2017 - Pondok Belajar

Tuesday, December 12, 2017

Panduan Cara Membuat Akun Edmodo Untuk Siswa

Dewasa ini, Pemanfaatan media Jaringan online dalam melakukan proses pembelajaran sudah menjadi sebuah tuntutan dalam dunia pendidikan. Penyebabnya karena dengan munculnya berbagai media tehnologi yang sudah semankin canggih dan menantang para pendididik untuk terus melakukan pemahaman tentang berbagai meida tersebut sehingga dapat digunakan pemanfaatanya dalam pembelajaran di kelas. Kelas virtual alias kelas Edmodo merupakan Salah satu kelebihan yang sangat kentara dirasakan oleh guru ketika menggunakan kelas virtual tersebut sebagai media tehnologi dalam melakukan proses pembelalaran di dalam kelas. dismaping itu kelas edomo ini juga termasuk dalam katagori Computer Science Classes Online, dimana kelas ini dapat terhubung anatara pendidik dan peserta didik di dunia maya. Kelas Edmodo ini memberikan kemudahan bagi pendidik dalam menyampaikan materi ajar kepada peserta didik disamping juga para peserta didik menjadi senang dan termotivasi untuk terlibat dalam kelas virtual tersebut. 

Cara Membuat Akun Edmodo (Computer Science Classes Online) Untuk Siswa
Panduan Cara Membuat Akun Edmodo Untuk Siswa 

Pada kupasan lalu, penulis sudah memberikan gambaran tentang cara membuat akun Edmodo bagi para pendidik (guru), disini dalam kupasan kali ini penulis ingin menyajikan tahapan tahapan untuk membuat akun Edmodo bagi peserta didik (siswa). 

Adapun tahapan tahapan membuat akun edmodo untuk siswa adalah sbb:

Hal pertama yang harus anda lakukan adalah membuka situs edmodo silahkan klik edmodo, jika anda telah berhasil masuk ke situsnya maka hal selanjutnya yang harus anda lakukan adalah klik pada I’am a Student. Satu hal yang harus diingat anda memilih Menu ini karena kita akan membuat akun Edmodo sebagai siswa (peserta didik). 


Dibawah ini merupakan halaman formulir pendaftaran edmodo sebagai siswa, ingat isi kolom kolom tsb sesuai dengan identitas anda! Karena nantinya data data dari formulir ini akan digunakan sebagai identitas anda di edmodo dan jangan diisi secara asal ya khususnya pada kolom first name, last name, group code dan password. Untuk lebih jelasnya lihatalah tahapan tahapannya sebagi berikut:

First Name : sebaiknya diisi dengan menggunakan nama awal anda, jangan lupa jika kolom ini harus diisin sesuai identitas asli anda karena nantinya first name inilah yang akan menjadi identitas anda di akun edmodo yang akan anda miliki nantinya.

Last Name : sama halnya dengan kolom first name, dimana anda hanya perlu mengisi nama nama belakang dari nama anda.

Group Code : Group Code merupakan kode dri grup kelas yang akan anda gabung, untuk itu mintalah terlebih dahulu kode grup ini kepada guru yang membuka kelas Edmodo (yang meminta anda bergabung di kelasnya). Sebaiknya sebelum anda mendaftar edmodo sebagai siswa anda minta terlebihdahulu kode kelas tersebut karena jika anda tidak memiliko kode tersebut maka anda tidak akan dapat bergabung pada kelas yang di anjurkan oleh guru anda tersebut. .

Email : kolom ini merupakan kolom pilihan. Pada nagian ini anda akan diberikan pilihan untuk memasukan email anda atau tidak, namun sebaiknya anda memasukkan saja email anda disini. Ini akan bermanfaat bagi anda apabila suatu saat anda lupa password yang anda gunakan pada akun edmodo maka anda dapat melukan reset password akun edmodo anda dengan menggunakan email ini sebagai konfirmasinya. 

Username : bagian ini anda tidak perlu mengisinya sesuai dengan nama anda karena nantinya username ini hanya akan menjadi ID anda pada saat login dan tidak akan menjadi identitas utama anda di edmodo, perlu diperhatikan ketikan anda mengisi kolom ini pastikan dibawah kolomnya telah muncul tulisan warna hijau username available jika tidak malah yang muncul warna merah maka anda perlu menggantinya atau setidaknya ditambahkan dengan angka karena hal tersebut berarti sudah ada pengguna lain yang menggunakan username itu.

Password : Disini anda diharuskan mengisi password untuk login ke akun edmodo anda sebagai siswa, untuk itu masukanlah password atau kata sandi yang memudahkan anda dalam mengingatnya, jangan mengunakan kata kunci yang asal asalan dan jangan sampai lupa karena jika lupa anda tidak akan dapat login ke akun edmodo anda kecuali jika anda telah memasukan email sebelumnya pada saat pendaftaran maka anda dapat mereset kata sandi dengan menggunakan email tersebut.

Setelah anda memastikan bahwa semua kolom kolom telah terisi dengan baik dan benar, maka yang menjadi tahapan berikutnya adalah anda hanya perlu untuk mengklik pada signup for free yang berada pada bagian bawah formulir maka setelah itu proses pembuatan akun akan segera dimulai jika terjadi kegagalan silahkan cek pada setiap kolom yang anda masuka  pastikan semua kolom telah andna  isi sesuai dengan panduan di atas (benar)

Setelah anda sebagai siswa bergabung dikelas admodo, maka guru dapat menyajikan berbagai materi ajar dan tugasan tugasan (assignment) yang langsung dapat diakses oleh siswa yang menjadi anggota kelas tersebut. Dikelas tersebut, guru tidak hanya dapat memberikan tugasa dan meteri akan tetapi guru juga dapat memberikan sumber sumber bahan ajar lain yang berasal dari berbagai situs yang ada.

Saturday, December 09, 2017

Penilaian dan Kriteria Kelulusan Peserta Post Test SIM PKB Tahun 2017

A.  Penilaian
Komponen penilaian dalam program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan berbeda antara moda tatap muka dengan moda daring.
Komponen penilaian pada setiap moda adalah sebagai berikut:

1. Penilaian Pada Moda Tatap Muka
Penilaian dalam program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda tatap muka terdiri dari komponen-komponen:

Penilaian dan Kriteria Kelulusan peserta post test PKB Tahun 2017
Penilaian dan Kriteria Kelulusan peserta post test PKB Tahun 2017

a. Nilai Sikap (NS)
Penilaian sikap dimaksudkan untuk mengetahui sikap peserta pada aspek kerjasama, disiplin, tanggung jawab, dan keaktifan. Sikap-sikap tersebut dapat diamati pada saat menerima materi, melaksanakan tugas individu dan kelompok, mengemukakan pendapat dan bertanya jawab, serta saat berinteraksi dengan fasilitator dan peserta lain.
Penilaian aspek sikap dilakukan mulai awal sampai akhir kegiatan secara terus menerus yang dilakukan oleh fasilitator pada setiap materi. Namun, untuk nilai akhir aspek sikap ditentukan di hari terakhir atau menjelang kegiatan berakhir yang merupakan kesimpulan fasilitator terhadap sikap peserta selama kegiatan dari awal sampai akhir berlangsung. Hasil penilaian sikap dituangkan dalam format Lembar Penilaian Sikap.

