Konsep Akal Pikiran dan Hati Dalam Islam - Pondok Belajar

Friday, June 09, 2017

Konsep Akal Pikiran dan Hati Dalam Islam


A. Pengertian Konsep Akal Pikiran
Sebagai makluk yang diciptakan Allah Swt dalam posisi yang paling sempurna dan diangkat sebagai khalifah oleh Allah Swt di permukaan bumi ini adalah menjadi alsan jika Pikiran yang Allah Swt berikan kepada munusia merupakan sebuah kelebihan yang sangat besar dari proses penciptaan yang lainnya. Akal pikiran manusia adalah laksana roda pengerak yang mampu menciptakan berbagai pemikiran dan materi yang dapat digunakan untuk kemaslahatan manusia di dunia. Namun harus diingat jika pikiran adan akal yang dititipkan oleh Allah Swt bukan hanya untuk mencari kebahagan di dunia saja akan tetapi juga sebagai sarana yang dapat digunakan sebagai jalan untuk mendapatkan kebahagian manusia dari Allah di akhirat kalak nantinya.
Konsep Akal Pikiran dan Hati Dalam Islam
Konsep Akal Pikiran dan Hati Dalam Islam
Otak manusia merupakan media yang diciptakan oleh Allah Swt utuk beripikir dalam meneruskan keberlangsungan kehidupan di muka bumi. Namun terkadang kebanyakan manusia hanya terlalu mengunakan pikiranya untuk mencari berbagai kebahagia  di dunia saja sehingga mereka membutakan hati mereka dengan menghalalkan berbagai macam cara untuk mewujudkan berbagai impian mereka. Jika kita sebagai orang islam mengunakan pola pikir yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kepentingan pribadi, maka disini kita sendiri dapat mengolomgkan diri kita sama dengan pola binatang yang diciptkan Allah Swt walaupun hewan tersebut tidak memiliki akal pikiran seperti layaknya manusia. hewan diciptakan oleh Allah Swt dengan tidak diberikan akal dan pikiran layaknya Allah Swt menciptakan manusia, sehingga pola hidup mereka hanya untuk mengisi perut mereka saja ataupun boleh dikatan jika hewan itu hidupnya hanya untuk makan sehingga tidak ada berlaku hukum pencurian penjarahan dan lain sebagainya bagi para hewan tersebut. Jika ada manusia yang diciptakan oleh Allah Swt yang berperilaku sama dengan perilaku hewan ini jelas sekali mengidentifikasi jika manusia tersebut malah lebih hina dari hewan karena mereka mengunakan akal pikiran yang Allah swt ciptakan pada diri mereka hanya untuk berpikir untuk berperilaku layaknya perilaku hewan.

(Baca Pentingnya Memahami Kosep Kesadaran dalam Kehidupan)
(Baca Mengapa Allah Menciptakan Satu Mult dan Dua Telinga)

Maka untuk itu, sebagai manusia yang proses penciptaannya lebih dari makluk lain, ada baiknya kita mengunakan akal dan pikran yang Allah Swt, berikan untuk melakukan berbagai kebajikan yang bermanfaat untuk kemaslahatan manusia dan susuai dengan tuntunan Allah Swt dan Rasulnya sehingga kita akan selamat untuk hidup didunia dan di akhirat kalak nantinya. pola pikita natar hati dan otak (pikiran) memiliki pengaruh yang sangat erat, karena hati kita manusia diciftakan oleh Allah Swt untuk memfilter (Menyaring) pemikiran-pemikiran yang tidak sehat yang dihasilkan oleh otak sehingga hasil penyaringan ini sangat berpengaruh dengan pola hidup manusia tersebut. untuk lebih jelasnya mari kita lihat kupasan tentang makna dan peran hati di bawah ini.      

B. Pengertian dan Jenis-Jenis Hati nurani
Manusia merupakan makhluk yang mulia di muka bumi ini. Allah Swt telah meberikan Akal dan Pikiran, hawa nafsu, dan hati nurani pada diri manusia sendiri, sehingga derajat mereka ditinggikan melebihi makhluk ciptaan Allah lainnya di dunia ini. Berbeda dengan Malaikat yang selalu patuh, manusia diberikan kebebasan untuk memilih jalannya sendiri. Antara yang benar dan buruk, keduanya dapat dibedakan bila seseorang memiliki hati nurani yang murni. Sebagian besar orang mengolongkan jika manusia pembunuh, pelaku korupsi, dan pencuri adalah jensi manusia yang tidak memiliki hati nurani (kasih sayang). Perbuatan para penjahat tersebut hanya didasari oleh nafsu duniawi tanpa diimbangi hati nurani. Nah, yang jadi pertanyaan sebenarnya apa sih hati nurani itu? Bagaimana islam memandang hati nurani? Berikut ini pengkajiannya secara mendalam. Kata dasar Hati nurani itu dirujuk dari bahasa Latin yaitu ‘Conscientia’ yang bermkna kesadaran/kepekaan. Hati nurani juga bisa diistilakan sebagai suara hati, suara batin, atau kata hati. Jika didefinisikan secara luas, hati nurani adalah kesadaran moral yang tumbuh di dalam hati manusia dan mempengaruhi tingkah laku seseorang.

