2009 - Pondok Belajar

Sunday, September 06, 2009

Hakikat Dari Keutamaan Puasa Ramadhan

Puasa merupakan salah satu hukum Islam, dimana semua umat islam diwajibkan berpuasa dalam bulan ini. Sesuai dengan perintah allah dalam surat Albaqarah surat 183 yang artinya’ hai orang-orang yang beriman diwajibkan diatas kamu berpuasa sebagaimana yang telah diwajibkan atas umat-umat sebelum kamu agar kamu menjadi Orang yang bertakwa’

Hakikat Dari Keutamaan Puasa Ramadhan
Hakikat Dari Keutamaan Puasa Ramadhan
Dari ayat diatas kita bisa memahami jika puasa itu sudah ada dari nabi sebelumnya. Dimana kita dilarang untuk makan, minum dan melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Lalu kenapa pada akhir ayat tersebut di katakan agar kamu menjadi orang yang bertakwa?


Sebenarnya menurut saya simple saja, puasa itu hanya dikususkan pada orang yang bertaqwa karena hanya orang bertakwa saja yang bisa menjalaninya. Alasan saya ini didasarkan atas adanya sebagian kecil orang islam yang tidak menjalani puasa, apakah mereka bukan orang beriman? Jadi jawabanya mereka orang beriman tetapi mereka tidak bertaqwa saja.

ita tidak begitu perlu memperdebatkan masalah orang puasa tau tidak, yang jelas kita cuman mau tau saja apasih meutamaan utama dari puasa?Menurut penulis, keutamaan puasa itu ada dua yaitu hamblumminallah dan hablumminannas.

Hablumminanallah berkaitan sekali dengan berbagai jenis kewajiban yang kita jalankan selama puasa, seperti menjalankah shalat sunat tarawih, memberi sedekah dan memperbanyak amalan dibulan suci ini hanya semata-mata mendapatkan keridhaan Allah SWT. Dimana pada bulan ini iman kita benar-benar diuji oleh Allah dengan berbagai cobaan. Apakah kita mampu bertahan dari cobaan tersebut dalam mematuhi perintahNya? Ya untuk sekilas banyak orang yang mengatakan itu sih mudah buktinya saya saja mampu menahan diri dari pagi sampai magrib untuk tidak makan dan tidak minum. Apakah cuman itu yang dapat kita definisikan dari puasa? Puasa itu dalam arti luas bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga termasuk memelihara mata, hati perkataan dan tindakan kita dari hal-hal yang dapat menghilangkan pahala puasa. Seperti salah satu Hadist Rasullullah yang artinya ‘banyak orang yang berpuasa teteapi mereka tidak mendapatkan apa-apa selain haus dan dahaga’

Hadist ini sebenarnya merupakan satu sindiran buat kita dimana nabi sendiri sudah mengambarkan dengan jelas bahwa ada segolongan diantara kita yang tidak memperoleh apa-apa dalam menjalankan puasanya. Jadi kita selaku orang yang bertaqwa sebaiknya merenungkembali hadist diatas dengan seksama untuk menjadi pijakan bagi kita dalam menjalankan kesempurnaan ramadhan yaitu dengan melakukan segala hal yang disuruh dan menjahui hal yang dilarang.

Jadi disini penulis ingin bertanya pakah kita sudah melaksanakan puasa sesuai dengan perintah dan tuntunan Nya, ini semua terpulang pada kita untuk menjawabnya dengan hati, karena walaupun bagaimanapun hati itu tidak pernah berbohong dengan apa yang sebenaranya kita lakukan. Disamping itu menurut penulis puasa itu tidak hanya menahan lapar dan dahaga diwaktu siang, sementara di waktu malam kita mengisi perut kita diluar batas kemampuannya alias balas dendam, apakah ini yang diperintahkan dalam agama? Pada hal salah satu hikmah puasa adalah membentuk hidup sederhana. Tetapi berapa orang diatara kita yang berbuka dengan menu sederhana? Dan berapa orang yang berbuka dengan menuruti segala nafsunya dengan bermegah-megah? Karena sebagai pijakan saja puasa sebenarnya membetuk diri kita untuk bisa hidup lebih baik dari sebelumnya, jadi kalau hidup kita malah lebih buruk dari sebelum kita berpuasa bukankah ini salah satu tanda jika kita termasuk orang yang sis-sia. Jangan sampai di bulan Ramadan uang yang kita dihabiskan untuk belanja lebih banyak daripada di luar Ramadan. Kalau itu yang terjadi , itu artinya kita tidak dapat merasakan apa-apa di bulan Ramadan ini. Lalu, bagaimana mungkin penderitaan itu bisa dirasakan, bila seseorang menjadikan Ramadan sebagai bulan untuk berpestapora dan bulan makan minum setelah waktu berbuka tiba? Ini salah satunya yang menyebabkan pola prilaku seseorang tidak berubah, meskipun ia sudah berpuasa berkali-kali. Dari segi ini bahwa berpuasa dimaksudkan untuk merasakan penderitaan orang miskin dan menumbuhkan solidaritas tidak berjalan adanya.

Saya berharap melalui Ramadan ini, rasa menahan diri bisa kita miliki dalam kehidupan sehari-hari, sehingga selama latihan di bulan suci ini bisa mengubah diri kita ke arah yang lebih baik setelah Ramadan ini. Perubahan ke arah yang lebih baik itu bisa terlihat dalam dua keutamaan Ramadan, yaitu hablumminallah dan hablumminannas

Keutamaan puasa yang kedua adalah habblumminannas, yaitu hubungan dengan manusia. Terawih merupakan salah satu media perekat tali silaturrahmi diantara kita karena dengan adanya kita berterawih di mesjid kita bisa lebih mempererat ukhuwah islamiya diatara kita. Disamping perintah untuk banyak bersedekah di bulan ini juga bagian dari solidaritas untuk menumbuhkan kesenangan, kemauan, dan perhatian kepada orang sekitar, sehingga dapat membantu meringankan mereka untuk ke luar dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Dengan adanya timbang rasa kita penderitaan mereka yang cuman makan sehari sekali kita bisa merasakan penderitaan mereka dan nantinya kita mau berbagi atas rejeki yang kita peroleh dengan mereka, setidaknya kita mau menyedekahkan harta kita kepada mereka untuk menompang hidup mereka. Inilah keutamaan Ramadan yang memberi manfaat bagi seseorang untuk introspeksi diri dan merenungkan perjalanan hidupnya selama ini. Merenungkan masa depan yang akan dicapainya. Kemudian, merenung apa yang harus dilakukan atau apa yang sebaiknya dikerjakan untuk kepentingan diri dan masyarakat, karena Ramadan merupakan bulan untuk latihan, menyegarkan ingatan, dan melatih diri kembali sehingga bulan yang penuh rahmat hidayah dan ampunan ini bisa kita lewati dengan suka ria ketika kita merayakan hari kemenangan yang kita nanti-nati, yaitu hari raya Idul Fitri.

Sekian gambaran singkat ini semoga dapat menjadikan semua amal ibadah kita pada bulan ramadhan jauh lebih berkwalitas dan mendapat keampunan dan penbelaan terhadap diri kita kepada  Allah di yaumil akhir nantinya, amien, sekian dan wassalam.

