Pondok Belajar

Friday, November 03, 2017

Konsep Penilaian Berbasis Kelas

Setiap kegiatan belajar mengajar di dalam kelas tentunya berakhir dengan sebuah penilaian. Penilaian di dalam kelas menjadi sangat penting karena hasil penilaian tersebut akan berpengaruh pada kualitas pendidikan yang dilaksanakan, disamping itu bagi pendidik sendiri dapat menggunakan hasil penilaian tersebut untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas (refleksi). Khusus bagi sekolah hasil dari penelitian penilaian pembelajaran dapat digunakan untuk menyusun program sekolah dalam rangka peningkatan prestasi dan mutu pendidikan sekolah. Serang pendidik membutuhkan informasi yang akurat dan berkesinambungan dalam proses pembelajaran di kelas, informasi ini hanya dapat diperoleh apabila guru melakukan Penilaian Berbasis Kelas.

Konsep Penilaian Berbasis Kelas
Konsep Penilaian Berbasis Kelas 

Pada kosep dasar penelitian tindakan kelas dapat dikatagorikan sebagai suatu metode/suatu pendekatan yang lebih luas dalam peningkatan kualitas belajar dan mengajar (pendidikan). Jenis Penilaian Berbasis Kelas ini dapat didesain dalam membantu pendidik untuk mememukan tentang bagaimana individu dan atau kelompok peserta didik (siswa) belajar dalam kelas. Para tenaga pengajar (Guru), mereka dapat menerapkan hasil penilaian mereka untuk meningkatkan kompetensi mengajar. Sedangkan bagi peserta didik, mereka dapat meningkatkan hasil pencapaian dari pembelajaran mereka.

Pengertian Penilaian Berbasis Kelas 
Penilaian Berbasis Kelas merupakan suatu proses penilaian Berbasis Kelas, yakni proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model ataupun prinsip-prinsip penilaian yang berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Secara khusus, proses Penilaian Berbasis Kelas ini dapat digunakan untuk mengidentifikasikan perolehan/pencapaian dari indikator indikator yang telah ditentukan dimana indikator indikator ini merupakan turunan dari KD dan SK, kemudian dibuat pemetaan dan terakhir disusun dalam sebuah laporan. 

Penilaian berbasis kelas sudah menjadi sebuah keharusan untuk diterapkan oleh para pendidik, beda halnya dengan penilaian yang dilakukan oleh guru pada masa masa sebelumnya dimana penilaian hanya berlaku pada ujian akhir sehingga penilaian tersebut tidak mencakupi semua aspek indikator yang ada pada setiap pembahasan pokok materi pelajaran. Oleh karena itu peningkatan kemampuan dan profesionalisme beserta integritas moral guru dalam Penilaian Berbasis Kelas merupakan suatu keniscayaan, ini semua dimaksudkan supaya  terhindar dari upaya manipulasi nilai peserta didik.


Sebenarnya, penilaian Berbasis Kelas menggunakan kata assessment, yang memiliki arti dimana proses kegiatan penilaian dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar peserta didik dalam kelas selama dan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Kemudian informasi dari penilaian ini merupakan salah satu bukti yang digunakan untuk mengukur keberhasilan/kefektivan suatu proses belajar mengajar yang dijalankan. Pada dasarnya, penilaian Berbasis Kelas ini juga dikelompokkan dalam evaluasi pendidikan dimana kita fahami bahwasanya cakupan evaluasi pendidikan lebih luas dan kompleks dibandingkan Penilaian Berbasis Kelas itu sendiri.

Berdasarkan gambaran di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa penilaian kelas merupakan suatu proses Penilaian yang Berbasis Kelas, yakni penilaian yang berdasarkan proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik untuk mengukur tingkatan penguasaan kompetensi yang ditetapkan, adapun kompetensi tersebut adalah standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian belajar yang termuat dalam kurikulum setiap mata pelajaran. Penilaian Berbasis Kelas merupakan jenis penilaan dari kurikulum berbasis kompetensi. KTSP dan K.13 merupakan jenis katagori kurikulum berbasis kompetensi, sebagai kurikulum berbasis kompetensi, Penilaian Berbasis Kelas itu sendiri pada dasarnya merupakan kegiatan penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan mengumpulkan kerja siswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper and pen). Adapun Fokus dari penilaian berbasis kelas ini diarahkan pada penguasaan kompetensi (yang sudah dijabarkan dalam indikator) dan hasil belajar siswa sesuai dengan level pencapaian mereka.

Cakupan dari Penilaian Berbasis Kelas ini mencakup semua aktifitas/kegiatan pengumpulan informasi tentang pencapaian hasil belajar peserta didik dan pembuatan keputusan tentang hasil belajar mereka berdasarkan informasi informasi tersebut. Adapun tehnik pengumpulan informasi dalam Penilaian Berbasis Kelas ini dapat dilakukan di dalam atau di luar ruangan belajar, baik menggunakan aktualitas khusus atau tidak, misalnya untuk penilaian aspek sikap/nilai bisa dengan mengunakan tes ataupun non tes atau penilaian tersebut terintegrasi dalam seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan (dari awal, tengah, dan akhir kagiatan pembelajaran). Namun sering dijumpai di sebagian sekolah dimana mereka terbiasa menggunakan istilah tes untuk kegiatan Penilaian Berbasis Kelas dengan alasan kemudahan/kepraktisan, karena tes sebagai alat ukur sangat praktis digunakan untuk melihat prestasi siswa dengan menghubungkan dengan tujuan yang telah ditentukan, terutama pada aspek domain kognitif.

Domain dan Alat Penilaian Berbasis Kelas
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan ranah berpikir (otak). Dalam taksonomi bloom dijabarkan bahwa ranah kognitif terdiri atas 6 (enam) jenjang dimanan setiap jenjang tersebut memiliki tingkatan yang berbedadari yang rendah sampai ke jenjang yang tinggi. Ke-enam tingkatan tersebut adalah : (1) Knowledge (Pengetahuan),  (2) Comprehension (Pemahaman), (3) Application (Penerapan), (4) Analysis (Analisis). (6) Syntesis (Sintesis/sintesa), dan (6) Evaluation (Penilaian). 

Adapun tujuan dari Penilaian ranah kognitif adalah untuk mengukur penguasaan pemahaman terhadap konsep dasar keilmuan (goal) berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. jadi untuk mempermudah penyampaian materi oleh guru beserta memudahkan penguasaan siswa secara tuntas, sebaiknya dipelukan penyususnan ranah pengetahuan dalam setipa konsep sajian materi ajar ajar apakah c1 c2 c3 c4 c5 ataupun ranah c6 sehingga konsep ilmu anak bukan hanya di ukur pada hapalan mereka saja. Teori taksinomi bloom ini terjadi perubahan Tepatnya Pada 2001, yang irevisi oleh Rin W. Andersoni David R. Krathwohl. Adapun jenis revisinya adalah (1) remember, (2) understand, (3) apply, (4) analyze, (5) evaluate, dan (6) create. Akan tetapi dalam penerapannya sampai dengan sekarang ini, seprtinya penyempurnaah taksonomi bloom tersebut masih belum duterapkan secara maksimal karena masih terikatnya pemahaman guru terhadap teori taksonomi bloom sebelum masa revisi. 

2.Ranah Afektif
Sebagaimana yang sudah kita pahami jika ranah afektif merupakan ranah yang berhubungan dengan sikap/kepribadian. Kita tahu bahwa perilaku ataupun sikap seseorang dapat berubah ketika mereka telah memiliki penguasaan domain kognitif. Jadi domain kognitif dan afektif ini memiliki hubungan yang erat, ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian terhadap pelajaran, rasa kepudulian sesama, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat dan lain lain.

Krathwohl dkk., meneglompokkan ranah afektif ini dalam lima pembagiandiataranya: (1) receiving (perhatian/ penerimaan), (2)  responding (tanggapan), (3) valuing (penilaian/penghargaan), (4) organization (pengorganisasianpengelompokan), dan (5) characterization by a value or value complex (karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai). Adapun Penilaian ranah afektif ini mencakup watak perilaku seperti sikap, perasaan, minat, nilai dan emosi. Satu hal yang harus difahami jika Ranah afektif memiliki peran besar dalam menentukan ketuntasan belajar peserta didik. Misalnya jika seorang peserta didik tidak memiliki motivasi dalam mengikuti proses belajar, maka sebagai konsekwensinya mereka akan sulit untuk mencapai keberhasilan belajar mereka dan akan berbanding ternalik jika peserta didik memiliki motivasi dan bersikap positif (hormat) terhadap pelajaran yang diikuti, maka secara otomatis dapat dipastikan bahwa ia akan memfokuskan semua kemampuannya dalam mengikuti proses belajar tersebut untuk memperoleh nilai yang maksimal. Jadi dalam ranah afektif ini, pendidik harus melakukan penilaian yang otimal kemudian ditindak lanjuti dengan peningkatan terhadap kelemahan-kelemahan yang terdapat pada ranah afektif ini supaya peserta didik akan termotivasi dengan sendirinya pada saat mengikuti proses belajar yang disajikan di dalam kelas.

3.Ranah Psikomotor
Ranah Psikomotor adalah yang berhubungan dengan skill (keahlian melakukan sesuatu) atau kemampuan berbuatmelakukan setelah mengikuti pengalaman belajar tertentu (peserta didik). Simpson (1956) menyebutkan bahwa hasil belajar domain psikomotor ini akan muncul  dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak pada peserta didik. Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah siswa menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan siswa sehari-hari.