b. Nilai Keterampilan (NK)
Penilaian keterampilan dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta dalam mendemonstrasikan pemahaman dan penerapan pengetahuan yang diperoleh serta keterampilan yang mendukung kompetensi dan indikator. Penilaian keterampilan menggunakan pendekatan penilaian autentik mencakup bentuk tes dan non tes. Penilaian aspek keterampilan dilakukan pada saat pembelajaran melalui penugasan individu dan/atau kelompok oleh fasilitator. Komponen yang dinilai dapat berupa hasil Lembar Kerja dan/atau hasil praktik sesuai dengan kebutuhan. Hasil penilaian keterampilan dituangkan dalam format Lembar Penilaian Keterampilan.


c. Tes Akhir (TA)
Tes akhir dilakukan oleh peserta pada akhir kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda tatap muka. Peserta yang dapat mengikuti tes akhir adalah peserta yang telah menuntaskan seluruh
kegiatan pembelajaran dan dinyatakan layak berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Pelaksanaan tes akhir dilakukan secara daring di TUK yang telah ditentukan. Nilai tes akhir akan menjadi nilai UKG
tahun 2017 dan digunakan sebagai salah satu komponen nilai akhir peserta.
Selanjutnya, Nilai Akhir (NA) peserta Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda tatap muka diperoleh dengan formula sebagaiberikut :

NA = [{(NS x40%)+(NK x60%)}x60%] + [TAx 40%]

2. Penilaian Pada Moda Daring
Penilaian dalam program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring terdiri dari komponen-komponen:

a. Penilaian Diri (PD)
Penilaian diri merupakan tugas-tugas (baik pengetahuan maupun keterampilan) yang harus diselesaikan oleh peserta. Kemudian peserta menilai sendiri hasil pekerjaannya sesuai dengan rubrik yang telah disediakan di LMS Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

b. Tes Sumatif Sesi (TS)
Tes sumatif sesi dilakukan oleh peserta di setiap akhir sesi. Peserta diberikan kesempatan untuk mengerjakan soal tes sumatif sesi di setiap sesi sebanyak dua kali. Nilai tes sumatif sesi merupakan nilai
tertinggi dari keseluruhan nilai tes sumatif sesi yang dilakukan di setiap sesi.

c. Tes Akhir (TA)
Tes akhir dilakukan oleh peserta pada akhir pembelajaran. Peserta yang dapat mengikuti tes akhir adalah peserta yang telah menuntaskan seluruh kegiatan pembelajaran, baik secara daring dan
luring (menyelesaikan tugas dan tagihan yang dipersyaratkan dalam modul pembelajaran).
Tes akhir akan digunakan sebagai komponen nilai sertifikat pada kelompok kompetensi yang diikuti.
Nilai Sementara (NS), diperoleh dengan komposisi sebagai berikut:

NS = 10%PD + 50%TS

Selanjutnya, Nilai Akhir (NA) peserta Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring diperoleh dengan komposisi sebagai berikut:

NA = NS + 40%TA

B.  Kriteria Kelulusan Peserta
Peserta akan mendapatkan sertifikat dari Nilai Akhir (NA) dengan predikat minimal “Cukup”. Berikut adalah kategori predikat pada kelulusan peserta mengadaptasi Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No 15. Tahun 2015 tentang Pedoman Diklat Prajabatan:

Penilaian dan Kriteria Kelulusan peserta post test PKB Tahun 2017
Penilaian dan Kriteria Kelulusan peserta post test PKB Tahun 2017

Batas nilai kelulusan adalah perolehan nilai akhir > 70. Peserta yang mendapat nilai akhir > 70 akan mendapatkan sertifikat. Peserta yang mendapat nilai akhir £ 70 tidak mendapatkan surat keterangan.

(Sumber: Petunjuk Teknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2017).



Wednesday, December 06, 2017

Pengertian Pendekatan Strategi Model dan Metode dalam Pembelajaran

A. Pengertian Pendekatan 
Dalam melakukan proses kegiatan belajar, seorang pendidik diharuskan mengetahui/memahami tentang kosep pendekatan pembelajaran, model dan methode dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di depan kelas. Jika seorang pendidik menguasa dengan baik tentang keseluruhan konsep di atas, maka jelas para pendidik tersebut dapat melakasanakn pembelajaran dengan mudah baik dari segi pembuatan rancangan pembelajaran, ataupun pelaksanaan dari proses pembelajaran tersebut. Secara sederhana, Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai dasar pijakan atau sudut pandang seorang pendidik  terhadap proses kegiatan pembelajaran yang disajikan, yang didasarkan pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang masih bersifat sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari konsep dasar kurikulum, maka dapat kita golongkan jika model dasar dari kurikum itu terdapat tiga orientasi, yaitu: 

Pengertian Pendekatan, strategi, model dan metode dalam Pembelajaran
Pengertian Pendekatan, strategi, model dan metode dalam Pembelajaran

(1) student centered approach yaitu kurikulum pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa dan 
(2) subject centered approach, yaitu pendekatan kurikulum yang berpusat pada materi ajar. 
(3) Teacher centered approach, yaitu kurikulum pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach)

Dari jenis orientasi kurikulum di atas maka ada beberapa jenis pendekatan pembelajaran untuk menompang orientasi kurikulum tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun jenis pendekatan pembelajaran yang sangat populer/dikenal dewasa ini adalah: 


a. Pendekatan Expository
Pendekatan expository menekankan pada penyampaian informasi tentang sumber belajar kepada peserta didik. Dengan Jenis pendekatan ini, sumber belajar mempunya peranan yang penting dalam menyampaikan materi ataupun informasi sampai tuntas kepada peserta didik. Jenis Pendekatan expository ini akan sangat tepat untuk digunakan untuk meteri ajar yang bersifat informatif yaitu berupa konsep-konsep, prinsip dasar dan informasi informasi yang mudah di ases (dipahami)oleh peserta didik. Jenis Pendekatan ini juga tepat diterapakan untuk kelas yang memiliki jumlah peserta didik yang banyak. Jenis pendekatan ini digolongkan pada Teacher centered approach dan subject centered approach. Jenis Pendekatan expository lebih berpusat kepada sumber ajar di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Adapun ciri-ciri pendekatan expository ini adalah : (1) dominasi sumber belajar sangat kentara dalam pelaksanaan pembelajaran, (2) meteri ajara/bahan ajar terdiri atas konsep-konsep dasar atau informasi-informasi  yang baru bagi peserta didik, (3) jenis materi yang digunakan lebih cenderung bersifat informatif, dan (4) keterbatasan dalam penggunaan media atapun sarana belajaran. 

