Jenis Jenis Penilaian Dalam Pembelajaran - Pondok Belajar

Tuesday, November 07, 2017

Jenis Jenis Penilaian Dalam Pembelajaran

Pada hakikatnya sebuah Penilaian itu dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemajuan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar mereka, memberikan umpan balik dan melakukan perbaikan pada proses pembelajaran yang disajikan di dalam kelas, disamping juga digunakan sebagai bahan evaluasi kenaikan kelas. Disamping itu fungsi lain dari evaluasi pembelajaran adalah untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik melalui rangsangan untuk mengenal dan memahami diri dalam melakukan usaha usaha perbaikan belajar mereka, (Surapranata dan Hatta, 2005: 94). 

Jenis Jenis Penilaian Dalam Pembelajaran
Jenis Jenis Penilaian Dalam Pembelajaran

Untuk tingkat pendidikan menengah, evaluasi (penilaian) ini bisa digunakan sebagai konsep pijakan dasar mereka dalam melanjutkan pendidikan mereka kejenjang pendidikan tinggi/pendidikan tinggi (universitas)

Jenis jenis Penilaian
1. Penilaian Tulis (Tertulis)
Penilaian tertulis adalah penilaian yang hanya mengunakan test soal dan lembaran jawaban dalam mengukur penguasaan materi ajar. Jenis penilaian ini biasanya diadakan dalam waktu yang telah ditentukan dan terbatas dalam kondisi tertentu. Adapun jenis jenis alat penilaian tertulis yang digunakan adalah essai, alat penilaian pilihan ganda, dan menjodohkan kalimat, kesemuaan alat penilaian ini sebenarnya hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Alat pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu siswa tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya menerka jawaban yang benar. Mengapa jenis penilaian ini tidak mengembangkan konsep berpikir peserta didik?, alasannya karena jenis pilihan ganda hanya membuat peserta didik lebih cenderung untuk tidak belajar memahami pelajaran akan tetapi mereka lebih cenderung menghafalkan soal dan jawabannya saja. Jenis Alat penilaian ini sebenarnya agak kurang mendukung untuk menggambarkan kemampuan siswa yang sesungguhnya karena kurang efektif dalam mengukur kosep pengetahuan peserta didik.


Esai adalah jenis alat penilaian yang yang lebih mengarahkan peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasan dari konsep ilmu yang sudah mereka pelajari sebelumnya. Dalam jenis penilaian ini, peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasan mereka dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-kata yang mereka bangun sendiri. Salah satu kelebihan dari jenis alat penilaian ini adalah pendidik (guru) dapat menilai berbagai aspek  kemampuan, seperti  kemampuan dalam mengemukakan pendapat, kemampuan dalam berpikir logis/kritis, dan kemampuan untuk menarik kesimpulan. Adapun yang menjadi kelemahan dari jenis penilaian essai ini adalah soal yang disediakan terkadang kurang dapat mencakupi semua materi yang diajarkan karena terbatas. 

2. Penilaian Unjuk Kerja (Performance)
Pada dokumen kurikulum tercantum banyak hasil belajar yang menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja. Untuk menilai hasil belajar tersebut dibutuhkan pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Jenis Penilaian unjuk kerja adalah jenis penilaian yang berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas peserta didik. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, ataupun interaksi antar siswa. Cara penilaian ini lebih autentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Alasannya karena Semakin sering pendidik mengamati unjuk kerja peserta didik, maka semakin valid hasil penilaian yang dihasilkan. Jenis Penilaian ini lebih tepat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik seperti dalam berpidato, membaca puisi, dan melakukan diskusi ketika dalam proses pembelajaran, melakukan pemecahan masalah secara kelompok, keterlibabatan peserta didik secara aktif (partisipasi) ketika berdiskusi, menari, memainkan alat musik, dan melakukan aktivitas berbagai cabang olahraga, menggunakan peralatan laboratorium, dan mengoperasikan suatu alat peraga misalnya peralatan laboratorium.

Dalam melakukan Pengamatan unjuk kerja, sebaiknya penilaiannya dilakukan dalam berbagai konteks sebelum menetapkan tingkat pencapaian peserta didik. Sebagai contoh kecil, ketika pendidik melakukan penilaian kemampuan berbicara peserta didik, untuk mendapatkan penilaian yang utuh maka perlu dilakukan pengamatan berbicara yang beragam, seperti: berpidato, bercerita, diskusi dalam kelompok kecil, dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan siswa akan lebih terpadu.