Secara umum, Ranah psikomotor dibagi dalam tujuh bagian yaitu:
  1. Persepsi – perception (mampu menafsirkan rangsangan, peka terhadap rangsangan, menyeleksi obyek)
  2. set (mampu berkonsentrasi, menyiapkan diri secara fisik, emosi, dan mental)
  3. guided response (mampu meniru contoh, mencoba-coba,
  4. Gerakan terbiasa – mechanism (berketrampilan, berpegang pada pola, respons baru muncul dengan sendirinya)
  5. Gerakan kompleks – complex overt response (sangat terampil secara lancar, luwes supel, gesit, lincah)
  6. Penyesuaian pola gerakan – adaptation (mampu menyesuaikan diri, bervariasi, pemecahan masalah)
  7. Kreativitas/keaslian – creativity/origination (mampu menciptakan yang baru, berinisiatif). ( Bina Mitra. 2005)

Monday, October 30, 2017

Hakikat dan Keutamaan Pendidikan Dalam Keluarga

Hubungan antara keluarga dan pendidikan dapat kita ibaratkan seperti dua sisi mata uang karena keduanya memiliki hubungan yang erat. Istilah keluarga dan pendidikan adalah dua istilah yang tidak bisa dipisahkan. Keluarga merupakan pondasi dasar untuk membentuk karakter anak sejak dari usia dini sampai menempuh pendidikan formal nantinya. Pendidikan dalam keluarga memiliki andil yang sangat besar dalam membentuk pola pikir dan pola karakter anak, karena bagi seorang anak orang yang pertama kali yang mereka kenal adalah kedua orang tua mereka dan angggota keluarga. 

Hakikat dan Keutamaan Pendidikan Dalam Keluarga
Hakikat dan Keutamaan Pendidikan Keluarga

Sangat salah besar jika ada orang yang beropini bahwasanya pendidikan anak merupakan kewajiban guru (pendidik) mereka saja disekolah, padahal pembelajaran yang pertama kali diterima oleh seorang anak berasal dari keluarga mereka sendiri, baik melalui pengamatan terhadap kebiasaan dil ingkungan keluarga mereka ataupun keterlibatan langsung (kontak) antara orang tua dan anak mereka. Dalam islam, orang tua diwajibkan/bertanggung jawab untuk mendidik anak anak mereka dengan konsep ilmu agama sebagai dasar untuk membentu karakter yang islami, sehingga orang tua mereka harus terlibat secara aktif dalam mengajari dan mengontrol pertkembangan pola pikir anak mereka. Ini semua juga akan menjadi faktor untuk kesuksesan anak anak mereka dimasa mendatang baik ketika menempuh jenjang pendidikan tingkat tinggi (universitas) ataupun sebagai bekal dalam menjalani hidup mereka kedepan. 


Pendidikan keluarga merupakan sebuah usaha yang secara sadar yang dilakukan oleh orang tua yang depengaruhi oleh panggilan jiwa mereka (naluri) dalam memberikan bimbingan kepada anak anak mereka. Pendidikan dalam keluarga umumnya dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan cara memberi contoh (meneladani), membimbing, mengarahkan, dan mengendali disamping juga ikut terlibat secara aktif dalam mengembangkan konsep pengetahuan ketrampilan dan karekter bagi putra-putri mereka sehingga dapat menjadi pengangan mereka untuk dikemudian hari. Pada tahapan dasar, pendidikan dasar dalam keluarga diharapkan mampu membekali anak mereka dengan nilai nilai kepribadian dan nilai sosial dimana ini nantinya akan dilanjutkan ataupun dikembangkan petensi yang telah mereka miliki ini pada saat anak tersebut sudah menempuh pendidikan formal dan non formal lainnya, seperti sekolah, pesantren dan lain sebagainya.

Sebagai orang tua yang arif, mereka akan selalau mencontohkan perilaku/perbuatan perbuatan yang baik kepada anak anak mereka sehingga kemudian baru dilanjutkan dengan proses proses pembiasaan. Bagi seorang anak orang tua mereka adalah orang yang sangat favorit (idola) bagi mereka sehingga sikap meniru kelakuan orang tua sangat cepat tumbuh pada diri mereka, sebagai contoh jika orang tua mereka selalu melakukan shalat dengan rutin maka seorang anak berunsia 1 atau 2 tahun akan meniru gerakan gerakan yang dilakukan oleh orang tua mereka ketika melaksanakan shalat waluapun gerakan yang mereka lakukan tersebut belum sempurna. Jika perilaku mencotoh ini sudah timbul pada diri mereka maka anda selaku orang tua harus membentulkan cara melakukan shalat tersebut bila perlu ajak sekali kali untuk sahlat bersama dengan mereka, ingat jangan dipaksa jika mereka tidak mau maka biarkan saja dulu mereka asik dengan permainan ataupun perilaku meniru tersebut, toh jika anda tetap memberikan perhatian khusus kepada mereka nanti mereka sendiri yang akan mengajak shalat dengan anda. contoh lain biasakan anak anda dengan bacaan bacaan ayat alquran sehingga pembiasaan ini dapat membuat mereka secara tidak sengaja menghapal ayat demi ayat dari surah dalam Al-quran meskipun mereka sebanarnya belum mengenal satupun huruf Al-qurana, karena daya hafal anak yang masih usia dini sangat bagus mareka menghapalnya sambil meniru dan bermain.
    
Islam sangat menganjurkan pendidikan/pembentukan budi pekerti bagi anak anak, karena dengan budi pekerti itulah tercermin pribadi yang mulia. Mengapa keluarga menjadi dasar dalam pembentukan nilai budi pada seorang anak? Kita tahu bahwasanya peran keluaga dalam membentuk pribadi yang mulia merupakan tanggung jawab dari orang tua, seperti yang telah disabdakan oleh nabi besar Muhammad saw yang artinya: 

tiap tiap anak itu suci, maka orang tua merekalah yang menjadikannya yah*d*, nasr*ni dan maj*si.  

Lewat gambaran hadist tersebut bisa kita fahami jika karakter anak itu sangat dipengaruhi oleh didikan dan pembiasaan yang dilakukan oleh orang tua mereka ketika mereka masih kecil. Akan tetapi tidak semua orang tua dapat melakukannya. Ada berbagi faktor yang menyebabkan orang tua tersebut tidak dapat menunaikan kewajban mereka seperti orang tua yang sibuk bekerja keras siang malam dalam hidupnya untuk memenuhi kebutuhan materi anak anaknya, kebanyakan waktunya dihabiskan di luar rumah, jauh dari keluarga, tidak sempat mengawasi perkembangan anaknya, dan bahkan tidak punya waktu untuk memberikan bimbingan, sehingga pendidikan akhlak bagi anak-anaknya terabaikan. Namun semua faktor tersebut sebenarnya hanya alasan klasik saja, sebenarnya yang menjadi faktor utama mereka tidak dapt memenuhi kewajiban mendidik anak anak mereka adalah mereka tidak memiliki kesadaran yang tinggi terhadap anak mereka karena kurangnya rasa cinta terhadap keluarga sehingga sebagai konsekwensinya mereka menjadi kurang peduli bahkan cendrung mengabaikan kehidupan anak anak mereka. kita tahu bahwasanya orang tua yang bijak sesibuk apapun kegiatan yang mereka geluti mereka tetap akan mecoba menyisihkan sedikit waktu mereka bersama anak mereka walaupun hanya sebentar, karena mereka memiliki kecintaan yang sangat dalam terhadap keluarga mereka sendiri. 

Jika seorang anak mendapat didikan secara maksimal dalam lingkungan mereka, mereka akan berusaha beradaptasi dengan lingkungan mereka sehingga anak akan menyesuaikan pergaulannya sesuai dengan kepribadian yang telah mereka dapatkan dalam keluarga mereka sendiri. Dan karakter inilah yang juga akan mereka teruskan ketika mereka menempuh pendidikan formal baik pendidikan tingkat dasar ataupun pendidikan tingkat tinggi nantinya (universitas). Sekarang semuanya terpulang kepada diri kita selaku orang tua mereka, jika kita ingin mendapatkan hasil yang bagus buat kita sendiri di hari tua, maka semaikanlah segalanya dari sekarang karena anak yang baik dan bijak mereka tidak akan mengabaikan orang tua mereka ketika orang tuanya sudah uzur kelak apalagi jika anak tersebut memiliki ilmu agama yang memadai.

Saturday, October 28, 2017

Peranan Orang Tua Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan

Secara sederhana pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses pengembangan baik berupa pengembangan aspek pengetahuan, perilaku, keahlian dan pemahaman terhadap nilai nilai yang ada, dengan bahasa lain belajar merupakan suatu proses memanusiakan manusia. Sedangkan Proses belajar mengajar merupakan salah satu proses interaksi di sekolah yang terjadi antara pendidik dengan peserta didik, peserta dengan peserta didik yang berlangsung baik didalam kelas maupun diluar kelas dalam wadah lingkungan belajar.