b. Pendekatan Inquiry 
dari istilah katanya ‘Inquiry’ mempunyai kesamaan konsep dengan istilah discovery, problem solving dan reflective thinking. Semua istilah ini sama dalam penerapannya yaitu untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik agar dapat belajar melalui kegiatan pengajuan permasalahan secara sistematis sehingga dalam pembelajaran lebih berpusat pada keaktifan peserta didik. Kegiatan pembelajaran pendekatan inquiry menggunakan sumber belajar yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan menemukannya sendiri untuk menuntaskan pembelajaran tersebut dengan menggunakan berbagai pendekatan masalah, dengan kata lain materi yang disampaikan tidak tuntas seratus persen namun diperlukan partisipasi dari peserta didik untuk menuntaskan pembelajaran tersebut. Bruner menyatakan bahwa landasan yang mendasari pendekatan inquiry ini adalah hasil belajar lebih mudah diingat dan ditransfer oleh peserta didik. Pengetahuan dan kecakapan peserta didik yang bersangkutan dapat menumbuhkan motif intrinsik karena peserta didik merasa puas atas penemuannya sendiri. Jenis dapat dikelompokkan pada jenis pembelaran student centered

c. Pendekatan Saintifik 
dari segi kata maka dapat dipastikan jika Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintifik dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan dibudayakannya kecakapan berpikir saintifik, dikembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni: 2000; & Semiawan:1998). 

Sesuai dengan karakteristik bahasa sebagai alat komunikasi, pembelajaran bahasa tidak hanya mempelajari ilmu bahasa yang terkait dengan gramatika, tata cara membaca atau menulis saja, tetapi harus merefleksikan kompetensi sikap berbahasa yang santun, cara berpikir ilmiah, dan keterampilan berbahasa yang komunikatif baik lisan maupun tulisan, baik aktif maupun pasif melalui keterampilan mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mengeksplorasi data atau mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. 

B. Strategi Pembelajaran 
Strategi dalam kegiatan pembelajaran diartikan sebagai cara dalam rangka pencapaian tujuan. secara sederhana dapat diartikan strategi merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai. Dalam pengertian luas sebagaimana dikemukakan Newman dan Logan (Makmun, 2003), strategi pembelajaran berkaitan dengan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu: 

a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil dan sasaran yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. 
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama yang paling efektif untuk mencapai sasaran. 
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. 
d. Mempertimbangkan dan menetapkan patokan untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan usaha.

Dalam perkembangannya, strategi pembelajaran yang mengintegrasikan elemen pembelajaran, seperti pengembangan perencanaan pembelajaran, teknik dan strategi pembelajaran, media dan sumber belajar, dan penerapan evaluasi yang multi-domain, ini dikenal sebagai model pembelajaran. 

C. Model Pembelajaran 
pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran. Implementasi dari pembelajaran pencapaian konsep bertujuan agar peserta didik terlatih dalam membangun sekaligus mengembangkan konsep sendiri dalam kerangka berpikirnya berdasarkan realita yang dialami. Tujuannya untuk mengembangkan kemampuan berpikir induktif sekaligus analisis konsep. Kelebihan dari cara ini adalah bahwa peserta didik memperoleh pemahaman atas konsep secara lebih mendalam karena dibentuk oleh diri sendiri berdasarkan realita yang dialami. Kelemahannya adalah adanya kesulitan dalam menetapkan konsep mana yang paling benar karena pemahaman konsep di sini sama banyaknya dengan jumlah siswa yang belajar. 

Langkah-langkah untuk mengimplementasikan pembelajaran pencapaian konsep, yaitu: 
Persiapan 
a. Memilih dan mendefinisikan konsep-konsep yang terkait dengan topik kajian. 
b. Memilih atribut-atribut atau ciri-ciri khusus sebagai parameter suatu konsep. 
c. Mengembangkan contoh-contoh positif atau “ya” dan negatif atau “tidak” dari suatu konsep. 

D. Metode Pembelajaran 
Metode dapat dikatagorikan sebagai langkah operasional dari strategi pembelajaran. secara sederhana metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Jadi perlu diperhatikan bahwa dalam mencapai tujuan belajar, seorang pendidik harus menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan strategi yang akan diterapkan kerana itu merupakan tuntunan dari materi ajarar yang akan disampaikan. Ketepatan penggunaan suatu metode menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran. 

Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan. Secara umum menurut kamus Purwadarminta (1976), metode adalah cara yang telah diatur dan dipertimbangkan dengan baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memperoleh sesuatu. Berdasarkan pengertian tersebut, pengertian metode merupakan suatu cara dalam rangka mencapai tujuan. Kegiatan pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari interaksi antarasumber belajar dengan peserta didik sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat berupa interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran dapat tercapai.

Perlu dipahami bahwasanya metode yang digunakan dalam pembelajaran bukan saja berperan sebagai cara menyampaikan materi saja karena meteri ajar yang digunakan mempunyai tugas cakupan yang luas, bukan hanya sebagai penyampai informasi akan tetapi jiga berperandalam mengelola kegiatan pembelajaran dalam mencapai ketuntasan dari kegiatan pemeblajaran tersebut. Secara sederhana, Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang pendidik gunakan untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran yang sudah disiapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan praktis dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Jadi Berdasarkan hal tersebut, kedudukan metode dalam pembelajaran mempunyai ruang lingkup antara lain: 
  1. Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam rangka memberikan dorongan kepada peserta didik untuk terus mau belajar. 
  2. Pengungkapan tumbuhnya minat belajar yaitu cara dalam menumbuhkan rangsangan untuk menumbuhkan minat belajar peserta didik yang didasarkan pada kebutuhannya. 
  3. Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam menyampaikan bahan dalam kegiatan pembelajaran. 
  4. Penciptaan iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi warga belajar untuk belajar. 
  5. Penumbuhan kreativitas, yaitu cara untuk menumbuhkan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya. 
  6. Penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, yaitu cara untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran.
  7. Penemuan kelemahan hasil belajar, cara untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran. 

Dari gambaran diatas dapat kita pahami jika Strategi pembelajaran bersifat konseptual sehingga untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai jenis metode pembelajaran. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Jaya, 2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan oembelajaran yang dikendaki.

