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat bagaimana bentuk dan cir-ciri dari masing-masing aliran filsafat tersebut sebelum kita menentukan filsafat mana yang paling bagus:

Filsafat Pendidikan (kelebihan dan kekurangan Filsafat Perenialisme, Assentialisme, Progresivisme, dan Reconstructionisme)
Filsafat Pendidikan (kelebihan dan kekurangan Filsafat Perenialisme, Assentialisme, Progresivisme, dan Reconstructionisme)

Perenialiame.
Parenialisme merupakan filasafat merujuk pada karya agung yang berazaskan /berakar dari pada Realisme , dan aliran filsafat ini lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran, nilai dan keindahan dari warisan budaya. Tujuan dari filsafat pendidikan ini adalah untuk mengolah intelectual anak didik untuk mangenal alam semesta dengan methode yang sama untuk semua tingkatan dan masyarakat, dimana guru berperan sebagai pembantu siwa untuk berpifir secara rasional, yang didasarkan pada methode socratic yang menekankan pada nilai-nilai traditional dengan mengunakan literal analisis dan constant kurrikulum dengan menggunakan metode membaca dan berdiscusi. Tokoh dalam aliran ini adalah plato, Elea, Emanuael Kant,

(Baca Gambaran Filsafat Pendidikan Islam)
(Baca Jenis Jenis Filsafat Pendidikan)

Essentialisme
Essentialisme  merupakan jenis filsafat yang mengarah pada tujuan pendidikan yang berazaskan/brakar pada idelisme dan realisme, dimana filsafat ini murujuk pada pentingnya pengembangan/petumbuhan intelektual individu dengan penekanan pada pentingnya pengolahan daya pikir (exercising the mind). Dalam filsafat ini guru bertanggung jawab penuh terhadap materi yang diajarkan. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat, walaupun demikian filsafat ini tidak merujuk pada masa lalu, tetapi lebih berhubungan dengan masa kontemporer. Tetapi filsafat ini menolak total pengajaran seni, musik, dan physical education karena dianggap tidak berguna, dan pola filsafat ini agak ccocok dikembangkan untuk sekolah menegah pertama.

Progresivisme
Progresivisme  merupakan  aliran filsafat yang merujuk pada pengalam pendidikan yang dikembangkan dari philosophy pragmatisme dan sebagi protes terhadap paandangan perenilisme di dalam pendidikan,  filsafat ini ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini belum tentu benar pada masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak didik dengan diberikan kebebasan dalam penentukan pilihannya bukannya pada guru dengan penekanan pada minat siswa (student’s interest). Dalam filasafat ini guru berperan sebagai problem solving dan science inquiry, kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Tokoh yang terkenal pada aliran ini adalah Jhon DW, George Axtelle, William O, Ernest Bayle

Recotructionisme
Aliran filsafat ini adalah pegembangan (elaborasi) dari pada filsafat progresivisme, dengan penekanan pada pentingnya peradaban manusia dimasa depan. Dimana guru berfungsi sebagai fasilitator untuk membantu siswa lebih peduli terhadap masalah kedepan dengan penekanan pada ilmu social, ekonomi, politik, dan methode peneliatian, dan berfokus pada trend dimasa mendatang bersamaan dengan isu-isu nasional. Disamping itu filsafat Rekonstuktivisme  juga lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan aktif membina pengetahuan berazaskan pengalaman yang sudah ada.

Jadi menurut pandangan saya sendiri semua filsafat tersebut diatas adalah baik karena tiap-tiap filsafat tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya, seperti filsafat parenialisme sangat cocok digunakan untuk pengajaran agama dan dokrin-dokrin tertentu tapi kurang cocok untuk untuk pengajaran ilmu sains dan ilmu umum. Bila kita melihat filsafat essentialisme ada juga bagusnya pada satu sisi cuman ada juga kekurangannya karena mereka beranggapan jika hanya ilmu metematika sains dan bahasa yang diutamakan sehingga mengekang kebebasan siswa dalam menentukan pilihannya.