Peranan Orang Tua Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan
Peranan Orang Tua Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan

Jadi dari gambaran kedua definisi diatas kita bisa maklumi bahwa pada hakitkanya pendidikan merupakan suatu proses yang menjembatani untuk pengembangan pola pikir, keahlian dan dan perilaku anak didik. Namun harus dipahami bahwa proses pengembangan tidak akan berjalan secara maksdimal tanpa adanya penglibatan orang tua dan masyarakat dalam ikut serta untuk ambil bagian dalam mencapai tujuan pendikan yang dicita citakan. Pendidikan disini tidak hanya mecakupi ruang pendidikan sekolah saja akan tetapi sampai kejejang pendidikan tingg/ universitas (Higher Education Pragram). Memang dari definisi belajar di atas disebutkan bahwa hanya guru sja yang berperan dalam melakukan proses interaksi di dalam kelas. Akan tetapi satu hal yang harus diingat jika dalam proses penerapanny untuk meningkatkan mutu pendidikan maka bukan hanya guru saja yang terlibat secara aktif akan tetapi peran orang tua sangat dibutuhkan dalam proses tersebut. tanpa adany kepedulian dari orang tua maka proses hasil tujuan pendidikan tidak akan terwujud sebagaimana yang diharapkan alias akan terkendala di berbagai permasalahan yang timbul dari proses pembelajaran tersebut. seorang pendidik mereka hanya mampu menegelola peserta didik hanya ketika mereka berada dilingkungan sekolah, dengan waktu yang terbatas ini rasanya mereka tidak akan mampu menutaskan segala tujuan pembelajaran sebagimana yang dirapkan dengan mudah, oleh sebaba itu sudah sewajaranya jika orang tua dari peserta didik juga terlbat secara aktif dalam mengotrol anak mereka setalah jam pelajaran di berahir di sekolah. 


Adapun peran orang tua yang harus telibat secara aktif dalam ikut serta dalam mengotrol anak didik adalah sebagai berikut:
1. Peduli dengan segala kebutuhan yang dibutuhkan oleh anak mereka.
Sebagai siswa seokolah, mereka tentunya akan mebutukan berbagai peralatan dalam menunjang belajar mereka di dalam kels, seperti kalkulator, buku, rol dan berbagai peralatan lainnya. Jadi untuk menunjang proses pembelajarn yang efektif, orang tua sebaiknya harus berusaha untuk mengadakan semua peralatan sehingga anak mereka akan terdorong untuk belajar secara giat karena adanya faktor kepedulian dari aorang tua mereka

2. Membiasakan pola belajar yang teratur di rumah. 
Sebagai orang tua kita jiga diwajibkan untuk ikut mengotrol anak kita selama mereka berada di rumah. Jadi kita selakuk orang tua kita dituntut untuk dapat membiasakan pola belajar anak secara ruti, berikan perhatian kita kepada mereka untuk medorong mereka belajar dirumah. Buatlah kesepakatan dengan anak supaya mereka dapat terbiasa dalam membaca dan mengulang pelajaran yang mereka perolah disekolah, jika perlu anda dapat membantu mereka dalam menyelesaikan tugar tugas mereka di sekolah. Tanamkah budaya belajar ini sejak dini sehingga pola pembiasaan ini akan menjadi kebiasaan yang baik pada mereka di masa berikutnya. 

3. Terlibat secara pro aktif dalam kegiatan sekolah. 
Sekolah adalah wadah belajar bagi anak anak kita, jadi sebagi orang tua merka harus terlibat secara pro aktif dalam mendukung segala program yang diadakan di sekolah. Sebagai contoh kecil, seorang orang tua yang mengerti akan pentingnya pendidikan pada anak mereka, orang tua tersebut tetap akan menyisakan waktu mereka untuk ikut memenuhi demua undangan sekolah ketika mengadakan berbagai kegiatan yang menujang proses pendidikan tersebut, apa lagi pada hari pembahagian rapor mereka tetap harus hadir untuk mengambil rapor anak mereka ketika dibagiakan oelh wali kelas mereka. Anak anda tentu akan merasa bangga dengan apa yang adan lakukan sehingga mereka akan lebih termotivasi lagi untuk belajar dengan tujuan dapat membangganakn ada sendir sebagai oarang tua mereka.

4. Membangun komunikasi dengan guru di sekolah
Menjadi orang tua yang baik adalah orang tua yang tahu dan sangat peduli dengan pendidikan anaknya. Sebagi orang tua, kita harus tahu bagaimana perkembangan pembelajaran anak kita disekolah sehingga kita harus selalu menanyakan proses pengembangan anak kita, ini diperlukan supaya kita bisa mengatasi ataupun meminimalisir kekurangan anak kita dalam proses pembelajaran disekolah. Disamping itu manfaat yang akan kita dapatkan adalah sidamping kita dapat memperbaiki kelemahan anak kita dirumah juga kita dapat menjalain silaturrahmi dan kominukasi yang baik antara pendiddik dan kita selaku orang tua dari pesrta didik yang ada disekolah. Membangun Komuniksasi ini sebenarnya tidak hanya mencakupi bidang pengembangan prestasi anak didik saja akan tetapi juga mencakupi berbagai permasalahan yang terjadi si lembaga pendidikan, seperti terlibat aktif dalam menjebatani permasalahan sekolah dengan masyarakat dan kegiatan kegiatan lainnya yang memberikan manfaay untuk dunia pendidikan 

Jadi sebagai orang tua yang menginginkan pendidikan anaknya berhasil dimasa depan, maka kita harus melakukan usaha yang maksimal dalam menujnang berbagai aktifitas belajar anak karena pendidikan dasar yang di ikuti oleh anak didik baik di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah dan sekolah tingkat atas akan ikut menjadi bagian dalam menentukan pendidikan anak tersebut ketika berada di jenjang pendidkan tingakt tinggi (universitas). Maka untuk itu jika kita sadar sebagai orang tua dari peserta didik sudah seharusnya berpikir bijak dengan ikut serta dalam mengontrol pendidikan anak kita dari masa usia dini (wajib belajar) sebagai wadah/wahana membentuk karekater belajar anak supaya lebih berhasil untuk masa depannya, dengan pola membetuk karekater anak dari kepedulian kita dan pembiasaan yang dimulai dari pendidikan dasar mereka.

Thursday, October 26, 2017

Cara Ampuh Mengobati Sakit Gigi Secara Alami

Sakit gigi merupakan salah satu penyakit yang terkadang membawa masalah tersendiri bagi penderitanya. Banyak istilah kata yang mengatakan jika sakit sakit gigi lebih baik dari pada sakit hati. Bagi saya kata kata tersebut tidak benar karena rasa sakit gigi terkadang membuat kita tidak bisa makan dan tidur dengan nyenyak apa lagi jika seandainya kita mengalami sakit gigi berhari hari bisa kurus badan kita karena kurang makan dan tidur. 

Cara Ampuh Mengobati Sakit Gigi Secara Alami
Cara Ampuh Mengobati Sakit Gigi Secara Alami

Sakit gigi umumnya dialami bukan hanya oleh orang dewasa dan orang tua saja akan tetapi juga bisa di alami oleh anak-anak yang disebabkan karena kurangnya perawatan gigi sehingga mengakibatkan gigi berlubang ataupun pecah bagian samping gigi. Untuk itu tanamkanlah kebiasaan pada anak anda diwaktu kecil budaya menyikat gigi supaya mereka akan memiliki gigi yang sehat diwaktu muda dan tua mereka. Rasa sakit gigi ini biasanya terasa berdenyut seiring dengan denyutan nadi kita sehingga membawa rasa yang kurang nyaman bahkan akan memancing kita untuk lekas marah akibat dari sakit gigi tersebut. 


Jika anda sedang mengalami permasalahan dengan gigi anda, disini saya akan memberikan cara mengobati sakit gigi secara alami dan ampuh dengan menggunakan ramuan dari alam sehingga tidak mendatangkan efek samping bagi kesehatan anda. Memang selain obat alami yang akan saya sajikan dalam kupasan ini, ada bermacam oabat gigi yang tersedia di toko obat (apotik) untuk menghilangkan rasa sakit seperti antalgi, ponstan, asam mefenamat dan lain sebagainya yang dapat anda gunakan ketika anda mengalami sakit gigi. Akan tetapi semua jenis obat tersebut hanya akan bertahan sementara karena oabat oabatan itu hanya bekerja untuk menghilangkan rasa nyeri saja sehingga rasa sakit gigi akan hilang seketika namun akan kembali lagi setelah beberapa lama kemudian. 

Adapun ramuan alami yang akan saya jelaskan berikut ini akan langsung bekerja untuk mengobati sakit gigi yang sedang anda derita tanpa mengalami pengulangan kembali setelah anda menggunakannya selama 1 atau dua hari. Untuk lebih jelasnya mari dicoba ulasan tips pengobatan gigi secara alami berikut ini:

Cara mengobati sakit gigi secara alami:
Bahan bahan
  1. Ambil 3 biji lawang yang sudah tua
  2. Kemenyan secukupnya (sedkit saja)
  3. Lada secukupnya (sekitar 5 ataupun 6 butir)

Cara membuatnya
  1. Masukan biji lawang, kemenyan dan lada kedalam wadah kecil, lalau masukkan air setengah sendok teh kemudian digiling sampai hancur.
  2. Setelah itu ambil kapas, lulu celupkan kedalam ramuan yang telah digiling tadi kemudian masukkan kedalam gigi yang berlobang. 
  3. Tunggu sekitar paling lama 15 menit, insyallah rasa sakit pada gigi anda akan hilang.
  4. Anda boleh mengunakannya berkali-kali hingga anda merasa jika rasa sakit pada gigi anda sudah sembuh secara total.
  5. Setelah anda merasa sakitnya hilang dan tidak kembali lagi dalam masa dua hari, sebaiknya segera jumpai Dokter gigi untuk mencabut gigi yang telah berlubang tersebut. hal ini diperlukan supaya rasa sakit pada gigi anda tidak akan datang lagi diwaktu yang lain sehingga tidak mengangu anda.

