09/01/2017 - 10/01/2017 - Pondok Belajar

Friday, September 29, 2017

Definisi dan Konsep penilaian Autentik Dalam kegiatan Pembelajaran

Konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
Salah satu model penilaian yang diusung dalam Kurikulum K.13 adalah penilaian Autentik, adapun makna dari penilaian Authentik (Authentic Assessment) adalah penilaian/pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik dalam tiga ranah intelegensi yaitu ranah Afektif (sikap), Psikomotor (keterampilan), dan Kognitif (pengetahuan). Penilaian autentik terdiri dari kata: Authentic dan assessment. Autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel, sedangkan Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. 

Definisi dan Konsep penilaian autentik Dalam kegiatan Pembelajar
Definisi dan Konsep penilaian Authentik Dalam kegiatan Pembelajar

Penilaian Autentik dilakukan untuk dapat mengukur pencapaian kompetensi secara holistik. Yang meliputi Aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan penilaiannya dinilai secara bersamaan sesuai dengan kondisi yang nyata (real). Tujuan Penilaian authentik dilaksanakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang dikaitkan dengan situasi nyata bukan dunia sekolah. Oleh karena itu, dalam melakukan penilaian digunakan berbagai bentuk dan teknik penilaian. Penilaian Autentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

Kita tahu bahwasanya proses belajar dapat dikategorikan dalam 2 kategori yaitu:

1. Belajar merupakan suatu proses perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang yang tidak baik.

2. Belajar juga merupakan suatu proses perubahan yang terjadi melalui latihan latihan dan pengalaman pengalaman yang dilalui. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu pada dasarnya adalah perubahan kecakapan baru baik berupa skill ataupun keahlian tertentu, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. Adapun tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar berkaitan dengan berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun phisikis seseorang (peserta didik). Kita tahu bahwasanya untuk segala jenis teori belajar manapun yang digunakan pada prinsipnya tetap menekankan jika belajar meliputi segala perubahan yang terjadi pada diri peserta didik baik perubahan dari pola berpikir, pengetahuan, informasi, kebiasaan, sikap apresiasi maupun perubahan aspek lainnya.


Maka dari penjelasan konsep belajar di atas, Secara konseptual penilaian autentik akan lebih bermakna secara signifikan jika dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun, dengan alasan penilaian Authentik lebih merangkupi ketiga aspek ranah kompetensi yang disebutkan diatas. Dalam penerapannya, ketika seorang pendidik menerapkan penilaian yang autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didiknya, maka pendidik menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, sikap dan skill yang dimiliki siswa dengan melakukan aktivitas mengukur, mengamati dan mencoba baik dalam kegiatan didalam kelas maupun di luar kelas.

pada dasarnya Penilaian autentik dan tuntutan kurikulum 2013 memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (Scientific approach) yang digunakan dalam pembelajaran Kurikulum 2013. Alasanya karena jenis Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka melakukan proses observasi, bertanya, mencoba, Menalar dan mengkomunikasikan.

kita paham bahwasanya Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. Di samping itu, Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai. Secara umum jenis Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. Maka dari itu, penggunaan pola penilaian seperti ini tetap dibolehkan dalam proses pembelajaran, dengan alasan karena memang lazim digunakan dan sudah memperoleh legitimasi secara akademik karena Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, baik guru secara tim atau dengan cara bekerja sama antara guru dengan peserta didik. Satu hal yang harus dipahami jika dlam penilaian autentik penglibatan siswa sangat penting diperlukan. Anologi ini didasarkan pada bahwasanya peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai, sedangkan Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan kemampuan pemahaman mereka terhadap tujuan pembelajaran yang ingin dicapai disamping juga untuk menumbuhkan minat belajar mereka menjadi semakin tinggi untuk meningkatkan kemampuan belajar nya.