Namun demikian jikapun saya harus memilih filsafat yang mana yang lebih bagus dari filsafat diatas saya memilih filsafat progresivisme karena saya beranggapan jika filsafat progresivisme lebih sedikit bagus dan cocok untuk digunakan pada pola pendidikan masa sekarang sebab filsafat ini tidak pernah mementingkan satu terapan/bidang ilmu saja, tapi filsafat ini mempunyai pandangan ika semua ilmu itu berguna untuk dikembangkan menurut kebutuhannya karena tipa terapan ilmu itu mempuayi kaitan yang erat satu sama lain. Disamping itu filsafat ini juga mempunyai pola pikir yang megarah kemasa depan dimana filsafat ini berasumsi jika ilmu kajian pengetahuan itu tidak pernah berkhir pada suatu titik tetapi akan terus berkembang sesuai dengan kemampuan manusia dalam mengakajinya sehingga mereka beranggapan jika ilmu yang ada disaat kini belum tentu biasa diterima dimasa yang akan datang. Satu hal lagi yang membuat filsafat ini lebih sedikit unggul dari yang lain adalah anak didik/pelajar  (siswa) diberikan kebebasan untuk menetukan pilhannya dalam menetukan jalur terapan ilmu yang diinginkanya (berfokus pada siswanya), disamping guru hanya sebagai fasilitator dan pengarah dari bakat minat siswa tersebut.  Walaupun saya berasumsi jika filsafat progresivme lebih bagus dari filasafat yang lain namun alangkah baiknya kalau seandainya semua filsafat diatas tersebut saling melengkapi satu sama lain sehingga biasa digunakan menurut kebutuhan yang diinginkan dalam mencapai tujuan pendidikan, karena ada jenis dari filasafat diatas yang sangat cocok untuk satu terapan (displin) ilmu saja sehingga tidak biasa di cover oleh filsafat yang lain, contohnya dalam kajian ilmu agama pola filsafat pola filsaft perenialisme sangat bagus digunakan karena bersipat permanent dan tegas.  Wallahua’lam

Tuesday, September 06, 2016

Cara Mudah Membuat Menu Dropdown Toolbar Blog

Cara Mudah Membuat menu dropdown Tab ViewPada Blog - Selamat malam sobat blogger. Gimana kabarnya? tentunya baik-baik kan. sekarang saya akan membuat artikel tentang bagaimanan Cara Mudah Membuat menu dropdown Tab View Pada Blog anda. Menu dropdown pada tab widget adalah suatu keharusan untuk memperindah tampilan setiap blog. selain Ini membantu untuk mengurangi loading web/blog dengan cara menggabungkan tiga atau lebih dari tiga widget menjadi satu tampilan saja juga untuk memperindah tampilan blog yang kita kiliki sehingg aakan menarik minat pengunjung untuk berlama-lama dalam melakukan kunjungannya disamping besar kemungkinan mereka akan kembali lagi di waktu lain untuk berkunjung ke blog kita. siapa yang tidak mengingkan blognya dikujungi oleh bayak pengunjung, saya rasa tidak ada satupun para blogger yang menginginkan blog mereka untuk tidak dikunjungi oleh para pengunjung yang berselancar di dunia internet setiap hari yang diperkirakan penggunanya berjumlah jutaan setiap hari. Besar harapan jika dalam sakala kecil dari persentase jumlah diatas akan menjadi pengunjung yang akan berkunjung kepada blog yang kita miliki.  

Sobat mungkin telah melihat cara ini hampir pada setiap blog yang telah sobat kunjungi dan bahkan di blog saya sendiri (lihat sidebar) tetapi yang jadi pertanyaannya adalah bagaimana sih cara menambahkannya (menu tersebut) supaya kelihatan blog lebih keren terutama bagi para blogger yang menggunkan template bawaan google?


