Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran - Pondok Belajar

Saturday, March 18, 2017

Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran pada dasarnya memiliki andil yang cukup besar dalam pengembangan dunia pendidikan di Indonesia. Namun, sayangnya penggunaan media dalam pembelajaran sering kali masih mengalami berbagai kendala. Di samping itu, masih ada pula guru-guru yang enggan menggunakan media untuk menunjang tercapainya hasil pembelajaran yang maksimal. Ada berbagai alasan mengapa guru enggan menggunakan media pembelajaran.

Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
There are at least seven reasons explaining why some teachers do not want to use media, in their teaching and learning. According to them media learning are: 1) sophisticated and expensive, 2) difficult to be used, 3) media is entertainment while study is serious, 4) lack of skill, 5) not available at school, 6) not enough appreciation enough from the superior 7) usage/habits to enjoy lecture or speech,. One thing that needs to be done to handle this problem is changing the theacher’s attitude (Thomas Wibowo Agung Sutjiono, 2005: 1).
Pendapat di atas menyatakan sekurang -kurangnya ada tujuh alasan mengapa sampai saat ini masih sejumlah guru yang enggan menggunakan media pembelajaran. Pertama, menggunakan media itu repot; kedua, media itu canggih dan mahal; ketiga, media itu hiburan sedangkan belajar itu serius; keempat, guru tidak terampil menggunakan media;  kelima, tidak tersedia di sekolah, keenam; keenam, kurangnya penghargaan dari atasan, ketujuh kebiasaan menikmati ceramah atau bicara;. Untuk mengatasi semua alasan tersebut hanya satu hal yang diperlukan, yaitu perubahan sikap guru. Media memiliki peran penting dalam dunia pendidikan karena media pembelajaran memiliki fungsi serta manfaat yang cukup banyak. Livie dan Lentz (dalam Hujair AH. Sanaky, 2009: 6) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya pada media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Adapun Masing-masing fungsi tersebut dapat dijelaskan berikut ini.

a) Fungsi afektif, artinya media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap pembelajar.

b) Fungsi kompensatoris, artinya media visual memberikan konteks untuk memahami teks dalam menolong siswa yang lemah dalam bacaannya untuk dapat mengorganisasikan informasi dalam teks tersebut untuk dpat mengingatnya kembali (review). Sedangkan menurut Hujair AH. Sanaky (2009: 6) media pembelajaran  berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan cara:
  1. membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya,
  2. membuat konsep abstrak ke konsep konkret,
  3. menghadirkan objek dan objek yang langka,
  4. mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak,
  5. memberi kesamaan persepsi,
  6. menyajikan ulang informasi secara konsisten,
  7. Memberi suasana belajar yang tidak tertekan, santai, dan menarik, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
c) Fungsi atensi, berarti media visual merupakan inti, menarik, dan mengarahkan perhatian pembelajar untuk berkonsentrasi kepada materi ajar yang berhubungan dengan makna visual (gambar) yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran tersebut.

d) Fungsi kognitif, artinya media visual mengungkapkan bahwa lambang visual mempermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran untuk memahami dan mendengar informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar tersebut.

I Wayan Santyasa (2007: 4) membuat rincian fungsi media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

  1. Untuk Mengamati benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang, dsb.
  2. Untuk Mendapatkan gambaran yang jelas tentang benda atau objek-objek yang sulit diamati secara langsung disebabkan karena ukurannya yang tidak mungkin diamati, baik karena terlalu lebar atau terlalu sempit.
  3. Untuk Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
  4. Untuk Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati.
  5. Untuk Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung karena sukar ditangkap
  6. Untuk Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak atau sukar diawetkan. Dengan menggunakan model atau benda tiruan siswa dapat memperoleh melihat dengan jelas tentang anggota tubuh manusia seperti paru-paru, jantung, alat pencernaan, dan lain-lain.
  7. Dengan mudah membandingkan sesuatu. Misalnya dengan bantuan gambar, model atau foto peserta didik sendiri yang dapat dengan mudah bagi mereka untuk membandingkan dua benda yang berbeda ukuran, sifat, warna, dan lain-lain.
  8. Untuk Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat.
  9. Untuk Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat.
  10. Untuk Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari suatu alat.
  11. Untuk Mengamati gerakan-gerakan mesin atau alat yang sukar diamati secara langsung.
  12. Untuk Melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang atau lama.
  13. Untuk Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing masing.
  14. Untuk Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu obyek secara serempak.

Media pengajaran memang memiliki pengaruh yang besar terhadap proses belajar mengajar yang berlangsung dan tentunya akan mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya media pengajaran dalam upaya meningkatkan keterampilan proses dan hasil pembelajaran. Di samping itu, Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2009: 2) juga mengungkapkan beberapa manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa, antara lain sebagai berikut.

a) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak hanya komunikasi verbal semata melalui penuturan kata-kata oleh pendidi, sehingga peerta tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga dalam melakukan proses pembelajaran;
b) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
c) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan pembelajaran, karena meraka tidak hanya mendengarkan uraian pendidik saja, akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas lain seperti melakukan, mengamati, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
d) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;

Manfaat media pembelajaran menurut Arief Sadiman, dkk. (2007: 17-18) adalah sebagai berikut: (1) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera; (2) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis; (3) media pendidikan mempunyai kemampuan dalam memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama. Dan (4) penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik; Sedangkan menurut Hujair AH. Sanaky (2009: 5) manfaat media bagi pengajar dan pembelajar adalah sebagai berikut.

a) Manfaat media pembelajaran bagi pengajar, yaitu:
  1. Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan,
  2. Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik,
  3. Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran,
  4. Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik,
  5. Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran,
  6. Meningkatkan kualitas pengajaran.
  7. Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar,

b) Manfaat media pembelajaran bagi pembelajaran adlah sebagai berikut:
  1. Untuk Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pembelajar untuk belajar,
  2. Untuk Meningkatkan motivasi belajar pembelajar,
  3. Untuk Memberikan inti informasi, pokok-pokok, secara sistematik sehingga memudahkan pembelajar untuk belajar,
  4. Untuk Memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar,
  5. Untuk Pembelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis yang disajikan pengajar lewat media pembelajaran.
  6. Untuk Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan
  7. Untuk Merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis,

Sedangkan menurut Jeanne R. Steele and Jane D. Brown (dalam Kevin Maness, 2004: 47) berdasarkan pengamatannya mengatakan bahwa “ Adolescents, like adults, use media for a variety of purposes: to sort through cultural norms and values, to enhance their mood, , to emulate desired behaviors, to make statements about their identity, (e.g., imitating role models), and to fantasize about a possible (alternative) self ”. Pendapat tersebut kurang lebih bermakna bahwa remaja, seperti halnya orang dewasa menggunakan media untuk bermacam macam tujuan, misalnya: untuk menambah semangat jiwa mereka, untuk mempersempit jarak norma dan nilai budaya, untuk membuat pernyataan tentang identitas mereka, untuk mempertahankan kebiasaan yang mereka inginkan (misalnya: mencontoh peranan seseorang), dan untuk mengkhayalkan sebuah kemungkinan (alternatif) tentang diri mereka sendiri.

No comments:

Post a Comment

terimakasih telah berkomentar