Saturday, September 05, 2009

Sebuah Gambaran Philosofi Kehidupan

Pada suatu masa ada seorang musafir miskin dengan seorang anak dan seekor unta tua yang hendak berpergian ke suatu tempat. Karena keadaan unta tersebut yang sudah tua maka orang tua tadi menyuruh anaknya untuk naik di atas unta dan meletakkan sedikit bakal perjalanan mereka, sedangkan beliau sendiri berjalan kaki sambil memegang tali kendali unta.

Sebuah Gambaran Philosofi Kehidupan
Sebuah Gambaran Philosofi Kehidupan
Pada saat beliau melintasi kampung pertama, kejanggalanpun terjadi, dimana semua orang dikampung tersebut mecela anak beliau dengan upatan anak tidak berperasaan karena anak tersebut membiarkan orang tuanya berjalan kaki, sementara dia sendiri duduk santai di atas punggung onta. Akibat upatan dan makian orang kampung tadi orang tua tersebut meminta pendapat kepada anaknya bagaimana kalau seandainya anaknya berjalan kaki dengan megang tali unta dan ayahnya duduk diatas unta. Anaknya menyanggupinya karena ini demi untuk menghindari fintah kalayak ramai.


Sesudah menganti posisi tersebut, mereka kembali melanjutkan perjalanan tadi. Namun alangkah terkejutnya mereka pada saat melintasi pemukiman penduduk selanjutnya, mereka masih saja mendapati upatan dan celaan, dimana penduduk tesebut memojokkan orang tua tadi dengan upatan tidak berotak, karena membiarkan anaknya berjalan kaki, sementara dia asik duduk santai diatas unta. Akibat cacian tersebut mereka memustuskan untuk naik unta secara bersama, dimana ayah dan anak tadi duduk bersama diatas unta yang sudah tua tersebut dengan tujuan untuk mengidari cacian orang.

Setelah mereka berdua manaiki unta tadi merekapun melanjutkan peljalanan kembali. Ketika mereka melewati desa berikutnya mereka masih tetap dicaci dan diupat oleh penduduk setempat, kali ini cacian di khususkan kepada mereka berdua dimana meraka berdua dianggap tidak berotak dan kejam terhadap binatang, mereka mengatakan ”sudah tau unta sudah tua masak dinaiki berduan dasar gak ada otak tu orang” . setelah kejadian itu mereka memutuskan untuk berjalan kaki bersama dan dibiarkan unta berjalan kaki tanpa beban dengan tujuan tidak ada lagi cacian dan upatan jika waktu mereka melintasi desa selanjutnya.

Sesudah makan dan minum sejenak untuk perbakalan perjalan kaki, mereka menuruskan lagi perjalannya. Alangkah terkejutnya mereka ketika melewati desa selanjutnya ternyata cacian dan makian masih tetap ditujukan kepada mereka, kali ini caciannya mereka dianggap orang bodoh yang tidak bisa memanfaatkan kendaraan yang dimiliki. Mereka mengatakan ” bodoh kalilah kalian ini sudah ada kendaraan tapi masih berjalan kaki. Mendapati cacian ini mereka tidak melakukan apa-apa lagi karena kebutulan mereka sudah sampai pada tempat yang dituju dan orang tua itupun sempat berpikir seandaianya masih ada perjalanan jenis cacian dan upatan apa lagi yang akan mereka dapati.

Dari cerita pendek diatas bisa kita simpulkan begitulah gambaran kehidupan didunia ini, dimana kita akan selalu disalahkan oleh orang lain meskipun apa yang kita lakukan sudah sangat baik menurut kita. Contohya saja ketika ada orang kaya yang mendermakan hartanya kepada fakir miskin untuk menjalankan anjuran islam, masih ada juga orang yang menyalahkan sikap orang kaya ini dengan alasan pamer kekayaan, sok murah hati dan sebagainya. Jadi sebagai pedoman kita dalam megharungi kehidupan ini sebaiknya jagan pernah terpengaruh oleh hal-hal yang murahan seperti itu selama apa yang kita lakukan baik menurut kita dan tidak melanggar aturan agama dan aturan negara silakan saja berkreasi. karana batu sandungan itu tetap akan ada selama menusia masih ada dimuka bumi yang dipicu oleh penyakit hati yang tidak pernah tersirami oleh ayat-ayat ilahi sehingga ia membutakan hatinya dengan rasa iri, sombong hasat dengki dan kianat. Marilah kita merenungi diri apakah kita termasuk dalam katagori orang yang saya sebutkan di atas, kalau ya, maka cepatlah bertaubat, karena itu merupakan dosa yang sangat besar dan Allah sendiri tidak akan memasukkan orang-orang seperti itu dalam surga Nya, nauzubillah.

Maka terakhir dengan moment Bulan Ramadhan ini marilah kita sucikan hati dan jiwa kita untuk dapat memperoleh hidayah dan ampunan dari allah SWT semoga pintu keampunannya masih terbuka untuk kita sehingga aidul fitri yang kita idamkan benar-benar terwujud adanya.

Wallahu ’alam

Sebuah Renungan Dari Sistem Pendidikan Kita

Pendidikan secara singkat boleh diartikan sebagai sebuah proses perubahan individu dari tidak tau menjadi tahu dengan melibatkan pendidik dan meteri tertentu. Kalau kita melihat definisi pendidikan menurut John Dewey, pendidikan adalah suatu proses untuk memperbaharui makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi didalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang dewasa, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini tentu akan melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang dewasa dan kelompok dimana dia hidup.

Sebuah Renungan Dari Sistem Pendidikan Kita
Sebuah Renungan Dari Sistem Pendidikan Kita


Namun apa yang kita lihat dengan sistem manajemen dari pendidikan kita sekarang dimana sistem pendidikan kita hanya berfokus pada nilai tertinggi yang diperolah siswa semata dan sedikitpun tidak melihat potensi-potensi tertentu yang dimiliki oleh peserta didik. Apakah ini jenis pendidikan yang kita inginkan? Pernah anda berpikir untuk menyekolahkan anak anda hanya untuk mendapatkan nilai 9 kemudian menjadi pengangangura pada akhirnya, ini sama saja dengan menyekolahkan anak yang mendapat nilai 5 toh akhirnya menjadi orang sukses dengan sendirinya dengan tidak sama sekali dipengaruhi oleh imu yang dibekali disekolah sebelumnya.