Sekian ulasan singkat tentang tips mengobati sakit gigi secara alami ini, dan semoga bermanfaat bagi anda yang sedang mengalami sakit gigi, disamping juga dapat menghilangkan rasa sakit pada gigi anda. Sekian

Monday, October 23, 2017

Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah

Pada waktu dulu tugas seorang kepala sekolah hanya berperan sebagai pengatur/manajer disekolah. Dimana pada waktu itu tidak ada persyaratan khusus seperti sekarang dimana kepala sekolah harus memiliki sertifikat dari LPPKS solo yang membidangi peningkatan mutu kepala sekolah sehingga kepala sekolah yang memiliki sertifikat mampu dan cakap dalam memahami berbagai kompentensi yang diwajibkan untuk mereka kuasai dalam memimpin sekolah. 

Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di lingkungan Sekolah
Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah

Pada masa dulu kebanyakan kepala sekolah hanya menjalankan segala kebijakan yang sudah ditentukan oleh Dinas Pendidikan di daerah mereka, disamping juga mengatasi isu-isu ketenagaan, pengadaan faslitas dan infrastruktur sekolah, menyesuaikan anggaran sekolah, menjaga/memelihara gedung sekolah supaya nyaman dan tetap aman, menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar, dan memastikan jika kantin sekolah dan UKS berjalan lancar dan terkendalai dengan baik. Namun pada kondisi sekarang ini, disamping hal hal diatas masih tetap harus dilakukan oleh kepala sekolah akan tetapi ada berbagai kompetensi lain yang harus mereka kuasai dengan cakap seperti kompetensi kepribadian, kompetensi managerial, kompetensi supervisi akademik, kompetensi kewirausahaan dan kompetensi sosial. Kompetensi dan Tanggung jawab kepala sekolah tersebut telah dituangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

Dari segi aspek kompetensi supervisor akedemik, kepala sekolah dituntut untuk bisa meningkatkan proses belajar mengajar, pada bagian ini kepala sekolah harus dapat berperan sebagai leaders for learning, dimana para kepala sekolah harus mengetahui kejelasan pokok isi pelajaran, unsur unsur pedagogis dan teori belajar yang ada. Ini semua dimaksudkan supaya kepala sekolah mampu memberikan masukan terhadap kelemahan pendidik ketika proses supurvisi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan proses belajar mengajar di dalam kelas. Untuk menciptakan proses supervisi yang berhasil disekolah kepala sekolah dituntut untuk bisa melakukan ataupun membangun kerjasama yang baik antar sesama guru disekolah, kemampuan inilah yang dimaksudkan dalam aspek kompetensi kepribadian kepala sekolah, yaitu kemapuan untuk mampu membangun kerja sama yang sehat dan baik antar semua anggota sekolah dan masyarakat. Sebagaimana yang kita pahami jika Pendidikan bukan hanya sekedar untuk mengawetkan kebudayaan dan meneruskannya dari generasi ke generasi berikutnya, akan tetapi tuntutan zaman dimasa sekarang diharapkan pendidikan untuk lebih maju dan mampu menjawab segala tuntutan zaman dengan cara melakukan inovasi dan pengembangan pembelajaran untuk dapat meningkatkan aspek pengetahuan. 


Pendidikan pada hakitanya bukanlah hanya untuk menyampaikan keterampilan yang sudah dikenal, akan tetapi proses pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan domain kognitif, domain emosional, dan lingkungan beserta pengalaman tertentu yang bertujuan untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan terhadap pengetahuan keterampilan (skill), nilai, dan pandangan seseorang atau secara sederhana sekali bisa dikatakan pendidikan itu merupakan wahana untuk memanusiakan manusia seutuhnya. Faktor inilah yang diharapkan mampu untuk dapat meningkatkan kesejahteraan dengan menciptakan berbagai kemampuan peserta didik baik konsep pengetahuan skill dan kerakter seseoranga supaya dapat terhindar mencipatkan kemakmuran dan terhindar dari kebodohan dan juga kemiskinan dimasa akan datang.

Kepala sekolah seharusnya punya kesadaran jika guru sebagai tenaga pendidik adalah orang yang menjadi unjung tombak (grass root) terhadap berhasil tidaknya tujuan pendidikan yang ditargetkan, untuk itu kepala sekolah harus lebih berperan dalam mengakses berbagai ilmu pengetahuan (up grade) dari berbagai media yang ada sehingga pengelolaan tenaga pendidik akan lebih terarah dan lebih terencana sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan. Dengan adanya kemampuan supervisi yang baik dari kepala sekolah, maka para pendidik akan lebih berkonsentrasi untuk menciptakan/berinovasi dalam menyusun pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak didik sehingga lebih memudahkan mereka dalam mengakses ilmu pendidikan di dalam kelas. Kemapuan ini juga mencakupi aspek aspek penguasaan IT, ukuran paling dasar seperti penguasaan microsoft word, microsoft power point dan microsoft excel sebagai media pendukung dalam melakukan proses pembelajaran.

Disamping itu dari hasil supervisi yang dilakukan, kepala sekolah juga dapat merekomendasikan kepada sebagian guru yang masih lemah dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas dengan memberikan kegiatan pelatihan baik di tingkat sekolah sendiri (mandiri) ataupun dengan mengirimkan guru tersebut kedalam berbagai program pelatihan yang diadakan di lingkungan Dinas Pendidikan di daerah mereka, sehingga skill dan pengetahuan guru akan meningkat dengan sendirinya. Tentu dalam penentuan sikap ini kepala sekolah harus terlebih dahulu mengkomunikasikan kelemahan yang masih ada pada guru tersebut dengan bijak bukan secara parsial sehingga tidak menjadi bumerang bagi mereka diantara rekan rekan se-profesi yang lain (dianggap bodoh). Jadi sebagai konsekwensinya Kepala sekolah bukanlah sosok yang hanya dapat duduk manis dengan menikmati berbagai fasilitas kemudahan yang mereka dapatkan (untuk sekarang kepala sekolah tidak diwajibkan mengajar alias nol jam) akan tetapi gunakanlah fasilitas keistimewaan tersebut (nol jam) untuk lebih fokus pada peningkatan mutu pendidikan karena mungkin inilah salah satu tujuan pihak Kementerian Pendidikan Indonesia tidak mewajibkan kepala sekolah untuk mengajar sehingga mereka para kepala sekolah bisa lebih berkonsentarsi dalam pengelolaan manajemen dan peningkatan mutu pendidikan. 

Seperti pada poin di atas yang saya jelaskan tadi, kepala sekolah harus bisa membangun konsep kebersamaan (semua warga sekolah) dalam mengangani sekolah, sehingga dengan terwujudnya konsep kebersamaan tersebut maka akan terciptanya persepsi semua kalangan warga yang ada di sekolah jika peningkatan mutu sekolah tidak hanya menjadi tanggung jawab kepala sekolah saja, akan tetapi ini juga menjadi tanggung jawab bersama baik guru ataupun karyawan sekolah yang ada di suatu lembanga pendidikan tersebut (secara khusus). Namun Jika ditingkatkan selangkah lagi, dengan meningkatkan pengelolaan aspek kompetensi sosial, kepala sekolah harus lebih jeli lagi untuk dapat membangun kerjasama dengan baik antar semua kalangan masyarakat dan tokoh masyarakat yang ada di sekitar lingkungan seklah. jika hal ini bisa terlaksana dengan baik maka secara otomatis pengelolaan sekolah juga akan menjadi tanggung jawab mereka (tokoh masyarakat dan orang tua siswa) sehingga tanggung jawab ini tidak hanya menjadi kewajiban kepala sekolah dan guru yang ada disekolah saja akan tetapi juga menjadi tanggung jawab semua anggota lapisan masyarakat.

Untuk dapat mencapai tujuan akhir tadi, maka kepala sekolah harus berkerja ekstra untuk mampu membangun komunikasi yang baik dan sehat antar tokoh masyarakat dan warga masyarakat baik dengan cara melibatkan mereka secara langsung dalam pengelolaan bidang bidang yang bisa untuk dilibatkan partisipasi mereka sehingga proses kepercayaan dan rasa memiliki sebuah istitusi pendidikan tersebut akan datang dengan sendirinya pada diri mereka masing-masing, sehingga mereka akan lebih sadar dengan segala aturan dan tujuan yang hendak dicapai oleh sekolah tersebut. 

Namun untuk menjalin kerjasama yang baik dan terbuka dengan masyarakat ini terkadang bukanlah hal yang gampang untuk dilakukan, terbukti banyak sekali sekolah sekolah yang masih kurang memiliki hubungan yang indah dengan warga yang ada sisekitar mereka, terbukti jika seandainya dilakukan supervisi terhadap poin ini secara jujur dan terbuka saya yakin sekali jika semua hubungan kerjasama antara lembaga sekolah dengan masyarakat hanya tertulis saja dalam program program sekolah tanpa ada realisasi yang nyata tetapi sekedar hanya untuk meningkatkan nilai akreditasi sekolah saja. Padahal jika kita dalami pemaknaan dari poin ini maka kita akan mengetahui jika faktor membagun kerjasama dengan masyarakat sangat penting dan urgen. Sayangnya poin ini masih dianggap sepele oleh pihak pihak yang terlibat dalam proses akreditasi sekolah, sebenernya poin kerja sama antar warga sekolah dan warga masyarakat ini sebenarnya memiliki peran yang sangat besar untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Boleh saja anda beranggapan kata saya ini telalu mengada ngada, tapi sebaiknya anda dalami lagi pemaknaan kata saya tadi. Mengapa penglibatan masyarakat sangat penting dalam menigkatkan mutu pendidikan? Karena proses yang paling sulit dilakukan pada diri manusia adalah merubah pola pikir meskipun mereka sadar dengan pola pikir mereka salah akan tetapi mereka belum tentu mau menerima mentah mentah konsep yang kita tawarkan tersebut, merek akan tetap kukuh dengan konsep pemikiran mereka sendiri sehingga terkadang sekolah akan mengalami berbagai kendala dengan masyarakat dalam menjalankan program program yang ada disekolah karena tidak adanya komukasi yang sehat terbangun antar mereka. Akan tetapi beda halnya jika kita memiliki konsep kepemilikan sekolah secara bersama, semua kendala tersebut tidak akan terjadi bahkan mereka sendiri yang akan menyelesaikan permasalah yang ada di sekolah jika ada permasalahan yang berhubungan dengan masyarakat. Disamping itu, manfaat lain dengan adanya hubungan yang baik antar sekolah dan masyarakat adalah akan lebih memudahkan kepala sekolah dalam meningkatkan aspek kompetensi kewirausahaan, dimana konsep kewirausahan tersebut akan mendapatkan dukungan dari mereka sehingga memudahkan dalam menjalankan program tersebut. sebagai contoh, bagi sekolah SMK kepala sekolah mungkin akan mendapatkan bantuan ataupun saran dari masyarakat tentang tempat/lingkungan untuk dapat membagun kerjasama dengan sekolah dalam menempatkan anak didik mereka ketika menjalankan proses PSG (pelatihan sistem ganda).
      
