Pentingnya Peningkatan Pembelajaran Menulis di Sekolah - Pondok Belajar

Thursday, February 22, 2018

Pentingnya Peningkatan Pembelajaran Menulis di Sekolah

Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik yang berlangsung di dalam kelas. Lebih lanjutnya Winkel (1995: 36) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap. Lebih lanjut, Oemar Hamalik (2001: 36) menyatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. 

Pentingnya Peningkatan Pembelajaran Menulis di Sekolah
Pentingnya Peningkatan Pembelajaran Menulis di Sekolah

Menurut Oemar Hamalik, 2001 proses Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, materil, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi tujuan pembelajaran” Tujuan pembelajaran yang dimaksud adalah perubahan tingkah laku tentunya ke arah yang lebih baik. Pembicaraan tentang pembelajaran atau pengajaran tidak bisa dipisahkan dari istilah kurikulum dan pengertiannya.. sehingga keduanya memiliki hubungan tidak dapat dipisahkan dan dahami sebagai berikut: pengajaran merupakan wujud pelaksanaan (implementasi)kurikulum, atau pengajaran ialah kurikulum dalam kenyataan implementasinya. Mengenai peristilahan dan makna dari sudut bahasa, pengajaran berarti perihal mengajarkan sesuatu. Kata pengajaran menyiratkan adanya orang yang tugasnya mengajar, di sekolah umumnya disebut guru. Pengajaran lebih luas pengertiannya daripada mengajar(teaching). Kita dapat menyimpulkan jika proses Pengajaran merupakan sebagai suatu proses, buah atau hasilnya adalah belajar (learning), yaitu terjadinya peristiwa belajar di dalam diri siswa. Peristiwa belajar pada siswa ini menunjukkan adanya sikap, minat, perhatian, perasaan, percaya diri dan lainnya sebagainya.

Jika kita mengacu Istilah pembelajaran ke egala daya upaya bagaimana membuat seseorang belajar, bagaimana menghasilkan terjadinya peristiwa belajar di dalam diri orang tersebut. dewasa ini istilah Pembelajaran diperkenalkan sebagai pengganti istilah pengajaran, meskipun kedua istilah itu sering digunakan bergantian dengan arti yang sama dalam wacana pendidikan dan perkurikuluman. Pembelajaran mengandung makna kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode atau strategi yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Didasarkan pada gambaran yang dipaparkan di atas, maka pembelajaran pada hakikatnya ialah pelaksanaan dari kurikulum sekolah untuk menyampaikan isi atau materi mata pelajaran tertentu kepada siswa dengan segala daya upaya, sehingga siswa dapat menunjukkan aktivitas belajar. Satu hal yang harus dipahami jika pendidikan harus mengacu kepada kurikulum yang ada ketika menyusun perangkat pembelajaran seperti Pada tahun 2004 yang diberlakukan adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan kemudian pada tahun 2006 dirubah menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sekrang berubah lagi ke kosep Kurikulum K.13 untuk itu agar proses pelaksanaannya tidak mengalami kesulitan yang terlalu besar, maka diperlukan persiapan yang matang bagi seorang pendidik sebelum melakukan proses pembelajaran menulis yang didasarkan atas kurikulum yang digunakan 

Hakikat Pembelajaran Menulis 
Mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Menurut Tarigan (1983: 1) keterampilan berbahasa mencakup 4 segi yaitu menyimak (Listening Skill), Berbicara (Speacking Skill), Membaca (Reading Skill), dan Menulis (Writing Skill). Menulis merupakan kegiatan melahirkanpikiran dan perasaan. Menulis juga dapat diartikan sebagai cara berkomunikasi dengan mengungkapkan pikiran, perasaan dan kehendak kepada orang lain secara tertulis. “Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif” (Tarigan 1982: 4). Adapun tujuan dari proses kegiatan menulis adalh untuk mengungkapkan fakta, pesan sikap dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada para pembacanya. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi kebahasaan saja, tetapi juga materi kesastraan. Kedua materi tersebut direncanakan dan mendapat bagian yang sama sehingga pengajarannya juga harus seimbang. Sebagi contohnya dalam pembelajaran menulis cerpen, secara tidak langsung materi pembelajaran menulis cerpen merupakan satu kesatuan dari materi kebahasaan dan materi sastra.
Pembelajaran menulis di sekolah diakui masih sangat minim dan kurang aktraktif. Pembelajaran menulis di sekolah sering dianaktirikan. Pembelajaran menulis dianggap tidak penting, menghabiskan waktu, dan tidak dapat mendongkrak nilai ujian nasional. Sebab, soal-soal yang terkait dengan materi mengarang mapun menulis dalam ujian nasional dirasa sangat sedikit. Pada hal ada hal penting yang harus dipahami dibalik menulis, Menulis adalah kegiatan yang memberdayakan diri sendiri dan orang lain, karena ide, pemikiran, hal baru, sejarah, ataupun cerita dapat disampaikan kepada orang lain secara lebih luas melalui media tulisan yang ada. Kesempatan besar untuk menyebarkan ide dan pemikiran perlu didukung dengan kemampuan menuliskan dan menyampaikan dalam bentuk tulisan secara baik dan benar. Yang pada intinya ide yang disampikan/ditulis diharap dapat ditangkap, dan dimengerti oleh audiens yang dikehendaki atau dituju. Ide dan pemikiran yang dicurahkan dalam tulisan perlu ditetapkan tujuannya, baik tujuan menulis, dan kepada siapa tulisan ini ditujukan. Dengan demikian, penggunaan bahasa, istilah, dan ide yang akan disampaikan sesuai dengan apa yang diinginkan.

Lebih lanjut kita dapat pahami jika proses Pembelajaran mengandung makna sebagai kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode atau strategi yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Sehingga dalam pembelajaran menulis ini berarti kegiatan yang dilakukan mencakup memilih, menetapkan, dan mengembangkan sebuah karangan baik karangan kebahasaan maupun karangan sastra seperti cerpen. Pembelajaran menulis cerpen berdasarkan kurikulum KTSP tingkatan sekolah atas pada Semester 1 mencakup 2 kompetensi dasar yaitu mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen dan menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen. Untuk itu sebagai pendidik kita dituntut untuk terus dapat melakukan berbagai macam inovasi yang dapat meningkatkan motivasi anak dalam mengikiti proses belajar menulis sehingga anak akan kedepan bisa mengembangkan ide ide yang cermerlang yang dapat meningkatkan kemajuan baik di sektor pendidikan ataupun pembangunan bangsa kedepan. Bukan malah terbawa oleh pemikiran yang tidak mementingkan pemebalajaran menulis sehingga sedikit mengabaikannya dengan alasan mengejar ketuntasan UN sehingga materi lain lebih di utamakan dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas. 

No comments:

Post a Comment

terimakasih telah berkomentar