Tuesday, November 28, 2017

Pembelajaran Berbasis TIK

Dalam perkembangannya teknologi memegang peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu.Termasuk didalamnya adalah dalam pembelajaran Bahasa Inggris.E-learning dan online learning sangat sering kita dengar di pembicaraan di kalangan pendidik maupun peserta didik. E-learning ini mengacu pada pembelajaran yang menyatukan informasi dan teknologi komunikasi (ICT/TIK) untuk membangun budaya baru, budaya abad 21 yaitu budaya membangun budaya terampil dan berpengetahuan. Kemajuan ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang sangat cepat yang berbasis pada internet. Sebagai misal adalah kata-kata seperti apps; blogs; podcast; game online; media sosial seperti Facebook, Instagram, twitter dll; dan wiki. E-learning menjadi sangat dikenal di kalangan pendidikan, kita juga dapat menyebutnya sebagai digital atau virtual. Berbagai cara belajar secara online mulai dikenal di dunia pendidikan termasuk pembelajaran bahasa Inggris. Tren pembelajaran mengarah menuju digitalisasi. Penggunaan telepon genggam, tablet dan laptop menjadi sesuatu yang sudah tidak asing yang terjadi di sekitar kita. 


Pembelajaran Berbasis TIK 

Terdapat kenaikan secara signifikan berdasar riset bahwa ada peningkatan permintaan peseta didik dengan aplikasi yang memberikan fasilitas tentang pembelajaran bahasa (Chinnery, 200; Goldwin-Jones, 2011; Kukulska-Hulme, 2009; Eaton, 2011:12). Hal ini membuka kesempatan kepada para peserta didik untuk dapat mengakses informasi dan pengetahuan dimanapun dan kapanpun. Dalam perkembangannya, teknologi dapat memberikan sumbangan besar dalam proses pembelajaran bahasa. Banyak materi pembelajaran yang dapat diakses langsung oleh peserta yang dapat untuk meningkatkan keterampilan berbahasa yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Meskipun demikian, peran pendidik tidak akan tergantikan oleh adanya teknologi ini. Hal ini dikarenakan bahwa teknologi hanyalah sebagai alat atau ‘tool’ untuk membantu manusia agar hasil yang diharapkan dapat lebih optimal. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran bahasa Inggris merupakan alat bantu bagi para pendidik dalam proses pembelajaran. TIK yang dapat memberikan ruang bagi peserta didik untuk berperan aktif, kreatif, kritis dan komunikatif dalam proses pembelajaran. Pendidik sebagai mediator dalam hal pemanfaatan TIK ini disesuaikan dengan kebutuhan kurikulum.Banyak manfaat positif yang dapat pendidik gunakan dalam perencanaan sampai pada hasil belajar peserta didik. 
Manfaat dari penggunaan TIK dalam pembelajaran adalah. (ODLAC, 2008:5-6): Pemanfaatan TIK memberikan kesempatan pada peserta didik untuk dapat belajar menggunakan bahasa secara bermakna dan dengan materi otentik. Peserta didik dapat memanfaatkan video-sharing, podcast, Youtube, Online Newspaper sebagai materi dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, para peserta didik dapat berkomunikasi berkolaborasi dengan peserta didik lain melalui chat-room tanpa ada rasa takut salah dalam pengucapan maupun tata bahasa. Pada saat inilah para peserta didik dapat meningkatkan keterampilan dan memotivasi mereka untuk selalu meningkatkan diri. 

Pemanfaatan TIK memberikan kesempatan kepada pendidik untuk dapat lebih memahami berbagai gaya belajar peserta didik baik yang audio, visual, audiovisual, maupun yang kinestetik. Hal ini dimungkinkan dengan sumber belajar yang beragam dan dapat menggunakan model blended learning dimana peserta didik dapat bertatap muka melalui online dengan sumber belajar itu sendiri. Dengan demikian peserta didik akan mendapatkan pembelajaran otentik dan menyenangkan. Bagaimana memulai pembelajaran bahasa Inggris berbasis TIK? Ada beberapa tahapan dalam memulai pembelajaran dengan pemanfaatan TIK, yaitu: 

a. Mempelajari silabus 
Dengan mempelajari silabus, pendidik akan mendapatkan tujuan pembelajaran dan gambaran hasil yang diperoleh oleh peserta didik. Dengan demikian pendidik dapat mengarahkan peserta didik sehingga mendapatkan proses dan hasil pembelajaran yang optimal. 

b. Memperhitungkan fasilitas dan waktu 
Tahapan ini sangat penting dalam proses pembelajaran berbasis pada pemanfaatan TIK sehingga fasilitas yang ada dapat mendukung keberhasilan peserta didik dalam proses belajar tersebut. Demikian juga dengan waktu, pendidik memulai suatu proyek yang tidak menyita waktu sehingga keseluruhan program pembelajaran dapat berjalan dengan baik. 

c. Pengaturan kelompok kerja peserta didik. Hal ini sangat penting mengingat setiap individu memiliki keunikan, kelebihan dan kekurangan sehingga akan terjalin kelompok yang berkualitas dan saling membantu. Beberapa pertimmbangan yang perlu dilakukan adalah di setiap kelompok ada peserta didik yang baik di bidang Bahasa Inggris, di bidang TIK dan di sikap kepemimpinan. 

d. Pendidik memberikan dasar-dasar dan materi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, dengan demikian para peserta didik dapat memahami dan melaksanakan proyek dengan lebih baik. e. Pendidik terus memberikan arahan, kontrol dan masukan-masukan selama proses pembelajaran bahasa Inggris dengan pemanfaatan TIK berlangsung. Dengan demikian setiap masalah yang timbul dapat segera teratasi. Pembelajaran Berbasis TIK tetap mengutamakan nilai pedagogik dari materi yang ingin disampaikan oleh pendidik. Bahwasanya teknologi hanya merupakan alat bantu yang memudahkan pendidik dan peserta didik dalam merancang, memproses, berdaya kreatif, bernilai lebih serta menjadi media untuk mendokumentasikan hasil karya peserta didik. Peran pendidik menempati tempat yang utama dalam mengarahkan peserta didik untuk mendapatkan hasil karya yang optimal.

Saturday, November 18, 2017

Panduan Cara Membuat Akun Edmodo Untuk Guru

Pemanfaatan media Jaringan online dalam melakukan proses pembelajaran sudah menjadi sebuah tuntutan dalam dunia pendidikan dewasa ini, karena dengan munculnya berbagai media tehnologi semangkin menantang para pendididik untuk terus melakukan pemahaman tentang berbagai meida tersebut sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran disekolah. Salah satu kelebihan yang sangat kentara disrasakan oleh guru ketika menggunnakan berbagai media tehnologi tersebut dalam melakukan proses pembelalaran di kelas adalah timbulnya kemudahan bagi pendidik dalam menyampaikan materi ajar kepada perserta didik disamping juga para peserta didik menjadi senang dan termotivasi untuk belajar.  