Jadi apa yang dapat kita lihat di sini adalah pendidikan kita belum mampu menciptakan orang kreative dalam jumlah keseluruhan dengan tidak mengandalkan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik tetapi hanya terfokus pada pemaksaan materi tertentu sehingga kebebasan anak unutk meluahkan idenya jadi terkendala. Disini perlu diperhatikan sebernaya apa sih tujuan kita untuk sekolah. Sekolah yang merupakan sebagai sarana dan tempat mendapatkan pengajaran dan pendidikan yang akan membuat kita menjadi tahu dan memilki potensi yang bagus dari sebelumnya, dan bisa melakukan hal-hal inovasi-inovasi baru dengan profesional. Tidak sekedar membina dan mendidik para siswanya untuk siap dalam menghadapi Ujian Nasional. Walau kita akui sebenarnya kurikulum KTSP itu udah sangat bagus bahkan lebih maju selangkah jika dibandingkan dengan kuirkulum KBSR/KBSM yang ada di Malaysia yang bersifat sentralisi, dimana KTSP ini sangat menunjang aspek-aspek dan potensi-potensi yang ada didaerah. Cuman sayang banyak sekali guru kita yang belum memahami makna dasar dari KTSP tersebut sehingga mereka salah dalam mengflikasinya dalam proses belajar mengajar. Kesalah pahaman ini mungkin karena kita sebenarnya belum siap 100% untuk menerapkan KTSP, jadi mendukung kesiapan ini kita menginginkan perhatian dari pemerintah untuk lebih serius dan lebih cerdas dalam memilih jenis sistem Pendidikan ini sebab kendala utama selain kemampuan guru yang masih kurang dalam memahami KTSP masih kurangnya sarana yang dimiliki oleh sekolah-sekolah kita. Dari segi ini mungkin kita kalah jauh dengan Malaysia dimana negara serumpun kita ini memiliki sarana pendidkan yang sangat jauh lebih lumayan jika dibandingkan dengan negara kita. Jadi kita wajar saja jika banyak pengamat pendidikan kita yang mengatakan pendidikan kita jauh kalah dengan pendidikan malaysia, bagi saya itu tidak seratus persen benar, jika kita liat sistem kurikulum kita menang karena malaysia masih menerapkan kurikulm centralisasi, bahkan salah seorang staff di Kementrian malaysia di Putra Jaya dengan tidak sengaja pernah mengakui pada penulis jika sistem rancangan kurikulum di negara mereka sebenarnya masih banyak terinspirasi dari kurikulum indonesia.

Jadi apa yang kita perlukan kedepana supaya pendidikan kita berhasil, pemeritah kita harus fokus terhadap semua system dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung proses pambalajaran kita. Minimal kita memilki semua prasanan yang dimilki oleh negara yang telah menerapkan kurkulum descentralisasi seperti kita. Jangan memaksakan suatu system yang baru dari pendidikan kita, sementara sarana dan prasarana belum diperbaharui. Masih banyak gedung sekolah-sekolah kita yang masih tidak layak untik dihuni. Masih banyak para pengajar kita dimana sebahagian dari mereka yang sore harinya menjadi seorang pemulung, dan malam harinya menjadi tukang objek untuk mencukupi semua kebutuhan hidup keluarga mereka masing-masing. Kalau hal ini masih terjadi bagaimana seorang Guru bisa lebih berkonsentrasi pada apa yang akan disampaikan/diajarkan pada esok harinya pada siswa mereka sementara malamnya dia tidak sempat melakukan persiapan apapun gara-gara harus ngojek untuk mencari biaya hidup. System pendidikan nasional kita sekarang ini masih mengedepankan pada proses pencapaian yang berbasis nilai bukan pada kemampuan keterampilan dan competency yang dimiliki siswa jikapun ada itu hanya untuk sekedar mengisi format penilaian saja. Sehingga kita tidak perlu bertanya dan bingung mengapa masih banyak sekali sarjana yang masih nganggur, peserta olimpiade fisika yang tidak bisa lulus Ujian Nasional dan banyak lagi hal-hal yang menggelikan dari sistem pendidikan ini.

Jadi untuk itu guru kita harus dibekali dengan pola pemahaman intelegensi yang bagus jangan hanya dengan mengunakan test saja ketika mengukur intelegensi anak didik supaya setiap keterampilan dan competency yang dimiliki siswa bisa tercurahkan sepenuhnya. jadi guru kita mesti arus membaca yang banyak mengenai terapan ilmu-ilmu yang ditemukan sekarang serti Ilmu Pedagogi, psikologi dan Teori multiple intelligences merupakan teori yang digunakan untuk mengukur intelegensi seseorang dengan mengunakan beberapa aspek tingkat intelegensi yang berbeda. Disini penulis juga ingin membahas mengenai konsep intelegensi karena masih banyak asumsi yang salah mengenai hal ini, Seperti yang di gambarkan oleh Gardner, objective test tidak akan cukup untuk mewakili tingkat intelegensi seseorang. Dimana sisitem ini sangat sering dilakukan di tempat kita ketika melekukan test masuk sekolah yang bagus. Gardner menyarankan bahwa setiap individu memiliki tingkat intelegensi yang bebeda,, dan hanya sedikit saja yang boleh diukur intelegensinya dengan mengunakan IQ test.

Adapun sembilan aspek/jenis tingkat intelegensi mecakupi:
1. Linguistict intelligence (verbal skill dan bakat yang berhubungan dengan suara, erti dan rhytme).
2. logik- Mathematical intelligence (konseptual. Dan logical thinking skill)
3. Musician intelligence (bakat dan kemampuan yang berhubungan dengan suara, rytme, dan arena.
4. Spatial intelligence (kemapuan berpikir dengan gambar dan mengamati yang abstrak)
5. Bodily-kinesthetic intelligence (skill untuk mengontrol gerak badan)
6. Interpersonal intelligence (kepedulian/merespon orang lain)
7. Interpersonal intelligence ( tingkatan kesedaran dan pemehaman diri yang tingi)
8. Naturalist intelegence ( kemampuan untuk mengenang, mengatagorikan, dan menginteraksikan dengan alam dunia)
9. Existential intelligence (kemampuan untuk memahami petanyaan yang berhububungan dengan keberlanjutan manusia)

jelas sekali jika teori ini sangat berpengaruh dengan pengajaran, karena pengajaran merupakan perencanaan ururutan peristiwa yang sistematis yang mengunakan ide-ide komunikasi, konsep, atau skill yang di sampaikan kepada pelajar. Pegajaran memerlukan pemahaman pembelajaran dan pemahaman individu, faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi keadaan siswa. setiap pendidik mempunyai cara pengajaran tersesendiri, cognitif, dan dominan intelligence. Didasarkan pada aspek tadi guru juga dibedakan cara pengajarannya sendiri. Pemehaman yang sama tehadap teori pemebalajaran, aspek kognitif, dan intelelligence akan meningkatkan pemahaman dan peningkatan cara mengajara. Jadi disini jelas sekali jika intelligence sangat berkaitan erat dengan pengajaran sebab dengan adanya pemahaman terhadap teori intelligence kita boleh memahami siswa baik dari segi tingka lakunya, bakat dan kemampuan yang dimilki siswa.

jadi mungkin dengan adanya sedikit pemahaman ini dan didukung oleh KTSP dan sarana yang ada saya yakin pendidikan kita akan bagus kedepan dan mungkin tingkat penganguran dinegara kita akan berkurang dengan sendirinya, karena lulusan yang dibekali oleh sekolah dan university sedikit tidaknya udah bisa mendiri dengan mengunakan potensi yang dimilikinya.
Wallahu’alam




Monday, August 31, 2009

Filsafat Pendidikan Islam (Gambaran)

Pendekatan filosofi terhadap sebuah pendidikan adalah suatu pendekatan untuk yang digunakan untuk menelaah dan memecahkan permasalahan-permasalahan pendidikan dengan menggunakan berbagai methode filsafat. Pandangan mengenai konsep pengetahuan atau teori pendidikan yang telah dihasilkan dengan pendekatan Filosofi tersebut disebut filsafat pendidikan. Menurut Henderson [1995], filsafat pendidikan adalah filsafat yang diaplikasi untuk menelaah dan memecahkan permasalahanh-permasalahan dari sistem pendidikan.