Jenis Jenis Penilaian Autentik
Adapun jenis jenis Jenis-jenis penilaian autentik dapat dikategorikan dalam 4 jenis yaitu:

1. Penilaian Kinerja
adapun makan dari Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya dengan mengaplikasikan atau mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Pada penilaian kinerja, penekanan penilaiannya dapat dilakukan pada proses atau produk. Adapun jenis Penilaian kinerja yang menekankan pada produk disebut penilaian produk (product), sedangkan jenis penilaian kinerja yang menekankan pada proses disebut penilaian praktik (practise). Adapun contoh dari Penilaian praktik, misalnya; memainkan alat musik, melakukan pengamatan suatu obyek dengan menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari, dan sebagainya. Penilaian produk, misalnya: poster, kerajinan, puisi, dan sebagainya

2. Penilaian Proyek
Pengertian penilaian berbasis proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugasan tertentu yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu (telah ditentukan). Adapun jenis dari tugas tersebut adalah berupa tugasan berbentuk investigasi yang meliputi dari tahapan perencanaan, pengumpulan, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. 

3. Penilaian Portofolio
Pengertian Penilaian Portofolio adalah merupakan kumpulan hasil karya seorang peserta didik, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja yang ditentukan oleh guru atau oleh peserta didik bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum

4. Penilaian Tertulis
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Namun harus dipahami jika dalam menjawab setiap soal peserta didik tidak selalu dituntun untuk merespon dalam bentuk tulisan akan tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.

Monday, September 25, 2017

Definisi dan Jenis Jenis Teori Belajar

Pengertian Belajar Dan Macam-Macam Teori Belajar
Proses belajar mengajar merupakan salah satu proses interaksi di sekolah yang terjadi antara pendidik dengan peserta didik, peserta dengan peserta didik yang berlangsung baik didalam kelas maupun diluar kelas dalam wadah lingkungan belajar. Dengan adanya proses interaksi tersebut maka terjadilah sebuah proses kegiatan pembelajaran. Secara umum proses pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan domain kognitif, domain emosional, dan lingkungan beserta pengalaman tertentu yang bertujuan untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan terhadap pengetahuan keterampilan (skill), nilai, dan pandangan seseorang (Illeris, 2000; Ormorod, 1995).

Pengertian Belajar Dan Macam-Macam Teori Belajar
Pengertian Belajar Dan Macam-Macam Teori Belajar

Secara sederhana belajar dapat diartikan sebagai suatu proses pengembangan baik berupa pengembangan aspek pengetahuan, perilaku, keahlian dan pemahaman terhadap nilai nilai yang ada, dengan bahasa lain belajar merupakan suatu proses memanusiakan manusia. Sedangkan teori belajar adalah usaha/upaya untuk menggambarkan bagaimana seseorang tersebut belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran. (Wikipedia). Berbeda dengan perubahan yang ditimbulkan oleh perbuatan belajar, para ahli teori belajar berusaha merumuskan tentang makna dasar dari pengertian belajar tersebut. berikut ini dikutip beberapa batasan belajar, agar dapat menjadi bahan pemikiran dan renungan mengenai pengertian belajar yang berlangsung dalam kelas/dalam lingkungan belajar.
Secara umum Belajar dapat diartikan sebagai sebuah proses perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau didasar pada kecendrungan respon pembawaan, pemaksaan, atau kondisi sementara seperti lelah, mabuk, perangsang dan sebagainya.

Sedangkan Menurut Morgan (Gino, 1988: 5) menyatakan bahwa belajar adalah merupakan salah satu yang relatif tetap dari tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman. Maka dengan demikian dapat diketahui bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan manusia melalui pengalaman dan latihan untuk memperoleh kemampuan baru dan merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap, sebagai akibat dari latihan. Namun menurut Hilgard (Suryabrata, 2001:232) dia menyatakan belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perbuatan yang ditimbulkan oleh perbuatan/aktivitas lainnya. Selanjutnya menurut Gerow (1989:168) dia mengemukakan bahwa “Learning is demonstrated by a relatively permanent change in behavior that occurs as the result of practice or experience”.

Proses Belajar terjadi dengan adanya ditunjukkan oleh perubahan yang relatif tetap dalam perilaku yang terjadi pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya latihan dan pengalaman-pengalaman tertentu. Disamping itu menurut Bower (1987: 150) “Learning is a cognitive process”. Belajar adalah suatu proses kognitif.Harus dipahami jika pengertian ini tidak berarti semua perubahan berarti belajar, tetapi dapat dimasukan dalam pengertian belajar yaitu, perubahan yang mengandung suatu usaha secara sadar, untuk mencapai tujuan tertentu.