jadi salah satu ujung tombak untuk dapat meningkatkan semua gambaran yang ada di atas sebaiknya bangunlah konsep pengembangan budaya sekolah yang sehat, karena dengan adanya konsep sekolah yang berbudaya sehat maka segala program yang programkan akan terlaksana dengan baik di sekolah tersebut. adapun manfaat secara umum yang akan di dapatkan dengan adanya konsep sekolah yang berbudaya sehat (sekohat) ini adalah sebagi berikut: 

(1) menjamin tercitanya kualitas kerja yang lebih baik di sekolah; (2) akan terbukanya seluruh jaringan komunikasi dari segala aspek dan level baik komunikasi vertical maupun horisontal; (3) sekolah tersebut akan tranfaran kepada semua pihak yang telibat; (4) dapat menciptakan rasa saling memiliki yang tinggi terhadap sekolah; (5) dapat meningkatkan solidaritas dan rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang tinggi antar warga sekolah; (6) dapat memberikan solusi dengan cepat terhadap permasalahan yang dihadapi; (7) mampu dan cakap dalam menjawab segala tuntutan zaman (baik perkembangan IPTEK maupun tuntutan lingkungan kerja). 

Selain beberapa manfaat di atas, manfaat lain bagi individu (pribadi) dan kelompok adalah : (1) dapat meningkatkan kepuasan kerja disekolah; (2) dapat menimbulkan pergaulan lebih akrab/ramah; (3) terciptanya lingkungan yang disiplin; (4) terciptanya pengawasan dan pengelolaan lebih ringan karena adanya rasa kebersamaan; (5) akan timbulnya keinginan untuk selalu ingin berbuat proaktif antar sesama; (6) terciptanya sistem belajar yang berprestasi (7) timbulnya rasa ingin memberikan yang terbaik bagi sekolah, keluarga, orang lain dan diri sendiri (8) terciptanya  nilai kejujuran, empati, kebersamaan dan respek yang tinggi antar sesama

Friday, October 20, 2017

Pengertian dan Model Pembelajaran Jigsaw

Belajar merupakan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik yang berlangsung di dalam kelas maupun diluar kelas yang masih dalam wadah lingkungan belajar. Belajar boleh juga dijabarkan sebagai proses penyatuan domain kognitif, domain afektif, domain psikomotor, domain emosional, berserta dengan ingkungan dan pengalaman tertentu yang bertujuan untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan terhadap pengetahuan keterampilan (skill), nilai karakter ataupun pandangan seseorang.

Pengertian dan Model Pembelajaran Jigsaw
Pengertian dan Model Pembelajaran Jigsaw

Pendidik (guru) dalam usahanya sebagai pendidik, mereka dituntut untuk mampu ataupun bisa mencapai tujuan pembelajaran yang telah mereka tentukan dalam perangkat pembelajaran. Maka untuk mencapain tujuan tersebut pendidik harus merencanakan dan menyusun perencanaan pembelajaran tersebut dengan semaksimal mungkin dengan kata lain semua perencanaan tersebut bukanlah hasil kopy paste dari teman yang ada melainkan sebuah hasil yang didasarkan pada pengetahuan dan kemapuan pendidik tersebut. Salah satu hal yang sangat mendasar yang harus dicermati oleh seorang pendidik adalah dalam penyusunan model pengajaran beserta pemanfaatan media ajar (Komputer, LCD, dan peralatan Laboratorium lainnya), harus terperinci dan terpogram ketika disajikan dalam proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Mengapa model pembelajaran tersebut sangat penting untuk dicermati secara mendalam, ini semua tak lain dan tak bukan disebakan karena model pembelajarn yang disajikan dalam penyampaian materi ajar harus selektif dan sesuai dengan materi ajar yang disampaikan sehingga dalam proses penerapannya tidak akan terjadi ketimpangan ketimpangan yang dapat mengakibatkan tujuan pembelajaran tersebut tidak berjalan semabagaimana yang diharapkan dan direncanakan. Bagi seorang pendidik, menguasai jenis jenis teori belajar merupakan sebuah keharusan dan hal yang sangat signifikan disamping penguasaan terhadap content (materi) ajar itu sendiri, karena kedua item tersebut (teori belajar dan meteri ajar) sangat berkaiatan erat dan saling mendukung satu sama lain dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Untuk itu pendidik harus mengenali dan memahami jenis jenis model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran sehingga tidak monoton dan membosankan bagi peserta didik sendiri. Sebagaimana yang banyak kita amati jika kebanyakan para pendidik masing manggunakan model ceramah yang memposisikan guru sebagai pihak utama dalam mengakses ilmu pengetahuan kepada pendidik. Untuk itu ada baiknya jik seorang pendidik untuk selalu mengakses pengetahuan mereka tentang medel model pembelajaran baik melalui media elektronik seperti internet dan lainnya, maupun melalui media cetak seperti buku maupun majalah majalan yang ada. 


Sebagaimana topik yang telah tertulis di atas, maka model yang akan dijelaskan dalam penulisan ini adalah model pembelajran jigsaw, bagaimana model pembelajaran jigsaw dan bagaimana tahapan pelaksanaanya akan digambarkan dibawah ini:

Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw.
Dari segi etimologi Jigsaw berasal dari bahasa ingris yang bermakna gergaji ukir, disamping itu ada juga yang mengambarakannya dengan istilah istilah Fuzzle, yang jika jika diartikan bermakna sebuah teka teki (permainan teka-teki untuk menyusun potongan gambar). Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini juga mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji ( jigsaw), yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.

Model pemebelajaran jigsaw merupakan bagian dari model pembelajarn cooperative learning.  Jadi model jigsaw salah satu model dari belajar kooperatif lebih menitik beratkan kepada kerja kelompok peserta didik dalam bentuk kelompok kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie ( 1993: 73), pembelajaran kooperatif learning model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dimana peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat atau enam orang secara heterogen dan peserta didik tersebut bekerja sama dan saling bertanggung jawab secara mandri.
Jenis model pembelajaran jigsaw ini peserta didik diberika kebebasan dalam menyampaikanide ide mereka, mengelolah imformasi yang mereka hasilkan sendiri sehingga mampu meningkatkan kecakapan keterampilan berkomunikasi mereka masing-masing.  Salah satu keunikan dari kodel jigsaw ini adalah masing-masing anggota kelompok langsung bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi yang mereka pelajari sehingga masing masing anggota kelompok tersebut diharapkan mampu menjelaskan materi tersebut kepada anggota kelompok masing-masing sehingga mencapai keberhasilan kelompoknya.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Menurut Rusman (2008 : 205) model pembelajaran jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Namun, permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, kita sebut sebagai team ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya, hasil pembahasan itu di bawah kekelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelasnya marilah kita pahami langlah-langkah penerapan model jigsaw ini dalam pembelajaran, Adapun langkah langkah pembelajaran nodel jigsaw ini adalah sebagai berikut:

Tahapan-Tahapan Pembelajaran Model Jigsaw
  1. Pendidik membagikan peserta didik dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 5 ataupun lima orang anggota. 
  2. Kemudian pendidik memberikan materi yang berbeda bagi masing masing anggota kelompok. 
  3. Masing masing anggota kelompok diberikan bahan ajar seusuai dengan meteri yang telahdiberikan tadi.
  4. Peserta didik diberikan waktu beberapa saat untuk mendalami materi mereka masing-masing sebagai dasar untuk membangun pengetahuan tentang konsep yang diberikan.
  5. Setelah proses pendalaman materi tersebut berakhir, setiap anggota kelompok dari masing masing kelompok yang memiliki sub materi yang sama berkumpul dalam satu kelompok baru, dan mereka ini disebut sebagai kelompok ahli dalam sub materi mereka. 
  6. Kelompok ahli tersebut mendiskusikan materi mereka untuk mendalami konsep ilmu dari pokok bahasan materi yang mereka terima, setelah proses diskusi berakhir maka mereka akan kembali kedalam kelompok mereka masing-masing (kelopok awal). 
  7. Kemudian para anggota kelompok akan mendapatkan giliran untuk menyampaikan (mengajarkan) semua anggota kelompok mereka mengenai sub materi yang telah mereka kuasai sehingga semua anggota kelopok akan mendapatkan kesempatan sebagai pengajar dan sebagai pendengar.  
  8. Setelah kegiatan poin nomor 7 berakhir, Masing masing Kelompok ahli akan melakukan persentasi hasil dari diskusi sub materi meteri yang telah mereka lakukan. 
  9. Pendidik melakukan proses evaluasi 
  10. Pendidik malakukan penutupan kegiatan proses belajar mengajar


Wednesday, October 11, 2017

Model Model Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran tematik merupakan model kegiatan pembelajaran dengan memadukan materi antar mata pelajaran (mengabungkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema tertentu). Jenis Pelaksanaan kegiatan pembelajaran  dengan cara ini dapat dilakukan dalam dua cara. Yaitu Cara pertama, dengan menyajikan beberapa mata pelajaran dalam proses pembelajaran pada tiap pertemuan. Adapun cara yang kedua, yaitu dengan manyajikan satu mata pelajaran saja pada setiap kali pertemuan (pemisahan mata pelajaran). Untuk menciptakan keterkaitan antar mata pelajaran tersebut khususnya pada cara kedua ini keterpaduannya diikat dengan menentukan satu tema yang yang dapat menyatukan semua konsep keterkaitan antar mata pelajaran tersebut (pemersatu).  dalam menciftakan keterikatan ini, harus dipahami bahwa keterpaduannya ini tidak hanya mencakupi meteri ajar saja akan tetapi juga mencakupi penggunaan media ajar seperti LCD, media computer dan berbagai media lainnya baik yang elektronik ataupun median sederhana. Dengan alasan di atas tersebut maka jenis pembelajaran tematik ini sering juga dinamakan sebagai pembelajaran terpadu (integrated learning).