Cara Mudah Membuat Menu Dropdown Pada Toolbar
Cara Mudah Membuat Menu Dropdown Pada Toolbar
Jika sobat ingin menambahkan widget multi tab (dropdown) ini pada blog sobat, silahkan ikuti langkah-langkah dibawah ini :

Silhkan Sobat login terlebih dahulu ke akun blog sobat (dashboard)

(Baca Google Index Pada Blog (Permasalahan dan Solusi)
(Baca Cara Submit Sitemap Ke Google Webmaster)

Kemudian dilanjutkan dengan memilih menu Template => Edit HTML.


Kemudian caro kode </head> biar mudah carti saja dengan melakukan kontrol F, lalu masukkan copy Kode dibawah tepat diatas Kode </head> yang telah anda temukan tadi

<style>
/* -- Menu Horizontal + Sub Menu-- */
#cat-nav {background:#156994;margin:0 15px;padding:0;height:35px;}
#cat-nav a { color:#eee; text-decoration:none; text-shadow: #033148 0px 1px 0px;border-right:1px solid #156994;}
#cat-nav a:hover { color:#fff; }
#cat-nav li:hover { background:#000; }
#cat-nav a span { font-family:Verdana, Geneva, sans-serif; font-size:11px; font-style:normal; font-weight:400; color:#fff; text-shadow:none;}
#cat-nav .nav-description { display:block; }
#cat-nav a:hover span { color:#fff; }
#secnav, #secnav ul { position:relative; z-index:100; margin:0; padding:0; list-style:none; line-height:1; background:#0d5e88; }
#secnav a { font-family:Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-style:italic; font-weight:700; font-size:14px; display:block; z-index:100; padding:0 15px; line-height:35px; text-decoration:none;}
#secnav li { float:left; width: auto; height:35px;}
#secnav li ul  { position: absolute; left: -999em; width: 200px; top:35px}
#secnav li ul li  { height:30px; border-top:1px solid #fff; }
#secnav li ul li a  { font-family:Verdana, Geneva, sans-serif; width:180px; line-height:30px; padding:0 10px; font-size:11px; font-style:normal; font-weight:400; color:#eee; }
#secnav li ul ul  { margin: -30px 0 0 180px; }
#secnav li:hover ul ul, #secnav li:hover ul ul ul, #secnav li.sfhover ul ul, #secnav li.sfhover ul ul ul { left:-999em; }
di
#secnav li:hover ul, #secnav li li:hover ul, #secnav li li li:hover ul, #secnav li.sfhover ul, #secnav li li.sfhover ul, #secnav li li li.sfhover ul { left: auto; }
#secnav li:hover,#secnav li.hover  { position:static; }
#cat-nav #secnav {width:100%;margin:0 auto;}
</style>
<div id='cat-nav'>
<ul class='fl' id='secnav'>
<li><a href='#'>Beranda</a></li>
<li><a href='#' </>Menu 1</a></li>
<li><a href='#'>Menu 2</a>
<ul id='sub-custom-nav'>
<li><a href='#'>Sub Menu2 a</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu2 b</a></li>
</ul>
</li>
<li><a href='#'>Menu3</a>
<ul id='sub-custom-nav'>
<li><a href='#'>Sub Menu3a</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu3b </a></li>
</ul>
</li>
<li><a href='#'>Menu4</a>
<ul id='sub-custom-nav'>
<li><a href='#'>Sub Menu4a</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu4b </a></li>
</ul>
</li>
<li><a href='#'>Menu5</a></li>
</ul>
</div>

Kalau sulit menelusuri kode diatas, sobat bisa melakukannya secara mudah dengan mengarahkan cursor kedalam kode template kemudian tekan Kontrol + dan F maka akan langsung sendiri muncul kolom search dan jangan lupa mem-pastekan kode yang anda cari tersebut lalu dilanjutkan dengan menekan enter. Untuk lebih jelasnya liatlah gambar berikut Setelah kode tersebut di pastekan, kode scrpt yang berwarna biru di edit sesuai dengan Url dan yang sobat inginkan. Dan jangan lupa di save.