Dari gambaran gambaran pengertian belajar yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian belajar tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Belajar merupakan suatu proses perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang yang tidak baik. akan tetapi, perubahan tersebut tidak akan harus segera nyata muncul pada diri seseorang setelah mengikuti proses belajar tetapi dapat nampak di kesempatan yang akan datang (kemudian hari).

2. Belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi melalui latihan latihan dan pengalaman pengalaman yang dilalui. Maka untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru baik berupa skill ataupun keahlian tertentu, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. hal hal yang berhubungan dengan skil adalah seperti menciptakan keahlian tertentu seperti dibidang otomotif, perkebunan, dan media IT dan lain sebaginya. Adapun tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis seseorang. Untuk jenis teori belajar manapun pada prinsifnya tetap menekankan jika belajar meliputi segala perubahan yang terjadi pada diri peserta didik baik perubahan dari pola berpikir, pengetahuan, informasi, kebiasaan, sikap apresiasi maupun lainnya. Ini berarti kegiatan belajar ditunjukan oleh adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang dilalui oleh seseorang. Perubahan yang terjadi karena proses belajar adalah perubahan yang disebabkan oleh karena adanya usaha dari individu tersebut dan perubahan tersebut berlangsung dalam aktu yang relatif lama. Namun harus dipahami jika Belajar merupakan suatu kegiatan yang aktif, karena kegiatan belajar dilakukan dengan sengaja, sadar dan memiliki tujuan yang hendak di capai. Namun dalam usaha untuk mencapai hasil yang optimal dari kegiatan belajar tersebut, maka sangat perlu untuk diusahakan faktor penunjang dari belajar itu sendiri, seperti kondisi peserta didik yang baik, fasilitas dan lingkungan yang mendukung (memadai) serta proses belajar mengajar tersebut dilakukan dengan tepat tersruktur dan teroganisir dengan baik.

Macam-macam Teori Belajar
Secar umum ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, (1) teori belajar behaviorisme, (2) teori belajar kognitivisme, dan (3) teori belajar konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif yang dapat diamati secama pembelajaran berlangsung. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Aliran Konstruktivisme memiliki  pandangan bahwa belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep konsep pemahaman baru.

1. Teori belajar Behaviorisme
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang disampaikan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman seseorang. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan. Dalam ilmu  pembelajaran teori ini lebih dikenal sebagai aliran pendidikan behavioristik. Salah satu konsep aliran ini adalah lebih menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil dari belajar itu sendiri. Jenis teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, memposisikan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Untuk itu siperlukan respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan (enablement). Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

2. Teori Belajar kognitivisme
Aliran Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Adapun Model kognitif teori belajar ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran dengan cara mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini lebih menekankan pada proses atau dengan kata lain bagaimana informasi diproses.

Adapun Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini diantarnya ialah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel memberikan penekanan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar. Sedangkan Bruner lebih menekankan pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan yang ada.

3. Teori Belajar Konstruktivisme
Dari segi makna kita dapat mengartikan Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Maka Konstruktivisme memeiliku hubungan dengan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan terkontrol.

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata Maka dengan mengunakan teori konstruktivisme ini peserta didik dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan sendiri. Disamping itu, Pendidik sebagai tenaga pengajar akan lebih paham karena mereka terlibat secara langsung dalam membangun konsep pengetahuan baru tersebut. 

Friday, September 22, 2017

Cara Mendapatkan 37 Backlink High Authority Secara Gratis

lumrah dipahami jika kebanyakan pemilik situs baik pengelola situs probadi ataupun bisnis bingung dengan cara memperoleh backlink. Bukan hanya cara membuat backlink gratis untuk situs mereka, tapi juga soal kualitas yang tidak ingin mengecewakan Google. Apa yang kebanyakan pemilik bisnis ketahui, adalah bahwa tautan (backlink) itu sangat penting untuk diperjelas dengan baik. kita sering melihat bahwa banyak sekali para mastab mastab memberikan postingan posting tentang cara mendapatkan peringkat yang bagus di halaman pertama Google.