Model Model Pembelajaran Tematik
Model Model Pembelajaran Tematik 

Satu hal yang harus dipahami jika cara yang digunakan oleh pendidik dalam megemaskan pengalaman belajar sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan proses belajar tersebut bagi peserta didik. Adapun Pengalaman belajar yang dirancang oleh pendidik ini yang menunjukan keterkaitan unsur-unsur konseptual antar mata pelajaran tersebut, dapat menjadikan pembelajaran lebih efektif bagi peserta didik. Hasil Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, dan kebulatan pandangan tentang kehidupan nyata hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran tematik(terpadu) (William dalam Udin Sa’ud, 2006).

Forgaty (1991) mengemukakan bahwa cara memadukan konsep, keterampilan, topic dan unit tematisnya dalam pembelajaran tematik ini bisa diterapkan dengan mengunakan cara-cara atau model dalam merencanakan pembelajaran tematik. Adapun model tersebut adalah sebagai berikut:

1. Model Sequenced (Urutan/Rangkaian)
Adapun Model sequenced ini merupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel. Sebagai contoh adalah memadukan pada mata pelajaran IPA dan matematika tentang dalam meteri pengukuran pengukuran. Untuk meteri pembelajaran Pelajaran IPA mengunakan suhu(Kelvin, derajat, Fahrenheit, Reamur sebagai tema pelajaran tersebut. sedangkan untuk mata Pelajaran matematika mengunakan cara pengolahan data sebagai tema pembelajaran, yang meliputi cara penambahan, pengurangan,  pembagian, dan perkalian. Jadi keterikatan kedua materi tersebut saling barkaitan dalam hal perhitungan. Perkalian dan pengurangan yang meliputi pengkukuran hasil suhu yang disajikan dalam pembelajaran IPA.
Adapun yang menjadi Kelebihan dari model ini adalah dalam hal penyusunan urutan topic, dimanan pendidik memiliki kebebasan untuk menentukan sendiri berdasarkan prioritas dan tidak dibatasi oleh ketetapan yang sudah ditentukan dalam kurikulum. Sedangkan kelebihan modil ini dari sudut pandang peserta didik, pengurutan topic yang berhubungan dari disiplin yang berbeda (anatar disiplin ilmu) akan memudahkan peserta didik untuk memahami isi mata pelajaran. Mengenai Kelemahan dari model sequencedini  antara lain adalah diperlukan kerjasa yang erat antara guru-guru bidang studi yang terkait dalam hal pengurutan materi ajar, dengan tujuan untuk menciptakan kesesuaian antara konsep konsep materi ajar yang diajarkan. 

2. Model shared
Jenis Model pembelajaran model Shared ini merupakan mode pembelajaran berbentuk pemaduan pembelajaran yang diakibat adanya “overlapping” konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Adapun continhya adalah seperti menggabungkan 2 mata pelajaran atau lebih dalam satu tema, seperti pemeblajaran mengenai konsep pelajaran Iman dalam pelajaran Akhidah Akhlaq akan dapat bertumpang tindih dengan konsep pembelajaran  Rukun iman dalam pendidikan Ilmu Fiqih dan lain sebagainya. Yang menjadi kelebihan dari konsep model pembelajaan ini adalah dalam hal mentransfer konsep konsep tersebut secara lebih terperinci sehingga peserta didik menjadi lebih mudah memhahami dan melakukan konsep sonsep tersebut. adapun Kelemahan dari model ini adalah diperlukan kerja ekstra dari para pendidik antar mata pelajaran yang terkait tersebut untuk mendiskusikan dan menyatukan konsep pemikiran dalam menyususun rencana model pembelajaran ini. 

3. Model Jaring Laba-laba (Web)
Sebenarnya model pembelajarn ini agak bertolak belakang dengan konsep pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan palaksanaan kegiatan pembelajaran. Jenis model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang mengintegrasikan materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema ajar, dan fungsi dari tema tersebut adalah sebagai pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain. Permulaan dari model pendekatna ini dimulai dengan menentukan tema pembelajaran tertentu. Adapaun penentuan tema pembelajaran ini dapat ditetapkan dengan cara melakukan negoisasi dengan peserta didik, dan juga dapat dilakukan dengan cara diskusi anatar sesama pendidik. Jika penentuan tema tersebut sudah disepakati, kemudian dilanjutkan dengan mengembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya tersebut dengan bidang studi lainnya. Kemudian dari Dari sub-sub tema inilah aktifitas belajar dikembangkan dengan melibatkan peserta didik sebagai objek.  Sebagai contoh, tema yang sudah ditentukan bersama adalah “Keluarga”. Dari tema keluarga ini dikembangkan dan dipadukan menjadi sub-sub tema yang ada pada beberapa mata pelajaran tertentu, seperti pelajaran IPS dengan Standar Kompetensi adalah “mendeskripsikan lingkugan rumah”,  Peserta didik diajarkan untuk mendeskripsikan lingkungan rumahnya masing-masing.

(Baca Definisi dan Karekteristik Pembelajaran Tematik )
(Baca Landasan Pembelajaran Tematik )

Adapun Kelebihan dari pendekatan tematik ini dapat memotivasi peserta didik untuk melakukan penyeleksian tema sesuai dengan minat mereka. adapun Kekurangan dari model ini adalah kesulitan bagio pendidik dalam menentukan tema pembelajaran, para pendidik lebih suka menetukan tema pembelajaran yang lebih mudah mereka ajarkan (tema yang tidak begitu dalam) sebagi konsekwensinya tema tersebut menjadi kurang berkesan ataupun bermanfaat bagi peserta didik.

4. Model Threaded 
Model Threaded merupakan model pembelajaran yang mengembangkan pokok gagasan dengan berfokus pada meta curriculum (metakurikulum). Contohnya untuk melatih keterampilan berfikir peserta didk (problem solving) dari beberapa mata pelajaran maka ditentukanlah beberapa bagian materi yang merupakan bagian dari pokok matari yang menyajikan problem solving. Sebagai contoh Seperti materi komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang berlangsung, mengantisipasi sebuah bacaan, hipotesis laboratorium dan lain sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang saling berkaitan. Adapun jenis Keterampilan yang digunakan dalam model threaded disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia peserta didik.

5. Model Keterpaduan (Integrated)
Model integrated dapat di jabarkan senagai model Pembelajaran yang memadukan sejumlah tema/topik dari mata pelajaran yang berbeda tetap memepertahankan esensinya. Secara khusus model integrated ini adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi tertentu. Jensi Model ini merupakan model yang menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler, keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa mata pelajaran tertentu. Dalam menentukan tema pembelajaran, pendidik diharuskan untuk melekukan penyeleksian terlebih dahulu terhadap konsep dari beberapa mata pelajaran yang ditentukan, untuk selanjutnya maka ditentukanlah satu tema tertentu yang dapat memayungi dari beberapa mata pelajaran tersebut dalam satu paket pembelajaran dari tema yang sudah ditentukan tersebut. Adapun yang menjadi kelebihan dari model integrated ini adalah peserta didik akan termotivasi dalam belajar dikarenakan adanya keterkaitan dan hubungan timbal balik antar berbagai disiplin ilmu (mata pelajaran), disamping juga dapat memperluas wawasan mereka terhadap materi yang disam;paikan tersebut. adapun yang menjadi Kelemahan dari model ini adalah pendidik akan membutuhkan waktu yang lama untuk menentukan kesesuaian antar mata pelejaran tersebut, kerana kesulitan dalam mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang mata pelajaran lainnya baik dari segi keterikatan keterampilan, konsep dan sikap. 