Monday, September 05, 2016

Yang Bukan Segalanya

Bagaimana rasanya klau mulai membenci sesuatu yang sangat kita cintai Dipuja mayoritas manusia? Sudah sangat lumrah jika sebagian orang banyak dibutakan olehnya, mereka rela mengorbankan apapun yang diniliki. Nyata memang kesendirian dalam melawan arus kehidupan bukanlah hal yang mudah. Malah Anda sendiri dianggap gila dan bodoh oleh orang lain. Habis mau bilang apa, hati telah menentukan pilihanya serta menyadari apa sebenarnya yang menjadi hakikat hidup yang sesungguhnya. Kita tahu bahwa setiap orang berhak untuk memilih jalan hidupnya sendir? Itu adalah hak asasi, yang sekarang ini otonomi diri. 
Uang Bukanlah Segalanya
Uang Bukan Segalanya
Terkadang bukan cuman mata yang dibutuhkan untuk melihat, namun terkadang hati juga diperlukan sebagai alat kontrol serta penyeimbang. Sangat Lucu memang ketika kita berada di tengah parodi manusia-manusia urban yang sedang hidup bak sapi perah untuk memenuhi ambisi dan sikap gengsi mereka sendiri.

(Baca Kesempatan Tidak Datang Untuk Kedua kalinya)
(Baca Memahami Philosofi Kehidupan Pohon Bambu)

Hangatnya terpaan sinar mentari yang memayungi sepanjang jalanan kota yang sepi. Maklum hari Sabtu, jadi tidak banyak orang yang kejar jam tayang ke kantor atau ke sekolah. Salah Seorang gadis yang berambut lurus sedang memacu kederaannya melintasi dataran abu-abu dalam kecepatan sedang. Pada hakikatnya dia sendiri sedang membutuhkan kecepatan yang ekstra supay akan segera tiba di tempat yang dituju, ke salah satu Warung Bubur Abah Hasan. Walau perutnya sudah gemerucuk karena dari kemarin belum makan. Namun, sebenarnya di sangat menikmati semburan udara pagi kala itu. Ketika tiba disana lalu memesan salah satu menu yang menjdi favoritnya, ia langsung duduk sambil menhadap jendela yang menyajikan pemandangan langsung ke jajaran pohon di ruang hijau seberang jalan yang sangat menyejukkan mata bagi yang memandangnya. Tak lama kemudian Semangkuk bubur ayam spesial pesanannya pun tiba, tanpa pikir panjang lagi lagi ia langsung melahapnya.

Setelah puas mengisi perutnya, lalu ia melanjutkan kembali perjalanannya ke tempat selanjutnya. Tujuan selanjutnya adalah menuju ke-sebuah kampung yang terletak di salah satu sudut kota yang boleh dibilang lumayan bersih, walaupun jalannya agak meliuk-liuk bahkan harus melewati jalan yang yang berbukit. Memang Sedikit agak melelahkan. Ketika tiba di rumah yang bercat putih bersih dengan halaman yang tidak cukup luas namun dipenuhi dengan tanaman yang terawat rapi. Rumah itu adalah bangunan peninggalan Belanda, memang agak aneh , seharusnya bangunan yang seperti itu berada di jajaran kawasan bangunan-bangunan yang menjdi heritage lainnya bukan malah tersesat sendiri di tengah tengah kampung seperti ini. Entah tiada yang tahu jenis magnet apa yang selalu membuatnya begitu terpesona, setiap dia datang ketempat tersebut dia selalu merasakan sepertinya ada sesuatu yang membuatnya betah dan selalu merindui tempat ini. Begitu menyadari dia telah ditunggu oleh seseorang, lalu ia bergegas menuruni sepeda motornya dan melangkah dengan cepat untuk mengetuk papan yang berdiri kokoh persis di hadapannya. Tak begitu lama kemudian pintu pun terbuka, salah seorang ibu-ibu yang kira-kira berumur sekitar empat puluh tahunan berdiri dan menyapa dengan sebuah senyum yang ramah.