Cara Mendapatkan 37 Backlink High Authority Secara Gratis
Cara Mendapatkan 37 Backlink High Authority Secara Gratis

Berbicara tentang mendapatkan backlink yang berkwalitas, Jadi disini saya mengumpulkan daftar sumber backlink berkualitas tinggi yang bisa dibuat oleh siapa pun. Adapun daftar-daftar tersebut sudah dikatagorikan dalam bebarapa bagian diabtaranya situs media sosial, situs berbagi gambar, situs blog, situs berbagi video, situs berbagi dokumen dan situs bookmark sosial. Tapi sebelum kita terjun ke dalamnya, disini perlu dipahami jika alasan utama mengapa daftar situs web backlink gratis ini berbeda dengan yang lainnya adalah sebagai berikut:

1. Situs web ini memiliki kelas berat yang tinggi dengan gabungan 9,542.326.959 kunjungan penelusuran organik setiap bulan (Perkiraan dari ahrefs.com).

2. Siapa pun bisa membuat backlink gratis ini untuk mengarahkan lalu lintas, melindungi merek Anda dan tentu saja membangun tautan gratis tanpa harus bepeluh dan berkeringat. 

3. Ini adalah daftar situs yang benar-benar disetel, semuanya dengan metrik SEO yang solid dan termasuk situs yang benar-benar digunakan oleh tim kami. Jadi, waktunya untuk mendapatkan linkbuilding! 
7 Link Balik Gratis Situs media sosial ini adalah beberapa situs lalu lintas tertinggi di web. Dapatkan tautan gratis ke situs web Anda dari profil dan konten yang Anda bagikan. Pastikan untuk terlibat dengan pengguna lain untuk membangun berikut dan nilai backlink otoritas tinggi ini.
·         facebook.com
·         twitter.com
·         plus.google.com
·         linkedin.com
·         instagram.com
·         pinterest.com
·         reddit.com

Daftar Situs Berbagi Gambar: 6 Link Balik Gratis
Dapatkan backlink gratis dari situs berbagi gambar ini, cukup dengan berbagi beberapa foto atau gambar Anda! Bagikan dan promosikan foto kantor, produk, atau portofolio Anda ke komunitas besar mereka. Sebagian besar memiliki url profil, tapi ingat juga untuk menambahkan deskripsi dan link ke gambar yang anda upload.
·         imgur.com
·         photobucket.com
·         flickr.com
·         dropshots.com
·         deviantart.com

Daftar Situs Blogging: 6 Link Balik Gratis
Situs blogging mikro atau situs "Web 2.0" adalah sumber backlink gratis yang hebat. Beberapa seperti Tumblr dan WordPress.com memiliki komponen berbagi sosial sehingga Anda bisa langsung mengikuti platform. Bagikan entri blog dari situs web Anda, kurasi konten dari seluruh web dan pos unik.
·         wordpress.com
·         blogger.com
·         weebly.com
·         tumblr.com
·         medium.com
·         hubpages.com

Daftar Situs Video Sharing: 4 Link Balik Gratis
Konten video adalah kesempatan lain untuk membuat backlink gratis. Anda mungkin berpikir "Yah, saya tidak punya video?". Tidak masalah, membuat profil untuk mengumpulkan backlink gratis dan berbagi video dari pengguna lain, selesai!
·         dailymotion.com
·         huzzaz.com
·         vimeo.com
·         youtube.com

Daftar Situs Berbagi Dokumen: 3 Link Balik Gratis
Hampir setiap bisnis memiliki semacam dokumen yang bisa ditukar, tapi banyak yang bahkan tidak menyadarinya! Bangun tautan di profil ini untuk mengunggah menu pdf, brosur produk dan infografis Anda!
·         issuu.com
·         calameo.com
·         slideshare.net

Daftar Situs Social Bookmarking: 11 Link Balik Gratis
Situs bookmark sosial memungkinkan Anda berbagi tautan curated ke halaman atau mengirimkan umpan RSS dari posting blog Anda. Pastikan itu konten berharga untuk membangun pengikut dan pelanggan.
·         stumbleupon.com
·         del.icio.us
·         diigo.com
·         folkd.com
·         Getpocket.com
·         Instapaper.com
·         scoop.it
·         slashdot.org
·         digg.com
·         newsvine.com
·         flipboard.com

Jika Anda baru membuat situs web pembuatan situs adalah tempat yang tepat untuk memulai, Anda mungkin juga ingin membaca praktik terbaik untuk pembuatan tautan untuk mengambil beberapa tip lagi.