6. Model Networked 
model pembelajaran yang mengendalikan kemungkinan pengubahan konsep, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dan situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda. Model Networked merupakan model pembelajaran yang melibatkan kerjasama antara peserta didik siswa dengan seorang ahli (expert) yang berposisi sebagai nara sumber dalam mencari data, keterangan, atau lainnya yang terkait dengan meteri pelajaran. Moel pembelajarn netwoworked ini memungkinkan peserta didik untuk mengendalikan kemungkinan adanya pengubahan konsep, bentuk pemecahan masalah, ataupun tututan kentrampilan baru sebagai hasil dari mengadakan studi lapangan. Adapun nara Sumber/sumber yang digunakan dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau ahli lainya yang sesui dengan tuntutan materi pembelajaran. Peserta didik dapat memperluas pola pikir belajarnya sendiri, dalam artian artinya peserta didik akan termotivasi belajar karena adanya rasa ingin tahunya yang besar pada diri mereka sendiri.Yang menjadi kelebihan dari model pembelajaran networked ini adalah peserta didik dapat memperluas cakrawala berpikirnya yang meliputi aspek pengetahuan tertentu disamping jiga dapat meningkatkan rasa ingin tahunya terhadap objek yang disajikan dalam materi pembelajaran. Salah satu Kelemahan dari model ini adalah adanya kesulitan pendidik dalam menyediakan nara sumber sebagai objek peserta didik dalam menggali konsep pengetahuan yang disebabkan oleh karena keterbatasan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah ataupun para ahli pada bidang tertentu yang ada di sekitar lingkungan sekolah. 

Friday, October 06, 2017

Landasan Pembelajaran Tematik

Pada dasarnya Pembelajaran memiliki posisi yang sangat penting pada keseluruhan kegiatan pendidikan, dengan kata lain Pembelajaran berperan sebagai penentu terhadap keberhasilan dari tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Maka Dengan posisi yang paling utama tersebut, proses pembelajaran tidak bisa dilaksanakan begitu saja tanpa adanya landasan dasar yang kuat dan perencanaan yang matang. Adapun landasan dan perencanaan secara umun pada dasarnya merupakan hal hal yang wajib dimiliki oleh seorang pendidik (sebagai syarat utama) ketika melaksanakan sebuah proses pembelajaran di dalam kelas. Adapun faktor-faktor yang harus dimiliki oleh pendidik tersebut meliputi banyak aspek baik aspek filosofis, aspek pengetahuan ilmu didik (pedagogik), aspek penguasaan materi ajar (content knowledge) aspek kemampuan komunikasi, dan aspek sosial kemasyarakatan. Sebagai seorang pendidik, mereka harus memformulasikan keseluruhan aspek aspek tersebut dalam setiap tahapan perencanaan pembelajaran, tahapan pelaksanaan pembelajaran dan tahapan penilaian proses dan hasil dari pembelajaran pembelajaran yang dilakukan.

Landasan Dasar Pembelajaran Tematik
Landasan Dasar Pembelajaran Tematik

Adapun landasan Pembelajaran Tematik yang yang harus dipahami oleh Pendidik  untuk mewujudkan pembelajarn sesuai dengan konsep tematik tersebut adalah meiputi landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan praktis. Penjabaran dari kesemuaan landasan Pembelajarn Tematik tersebut adalh sebagi berikut:

A. Landasan filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan filsafat dalam melaksanakn proses pembelajaran tematik, landasan filosofi merupakan roh dasar yang harus dipahami karena mendasari/melandasi dari aspek-aspek lainnya, seperti aspek Perumusan tujuan, kompetensi, materi pembelajaran dan pendekatan ataupun model yang digunakan dalam pembelajaran tematik tersebut. untuk memahami kosep folosifi dari penbelajaran tematik ini sebaiknya kita pahami dulu aliran aliran filsafat yang yang melahirkan konsep pembelajaran tematik ini. Adapun aliran aliran filsafat yang menjadi pemicu kemunculun konsep ini adalah sebagai berikut: 
1. Aliran fisafat progresivisme.
progresivisme merupakan aliran filsafat yang merujuk pada pengalam pendidikan yang dikembangkan dari philosophy pragmatisme dan sebagi protes terhadap pandangan perenilisme di dalam pendidikan, filsafat ini ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini belum tentu benar pada masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak didik dengan diberikan kebebasan dalam menentukan pilihannya sendiri dengan kata lain meteri pembelajaran bukalah ditentukan oleh pendidik (Pendidik ). Jenis filsafat ini memberikan tekanan pada minat siswa (student’s interest). Dalam filasafat ini Pendidik  berperan sebagai problem solving dan science inquiry, kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berasal dari hasil eksperimental, yaitu dimana kurikulum tersebut tidak bersifat statis sehingga kurikulum tersebut dapat berubah setiap waktu untuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Tokoh yang terkenal pada aliran ini adalah Jhon DW, George Axtelle, William O, Ernest Bayle
seperti yang dijelaskan di atas, bahwa aliran filsafat progresivisme berpola students’ center sehingga proses pembelajaran pada perlu sekali ditekankan padaa spek berikut:

a. Pembentukan kreatifitas
b. Pemberian sejumlah kegiatan
c. Suasana yang alamiah(natural)
d. Memberikan perhatian pada pengalaman siswa

Dengan kata lain proses pembelajaran itu bersifat mekanistis(Ellis 1993). Jenia Aliran ini juga menitika beratkan bahwa dalam proses pembelajaran, peserta didik akan dihadapkan pada persoalan-persoalan tertentu yang harus dipecahkan /mencarai solusi untuk pemecahan masalh tersebut (problem solving).

2. Aliran rekontruktivisme 
Aliran filsafat ini adalah pengembangan (elaborasi) dari pada filsafat progresivisme, dengan penekanan pada pentingnya peradaban manusia dimasa depan. Fungsi pendidik dalam aliran filsafat ini adalah sebagai fasilitator untuk membantu siswa lebih peduli terhadap masalah kedepan dengan penekanan pada ilmu social, ekonomi, politik, dan methode peneliatian, dan berfokus pada trend dimasa mendatang bersamaan dengan isu-isu nasional. Disamping itu filsafat rekonstuktivisme juga lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan aktif membentuk pengetahuan berazaskan pengalaman yang sudah ada.
melihat pengalaman langsung siswa (directexperiences) merupakan kunci dalam prose pembelajaran. Dalam filsafat rekontruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang Pendidik  kepada siswa, tetapi harus diinterprestasikan sendiri oleh masing-masing peserta didik. Peserta didik harus mengkontruksi pengetahuan mereka sendiri. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan sebuah proses yang berkembang secara terus menerus (sustanable). Pengetahuan tidak lepas dari subyek yang sedang belajar, penegtahuan lebih dianggap sebagai proses pembentukan (kontruksi) yang terus menerus, berkembang dan berubah sesuai dengan kondisi masa (tidak statis). Aliran filsafat ini mengelompokkan peserta didik dari:

a. Keunikan / kekhasanya
b. Potensinya
c. dan Motivasi yang dimilikinya

B. Landasan Psikologis
seperti yang sudah kita pahami bahwa Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, oleh sebab itu dalam melaksanakan pembelajaran tematik harus dilandasi oleh psikologi sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana perilaku itu harus dikembangkan. Peserta didik adalah para individu yang sedang berada dalam tahapan proses perkembangan, perkembangan tersebut meliputi perkembangan fisik/jasmani, perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan emosional, dan perkembangan moral. Jadi disilah peranpendidik untuk dapat mengoptimalkan proses/kematangan dari perkembangan tersebut kerah yang dikehendaki sehingga proses perkembangan tersebut dapat berkembangan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik.
Adapun jenis Pandangan-pandangan psikologis yang menjadi landasan pembelajaran tematik dapat adalah:

1. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitas sendiri. Makna dari perrnyataan tersebut adalah pembelajaran yang dilakukan merupakan proses dari pengalaman peserta didik sendiri, bukan merupakan pengalaman yang dilakukan oleh orang lain, dan juga bukan merupakan pengalaman pendidik yang di transfer melalui berbagai bentuk media dalam melaksankan proses pembelajaran.

2. Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola dan hubungan antara gagasan-gagasan yang ada. Pembelajaran tematik memungkinkan siswa untuk menemukan pola dan hubungan tersebut dari berbagai disiplain ilmu.

3. Peserta didik merupakan individu yang memiliki berbagai kemampuan dan potensi dan memiliki kesempatan untuk berkembang. Peran Pendidik  bukanlah satu-satunyapihak yang paling menentukan, tetapi lebih bertindak sebagaii “tut wuri handayani”.

4. Keseluruhan perkembangan anak adalah tematik dan anak melihat sekitar dirinya dan sekitarnya secara utuh (holistic).

C. Landasan praktis
Landasan praktis diperlukan karena pada dasarnya Pendidik  harus melaksanakan pembelajaran tematik secara aplikatif dalam kelas. Maka untuk itu, pelaksanaa pembelajaran tematik juga dilandasi landasan praktis berikut ini :

1. Proses Perkembangan ilmu pengetahuan terus berlangsung dengan cepat seiring dengan kebutuhan peradaban manusia, akibatnya terlalu banyak informasi yang dimuat dalam kurikulum pembeljaran untuk memenuhi tuntunan zaman tersebut. 

2. pendidikan sekarang menjadikan hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain, padahal seharusnya saling terkait (intergrated)

3. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih bersifat lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga diperlukan usaha kolaboratif antara berbagai mata pelajaran untuk memecahkannya.

4. Adapun kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik dapat dipersempit dengan pembelajaran yang dirancang secara tematik sehingga siswa akan mampu berpikir teoritis dan pada saat yang sama mampu berpikir secara praktis.

Tuesday, October 03, 2017

Hakikat Anak Bagi Orang Tua Mereka

Anak merupakan salah satu anugrah disamping juga sabagai amanah dari sang pencipta (Allah Swt). Tentunya terutama bagi pasangan baru, anak akan menjadi sebuah anugerah yang sangat diimpikan bagi mereka berdua, akan terasa kebahagian semangkin sempurna dikala simungil yang diimpikan tersebut hadir ditengah tengah kehidupan mereka berdua.  Bagi sebagian pasangan yang belum memiliki momongan, mereka akan berusaha untuk memiliki momongan walaupun kadang harus mengorbankan tenaga dan materi yang tidak terkira hanya untuk memiliki anak sebagai salah satu pelengkap kebahagian mereka berdua sebagai pengharapan untuk menjadi penerus tali keluarga mereka kelak. Pada masa bayi dalam kandungan berbagai kebutuhan nutrisi dilengkapi oleh orang tuanya seperti susu dan berbagai makanan yang mengundung nilai potein, vitamin dan kandungan lainnya untuk meningkatkan proses pertumbuhan bayi selama dalam kandungan. 