Kita paham jika Hati nurani memiliki hubungan yang erat dengan kosep kesadaran diri manusia. dengan makna lain, jika seseorang yang memiliki  hati nurani yang sehat maka mereka termasuk orang yang memiliki konsep kesadaran untuk membedakan yang mana tindakan yang benar dan  yang mana tindakan yang salah samasekali. Pada keadaan normal,rasa hati nurani ini timbul  dalam bentuk bisikan halus yang datang dari jiwa paling terdalam dalam pirasat kebenaran..
Secara lebih khusus, jenis konsep hati nurani manusia dapat dibedakan dalam dua jesni yaitu sebagi berikut:

1. Hati nurani retrospektif
Jenis Hati nurani bersipat retrospektif adalah cara bagaimana seseorang menilai perbuatan/aktivitas  yang telah dilakukannya di masa lampau/lalu, jenis ini boleh dikatakan semacam seseoramng menghakimi diri sendiri akibat kehiatan tersebut. Bila ia berbuat kesalahan maka ia memiliki rasa cpenyesalan dan menyalahkan diri mereka. Sebagi contohnya, setelah kamu berbohong kepada orang tua mu. Kamu Pasti meresakan perasaan menyesal karena kamu tidak berlaku jujur pada mereka, walaupun sebenarnya jaiuh di hati nuranimu sudah memerintahkan untuk berkata apa adanya (jujur).

2. Hati nurani prospektif
Jenis Hati nurani yang prospektif adalah bagaimana seseorang menilai perbuataanya di masa yang akan datang atau yang sedang dilalui merka pada saat sekarang ini. Ini Biasanya ditandai dengan timbulnya nya penolakan-penolakan pada diri merka. Sebagi Contoh, ketika seorang pemimpin pengadilan (hakim) menerima suap untuk menyelasikan kasusnya, maka hati nurani hakim tersebut pasti cenderung menolak untuk menerima suap tersebut.
Sama halnya dengan budi pekerti pada manusia, hati nurani juga perlu siraman ilmu pengetahuan karena hati sangat berperan sebagai pemandu kehidupan manusia. Jika seseorang diajarkan tentang akhlak dan moral yang benar (sesuai syariat agama) sedari kecil merak, maka seseorang tersebut dapat tumbuh menjadi pribadi santun dalam kehidupan sehari-harinya. Walupun demikian, tidak selamanya jika hati memberikan bisikan benar, adakalanya seseorang memiliki isi hati kotor sehingga membuat hidupnya tidak tenang dan menderita karena selaalu berpikir negatif yang dipenuhi oleh kedengkian, iri hati dan lain sebaginya.

C. Hati Nurani Dalam Sudut Pandang Islam
Menurut gambaran dari kebanyak para pemukan ulama islam,mereka meyebutkan hati nurani disebut sebagai “Qalbu”.Kata Qalbu sendiri dirujuk dari bahasa arab “Qalb”, dimana kata Qalb sendiri merupakan bentuk dari kata bentuk mashdar dari dasar kata Qalaba, Qalban, Yaqlibu yang berarti membalikan atau memalingkan. Menurut iman Al-Ghazali, qalb dapat diartikan dalam 2 makna. Pertama qalb merupakan sepotong daging (Jantung) yang terletak di kiri dada manusia. Yang kedua, qalb merupakan Lathifah-Rabbaniyah- Ruhaniyyah yaitu sesuatu yang bersifat halus (tidak bisa dilihat dengan mata kepala namun hanya bisa dilihat oleh mata batin), berhubungan dengan Ketuhanan, dan bersifat ruhaniah. Qalbu dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu qalbu jasmaniah dan qalbu ruhaniah.

1. Qalbu jasmaniah
Qalbu jasmaniah berarti organ tubuh manusia yang tugasnya memompa darah, yakni jantung. Definisi ini berpacuan pada hadist populer yang dijelaskan oleh An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Muhammad SAW bersabda:
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).”(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

2. Qalbu Ruhaniah
Jenis Qalbu ruhaniah ini adalah sesuatu yang berhubungan dengan perasaan batin dan tidak kasat mata. Ini didasarkan pada hadist yang diriwayat oleh Ibnu Maja:
  إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ
“Sesungguhnya orang beriman itu, kalau berdosa, akan akan terbentuk bercak hitam di qalbunya.” (Hadist Riwayat Ibnu Majah)

No comments:

Post a Comment

terimakasih telah berkomentar