‘Assalamu’alaikum, tante,’ ucap gadis itu sambil meraih dan mencium tangan wanita itu.
‘Wa’alaikumsallam. Eh, Kinan mari masuk. Tumben pagi-pagi betul? Apakah Sudah sarapan?’ jawabnya ibu tersebut sambil mepersilakan Kinan memasuki rumahnya.
‘Iya, tante saya ada janjian sama Ica pagi-pagi gini. Sudah, tante. Tadi Saya sarapan sebelum kesini beli bubur ayam dulu,’ jelas Kinan. Wanita itu hanya mengangguk kepala. Di ruang tamu salah seorang perempuan sebaya dengan Kinan sedang duduk bersila menghadap laptop sambil mempermaikan jemarinya diatas keypad. Dengan tidak bertujuan mengganggu Kinan lalu duduk di sampingnya tanpa sepatah katapun, matanya sedang asik menjelajahi lembar Microsoft Word yang hampir dipenuhi dengan tulisan, dan membaca tulisan alphabet yang tertulis di kertas putih itu. ‘Jam berapa ini, Neng? Baru datang…’ sindirnya tanpa melirik Kinan. ‘Maaf, ya Ca. Kamu sebenarnya sudah tau jika selama ini aku selalu sendirian dirumah, jadi banyak hal lain yang harus diurusin sebelum kesini. Lagian Tadi aku juga mampir untuk sarapan di Abah Hasan, tapi tenang aja semuanya sudah beres kok tinggal copy-paste di laptop kamu,’ ujar Kinan yang membela diri sambil memberikan flashdisk ke Ica. Irit bicara, Ica hanya mendehem kemudian menyambar dengan cepat benda kecil tapi fungsinya yang selangit. ‘Klik, klik’, kemudian Ica langsung memasukkan data yang penting ke laptopnya. ‘Nan, ne uda beres nih. Tinggal send aja lagi,’ ujar Ica meminta persetujuan. ‘ya sudah kita kirim aja, Ca. Walaupun kalah setidaknya kita suda mencoba untuk melakukan yang terbaik?’

Sebenarnya mereka berdua tersebut sedang mengikuti lomba tulis karya ilmiah online dan harus di submit hari ini karena hari ini merupakan hari terakhir kita. ‘Iya sih, saya kamu itu mana peduli menang atau kalah. Karena itu gak ngaruh sama hidup kamu. Kalau aku sangat butuh hadiahnya, Nan. Karena Aku lagi butuh uang,’ curhat Ica dengan mata agak sedikit berkaca-kaca. Sebenarnya Kondisi perekonomian keluarga Ica sedang tidak baik. Bisnis pembuatan shuttle kock punya papanya sedang mengalami penurunan penjualan, bahkan papanya harus mengistirahatkan beberapa pekerja untuk mengurangi biaya produksi. Sebenarnya kinan merasa tak enak hati, lansung buru-buru ia minta maaf. Kinan memang dari keluarga yang hidup berkecukupan, jauh berbeda dengan Ica yang terkadang hanya memiliki uang jajan yang pas-pasan. Bahkan terkadang ia merasa uang bukanlah hal yang berharga, ia sangat senang berbagi apalagi dengan kawanya Ica, sahabatnya yang ia kenal sejak SMP. ‘Klik’, tombol send pun di klik oleh Kinan.