Panduan Cara Membuat Akun Admodo Untuk Guru
Cara Membuat Akun Edmodo Untuk Guru

Dalam pembelajaran bahasa Inggris.E-learning dan online learning atau lebih populernya bisa disebut dengan Computer Classes Online sangat sering kita dengar di pembicaraan di kalangan pendidik maupun peserta didik. E-learning ini mengacu pada pembelajaran yang menyatukan informasi dan teknologi komunikasi (ICT/TIK) untuk membangun budaya baru, budaya abad 21 yaitu budaya membangun budaya terampil dan berpengetahuan. Kemajuan ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang sangat cepat yang berbasis pada internet. Sebagai misal adalah kata-kata seperti apps; blogs; podcast; game online; media sosial seperti Facebook, Instagram, twitter dll; dan wiki admondo, email google+ dll. . 

Lumrah dipahami jika dalam perkembangannya, teknologi memegang peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Termasuk didalamnya adalah dalam pembelajaran bahasa Inggris.E-learning dan online learning sangat sering kita dengar di pembicaraan di kalangan pendidik maupun peserta didik. E-learning ini mengacu pada pembelajaran yang menyatukan informasi dan teknologi komunikasi (ICT/TIK) untuk membangun budaya baru, budaya abad 21 yaitu budaya membangun budaya terampil dan berpengetahuan. Kemajuan ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang sangat cepat yang berbasis pada internet. Sebagai contohnya adalah seperti apps; blogs; podcast; game online; media sosial seperti Facebook, Instagram, twitter dll; dan wiki kelas edmodo, google+ Youtube dan lain sebagainya. Dimana semua situs tersebut menyajikan berbagai materi pembelajaran yang dapat diakses langsung oleh peserta untuk dapat meningkatkan keterampilan berbahasa yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Meskipun demikian, peran pendidik tidak akan tergantikan oleh adanya teknologi ini. Hal ini dikarenakan bahwa teknologi hanyalah sebagai alat atau ‘tool’ untuk membantu manusia agar hasil yang diharapkan dapat lebih optimal. Sedangkan pendidik adalah tempat dimana peserta didik dapat melakukan interaksi pembelajaran secara langsung dengan menjadi sumber pemberi penjelasan terhadap semua kendala yang dihadapi peserta didik didalam mencerna informasi ilmu pengetahuan yang di akses tersebut.


Salah satu kelas virtual yang dapat dimanfaatkan secara gratis oleh para pendidik adalah kelas admodo, disini saya akan membahas kita-kita membuat kelas untuk guru supaya dapat menggunakan layanan gratis ini. Adapun tahapannya adalah sebagi berikut:

Buka situs edmodo di https://www.edmodo.com/
Buka website edmodo dengan menggunakan browser di Komputer atau Smartphone anda. Klik Sign up Pilih Guru
Disitu akan muncul form pendaftaran terdapat 3 tab, yaitu Teachers, Students dan Parents. Pilih Teacher kemudian masukan alamat email anda dan juga password anda, jika sudah klik SIGN UP FOR FREE

Panduan Cara Membuat Akun Admodo Untuk Guru
Cara Membuat Akun Edmodo Untuk Guru

Temukan Sekolah Anda
Langkah pertama adalah menemukan sekolah tempat anda mengajar, untuk mencarinya anda bisa memasukan nama sekolah, provinsi, kode pos atau negara, jika sekolah anda tidak terdaftar maka anda boleh menambahhnya secara manual sekolah anda tersebut

Lengkapi Profil Anda
Langkah kedua di Edmodo adalah melengkapi profil anda
Isi profil anda, Pilih panggilan apakah Mr, Mrs, Dr dan lain lain. Masukan nama lengkap anda, grade teacher anda dan jurusan yang anda ajarkan serta tulis username pada kolom edmodo profil URL dan pastikan URL belum digunakan dengan adanya peringatan "URL created succesfully".
Kemudian Klik NEXT STEP


Konfirmasi Informasi Profil Anda
Pastikan profil anda sudah benar, jika terdapat kesalah anda bisa mengeditnya, dengan  mengklik icon pensil di samping data.

Set up kelas anda 
Panduan Cara Membuat Akun Admodo Untuk Guru
Cara Membuat Akun Edmodo Untuk Guru

Set up kelas anda sesuai dengan kelas yang anda inginkan, setelah anda men set up kelas tersebut kemudian anda dapat mengundang siswa anda untuk gabung dikelas yang ad buat, dengan membeikan kode kepada para siswa anda tersebut. 

Panduan Cara Membuat Akun Admodo Untuk Guru
Cara Membuat Akun Edmodo Untuk Guru

Tuesday, November 07, 2017

Jenis Jenis Penilaian Dalam Pembelajaran

Pada hakikatnya sebuah Penilaian itu dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemajuan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar mereka, memberikan umpan balik dan melakukan perbaikan pada proses pembelajaran yang disajikan di dalam kelas, disamping juga digunakan sebagai bahan evaluasi kenaikan kelas. Disamping itu fungsi lain dari evaluasi pembelajaran adalah untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik melalui rangsangan untuk mengenal dan memahami diri dalam melakukan usaha usaha perbaikan belajar mereka, (Surapranata dan Hatta, 2005: 94). 

Jenis Jenis Penilaian Dalam Pembelajaran
Jenis Jenis Penilaian Dalam Pembelajaran

Untuk tingkat pendidikan menengah, evaluasi (penilaian) ini bisa digunakan sebagai konsep pijakan dasar mereka dalam melanjutkan pendidikan mereka kejenjang pendidikan tinggi/pendidikan tinggi (universitas)

Jenis jenis Penilaian
1. Penilaian Tulis (Tertulis)
Penilaian tertulis adalah penilaian yang hanya mengunakan test soal dan lembaran jawaban dalam mengukur penguasaan materi ajar. Jenis penilaian ini biasanya diadakan dalam waktu yang telah ditentukan dan terbatas dalam kondisi tertentu. Adapun jenis jenis alat penilaian tertulis yang digunakan adalah essai, alat penilaian pilihan ganda, dan menjodohkan kalimat, kesemuaan alat penilaian ini sebenarnya hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Alat pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu siswa tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya menerka jawaban yang benar. Mengapa jenis penilaian ini tidak mengembangkan konsep berpikir peserta didik?, alasannya karena jenis pilihan ganda hanya membuat peserta didik lebih cenderung untuk tidak belajar memahami pelajaran akan tetapi mereka lebih cenderung menghafalkan soal dan jawabannya saja. Jenis Alat penilaian ini sebenarnya agak kurang mendukung untuk menggambarkan kemampuan siswa yang sesungguhnya karena kurang efektif dalam mengukur kosep pengetahuan peserta didik.


Esai adalah jenis alat penilaian yang yang lebih mengarahkan peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasan dari konsep ilmu yang sudah mereka pelajari sebelumnya. Dalam jenis penilaian ini, peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasan mereka dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-kata yang mereka bangun sendiri. Salah satu kelebihan dari jenis alat penilaian ini adalah pendidik (guru) dapat menilai berbagai aspek  kemampuan, seperti  kemampuan dalam mengemukakan pendapat, kemampuan dalam berpikir logis/kritis, dan kemampuan untuk menarik kesimpulan. Adapun yang menjadi kelemahan dari jenis penilaian essai ini adalah soal yang disediakan terkadang kurang dapat mencakupi semua materi yang diajarkan karena terbatas. 