Gambaran Filsafat Pendidikan Islam
Gambaran Filsafat Pendidikan Islam
Cara kerja dan hasil-hasil dari penggunaan metode filsafat dapat dipergunakan untuk membantu dalam memecahkan masalah-masalh dalam kehidupan, sebagaimana yang kita ketahui jika pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting dalam kehidupan peradaban manusia. Pendidikan membutuhkan pendekatan filsafat disebabkan karena pendidikan tidak hanya menyangkut tentang pelaksanaannya saja, yang hanya terbatas pada sebauh pengalaman tertentu. Dalam pendidikan akan muncul berbagai masalah yang lebih luas, kompleks, dan lebih mendalam, yang tidak hanya tebatas pada pengalaman indrawi [penglihatan] maupun fakta-fakta faktual, dan masih ada hal lain yang mungkin tidak dapat dijangkau dengan penggunaan methode sains pendidikan (science 0f education).


Kalau kita kembali ke sistem filsafat pendidikan islam disitu jelas digambarkan dasar ajaran islam sebagai nilai-nilai untuk diterapkan dalam kehidupan, dapat dijadikan sumber pijakan dalam menentukan tujuan dari pendidikan, metode, bahkan sampai pada jenis-jenis dari pendidikan untuk mencapai tujuan yang kita inginkan.

Methode yang dipergunakan dalam menyusun teori/konsep pendidikan disebut thesis deduktif. Dinamakan thesis deduktif, karena itu bertolak dari dalil-dalil atau aksioma-aksioma agama yang tidak dapat kita tolak akan kebenaranya. Disamping itu dikatakan juga deduktif, karena teori pendidikan disusun dari prinsip-prisip yang ada/berlaku umum, dan diterapakan untuk memikirkan masala-masalah yang khusus. Ajaran ajaran agama yang berlaku umum dijadikan sebagai pangkal untuk menentukan prinsip-prinsp pendidikan yang lebih khusus.

Sebagai contoh teori pendidikan islam akan merujuk pada Al-Quran, sehingga ayat-ayat Al-Quran akan dijadikan sebagai landasan dalam keseluruhan sistem pendidikan. Abdurrahman Saleh [1991] telah membandingkan konsep teori pendidikan islam dengan konsep teori sains. Ia mengatakan bahwa konsep teori sains ini bersifat deskriptif untuk membantu para peserta didik dalam mencapai/mengasuh keberhasilan siswanya. Tetapi teori ini tidak dapat menjadi paradigma bagi teori pandidikan, karana dalam pendidikan, teori tidak sekedar hanya menerangkan bagaimanan atau mengapa suatu peristiwa tersebut terjadi. Fungsi dasar teori dalam pendidikan adalah untuk menjadi petunjuk prilaku peserta didik dalam melakukan kegiatan mengajar. Dalam pendidikan islam, nilai-nilai Qurani merupakan usaha pembentukan elemen dasar dari sebuah kurikulum, dan sekolah berkepentingan membawa siswa-siswanya supaya mematuhi dan menjalankan nilai-nilai yang ada tersebut. Praktik prilaku harus dinilai oleh para pendidik, dan dalam pemberian nilai tetsebut tidak bisa dibatasi hanya pada penemuan-penemuan ilmiah.

Lebih jauh Salih Abdullah menyebutkan bahwa, jika kita menerima sebuah teori sains sebagai paradigma bagi sistem pendidikan, berarti kita harus meninggalkan seluruh fakta-fakta yang bersifat metafisik (ghaib) Al-Quran. Sains sifatnya hanya menerangkan kepentingan-kepentingan fakta yang dapat diamati. Sains tidak dapat menyentuh semua elemen-elemen yang tidak dapat di-observasi dan diukur. Seperti yang telah kita ketahui bahwa indra dan rasa bukan satu-satunya media yang dapat digunakan untuk mendapatkan pengetahuan. Al-Quran yang merupaka salah kitab wahyu dari Allah, tidak  tidak akan mampu diuji  secara empiris[sains], dan secara menyeluruh. Dalam surat Al-Baqarah telah dipaparkan secara umum dapat kita golongkan bahwa kepercayaan orang islam terhadap segala yang bersifat ghaib, mendahului referensi terhadap perilaku yang dapat diamati/diobservasi. Orang–orang islam menerima sistem etika dari islam yang semua bersumber dari Al-Quran, karena datang dari Allah Yang Maha Ghaib, yang diyakini sebagai sistem etika yang terbaik, bukan berdasarkan hasil temuan empiris, juga bukan hasil dari eksperimentasi sains.

Teori pendidikan Islam merupakan sebuah teori yang terintegratif yang berdasrkan pada nilai-nilai Qurani. Jadi teori pendidikan Islam tidak bertentangan dengan hasil-hasil sains bahkan menerima dan memamfaatkan bagian-bagian dari sains tersebut bagi pelakasanaan operasional pendidikan.

Sebagai contoh konsep tentang asal mula kejadian manusia sudah digambarkan secara sempurna dalam Al-quran misalnya dari surat al-yasin dimana dasar pengetahuan ini bisa dijadikan sebagi pijakan dasar dalam membuktikakanya secara teoritis/empiris yang pada akhirnya apa yang telah digambarkan dalam Al-Quran sangat sesuai denga apa yang telah dibuktikan oleh dunia sains sekarang. Dan masih banyak lagi contoh-contoh dari gambaran ilmu yang telah digambarkan secara jelas dalam Al-Quran yang kebenarannya sudah dapat dibuktikan oleh sains.

Jadi apa yang penulis maksudkan disini adalah mari kita mengkaji ilmu-ilmu pengetahuan  dari berbagai aspek dan tempat dengan tetap menggunakan Ilmu Al-Quran sebagai pijakan dasar, sebab masih sangat banyak sekali kandungan-kandungan isi Al-Quran yang belum mampu kita buktikan dengan konsep ilmu pengetahuan kita disebabkan oleh keterbatasan ilmu yang kita miliki.
Wallahu a’lam

Sunday, August 30, 2009

Gambaran Dari Kerajaan Aceh Tempo Dulu

Sayed Dahlan Al-Habsyi lahir di Panton Labu Aceh, 15 Juni 1944. Beliau adalah seorang seni rupa (pelukis) senior yang telah lama mendedikasikan ilmunya dilembaran kanvas sejarah seni rupa Aceh yang kaya akan kebudayaan. tujuan beliauadalah ingin mengembangkan dan melestarikan Budaya Seni Rupa Aceh patut diacungkan jempol. Sejak tahun 1962 , ia menekuni dunia cerganis di bawah bimbingan Komikus Teguan Harjo dan beberapa cerganis lainnya di Medan.

Gambaran Dari Kerajaan Aceh Tempo Dulu
Gambaran Dari Kerajaan Aceh Tempo Dulu

Ia pun telah menekuni dunia senirupa dan telah mengikuti event Pameran berskala Nasional yang diselenggarakan di Sumatra dan Jawa. Agar tidak melupakan regenerasi, beliau mempersembahkan ilmunya untuk anak bangsa dengan mendidik mereka melalui Sanggar Seni Rupa Sayed Art saat menetap di Kota Lhokseumawe pada tahun 1969-2003.