‘Ini ayo dimakan, Kinan,’ ujar Mama Ica sambil membawa makanan dan dua cangkir teh hangat. Kinan berterimakasih bu. Ada tersirat rasa iri di dalam hatinya. andai saja Ica yang ke rumahku, mungkin Mama pasti tidak mau nyiapin seperti gini. Paling juga yang nyiapin aku sendiri, terus Mama hanya minta pamit pergi ke Ica soalnya banyak sekali urusan, batin Kinan. Mereka berdua terdiam dan terhanyut dalam pikiran masing-masing. Sudah hampir seminggu ini Kinan bolak-balik ke rumah Ica untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah tersebut, sehingga Kinan sudah seperti anak sendiri dianggap oleh Mamanya Ica. Mama Ica sangat ramah dan baik terhadap Kinan, bahkan selalu menyuruhnya makan disana. Kinan selalu diomelin kalau pulang tanpa belum makan. Perhatian dan peduli itulah adalah sedikit gambaran kecil kebaikan hatinya. Memang mereka memang bukanlah dari keluarga terpandang, namun mereka memiliki hati bagaikan emas yang jauh tak ternilai harganya, pikir Kinan.

‘Enak ya Nan jadi kamu,?’ tanya Ica secara tiba-tiba dan menganggetkan lamunan Kinan. ‘A.. enaknya apanya, Ca?’ tanya Kinan agak terbata dengan heran. Apa sih enaknya hidup jadi serba mandiri, mana orang tua jarang pulang, rumah aja sudah seperti hotel cuman buat tempat istirahat? Bahkan rasanya orang tuaku terkadang tak peduli dengan kehadiranku, apa enaknya, Ca? guman Kinan dalam hati. ‘Enak lah, Ca. Duit mencukupi, semua fasilitas ada, motor baru, laptop high end, smartphone premium, orang tua gak mengekang. Hidup kamu itu sudah sangat perfect. Sangat Bodoh jikalau kamu masih merasa kurang,’ jawab Ica polos. Kinan hanya bisa mendengus mendengar alasan Ica yang sudah bosan didengarnya. Hatinya terasa seperti teriris, knapa masih saja ada orang yang berpikiran seperti itu. ‘Ga enak, Ca. Kamu harus jalani hidup tanpa rasa kasih sayang langsung dari kedua orang tua, aku terkadang capek melihat mama papaku yang hampir seperti gila kerja itu, mana rumah udah kayak hotel cuma buat makan, mandi, sama istirahat doang. Okelah, fasilitas memang tercukupi tapi rasanya itu kosong, Ca. Aku hampir gak punya waktu walupun hanya sekedar buat ngobrol santai, aku jarang sekali didengerin sama mereka. Mereka memang dekat tapi rasanya seperti jauh buat aku,’ bulir air mata mulai mengalir di pipi Kinan. Ia merasakan beban itu rasanya sedikit terangkat, ia sudah sangat lelah menyimpannya sendiri selama ini. Kinan sangat gak mau jika orang menilai negatif keluarganya. Menyesal, lalu Ica memeluk Kinan. Sebenarnya banyak yang Ica belum ketahui dari Kinan, itu semua karena Kinan gak suka orang lain untuk mengasihaninya. Dia sudah cukup tegar sampai dengan pagi ini, namu ia harus terlihat lemah di depan sahabatnya.

‘Uang gak selamanya memberikan kamu kebahagiaan, Ca. Aku sangat iri sama kehidupan kamu yang memiliki orang tua peduli sama anaknya. Dalam hidup ini terkadang yang kita butuhin bukan cuma uang buat hidup,’ bisik Kinan kepasa sahabatnya. Rasa hangat seakan sudah merebak di dalam relung hati Kinan. Ica tak dapat berkomentar apa-apa hanya merapatkan pelukannya saja. Ia sangat menyadari banyak yang Kinan belum ceritakan padanya. Kini ia sudah menyadari betapa besar beban yang ditanggung sama sahabatnya itu, beban yang harus dipikul seorang diri ketika ai masih berumur tujuh belas tahun.