2. Penilaian Unjuk Kerja (Performance)
Pada dokumen kurikulum tercantum banyak hasil belajar yang menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja. Untuk menilai hasil belajar tersebut dibutuhkan pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Jenis Penilaian unjuk kerja adalah jenis penilaian yang berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas peserta didik. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, ataupun interaksi antar siswa. Cara penilaian ini lebih autentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Alasannya karena Semakin sering pendidik mengamati unjuk kerja peserta didik, maka semakin valid hasil penilaian yang dihasilkan. Jenis Penilaian ini lebih tepat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik seperti dalam berpidato, membaca puisi, dan melakukan diskusi ketika dalam proses pembelajaran, melakukan pemecahan masalah secara kelompok, keterlibabatan peserta didik secara aktif (partisipasi) ketika berdiskusi, menari, memainkan alat musik, dan melakukan aktivitas berbagai cabang olahraga, menggunakan peralatan laboratorium, dan mengoperasikan suatu alat peraga misalnya peralatan laboratorium.

Dalam melakukan Pengamatan unjuk kerja, sebaiknya penilaiannya dilakukan dalam berbagai konteks sebelum menetapkan tingkat pencapaian peserta didik. Sebagai contoh kecil, ketika pendidik melakukan penilaian kemampuan berbicara peserta didik, untuk mendapatkan penilaian yang utuh maka perlu dilakukan pengamatan berbicara yang beragam, seperti: berpidato, bercerita, diskusi dalam kelompok kecil, dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan siswa akan lebih terpadu.

Jika anda menggunakan jenis penilaian ini, maka hal yang harus anda perhatikan adalah bagaimana cara mengamati dan memberi skor dalam melakukan penilaian unjuk kerja peserta didik. Untuk mendapatkan hasil penilaian yang valid, sebaiknya dalam melakukan penilaian ini harus dilakukan lebih dari satu orang supaya faktor subjektivitas dapat diperkecil sebagai hasilnya maka hasil penilaian lebih akurat dan tepat. Jenis instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan list/daftar cek (ya – tidak) atau skala rentang (sangat bagus – bagus – kurang bagus  – tidak bagus) redaksi katanya terserah pada pendidik. Jika penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek (ya dan tidak/benar/salah), peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Namun jika penguasaan kemampuan peserta didik tidak dapat diamati oleh penilai, maka peserta didik tersebut tidak akan memperoleh nilai. Adapun kelemahan dari cara penilaian ini adalah penilai hanya dibatasi oleh dua pilihan saja, yaitu benar/salah, dapat diamati/tidak dapat diamati. Dengan demikian nilai tengah tidak ada. Namun akan beda Jika pendidik menggunakan Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang, jenis penilaian kerja yang menggunakan rentang masih memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi yang disajikan, karena katagori penilaian ini mengunakan pilihan penilaian lebih dari dua pilihan.

3. Penilaian Produk
Jenis yang ketiga adalah Penilaian hasil kerja. Jenis penilaian ini meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat produk-produk teknologi dan seni, misalnya: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung), barang barang terbuat dari kayu, keramik, logam  dan plastik. Dalam melakukan penilaian ini, pendidik tidak hanya melihat hasil akhirnya saja akan tetapi juga menilai segala tahapan dan proses yang dilakukan dalam pembuatan produk tersebut. sebagai Contoh, penilaian kemampuan peserta didik dalam menggunakan berbagai teknik dalam menggambar, penilaian kemampuan peserta didik dalam menggunakan peralatan dengan aman, penilaian kemampuan peserta didik dalam membakar kue, penilaian kemampuan peserta didik dalam meracik cita rasa yang enak, dan berpenampilan menarik. 

Jenis jenis tahapan tahapan Pengembangan produk.
Tahapan tahapan Pengembangan produk meliputi tiga tahap
1. Pada tahap persiapan, mencakupi: menilai kemampuan peserta didik merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2. Pada tahap pembuatan (produk), mencakupi: menilai kemampuan peserta didik menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3. Pada tahap penilaian (appraisal), mencakupi: penilaian kemampuan peserta didik membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan.

Dalam penilaian produk ini, penilaian ini biasanya memakai cara holistik atau analitik. Cara holistik adalah cara penilaian yang berdasarkan pada kesan secara keseluruhan dari produk yang dihasilkan, dan penilaian ini biasanya dilakukan pada tahap appraisal. 

Cara analitik adalah cara penilaian yang berdasarkan aspek-aspek produk yang berbeda, dan penilaian ini biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan yang dilakukan. Contoh penilaian untuk produk teknologi pada tahap perencanaan termasuk kriteria yang berkaitan dengan desain dan pemilihan bahan pada tahap produksi termasuk kriteria yang berkaitan dengan aplikasi proses dan kemampuan dalam memperagakan/menggunakan alat dan pada tahap appraisal dengan mengaitkan dengan pencapaian tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran tersebut.

4. Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan karya (hasil kerja) seorang siswa dalam satu periode. Kumpulan karya ini menggambarkan taraf kemampuan/ kompetensi yang telah dicapai seorang siswa. Hal penting yang menjadi ciri portofolio adalah karya tersebut dapat diperbaiki jika siswa menghendakinya. Oleh karena itu penilaian portofolio ini dapat mengambarkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik. Adapun Perkembangan yang dihasilkan dalam Portofolio tersebut tidak dapat digambarkan/diamati dengan hasil pengujian. Kumpulan karya siswa itu merupakan refleksi perkembangan berbagai kompetensi. Di samping itu, kumpulan karya yang berkelanjutan lebih memperkuat hubungan pembelajaran dan penilaian.

Oleh karena itu, ketika pendidik melakukan proses Pengumpulan dan penilaian karya peserta didik secara terus-menerus, maka sebaiknya penilaian ini dijadikan sebagai titik pokok dalam program pengajaran, dengan alasan karena penilaian merupakan bagian dari proses pengembangan pembelajaran yang dilakukan. Karya tersebut harus selalu diberi tanggal sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu. Dan satu hal yang harus diperhatikan oleh pendidik, mereka harus menggunakan penilaian portofolio tersebut sebagai bagian integral dari proses pembelajaran yang mereka lakukan. Portofolio dapat digunakan untuk menilai perkembangan siswa dalam ilmu-ilmu sosial, seperti menganalisis masalah-masalah sosial, bahasa, seperti menulis karangan, dan matematika, seperti pemecahan masalah matematika. Bagi pendidik yang berprofesi sebagai guru bahasa asing, mereka dapat menggunakan portofolio berbentuk audio untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berbicara peserta didik. Contohnya rekaman cara peserta didik berbicara dalam bahasa asing tersebut dikumpulkan secara terus menerus dalam waktu tertentu dapat dimasukkan dalam portofolio berbicara.