Mungkin banyak kita yang bertanya mengenai hasil lukisan beliau di atas kanvas, apa benar aceh seperti itu dulu? Sebenarnya pertanyaan ini tidak perlu di ucapkan karena kegemilangan Aceh dulu jauh lebih hebat dari yang terlukis dalam kanvas tersebut. Kita tau Kerajaan Aceh tempo dulu termasuk dalam salah satu dari lima kerajaan besar dunia, jadi boleh dikatankatan tidak perlu diragukan lagi hasil lukisan gambar tersebut minimal sudah ada mendekati gambaran aslinya.

(Baca Konsep Bhineka Tunggala Ika dan Lakumdinukum Waliadin)
(Baca Memaknai Sebuah Kemerdekaan)

Kalau saya sendiri malah cendrung bertanya tentang kemampuan bapak sayed Dahlan dalam melukis karya seni yang begitu penuh dengan muatan sejarah, dan nasionalisme ini. Kerana saya yakin lukisan ini bukan lahir dengan sendirinya tetapi lukisan ini merupakan hasli dari berbagai referensi yang beliau baca baik dari buku-buku dari eropah dan dalam negri seperti kaya Dennys Lombard, bustanussalaten ataupun dari cerita-cerita raknyat yang turun menurun di aceh. Ini merupakan karya yang luar biasa karena beliau mempu berfantasi alias berputualang kezaman dimana beliau belum ada, ini beliau lakukan lewat referensi yang saya sebutkan tadi dan dengan di motivasi oleh rasa keacehan dan rasa cintanya terhadap aceh kebudayaan.

Jadi yang perlu kita amati sekarang kenapa kita bisa melupakan suatu sjarah yang begitu gemilang yang pernah diraih oleh pendahulu alias Indatu kita, sehingga kita sedikitpun tidak termotivasi untuk bisa meraih lebih dari yang pernah mereka raih sebelumnya.

Sejarah kegemilangan aceh itu sudah berlalu, tinggal kita saja yang masih tersisa untuk terus berkarya seperti mereka setidaknya setara dengan apa yang telah mereka raih dulu. Ini sebenarnya merupakan tugas pokok raknyat aceh dan pemerintah aceh sekarang untuk terus membenah diri supaya aceh lebih bagus dan bermartabat dimata dunia. Tapi meliat gelagat pembangunan aceh yang terus didera korupsi, kolusi dan napotisme rasanya sangat tidak mungkin meraih apa yang telah pernah mereka raih sebelumnya. Apakah kita tidak malu melakukan korupsi, kolusi dan napotisme kepada pendahulu kita dimana mereka tidak pernah mewarisi sigat ini sebelumnya. Atau kita memang tidak pernah lagi terpikir untuk mensejahterakan aceh karena kita mengannggap apa yang kita raih baik dari posisi dan jabatan merupakan hasil karya kita sehingga kita seenaknya melakukan penyelewenga kekayaan negara untuk memperkaya diri. Mungkin tulisan saya ini sedikit menyinggung pajabat pemerintah, tapi ini sebenarnya saya tidak sedikitpun punya tujua seperti itu. Ini semua terinpirasi dari karya Bapak Sayyaed Dahlan Al-Hasby.
Terakhir saya mohon maaf pada Bapak sayed karena telah mengapload hasil beliau tanpa izin, tapi apa yang saya lakukan pak hanya ingin menyampaikan pada teman-teman supaya mereka tahu bagimana sih persisnya gambaran Aceh tempoe dolue. mungkin lewat pemeparan ini ada sedkikit gambaran yang mereka peroleh walaupaun jauh dari kebenaran 100% dari aslinya minimal sekitar 70% karya bapak tersebut sudah menjadi dasar yang kuat untuk melihat bagaimana sekilas gambaran kerajaan Aceh darussalam Tempo dulu. sekian dan terimakasih

Friday, August 28, 2009

(Ktsp) Langkah-Langkah Tehnis Pengembangan Silabus

Dalam mengembangakan sillabus KTP sebaiknya Guru, Kepala Sekolah dan dinas Pendidikan memperhatikan langkah-langkah berikut:
LANGKAH-LANGKAH TEHNIS PENGEMBANGAN SILABUS
LANGKAH-LANGKAH TEHNIS PENGEMBANGAN SILABUS
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar.
Adapun cara mengkaji standar kompentensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran sesuai dengan SI adalah dengan memparhatikan hal-hal berikut:
- Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu atau tingkat kesulitan materi.
- Melihat keterikatan atara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
- Melihat keterikatan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.


2. Mengindentifikasi meteri pokok.
Dalam mengindentifikasi materi pokok sebagai penunjang pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah dengan mempertimbangkan:
- dengan melihat tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosi, sosial, dan spiritual peserte didik
- memperhatikan azas kebermanfaatan bagi peserta didik
- melihat struktur keilmuan
- melihat sejauh mana kedalam dan keluasan materi
- tingkat kesesuaiaan dengan kegutuhan anak didik, lingkungan,
- susunan alikasi waktu

3. Mengembangkan pengalam belajar.
Pengalaman belajar adalah hasil yang didapatkan oleh peserta didik selama dia mengajar, baik yang berkenaan dengan mental dan fisik yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik.

4. Merumuskan indikator kenerhasilan belajar
indikator merupakan penjabaran kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda, perbuatan atau respon yang dilakukan oleh peserta didik yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan alat penilaian. Indikator dikembangkan berdasarkan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah dan anak didik, yang dilakukan secara observasi.

5. Penetuan jenis penilaian.
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator, dengan mengunakan test dalam bentuk notes baik secara lisan ataupun tulisan, pengamatan, sikap, hasil karya (proyek/produk), penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

6. Menentukan alokasi waktu.
Penentuan alokasi waktu didasarkan pada minggu effektif dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, kompleksitas(kesulitan) dan tujuan kompetensi dasar. Alokasi waktu juga merupakan jumlah waktu yang diperlukan oleh peserta didik.

7. Menentukan sumber belajar
sumber belajar adalah merupakan bahan pengajaran, yang didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok, kegiatan pembeljaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

KOMPONEN SILLABUS

1. Komponen identifikasi
terdiri dari nama sekolah, nama mata pelajaran, kelas dan semester.

2. Komponen standar kompetensi
yang perlu dikaji dalam komponen ini adalah standar kompetensi mata pelajaran yangbersangkutan dengan memperhatiakan hal berikut:
- urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan
- keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran
- keterkaiatan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran .

3. Komponen kompetensi dasar
pada komponen ini yang perlu diparhatikan asdalah kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:
- urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan
- keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran
- keterkaiatan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

4. Komponen materi pokok.
Dalam kompenen ini yang harus dilakukan adalah mengindentifikasi mata pelajaran dengan pertimbangan:
1. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik.
2. kebermamfaatan bagi peserta didik
3. stuktur keilmuan
4. kedalaman dan keluasan materi
5. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
6. alokasi waktu

5. Komponen pengalam belajar
dalam komponen ini yang perlu diperhatikan adalah:
- pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan mengaktifkan peserta didik
- pengalam belajar meliputi kecakapan hidup yang perlu dikuasai oleh peserta didik
- rumusan yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajarpeserta didik.