Membangun profil backlink yang solid adalah cara yang pasti untuk meningkatkan rangking Anda, dan juga cara ampuh untuk mempromosikan konten Anda. Ketika sampai pada nilai backlink gratis ini, Anda bisa mengeluarkan apa yang Anda masukkan ke dalam. Tapi bukan berarti itu harus menjadi getah waktu yang besar. Jika Anda membangun hanya 5 tautan seminggu, ini bisa cepat membangun!
Ingin lebih backlink gratis? Checkout daftar 20 direktori Australia terbaik!

Sunday, September 17, 2017

Gejala Gejala Awal Penyakit Diabetes

Jenis Penyakit diabetes atau lebih dikenal denga kencing manis merupakan Penyakit yang disebabkan oleh terjadinya kelainan pada sistem hormon insulin. Kelainan ini disebakan oleh berlebihnya kadar glukosa di dalam darah kita. seperti yang banyak di kenali masyarakat indonesia, penyakit diabetes ini dikatagorikan dalam dua jenis yaitu diabetes jenis tipe 1 dan jenis tipe 2. Walaupun kedua jenis ini masih berhubungan dengan gula darah yang berlebihan dalam tubuh, namun ada perbedaan yang sangat jauh dari keudanya. Jenis Diabetes type 1 sangat parah karena merupakan penyakit autoimun, di mana jenis ini mengakibatkan sistem kekebalan tubuh kita menyerang dan menghancurkan sel-sel pembuat insulin di pankreas. Jenis penyebab penyakit type 1 ini tidak diketahui secara pasti akan tetapi faktor genetik bisa jadi berperan dalam menimbulkan jenis diabetes type 1 ini.

Gejala Gejala Awal Penyakit Diabetes
Gejala Gejala Awal Penyakit Diabetes 

Sedangkan Diabetes tipe 2 ini tubuh kita masih berperan dalam memroduksi insulin, namun insulin yang dihasilakn tidak dalam jumlah cukup untuk tubuh sehingga tubuh kita masih mempunyai kesulitan menggunakan insulin secara efisien. Jenis penyakit diabet tipe 2 ini banyak diderita oleh orang dewasa dalam golongan usia 35 ke atas (35+). Namun Seiring berjalannya waktu penderita diabetes mellitus tipe 2 tidak hanya terjadi kepada orang tua saja, akan tetapi tipe 2 ini sudah mulai menjangkiti anak muda usia 25 bahkan 20 tahuan ke atas pun sudah banyak yang menderita diabetes tipe 2 ini. Salah satu Penyebab umum dari diabetes tipe 2 adalah karena pola makan yang kurang tepat dan tidak teratur dan disertai jarangnya aktivitas olahraga sehari hari.


Untuk mengetahui Gejala diabetes tipe 2 ini sebaiknya lakukan test gula darah. Namun Jika anda positif mengidap penyakit diabetes, maka sebaiknya segera melakukan pengobatan biasanya diawali dengan upaya minum obat oral, melakukan perubahan pola hidup yang sehata dengan memperbanyak olahraga dan makan teratur (tepat waktu), lakukan diet karbohidrat, perbanyak kmakan buah yang mengadung serat tinggi.

Adapun gejala awal yang umunya dialami oleh orang penderita diabetes adalah sebagai berikut: 

1 |  Mengalami Mati rasa (kebas/kesemutan)
Banyak kasus penderita diabetes bahkan hampir seluruhnya akan mengalami gejala berupa mati rasa. Bagian yang sering merasakan mati rasa tersebut (kebas/kesemutan) adalah pada area tangan, kaki, dan beserta jari-jemari. Pertanda awal mengalami diabetes ini terjadi karena adanya aktifitas peningkatan kadar gula darah yang  membuat serabut saraf mengalami kerusakan ataupun tidak berfungsi secara normal.