Friday, November 03, 2017

Konsep Penilaian Berbasis Kelas

Setiap kegiatan belajar mengajar di dalam kelas tentunya berakhir dengan sebuah penilaian. Penilaian di dalam kelas menjadi sangat penting karena hasil penilaian tersebut akan berpengaruh pada kualitas pendidikan yang dilaksanakan, disamping itu bagi pendidik sendiri dapat menggunakan hasil penilaian tersebut untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas (refleksi). Khusus bagi sekolah hasil dari penelitian penilaian pembelajaran dapat digunakan untuk menyusun program sekolah dalam rangka peningkatan prestasi dan mutu pendidikan sekolah. Serang pendidik membutuhkan informasi yang akurat dan berkesinambungan dalam proses pembelajaran di kelas, informasi ini hanya dapat diperoleh apabila guru melakukan Penilaian Berbasis Kelas.

Konsep Penilaian Berbasis Kelas
Konsep Penilaian Berbasis Kelas 

Pada kosep dasar penelitian tindakan kelas dapat dikatagorikan sebagai suatu metode/suatu pendekatan yang lebih luas dalam peningkatan kualitas belajar dan mengajar (pendidikan). Jenis Penilaian Berbasis Kelas ini dapat didesain dalam membantu pendidik untuk mememukan tentang bagaimana individu dan atau kelompok peserta didik (siswa) belajar dalam kelas. Para tenaga pengajar (Guru), mereka dapat menerapkan hasil penilaian mereka untuk meningkatkan kompetensi mengajar. Sedangkan bagi peserta didik, mereka dapat meningkatkan hasil pencapaian dari pembelajaran mereka.

Pengertian Penilaian Berbasis Kelas 
Penilaian Berbasis Kelas merupakan suatu proses penilaian Berbasis Kelas, yakni proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model ataupun prinsip-prinsip penilaian yang berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Secara khusus, proses Penilaian Berbasis Kelas ini dapat digunakan untuk mengidentifikasikan perolehan/pencapaian dari indikator indikator yang telah ditentukan dimana indikator indikator ini merupakan turunan dari KD dan SK, kemudian dibuat pemetaan dan terakhir disusun dalam sebuah laporan. 

Penilaian berbasis kelas sudah menjadi sebuah keharusan untuk diterapkan oleh para pendidik, beda halnya dengan penilaian yang dilakukan oleh guru pada masa masa sebelumnya dimana penilaian hanya berlaku pada ujian akhir sehingga penilaian tersebut tidak mencakupi semua aspek indikator yang ada pada setiap pembahasan pokok materi pelajaran. Oleh karena itu peningkatan kemampuan dan profesionalisme beserta integritas moral guru dalam Penilaian Berbasis Kelas merupakan suatu keniscayaan, ini semua dimaksudkan supaya  terhindar dari upaya manipulasi nilai peserta didik.


Sebenarnya, penilaian Berbasis Kelas menggunakan kata assessment, yang memiliki arti dimana proses kegiatan penilaian dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar peserta didik dalam kelas selama dan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Kemudian informasi dari penilaian ini merupakan salah satu bukti yang digunakan untuk mengukur keberhasilan/kefektivan suatu proses belajar mengajar yang dijalankan. Pada dasarnya, penilaian Berbasis Kelas ini juga dikelompokkan dalam evaluasi pendidikan dimana kita fahami bahwasanya cakupan evaluasi pendidikan lebih luas dan kompleks dibandingkan Penilaian Berbasis Kelas itu sendiri.

Berdasarkan gambaran di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa penilaian kelas merupakan suatu proses Penilaian yang Berbasis Kelas, yakni penilaian yang berdasarkan proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik untuk mengukur tingkatan penguasaan kompetensi yang ditetapkan, adapun kompetensi tersebut adalah standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian belajar yang termuat dalam kurikulum setiap mata pelajaran. Penilaian Berbasis Kelas merupakan jenis penilaan dari kurikulum berbasis kompetensi. KTSP dan K.13 merupakan jenis katagori kurikulum berbasis kompetensi, sebagai kurikulum berbasis kompetensi, Penilaian Berbasis Kelas itu sendiri pada dasarnya merupakan kegiatan penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan mengumpulkan kerja siswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper and pen). Adapun Fokus dari penilaian berbasis kelas ini diarahkan pada penguasaan kompetensi (yang sudah dijabarkan dalam indikator) dan hasil belajar siswa sesuai dengan level pencapaian mereka.

Cakupan dari Penilaian Berbasis Kelas ini mencakup semua aktifitas/kegiatan pengumpulan informasi tentang pencapaian hasil belajar peserta didik dan pembuatan keputusan tentang hasil belajar mereka berdasarkan informasi informasi tersebut. Adapun tehnik pengumpulan informasi dalam Penilaian Berbasis Kelas ini dapat dilakukan di dalam atau di luar ruangan belajar, baik menggunakan aktualitas khusus atau tidak, misalnya untuk penilaian aspek sikap/nilai bisa dengan mengunakan tes ataupun non tes atau penilaian tersebut terintegrasi dalam seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan (dari awal, tengah, dan akhir kagiatan pembelajaran). Namun sering dijumpai di sebagian sekolah dimana mereka terbiasa menggunakan istilah tes untuk kegiatan Penilaian Berbasis Kelas dengan alasan kemudahan/kepraktisan, karena tes sebagai alat ukur sangat praktis digunakan untuk melihat prestasi siswa dengan menghubungkan dengan tujuan yang telah ditentukan, terutama pada aspek domain kognitif.

Domain dan Alat Penilaian Berbasis Kelas
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan ranah berpikir (otak). Dalam taksonomi bloom dijabarkan bahwa ranah kognitif terdiri atas 6 (enam) jenjang dimanan setiap jenjang tersebut memiliki tingkatan yang berbedadari yang rendah sampai ke jenjang yang tinggi. Ke-enam tingkatan tersebut adalah : (1) Knowledge (Pengetahuan),  (2) Comprehension (Pemahaman), (3) Application (Penerapan), (4) Analysis (Analisis). (6) Syntesis (Sintesis/sintesa), dan (6) Evaluation (Penilaian). 