6. Komponen indikator
pada kompenen ini yang perlu diperhatikan adalah:
-indikator merupakan penjabaran dari KD yang menunjukkan tanda-tanda, perbuatan, dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik
- indikator dikembangakan sesuai dengan karekteristik stuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
- rumusan indikator mengunakan kerja opersional yang terukur dan dapat diobservasi
- indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

7. Komponen jenis penilaian
pada kompenen penilaian, penilaian dilakukan dengan mengunakan test dan non-test dalam bentuk tertulis maupun lisan, berupak hasil karya, portoflio dan penilaian diri, tergantung dari rumusan indikator.

8. Komponen alokasi waktu.
Dalam kompenen ini hala-hal yang harus diperhatikan adalah:
- penentuan alokasi wawtu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif, alokasi waktu pelajaran per-minggu, pertimbangan kompetensi dasar kelulusan, kedalaman, kesulitan, dn tingkat tujuan kompenetsi dasar.
- Alokasi waktu merupakan perkiraan waktu yang diperlukan oleh peserta didik untuk menyampaikan meteri palajaran.

9. Komponen sumber belajar.
Pada komponen ini hal-hal berikut sanganperlu diperhatiakan:
1. sumber belajar adalh rujukan, dan sebagai bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran
2. sumber inid apat berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, lingkungan, alam, sosial, dan budaya.
3. sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar sertamateri pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian.

Dari gambaran semua komponen diatas kita bisa membuat sebuah contoh silabus seperti berikut:
Nama sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :

Standar kompetensi : 1. Memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengar berita
Kompetensi dasar : 1.1. Menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat

1.2. Menuliskan kembali berita yang dibacakan kedalam beberapa kaliamt.

Materi pokok : 
a. Menyimpulkan berita
b. penulisan berita

Pengalam Belajar :
 a - Mendenganr berita
   - Menuliskan pokok-pokok berita
   - Memberikan tanggapan terhadap isi berita lewat disusi
   - Meyarikan poko-pokok berita menjadi isi berita
   - Menyimpulkan isi berita dalam satu alenia

b -Mendengarkan berita yang dibacakan diradio/TV
   - Mendiskusikan poko-poko berita
 - Menuliskan pokok-pokok berita yang dikembangakan dalam beberapa kaliamt

Indikator :
- Mampu menunjukkan pokok-pokok berita yang didengarkan melalui radio/TV
- Mampu menyarikan pokok-pokok berita yang didengarkan melalui radio/TV
- Mampu menuliskan isi berita yang didenggar ke dalam beberapa kalimat.

Penilaan : 
a. Test tulis (test uraian)
b. Test tulis (tugas rumah)

Alokasi waktu: 
a. 2x40 menit
b. 2x40 menit
Media: 
a. TV
b. Radio
c. kaset/CD berita/teks berita.

Thursday, August 27, 2009

Reasoning Pedagogik (Aspek-Aspek Pengetahuan Pedagogik)

Shulman (1986, 1987, 1992) menciptakan Pedagogical Model Penalaran, berbentuk circle dari beberapa kegiatan yang harus lengkap bagi seorang guru untuk mengajar yang baik: pemahaman, transformasi, pengajaran, evaluasi, refleksi, dan pemahaman baru Dalam mengajar pertama-tama kita memahami tujuan, struktur materi subjek, dan ide-ide di dalam dan di luar disiplin ilmu. Guru perlu memahami apa yang mereka ajarkan. Pemahaman tujuan adalah sangat penting dalam pengajaran

Reasoning Pedagogik (Aspek-Aspek Pengetahuan Pedagogik)
Reasoning Pedagogik (Aspek-Aspek Pengetahuan Pedagogik) 

Tujuan pemahaman
1. Untuk memungkinkan siswa menggunakan dan menikmati pengalaman belajar mereka
2. Untuk meningkatkan tanggung jawab siswa untuk menjadi orang yang peduli
3. Supaya siswa lebih percaya dan menghormati orang lain,
4. Untuk memberikan kesempatan pada siswa tentang bagaimana untuk bertanya dan menemukan informasi baru. 
5. Untuk membantu mengembangkan pemahaman siswa yang lebih luas tentang informasi baru. 
6. Untuk membantu mengembangkan keterampilan siswa dan nilai-nilai mereka akan perlu untuk berfungsi dalam suatu masyarakat yang bebas dan adil (Shulman, 1992)

Transformasi
Kunci untuk dalam pengetahuan dasar mengajar terletak di isi materi dan kafahaman guru tentang pedagogi. Ini dimaksudkan untuk mengubah pengetahuan konten ke dalam bentuk yang kuat terhadap berbagai kemampuan siswa dan latar  belakang. Transformasi tersebut membutuhkan beberapa kombinasi dari proses berikut:

Persiapan (dari bahan teks yang diberikan), yang mencakup proses penafsiran kritis
Representasi ide-ide dalam bentuk analogi baru dan metafora (Guru, pengetahuan), termasuk cara mereka dalam berbicara tentang pengajaran, tidak hanya mencakup referensi  untuk apa guru "harus" melakukannya, hal ini juga termasuk menyajikan materi dengan menggunakan bahasa kiasan dan metafora [ Glatthorn, 1990].)
Instructional pilihan dari antara metode pengajaran dan model Adaptasi dari bahan-bahan dan kegiatan siswa untuk mencerminkan karakteristik gaya belajar siswa. Glatthorn (1990) menggambarkan hal ini sebagai proses penggunaan material yang  sesuai dengan karakteristik siswa. Guru harus mempertimbangkan aspek-aspek yang  relevan terhadap kemampuan siswa, jenis kelamin, bahasa, budaya, motivasi, atau pengetahuan dan keterampilan yang akan mempengaruhi respons mereka terhadap  berbagai bentuk presentasi dan representasi.

Insruksional/Pengajaran
instruksi/Pengajaran terdiri dari berbagai tindakan pengajaran, pengajaran mencakupi berbagai aspek yang paling penting dari pedagogi: seperti: manajemen, presentasi, interaksi, kerja kelompok, disiplin, humor, mempertanyakan, penemuan dan penyelidikan.

Evaluasi
Guru perlu berpikir tentang pengujian dan evaluasi sebagai perpanjangan pengajaran, bukan sebagai yang terpisah dari proses pengajaran. Proses evaluasi meliputi peperiksaan untuk memahami dan kesalahan selama mengajar serta menguji pemahaman siswa pada akhir pelajaran atau unit. Disamping juga untuk mengevaluasi kinerja guru sendiri.

Refleksi
Proses ini termasuk meninjau, merekonstruksi, dan menganalisis secara kritis kemampuan diri sendiri dan kemudian menjadikanya sebagai perubahan untuk menjadi guru yang lebih baik. Inilah yang dilakukan seorang guru ketika ia melihat kembali pada pengajaran dan pembelajaran yang telah dijalankanya. Lucas (sebagaimana dikutip dalam Ornstein et al., 2000) berpendapat bahwa refleksi merupakan bagian penting dari pengembangan profesional pendidik. Semua guru diharapkan untuk mempelajari dan mengamati hasil serta alasan untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan siswa. Melalui refleksi, guru memusatkan perhatian pada keprihatinan mereka, lebih memahami perilaku mengajar mereka (siswa) sendiri, dan untuk membantu diri sendiri atau kolega untuk meningkatkan kompetensi sebagai guru. Melalui praktek reflektif dalam kelompok pengaturan, guru perlu belajar untuk mendengarkan dengan cermat satu sama lain, yang juga memberi merekakan tenatng wawasan akan karya  mereka sendiri (Ornstein et al., 2000).