2 | terlalu sering buang air kecil
Bagi Penderita diabetes mereka akan sering mengalami peningkatan dorongan ingin buang air kecil (kensing). Namun tidak semua orang yang mengalami sering buang air kencing tersebut dapat dikatagorikan terkena gejala awal diabetes karena bisa jadi rasa ingin selelu buang air kecil timbul karena pengaruh cuaca terutama di musim hujan. Sebaiknya Jika sewaktu-waktu Anda mengalami hal di atas, coba lakukan konsultasikan dengan dokter sedini mungkin agar mendapatkan penjelasan yang tepat apakahn anda mengalami gejala diabetes atau tidak, dan jika memang terkena gelaja tersebut anda bisa mendapatkan perawatan lebih cepat dan tepat.

3 | Turun Berat badan 
Memiliki tubuh yang idea merupakan idaman semua orang terutama bagi mereka yang mengalami obesitas. Akan tetapi, anda perlu juga berhati-hati jika berat berat anda turun drastis secara tidak normal bisa jadi dipicu oleh penyakit diabetes. Pemnyakit diabetes dapat membuat penderita mengalmi turunya bobot berat badan yang diakibatkan oleh karena tubuh penderita tidak mampu menyerap glukosa (sumber energi tubuh) secara normal (benar).

4 | Meningkatnya Nafsu makan 
Jika anda mengalami rasa ingin makan yang tidak normal dari biasanya bisa menjadi tanda lain dari penyakit diabetes. Biasanya Rasa lapar yang kita alami ini tidak bisa dikendalikan, sebab sinyal lapar yang dikirim oleh tubuh ini harus dipenuhi keinginannya agar semua sel menjadi berfungsi dengan baik karena mendapatkan asupan glukosa yang lebih banyak dan memadai.

Namun Rasa lapar yang anda alami tersebut bukan karena sel-sel di dalam tubuh tidak mendapatkan asupan glukosa dari makanan yang kita konsumsi, akan tetapi sidebabkan karena makanan yang sudah ditelan tidak apat masuk ke dalam sel untuk dipakai dalam proses metabolisme, sehingga timbul lah respon tubuh seperti lapar.

5 | Penglihatan mulai buram
Mengalami Penglihatan buram seringkali menjadi keluhan umum penderita diabetes tipe 2. Penyebab terjadinya Penglihatan menjadi kabur atau buram atau tidak jelas seperti biasanya karena akibat kadar glukosa melonjak naik melebihi dari biasanya. Tingginya kadar glukosa ini merusak pembuluh darah dan membatasi cairan yang masuk ke mata kita. Kondisi ini bisa mengubah bentuk lensa mata kita.

Hal yang bagusnya adalah, gejala ini reversibel (dapat kembali normal) seiring dengan berkurangnya kadar gula darah hingga batas wajar seperti biasa. Akan tetapi, jika kadar gula darah tetap tinggi kelainan pada mata ini bisa berujung pada kebutaan total (permanen).

6 | Masalah kulit
Penderita diabetes akan mengalami disfungsional kelenjar keringat yang diakibatkan oleh tidak lancarnya sirkulasi darah. Sebagai dampknya, membuat kulit menjadi bersisik, terasa gatal, iritasi, dan kering. Gejala yang satu ini cukup sulit dideteksi sebagai diabetes, karena banyak penyebab lain yang membuat kulit bermasalah tersebut. 

7 | Timbul Kelelahan dan cepat emosi
Rasa lelah ini muncul bukan tanpa sebab. Rasa lelah ini disebabkan oleh karena ketidak nyamanan tidurnya bagi penderita diabetes. Mereka Kerap kali bangun bahya untuk berkemih dan minum air di waktu malam, inilah yang banyak menganganggu proses tidur mereka sehingga tidur mereka menjadi tidak berkwalitas. Bahkan pada pagi harinya tubuh mengalami kelelahan yang pada ujungnya banyak menimbulkan emosi.