Hakikat Anak Bagi Orang Tua Mereka
Hakikat Anak Bagi Orang Tua Mereka

Setelah bayi yang diimpikan tersebut lahir maka kedua orang tua dengan rasa suka cita menyambut kelahiran bayi mereka yang diawali dengan sambutan azan ataupun iqamat bagi bayi perempuan. Setelah itu berbagai macam kebutuhan bayi tersebut diusahkan oleh kedua orang tuanya dengan malakukan berbagai usaha yang dapat mendatangkan rejeki mereka untuk memenuhi kebutuhan anak mereka tersebut. Segela kebutuhan anak mereka tidak hanya berlangsung saat masa bayi saja tetapi akan terus berlanjut seiring dengan masa perteumbuhannya sampai masa mereka mengenyam pendidikan baik di tingkat sekolah dasar ataupun tingkat perguruan tinggi.  
Sebagai amanat Allah yang dititipkan kepada mereka, maka mereka akan terus berusaha memberikan yang terbaik kepada anaknya, tidak hanya kebutuhan jasmani akan juga kebutuhan rohani untuk menunjanag kehidupan anak mereka di masa depan. Maka untuk itu sebagai orang tua kita tidak harus jeli memberikan pendidikan anak, dimana pendidikannya tidak hanya terfokus mendidik anak dengan ilmu pengatahuan umum saja akan tetapi anak kita juga harus dibekli dengan dengan pengetahuan agama sehingga mereka akan selamat berada di dunia dan di akhirat kelak. Disinilah tutuntan peran orang tua kepada Allag Swt yang harus bisa mendidik anak mereka tidak hanya untuk pendidikan umum saja akan tetapi anak mereka juga harus dibekali dengan pengatahuan agama sebagai konsep dasar yang wajib diajarkan kepada anak kita, dengan harapan terlepas dari kewajiban Allah kepada kita sebagai orang tuan disamping juga akan menjadi manfaat buat kita para orang tua kelak nantinya ketika kita sudah menuju alam akirat. Anak yang mendapatkan pendidikan ilmu agama disamaping ilmu pengetahuan Umum mereka akan selalu mengirimkan doa sebagai penelong kedua orang tuanya ketika berada dialam akhirat. Maka untuk itu jika ingin anaknya bermanfaat buat orang taunya dan orang lain maka asuhlah anak tersebut dengan pendidikan agama dan pendidikan umum sebagai bekal kehidupannya baik selama di dunia ini ataupun di akhirat nanti.

Jika anak kita sudah dewasa, Sebagai orang tua kita harus bertanya pada diri kita sendiri apakah anak kita tersebut sudah bermanfaat pada diri kita sebagai orang tuanya ataupun bermanfaat buat orang lain. jika jawabannya sudah bermanfaat buat kita selaku oarang tuanya maka bersyukurlah karena anak kita masih mau peduli dengan kita disamping juga bermanfaat buat orang lain. namun jika manfaat tersebut tidak kita rasakan sama sekali malah yang ada ketika anak kita dewasa malah memberikan beban kepada kita yang seharusnya pada masa usia lanjut kita hanya beristirahat dan beribadah, ini jelas ada yang salah dengan kita dalam membimbing dan mengasuh anak tersebut. disamping juga pertanyakan bagaimana peran anda sendiri sebelumnya terhadap orang tua anda?

Manfaat Anak Bagi Orang Tua
Anak adalah aset bagi orang tua untuk dikemudian hari, dimana aset tersebut sangat berguna buat kita nantinya, klau kita ibaratkan anak seperti pengeloaan sebuah aset yang kita miliki, jika seandainya aset tersebut diekelola dengan baik maka akan memberikan banyak keuntungan buat kita nantinya. Disini akan saya gambarkan bagaimana manfaat anak buat orang tua mereka, adapaun manfaat anak tersebut buat orang tua mereka adalah:

a. Anak Sebagai penolong orang tua ketika berada di alam akirat
sebagai manusia yang bersifat baharu, maka kita semua pasti akan mati dan melanjutkan perjalanan ke alam Baqa. Banyak ulama mengambarkan jika alam dunia ini adalah tempat kita bercocok tanam untuk mendapatkan hasilnya di alam akhirat nantinya. salah satu amalan yang dapat menolong kita di alam akhirat adalah doa dari anak yang shaleh. Untuk mendapatkan anak yang mendoakan orang tua mereka itu boleh dikatakan bukan perkara yang mudah, karena dewasa ini kita melihat banyak sekali anak yang menelantarkan orang tuanya sewaktu mereka masih hidup di dunia apalagi jika orang tua mereka sudah tiada. Untuk mendapatkan anak yang mau mengirinkan doa buat kita di akhirat maka anak tersebut perlu untuk dididik ilmu pendidikan agama, karena bbagaimanapun materi ajar yang digunakan untuk meningkatkan karekater anak rasanya tidak ada yang lebih baik jika dibandingkan dengan konsep karakter yang ada dalam ilmu pendidikan agama islam, seperti tasawuf, akhidah, dan sebagian dari pada ilmu fiqih. Mengapa saya berasumsi demikian karena ilmu agama itu diikat oleh nilai iman dimana nilai iman ini merupakan pancaran dari Ilahi sang pencifta kita manusia dan segala isi alam semesta. jadi di sini saya bukan menafikan pentingnya akan ilmu Umum akan tetapi ada baiknya jika pendidikan ilmu agama islam ini juga dibekali pada anak kita bersamaan dengan ilmu pendidikan Umum lainnya, sehingga nantinya anak kita akan bermanfaat buat diri kita orang tua ketika berada di alam barzah ananti. Minimal hal yang paling medasar adalah anak kita masih bisa menuntun kita untuk mengucapkan kalimat tauhid dikala ajal datang menjemput kita untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
  
b. Anak sebagai penolong orang tua dimasa senja. 
Masa senja alias masa lanjut adalah porses dimana seseorang yang dulu kuat gagah dan perkasa menjadi lemah dan kurang berdaya (masa tua). Semua manusia yang memiliki keberkatan usia pasti akan merasakan masa usia tua, dimana pada masa ini kita sudah tidak lagi bisa beraktifitas seperti masa muda karena berbagai keterbatasan yang kita miliki ketika kita memasuki masa tua tersebut. kebanyakan orang telah mempersiapkan masa tua mereka dengan beristirahat dan menikmati apa yang telah mereka usahakan dimasa tua disamping juga beribadah untuk mempersipkan diri mereka menghadap sang khaliq. Sebagai anak kita dituntut untuk membatu orang tua kita ketika mereka mengalami masa masa sulit di usia tua mereka. seperti mebantu memberikan nafkah untuk meringankan beban mereka jika mereka tidak memiliki bekal yang cukup. Menolong mereka untuk mendapatkan ases kesehatan jika kondisis mereka sakit sakitan. Karena pada masa ini rasanya tidak ada lagi pertolongan yang mereka dapatkan selain dari anak anak yang telah meraka besarkan dengan berbagai usaha yang mereka lakukan di waktu dulu. Jadi sebagai anak yang tahu berterimakasih kepada kedua orang tuanya rasanya sangat tidak wajar jika seorang anak mengabaikan kedua orang tuanya dimasa mereka sudah senja, apalagi bagi anak yang telah sukses mereka didik dengan mengobankan berbagai meteri yang mereka miliki untuk menunjang kesuksesan anaknya sekarang ini. Namun terkadang sebagai anak yang tidak tahu berterimakasih beranggapan jika apaun yang mereka dapatkan sekarang adalah hasil dari usahanya sendiri dan bukan karena usaha orang tuanya. Alangkah congkaknya anak yang bersikap demikian apakah mereka tidak berpikir bisakah mereka tulis baca seandainya mereka tidak disekolahkan oleh kedua orang tua mereka dulu?. Hanya anak yang tahu ilmu agamalah yang paling cepat tersentuh dengan kehidupan orang taunya sehingga mereka akan tetap berusaha untuk meringakan/membantu segala kebutuhan mereka dengan tidak mengharap balasan apapun selain semata mata karena Allah Swt. 

Demikianlah gambaran singkat tentang kewajiban anak terhadap orang tuanya sehingga menjadi sebuah renungan buat kita semua tentang seberapa bergunakah diri kita terhadap orang tua kita sendiri. Karena yakinlah jika anda berbuat baik kepada orang tua anda, insyaalh nantinya anak anak anda juga akan melakukan hal yang sama kepada anda dikala anda memasuki usia senja nanti, dan begitu juga sebaliknya jika anda mangabaikan kedua orang tua anda maka anak anak andapun juga akan melakukan yang sama terhadap anak diri anda kedapan nantinya. Janganlah beralasan untuk tidak membantu orang tua hanya karena keterbatasa ekonomi, apakah anda pernah berpikir jika sewaktu anda kecil dulu mereka tidak pernah mengabaikan anda dalam mememenuhi segala keperkuan anda dengan alasan keterbatasan ekonomi. Ingatlah Allah Swt maha kaya, semangkin banyak dan iklas anda membatu kedua orang tua anda maka semakin luas pintu rejeki yang diberikan kepada anda karena Allah Awt tidak pernah tidur dan Dia adalah pemilik apa yang ada di bumi dan di langit.