Pemahaman Baru
Melalui tindakan pengajaran yang masuk akal,(reasionable)" guru mencapai pemahaman baru dari tujuan pendidikan, baik dari segi mata pelajaran yang diajarkan, siswa, dan proses pedagogi sendiri (Brodkey, 1986).
Siswa (guru penonton) adalah elemen penting bagi guru untuk mempertimbangkan ketika menggunakan model pedagogis. Mengajar dengan cara yang berhubungan dengan siswa juga memerlukan pemahaman tentang perbedaan-perbedaan yang mungkin timbul dari budaya, pengalaman keluarga, mengembangkan kecerdasan, dan pendekatan untuk belajar. Guru perlu membangun dasar pengetahuan pelajar pedagogi (Grimmet & Mackinnon, 1992).

Untuk membantu semua siswa belajar, guru perlu beberapa pengetahuan tentang belajar. Mereka perlu untuk berpikir tentang apa tujuan pembelajaran, dan bagaimana memutuskan jenis belajar yang paling diperlukan dalam konteks yang berbeda. Guru harus dapat mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan peserta didik, dan harus memiliki pengetahuan untuk meningkatkan pengatahuan siswa yang kurang terampil. Guru perlu tahu tentang kurikulum sumber daya dan teknologi untuk menghubungkan siswa dengan sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi ide-ide, mendapatkan dan mensintesis informasi, dalam memecahkan masalah. Dan guru perlu tahu tentang kolaborasi-cara menyusun interaksi di antara siswa sehingga pembelajaran yang lebih kuat dapat terjadi; bagaimana untuk berkolaborasi dengan guru lain, dan bagaimana bekerja dengan orang tua untuk mendapatkan pengalaman di sekolah (Shulman, 1992).


Aspek-aspek yang harus dikuasai oleh seorang guru dalam mengajar:

pedagogik, yang meliputi: 
a. Ilmupengajaran, penilaian, teori, dan skill bahasa (languange skill)
b. Sikap&disposisi, meliputi: sikap positif, dan dedikasi
c. kemahiran, meliputi: mengajar, deduktif dan induktif
d. kemahiran lain seperti komunikasi, komputer, internet, dan penguasaan media belajar

Components of pedagogical content knowledge

understanding of the purposes for teaching subject matters
knowledge of the students understanding in subject
curricular knowledge
knowledge of instructional practice


How we define the subject matter?
What are the purposes of teaching the subject in the school?
Why is the subject important for students to study?


Referensi
Reformasi oleh buku: peran bahan kurikulum dalam pembelajaran dan pengajaran guru reformasi? Pendidikan Peneliti, 25 (9), 6-8.

Shulman, L. (1986). Those who understand: Knowledge growth in teaching. Educational Educational Review, 57 (1), 1-22. Shulman, L. (1987).

Allan C. Ornstein Francis P. hunkins

Wednesday, August 19, 2009

Memaknai Sebuah Kemerekaan

Merdeka, merdeka, merdeka, mungkin kata-kata ini tengah menghiasi dari tadi pagi sampai sekarang diseluruh indonesia. Sebab pada hari ini tepatnya 17 agustus 2009 genap sudah bangsa tercinta ini berunsia 64 tahun. Berbagai lagu kemerdekaan dinyanyikan untuk memeriahkan hari ulang tahun Kemerdekaan ini dari sabang sampai meurauke seperti salah satu bait berikut

Memaknai Sebuah Kemerekaan
Memaknai Sebuah Kemerekaan

Hari Kemerdekaan Indonesia
Memaknai Hari Kemerdekaan
[Tujuh belas Agustus tahun Empat Lima]
[itulah hari kemerdekaan kita]
[hari merdeka nusa dan bangsa]
[hari lahirnya bangsa indonesia]
[merdeka sekali merdeka tetap merdeka]


Ungkapan bait terakhir itu jelas-jelas mempunyaI makna yang sangat dalam dimana rasa kemerdekaan itu sangat Dirasakan oleh bangsa ini, akan tetapi apakah kemerdekaan itu sudah kita rasakan secara menyeluruh? sekilas sih iya kita telah merdeka dari sabang sampai merauke dari penjajahan, setidaknya kekejaman belanda dengan sistim kerja paksa itu tidak kita rasakan lagi. Tapi apakah cuma itu yang bisa kita maknai dari kata merdeka? Apakah perjuangan pahlawah kita seperti Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Pahlawan Dipongoro dan masih sangat banyak lagi yang tidak akan mungkin saya sebutkan satu persatu, cuman untuk memerdekakan kita dari penjajahan? Jawabanya tentu tidak karena mereka yang dulu berjuang itu bukan hanya memerdekakan raknyatnya dari penjajahan, tetapi mereka juga berjuang untuk memerdekakan raknyatnya dari kebodohan dan kemiskinan yang dibuat Belanda. Tentu anda masih ingat dengan kelicikan yang dilakukan oleh Teuku Umar terhadap belanda dimana beliau menyerah dan bekerjasama dengan belanda hanya untuk mencuri perlengkapan perang belanda dan pelengakapan ini beliau gunakan untuk melawan belanda, disini jelas terlihat jika beliau juga menanamkan pentingnya perpikir kritis untuk mencapai target tertentu walaupun mesti apa yang beliau lakukan bersebrangan dengan mujahidin Aceh kala itu.

Jadi kalau kita melihat makna yang menyeluruh dari hakikat kemerdekaan sebenarnya memiliki makna yang sangat luas, seperti merdeka dari kebodohan, kemiskinan, bebas dari rasa takut, dan bebas bergerak tanpa dipengaruhi oleh orang luar. Nah kalau kita melihat makna kemerdekaan dalam konteks ini mungkin sekilas tergambar kita belum sepenuhnya merdeka karena masih banyak sekali orang-orang yang ada dinegara kita yang berada dibawah garis kemiskinan, dan masih ada sebagian orang kita yang belum bisa mengenyam pendidikan tinggi disebabkan oleh mahalnya biaya pendidikan sehingga mereka harus berhenti melanjutkan pendidikannya. padahal banyak diantaran anak bangsa tersebut yang memiliki otak cemerlang tetapi karena keadaan yang tidak memihak kepada mereka, mereka terpaksa harus berhenti untuk melanjutkan pendidikan. Kita masih ingat dengan salah satu aktor yang paling cerdas dalam flm laskar pelangi yang bernama Lintang dimana dia harus berhenti sekolah karena harus memikul beban yang seharusnya belum berhak dia pikul, disini banyak orang kagum dan marah melihat nasib yang menimpa lintang padahal mereka lupa masih banyak Lintang lain yang sekarang masih ada dinegara kita, kenapa kita hanya bisa menangisi nasib lintang yang ada di laskar pelangi sementara lintang yang masih ada disekitar kita, kita tertawakan? Apakah ini bukan sebuah sandiwara yang sedang kita lakonkan? Sebenarnya saya tidak menyalahkan siapa-siapa yang jelas disini tergambar jika pendidikan dinegara kita hanya diperuntukkan buat orang yang ekonominya menengah keatas saja sehingga kita berpikir wajar saja jika ada anak yang pustus sekolah karena himpitan ekonomi meskipun sebenarnya hak mendapatkan pendidikan itu bukan hanya untuk orang kaya saja.