8 | Rasa haus
Karena seringnya melakukankan buang air kecill, maka penderita diabates akan cepat mengalami kehausanse yang diseabbakan kerana kurangnya cairan dalam tubuh. hingga mengakibatkan dehidrasi. Tubuh yang kekurangan cairan akan memberikan respon berupa rasa haus dengan tujuan mengembalikan cairan yang hilang karena sring melakukan buang ait kesil tadi.

9 | Proses pemulihan luka yang lambat
Bagi penderita diabete, mereka akan mengalami perlambatan kecik melakukan proses pemulihan pada luka yang ada.  Proses pemulihan tersebut akan berlangsung lebih lama dari ukuran masa biasa, ini di akibatkan oleh karena banyakanya kadar gula dalam tubuh penderita tersebut. 

10 | Gangguan pada gusi
Dari kejadian-kejadian yang sudah umum terjadi pada penderita diabetes, maka penderita diabetes lebih rentan mengalami kerusakan pada gusi mereka. kejadianya bisa seperti gusi menjadi merah, mengalami pembengkakan pada gusi, dan iritasi. Namun pada sebagian orang ada yang mengalami penyusutan gusi dari gigi dan ini dapat meninmbulkan infeksi gusi.

11 | Infeksi jamur
Kita tahu jika Diabetes memengaruhi sistem kekebalan tubuh penderita pemyakita tersebut. dimana Tubuh akan rentan terhadap serangan berbagai bakteri dan jamur (candida). Jika jumlah jumlah bakteri atau jamur senakin banyak yang masuk ke dalam tubuh sementara sistem imun tidak siap untuk membentengi tubuh. Jika sudah demikian, maka penderita harus sedikit waspada, khususnya bagi wanita adalah mengalami keputihan akibat infeksi jamur.

Sekian Gambaran tentang gejala awal yang umum dia derita oleh para penderita penyakit diabetes semoga bermanfaat bagi pembaca, disamping juga bisa menjadi gambaran dasar pada mereka untuk melakukan pncegahan dini sebelum terjadi penyakit diabetes pada tingkatan yang lebih parah. 

Thursday, September 14, 2017

Model of Dissemination of Curriculum Innovation and Change

Apart from change models, there are also strategies for diffusion of change. Schon, as referenced in Wayne Parsons, (2002) distinguishes three models for the dissemination of innovation. The three models are “the center-periphery model”, and two variations of it: the “proliferation of center model” and the shifting centers model”. Chin and Benne as in Fullan (2001), distinguish three types of strategies that can be applied when bring about change: Power-coercive, Normative-re-educative, Empirical-rational. in this description, it only focuses on Model of Dissemination of Curriculum Innovation and Change

Model of Dissemination of Curriculum Innovation and Change
Model of Dissemination of Curriculum Innovation and Change

Dissemination Models 
As mentioned in the above, Schon classified the three models o dissemination: “the center-periphery model”, and two variations of it: the “proliferation of center model” and the shifting centers model”.

1) The Center-Periphery Model
This model is similar to RD&D and SI model where the developer play important role in identifying the problems, and the receivers just as passive recipients of the innovation developed to solve that problem. However, this model more emphasizes on diffusion than the development of standardized curriculum product. A.V. Kelly (2004) said: 

The essence of the simple Center-periphery approach is that it assumes that the process of dissemination must be centrally controlled and managed, that the innovation is planned in detail prior to its dissemination and that the process of that dissemination is one way-from the center out to the consumers on the periphery. 

According to Schon, as in Ratnavadivel (1995:70), the center periphery model is rest on three basic assumptions, it is as follows: 

(i). the innovation to be diffused exist, fully realized in its essential, prior to its diffusion. (ii). Diffusion is the movement of an innovation from the center out to its users. (iii). Directed diffusion is centrally managed process of dissemination, training, and provision of resources and incentives.