‘Ben, maaf ya aku tidak bisa menerima semua ini dari kamu,’ ujar Kinan sangat dengan hati-hati sambil memberikan sebuah kardus berwarna coklat yang hampir dipenuhi dengan barang-barang khas cewek pada lelaki yang bertubuh tinggi di depannya. Laki-laki itu menatap Kinan dengan penuh tanda tanya, hatinya pun mendadak seperti terasa nyeri laksana terserang serangan jantung dadakan. ‘sebenarnya Aku sudah sangat ikhlas  dapat memberikan semua ini pada kamu,’ kata Ruben dengan kaget. Ia bingung tidak tau berkata apa-apa lagi pada perempuan yang sangat ia sayang itu. ‘aku tahu kamu sangat menyayangi aku, Kinan?’ tanya Ruben sambil menatap lurus manik hitam yang berada di hadapannya yang seketika menunduk lesu. Ia menyadari ada perubahan ekspresi pada perempuan yang berada di hadapannya secara drastis, Kinan merasa bahunya seakan roboh mendengar pertanyaan itu. Ruben sudah sangat lama mendambakan mu Kinan, banyak macam cara telah ia lakukan untuk dapat menarik simpati Kinan. Berbagai macam barang kesukaannya langsung ruben belikan tanpa tanggung-tanggung. tetapi Kinan hanya dapat menerima Ruben sebagai teman saja tidak lebih dari itu, jujur ia sangat bingung memikirkan bagaimana cara membuat Ruben untuk dapat mengerti bahwa ia hanya suka berteman saja. Sebenarnya Kinan tidak mau melukai hati dan perasaan Ruben, tapi mungkin carannya saja yang salah. Ia malah membuat Ruben terkadang berpikir jika Kinan memberi harapan lebih dari seorang teman padanya. Agak Rumit memang. ‘tetapi setidaknya Aku sudah membuktikan rasa sayangku pada kamu, Nan. Itu semua bukti dari rasa sayangku pada kamu, aku sangat peduli sama kamu,’ ucap Ruben untuk meyakinkan Kinan. Memang tidak ada sedikitpun terlitas rona dusta di matanya, semuanya itu benar, dan jujur adnya dari dalam hati. Tapi Kinan tidak suka diperlakukan seperti itu olehnya.

‘sorry, Ben. Aku bukan tipe orang seperti itu dan aku juga tidak pernah minta kamu untuk membeli semua ini buat aku. Jujur saja, sebenarnya aku sendiri masih mampu kok membeli semua ini dengan uangku sendiri jika aku mau,’ Kinan tak mau direndahkan.
‘Bukan, Nan. Bukan itu yang aku maksudkan, aku hanya mau buktikan pada kamu, kalau aku benar-benar serius dan gak main-main. Aku tidak akan membikin kamu kecewa.’

‘Sudahlah, Ben. Terima saja ini, aku tidak pantas untuk mendapatkan semua ini. Aku bukan tipe perempuan yang baik untuk kamu, aku tidak punya perasaan yang sama dengan kamu. Aku suda coba, tapi aku tak bisa. Maaf. Aku masih yakin jika di luar sana masih banyak orang lain yang lebih baik dari aku dan pastinya bisa membalas perasaan kamu itu. Aku tahu kamu cowok yang baik-baik dan makasih atas semua perhatianmu selama ini,’ ucap Kinan sambil memberikan kardus itu kapada Ruben. Memang mungkin itu menyakitkan untuk Ruben, tapi inilah jalan yang terbaik. Kinan sudah lelah berpura-pura bersikap manis selama ini kepadanya hanya untuk menghargai segala usaha yang dilakukanya.