Sebenarnya jikalau saja kita memahami dan mengimplemantasi konsep kehidupan islam yang telah diajarkan nabi Muhammad SAW mungkin saya sangat yakin jika permasalahan pendidikan ini akan terselesaikan dengan sendirinya. Kita tau dalam islam ada ajaran untuk menyantuni anak yatim dan fakir miskin, dimana dalam islam ada diwajibkan berzakat dan bersedekah. Jika kedua hal ini masih berjalan sesuai aturan islam rasanya sangat mungkin jika kita mampu mengurangi beban-beban yang di tanggung oleh lintang-lintang yang masih ada di negara ini sebagai rasa syukur kita kepada Allah atas kemerdekaan yang diberikan Nya.

Disamping itu pemerintah jangan hanya berharap dari zakat dan sedekah saja, tetapi pemerintah harus bisa memanfaatkan moment ini dengan memberikan perhatian kusus dalam pendidikan, dimana setiap pemempin harus benar-benar memikirkan raknyatnya dan memperoritaskan keperluan negara dan raknyat lebih diutamakan dalam segala hal sehingga apa yang kita cita-citakan berhasil dan pendidikan kita bisa meningkat di mata dunia dan mampu bersaing dengan negara maju untuk menciptakan anak bangsa yang handal dan trampil. saya berkeyakin dengan adanya kerjasama yang baik diantara pemerintah dan masyarakat dalam memelihara pendidikan seperti yang saya gambarkan tadi insyaalah kejayaan negeri ini akan kita raih bersama.

Memang selama ini gejala perbaikan sudah mulai menggeliat seperti banyaknya pemimpin kelas teras di negeri ini yang dijerat oleh KPK karena terkait persoalan korupsi dan semoga kedepan perbaikan seperti ini akan selalu mendapat dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia untuk mendukung adanya perbaikan dalam segala bidang didalam pemerintah kita.

Jadi dengan semangat Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 64 ini semoga pemerintah kita dibawah kepemimpinan SBY bisa lebih mampu dan lebih bijak dalam menangani berbagai permasalah yang ada dinegara kita sehingga jiwa kemerdekaan itu bukan saja hanya sekedar bebas dari penjajahan tetapi juga mencakup dalam segala aspek persoalan kehidupan yang ada sekarang ini, sehingga Negara Indonesia tercinta bisa lebih bermartabat dan diperhitungkan dalam setiap kebijakannya di dunia internasional.

Dilema Dunia Pendidikan Kita

Bila kita menyikapi kemajuan pendidikan di aceh dari tahun-ketahun mungkin kita akan merasa sedikit senang dan sedikit merasa tersinggung. Kita merasa sedikit senang karena lulusan anak SMA diaceh tiap tahun terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, tetapi kita merasa tersinggung karena anak yang lulus ujian masuk perguruan tinggi tahun ini lebih rendah jika dibandingkan tahun sebelumnya meskipun tingkat kelulusan tahun lalu lebih rendah dari pada tahun ini tetapi persentase untuk lulus Perguruan tinggi lebih tinggi dari tahun ini.

Dilema Dunia Pendidikan Kita
Dilema Dunia Pendidikan Kita

Jadi satu pertanyaan besar yang ternggiang di hati kita kok bisa jumlah yang lulus perguruan tinggi lebih rendah tahun ini dibandingkan tahun lalu padahal tingkat kelulusan SMA tahun ini lebih besar persentasinya dibandingkan tahun lalu. Jelas disini menimbulkan seribu tanda tanya, dugaannya tentu akan mengarah kepada sistem pengelolaan pendidikan baik di daerah tingkat I ataupun tingkat dua. Ironis memang jika kita melihat hal ini kita merasa sedikit malu dengan daerah lain yang persentase kelulusannya rendah tetapi tingkat kelulusannya keperguruan tinggi lebih tinggi dari pada kita. Jadi disini siapa yang harus disalahkan. Tetapi kita tidak perlu mencari siapa yang harus disalahkan dan dibenarkan.

Bila kita mengamati proses jalannya Ujian Nasional dengan jeli mungkin kita akan dapat menemukan jawaban dari ini semua. Tidak heran lagi selama ini kita mengamati anak aceh yang ikut UN merasa tidak takut dan gundah bahkan mereka kita temui lagi santai dengan teman mereka dimalam Ujian Nasional berlangsung. Jadi kalau kita melihat fenomena ini mungkin akan tersisa sedikit pertanyaan dengan kejanggalan ini seperti apakah mereka memang udah siap untuk ikut UN besok atau mereka memang gak mau tau sama sekali dengan ujian tersebut.
jadi kalau kita mau menelusuri ini semua mungkin kita tidak akan mudah mendapat jawaban dari pertanyaan ini, karena siswa dan guru akan memilih diam ketika kita menanyakan hal ini. Tetapi kalau saja ada terjadi kecurangan ketika UN berlangsung dimana guru akan berjuang mati-matian untuk meluluskan siswanya mungkin ini akan menjadi suatu bumerang yang sangat besar terhadap pendidikan kita, ini akan menjadi tahap awal dimana harga diri guru akan terhina di mata siswa-siswanya. Memang hal ini tidak berdampak langsung pada waktu itu juga, akan tetapi lama kelamaan harga diri guru akan rendah dimata siswa, karena tiap lulusan yang telah mengikuti UN akan memberitahukan pada adek-adeknya yang akan UN jika guru akan membantu mereka nanti waktu UN. Jadi disini anak-anak akan merasa tidak perlu lagi belajar dan akan sering bolos sehingga apa yang diajarkan guru tidak ada yang dipelari kembali dirumah. Mudah mudahan saja hal seperti ini tidak terjadi selama ini sehingga guru tetap menjadi figure yang mulia di masyarakat dan siwa-siswanya.

Jadi untuk menemukan jawaban dari kejanggalan ini ada baiknya Pemda Aceh mengadakan satu penelitian pendidikan (educational research) untuk mendapatkan jawaban dari ini semua. Tetapai penelitian ini harus melibatkankan paling tidak 50% sekolah yang ada di aceh dan penelitian ini harus independent sehingga hasil yang didapatkan lebih optimal. Data yang didapatkan dari semua sample harus benar dengan menekankan jika penelitian ini bukan untuk mencari kesalahan akan tetapi lebih menitik beratkan pada peningkatan mutu pendidikan dan juga sebagai masukan bagi pemeritah dalam menjalankan sistem pendidikan kedepan.

Alasan saya kenapa penelitian ini diperlukan karena sangat tidak mungkin masuk logika jika sekolah yang tidak ada guru kimia dan bahasa ingris memperoleh nilai yang sangat bagus pada hasil UN. Ini bukan omong kosong tetapi begitulah realita yang ada sekarang.
Catatan kecil dari saya ini bukan bermaksud menyalahkan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan tetapi hanya menitik beratkan pada perbaikan sistim saja, sebab kalau hal ini tidak mendapat perhatian kusus dari pihak terkait apa yang akan kita lakukan untuk aceh kedepan? Akan dikemanakan mereka semua? Sebab mereka adalah generasi kita kedepan untuk mengisi setiap posisi sentral di aceh dalam menjalankan roda pemerintah.