The effectiveness of this approach depends on several factors, which include not only the strength of the center resources but also the number of point on the periphery that are to be reached and the length of the ‘spoke’ the distance of these point from center. This assumption is based on his following statements: 

The scope of center periphery model varies directly with the level of technology governing the flow of men, materials, money and information, the scope of center-periphery model depends on its capacity for generating and managing feedback. Because the process of diffusion is regulated by the center, its effectiveness depends upon the way in which information flows back to the center.  

Hence, the weaknesses of this model are characteristic of center-periphery model. Schon added that these kind of simple systems are liable to fail because:

When center-periphery system exceeds the resources or the energy at the center, overloads the capacity of the radii, or mishandles feedback from the periphery, it fails. Failure takes the form of simple ineffectiveness in diffusion, distortion of the message, or disintegration of the system as a whole. 

On the other hands, Ratnavadivel (1995:71) states, it has to be borne in mind that Schon’s models were not based on innovation or changes in the field of education curriculum. However, it has been applied an interpreted in the context of reforms, innovations and changes in the field of education. Two examples model in British context are provided by the Nuffield-Sponsored Resources for Learning Project and the Schools Council’s Sixth from the general studies project. 
2) The Proliferation of Centres Model. 
The principal problem of design shift from the design of product or technique to the design of a network and the pattern of social learning shift from successive ‘sweeps’ of limited innovations from a center throughout a periphery, to the formation of self-transforming network. (Schon 1973:108).  

From the above statements, we may see that the proliferation of centres model is elaboration the center-periphery model, in which there are secondary as well as primary centers, designed as though to extend the limits and overcome the source of failure inherent in the center periphery model. For further description about the proliferation of centres model that’s better we examine the following statements in Ratnavadivel: 

This system retains the basic cater-periphery structure but differentiates primary and secondary centers. Secondary center engage in the diffusion of innovation; primary center support and manage secondary center. The effect is to multiply many-fold the reach and efficiency of the diffusion system. The limit to the reach and effectiveness of the new system depend now on primary center’s ability to generate support and manage new center. The model of the proliferation of centers makes of the primary centers a trainer of trainers. The central message includes not only the content of the innovation to be diffused, but a pre-established method for its diffusion. The primary center now specializes in training, deployment, support, mentoring, and management (1995:84-86) 

We may see in this model, the primary center prepared the secondary center to spread out the innovation to clients. It could be a concerned to management of secondary center in diffusing the innovation to the clients. The resources of failure of this model are similar to that of the center-periphery model. Firstly it may be due to the limitation of infrastructure: 

When the network of communications of money, men information and materials is inadequate to the demands imposed on it, the system must either retrench or fail, the need for rapid central response, or for a more differentiated response to widely varying regional condition, may overtax the available infrastructure. (Schon 1971:91) 

Secondly, as Donald and Walker (1976) have expressed, the demands on center management, particularly the center doctrine, may not meet the needs of secondary center leaders looking for support and flexibility to counter local resistance, and such centers may become detached from the primary center. Thirdly, the lack of identification with an innovation may lead to an absence of feeling of ownership and thereby commitment toward the innovation. 

3) The Shifting Center Model 
Schon introduced this model as a survival prone model which may provide a useful guide to the understanding of change process in the twentieth century. Using the key feature expressed by Schon (1971) MacDonald and Walker (1971), characterize it in the following terms: 

It has no clearly established centre; center appears, reach of peak, and disappear to be replaced by new center within quite a short period of time. There is no stable, centrally established message, the message shifts and evolves producing a family of related message. The system of the movement cannot be described as center-periphery, centers rise and fall, message change. But the movement is a diffusing, learning system, in which both primary and secondary message evolve rapidly, along with the organization of the diffusion it’s self. (MacDonald and Walker 1976, as referenced in Ratnavadivel, 1995:73)

Donald and Walker (1976) point out, Stenhouse (1975) is not optimistic about the potential of the movement as paradigm for education policy. He expressed his reservation as:

a central problem in the improvement of education is the gap between accepted policy and practice. Policy is too often out of touch with reality. The problem is that the movement’s learning capacity is largely instrumental. The direction of the movement is assumed and learning is learning of tactics. Within its structure there is no systematical implementation in the class (Stanhouse 1975 as citied in Ratnavadivel)