Jika anda menggunakan jenis penilaian ini, maka hal yang harus anda perhatikan adalah bagaimana cara mengamati dan memberi skor dalam melakukan penilaian unjuk kerja peserta didik. Untuk mendapatkan hasil penilaian yang valid, sebaiknya dalam melakukan penilaian ini harus dilakukan lebih dari satu orang supaya faktor subjektivitas dapat diperkecil sebagai hasilnya maka hasil penilaian lebih akurat dan tepat. Jenis instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan list/daftar cek (ya – tidak) atau skala rentang (sangat bagus – bagus – kurang bagus  – tidak bagus) redaksi katanya terserah pada pendidik. Jika penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek (ya dan tidak/benar/salah), peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Namun jika penguasaan kemampuan peserta didik tidak dapat diamati oleh penilai, maka peserta didik tersebut tidak akan memperoleh nilai. Adapun kelemahan dari cara penilaian ini adalah penilai hanya dibatasi oleh dua pilihan saja, yaitu benar/salah, dapat diamati/tidak dapat diamati. Dengan demikian nilai tengah tidak ada. Namun akan beda Jika pendidik menggunakan Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang, jenis penilaian kerja yang menggunakan rentang masih memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi yang disajikan, karena katagori penilaian ini mengunakan pilihan penilaian lebih dari dua pilihan.

3. Penilaian Produk
Jenis yang ketiga adalah Penilaian hasil kerja. Jenis penilaian ini meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat produk-produk teknologi dan seni, misalnya: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung), barang barang terbuat dari kayu, keramik, logam  dan plastik. Dalam melakukan penilaian ini, pendidik tidak hanya melihat hasil akhirnya saja akan tetapi juga menilai segala tahapan dan proses yang dilakukan dalam pembuatan produk tersebut. sebagai Contoh, penilaian kemampuan peserta didik dalam menggunakan berbagai teknik dalam menggambar, penilaian kemampuan peserta didik dalam menggunakan peralatan dengan aman, penilaian kemampuan peserta didik dalam membakar kue, penilaian kemampuan peserta didik dalam meracik cita rasa yang enak, dan berpenampilan menarik. 

Jenis jenis tahapan tahapan Pengembangan produk.
Tahapan tahapan Pengembangan produk meliputi tiga tahap
1. Pada tahap persiapan, mencakupi: menilai kemampuan peserta didik merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2. Pada tahap pembuatan (produk), mencakupi: menilai kemampuan peserta didik menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3. Pada tahap penilaian (appraisal), mencakupi: penilaian kemampuan peserta didik membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan.

Dalam penilaian produk ini, penilaian ini biasanya memakai cara holistik atau analitik. Cara holistik adalah cara penilaian yang berdasarkan pada kesan secara keseluruhan dari produk yang dihasilkan, dan penilaian ini biasanya dilakukan pada tahap appraisal. 

Cara analitik adalah cara penilaian yang berdasarkan aspek-aspek produk yang berbeda, dan penilaian ini biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan yang dilakukan. Contoh penilaian untuk produk teknologi pada tahap perencanaan termasuk kriteria yang berkaitan dengan desain dan pemilihan bahan pada tahap produksi termasuk kriteria yang berkaitan dengan aplikasi proses dan kemampuan dalam memperagakan/menggunakan alat dan pada tahap appraisal dengan mengaitkan dengan pencapaian tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran tersebut.

4. Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan karya (hasil kerja) seorang siswa dalam satu periode. Kumpulan karya ini menggambarkan taraf kemampuan/ kompetensi yang telah dicapai seorang siswa. Hal penting yang menjadi ciri portofolio adalah karya tersebut dapat diperbaiki jika siswa menghendakinya. Oleh karena itu penilaian portofolio ini dapat mengambarkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik. Adapun Perkembangan yang dihasilkan dalam Portofolio tersebut tidak dapat digambarkan/diamati dengan hasil pengujian. Kumpulan karya siswa itu merupakan refleksi perkembangan berbagai kompetensi. Di samping itu, kumpulan karya yang berkelanjutan lebih memperkuat hubungan pembelajaran dan penilaian.

Oleh karena itu, ketika pendidik melakukan proses Pengumpulan dan penilaian karya peserta didik secara terus-menerus, maka sebaiknya penilaian ini dijadikan sebagai titik pokok dalam program pengajaran, dengan alasan karena penilaian merupakan bagian dari proses pengembangan pembelajaran yang dilakukan. Karya tersebut harus selalu diberi tanggal sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu. Dan satu hal yang harus diperhatikan oleh pendidik, mereka harus menggunakan penilaian portofolio tersebut sebagai bagian integral dari proses pembelajaran yang mereka lakukan. Portofolio dapat digunakan untuk menilai perkembangan siswa dalam ilmu-ilmu sosial, seperti menganalisis masalah-masalah sosial, bahasa, seperti menulis karangan, dan matematika, seperti pemecahan masalah matematika. Bagi pendidik yang berprofesi sebagai guru bahasa asing, mereka dapat menggunakan portofolio berbentuk audio untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berbicara peserta didik. Contohnya rekaman cara peserta didik berbicara dalam bahasa asing tersebut dikumpulkan secara terus menerus dalam waktu tertentu dapat dimasukkan dalam portofolio berbicara.

3 comments:

terimakasih telah berkomentar