Memahami Philosopfi Kehidupan Sebuah Kepompong

Semua tahu jika hidup memang penuh dengan segala perjuangan. sebab perjuangan merupakan modal awal yang harus dilalui untuk mencapai sebuah impian yang dicita-citakan. sehingga manuasi yang tergolong hebat adlah para manusia yang mampu melihat sebuah peluang dari sebuah kesempitan, maksdunya adalah mereka yang mampu menciptakan atau melihat sebuah peluang dalam sebuah rintangan. Makanya banyak orang menyebutkan Jika anda ingin berhasil dimasa depan dan menjadi manusia sukses maka anda harus melalui segala proses yang terkadang sangat menyakitkan untuk dirasakan. jika anda tidak siap dengan tantangan itu semua, maka bersikaplah anda untuk tidak terdidik menjadi anak manja yang hanya selalu ingin dibantu dan dilayani oleh kedua orang tua kita. Karena pada hakikatnya hal tersebut sangat tidak baik untuk mendidik kita terutama dalam membentuk pola pikir dan karakter kita dalam menjalani kerasnya kehidupan dimasa yang akan datang.
Memahami Philosopfi Kehidupan Sebuah Kepompong
Memahami Philosopfi Kehidupan Sebuah Kepompong
Pada artikel ini saya akan menceritakan sebuah kisah yang sungguh-sungguh inspiratif untuk direnukan. Pada hakikatnya cerita ini berasal dari buku yang menarik yang saya beli, namun baru sekarang sempat saya bacakan padahal saya membelinya diwaktu yang lalu. Judul buku tersebut adalah,? setengah isi dan setengah kosong? Hasil buah karya dari perlindungan marpaung.

(Baca  Yang Bukan Segalanya)

(Baca Memahami Philosofi Kehidupan Pohon Bambu)

Berikut ini adalah kutipannya ceritanya:
pada suatu hari, salah seorang anak sedang asik bermain dan secara tiba-tiba menemukan kepompong kupu-kupu yang bertengger pada sebuah dahan pohon yang agak rendah. Lalu anak tersebut mengambil kepompong yang menempel tersebut tersebut dan ia melihat seperti ada lubang kecil pada kepompong tersebut. Anak itu mengamati lubang kecil tersebut dengan seksama dan ia tertenggu karena ia melihat ada seekor kupu-kupu yang sedang berusaha untuk dapat keluar dan membebaskan dirinya melalui lubang kecil tersebut. Lalu kemudaan ia melihat tiba-tiba kupu-kupu itu berhenti untuk mencoba, kelihatannya kupu-kupu tersebut sudah berusaha dengan semampunya namun kelihatanya perjuangannya sia-sia untuk dapat keluar melwati lubang kecil yang berada di ujung kempompongnya.

Melihat fenomena tersebut, anak tersebut merasa iba dan mengambil inisiatif untuk dapat membantu kupu-kupu supaya dapat keluar dari kepompongnya tersebut. Lalu dia pun mengambil sebuah gunting dan berusaha membuka badan kepompong itu dengan gunting supaya kupu-kupu tersebut dapat keluar dan terbang di dunia lepas dengan bantuanya.
Ketika kepompong tersebut terbuka, kupu-kupu tadi keluar dengan sangat mudah. Tetapi apa yang terjadi, kupupu itu masih memiliki tubuh yang gembung dan sangat kecil. Kelihatan dengan jelas jika sayapnya masih berkerut. Meihat hal tersebut, Anak itu mulai mengamatinya lagi dengan seksama dengan harapan agar sayap kupu-kupu tadi berkembang dan  bisa terbang untuk menuju bunga-bunga yang indah yang ada di taman taman bunga ditempat mereka.

Harapan hanya tinggal harapan, karena apa yang menjadi penantian anak tersebut tak kunjung tiba. Kupu-kupu tadi hanya bisa menghabiskan sisa hidupnya dengan hanya merangkak-rangkak di-sekitarnya dengan memiliki tubuh gembung dan sayap yang belum sempurna (masih berkerut). Akhirnya Kupu-kupu itu tidak mampu untuk terbang seumur hidupnya.

Ternyata si anak tadi belum mengerti jika kupu-kupu harus berjuang sendiri untuk untuk membebaskan dirinya dari kepompong bukan dengan melalui bantuan pihak lain. Lubang kecil tadi yang harus dilaluinya akan memaksa cairan yang melekat pada tubuh tubuh kupu-kupu untuk masuk ke dalam sayap sehingga untuk membatu dia supaya siap terbang dan memperoleh kebebasan di dunia lepas.