Adapun tujuan dari Penilaian ranah kognitif adalah untuk mengukur penguasaan pemahaman terhadap konsep dasar keilmuan (goal) berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. jadi untuk mempermudah penyampaian materi oleh guru beserta memudahkan penguasaan siswa secara tuntas, sebaiknya dipelukan penyususnan ranah pengetahuan dalam setipa konsep sajian materi ajar ajar apakah c1 c2 c3 c4 c5 ataupun ranah c6 sehingga konsep ilmu anak bukan hanya di ukur pada hapalan mereka saja. Teori taksinomi bloom ini terjadi perubahan Tepatnya Pada 2001, yang irevisi oleh Rin W. Andersoni David R. Krathwohl. Adapun jenis revisinya adalah (1) remember, (2) understand, (3) apply, (4) analyze, (5) evaluate, dan (6) create. Akan tetapi dalam penerapannya sampai dengan sekarang ini, seprtinya penyempurnaah taksonomi bloom tersebut masih belum duterapkan secara maksimal karena masih terikatnya pemahaman guru terhadap teori taksonomi bloom sebelum masa revisi. 

2.Ranah Afektif
Sebagaimana yang sudah kita pahami jika ranah afektif merupakan ranah yang berhubungan dengan sikap/kepribadian. Kita tahu bahwa perilaku ataupun sikap seseorang dapat berubah ketika mereka telah memiliki penguasaan domain kognitif. Jadi domain kognitif dan afektif ini memiliki hubungan yang erat, ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian terhadap pelajaran, rasa kepudulian sesama, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat dan lain lain.

Krathwohl dkk., meneglompokkan ranah afektif ini dalam lima pembagiandiataranya: (1) receiving (perhatian/ penerimaan), (2)  responding (tanggapan), (3) valuing (penilaian/penghargaan), (4) organization (pengorganisasianpengelompokan), dan (5) characterization by a value or value complex (karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai). Adapun Penilaian ranah afektif ini mencakup watak perilaku seperti sikap, perasaan, minat, nilai dan emosi. Satu hal yang harus difahami jika Ranah afektif memiliki peran besar dalam menentukan ketuntasan belajar peserta didik. Misalnya jika seorang peserta didik tidak memiliki motivasi dalam mengikuti proses belajar, maka sebagai konsekwensinya mereka akan sulit untuk mencapai keberhasilan belajar mereka dan akan berbanding ternalik jika peserta didik memiliki motivasi dan bersikap positif (hormat) terhadap pelajaran yang diikuti, maka secara otomatis dapat dipastikan bahwa ia akan memfokuskan semua kemampuannya dalam mengikuti proses belajar tersebut untuk memperoleh nilai yang maksimal. Jadi dalam ranah afektif ini, pendidik harus melakukan penilaian yang otimal kemudian ditindak lanjuti dengan peningkatan terhadap kelemahan-kelemahan yang terdapat pada ranah afektif ini supaya peserta didik akan termotivasi dengan sendirinya pada saat mengikuti proses belajar yang disajikan di dalam kelas.

3.Ranah Psikomotor
Ranah Psikomotor adalah yang berhubungan dengan skill (keahlian melakukan sesuatu) atau kemampuan berbuatmelakukan setelah mengikuti pengalaman belajar tertentu (peserta didik). Simpson (1956) menyebutkan bahwa hasil belajar domain psikomotor ini akan muncul  dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak pada peserta didik. Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah siswa menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan siswa sehari-hari.

Secara umum, Ranah psikomotor dibagi dalam tujuh bagian yaitu:
  1. Persepsi – perception (mampu menafsirkan rangsangan, peka terhadap rangsangan, menyeleksi obyek)
  2. set (mampu berkonsentrasi, menyiapkan diri secara fisik, emosi, dan mental)
  3. guided response (mampu meniru contoh, mencoba-coba,
  4. Gerakan terbiasa – mechanism (berketrampilan, berpegang pada pola, respons baru muncul dengan sendirinya)
  5. Gerakan kompleks – complex overt response (sangat terampil secara lancar, luwes supel, gesit, lincah)
  6. Penyesuaian pola gerakan – adaptation (mampu menyesuaikan diri, bervariasi, pemecahan masalah)
  7. Kreativitas/keaslian – creativity/origination (mampu menciptakan yang baru, berinisiatif). ( Bina Mitra. 2005)

Monday, October 30, 2017

Hakikat dan Keutamaan Pendidikan Dalam Keluarga

Hubungan antara keluarga dan pendidikan dapat kita ibaratkan seperti dua sisi mata uang karena keduanya memiliki hubungan yang erat. Istilah keluarga dan pendidikan adalah dua istilah yang tidak bisa dipisahkan. Keluarga merupakan pondasi dasar untuk membentuk karakter anak sejak dari usia dini sampai menempuh pendidikan formal nantinya. Pendidikan dalam keluarga memiliki andil yang sangat besar dalam membentuk pola pikir dan pola karakter anak, karena bagi seorang anak orang yang pertama kali yang mereka kenal adalah kedua orang tua mereka dan angggota keluarga. 

Hakikat dan Keutamaan Pendidikan Dalam Keluarga
Hakikat dan Keutamaan Pendidikan Keluarga

Sangat salah besar jika ada orang yang beropini bahwasanya pendidikan anak merupakan kewajiban guru (pendidik) mereka saja disekolah, padahal pembelajaran yang pertama kali diterima oleh seorang anak berasal dari keluarga mereka sendiri, baik melalui pengamatan terhadap kebiasaan dil ingkungan keluarga mereka ataupun keterlibatan langsung (kontak) antara orang tua dan anak mereka. Dalam islam, orang tua diwajibkan/bertanggung jawab untuk mendidik anak anak mereka dengan konsep ilmu agama sebagai dasar untuk membentu karakter yang islami, sehingga orang tua mereka harus terlibat secara aktif dalam mengajari dan mengontrol pertkembangan pola pikir anak mereka. Ini semua juga akan menjadi faktor untuk kesuksesan anak anak mereka dimasa mendatang baik ketika menempuh jenjang pendidikan tingkat tinggi (universitas) ataupun sebagai bekal dalam menjalani hidup mereka kedepan. 


Pendidikan keluarga merupakan sebuah usaha yang secara sadar yang dilakukan oleh orang tua yang depengaruhi oleh panggilan jiwa mereka (naluri) dalam memberikan bimbingan kepada anak anak mereka. Pendidikan dalam keluarga umumnya dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan cara memberi contoh (meneladani), membimbing, mengarahkan, dan mengendali disamping juga ikut terlibat secara aktif dalam mengembangkan konsep pengetahuan ketrampilan dan karekter bagi putra-putri mereka sehingga dapat menjadi pengangan mereka untuk dikemudian hari. Pada tahapan dasar, pendidikan dasar dalam keluarga diharapkan mampu membekali anak mereka dengan nilai nilai kepribadian dan nilai sosial dimana ini nantinya akan dilanjutkan ataupun dikembangkan petensi yang telah mereka miliki ini pada saat anak tersebut sudah menempuh pendidikan formal dan non formal lainnya, seperti sekolah, pesantren dan lain sebagainya.

Sebagai orang tua yang arif, mereka akan selalau mencontohkan perilaku/perbuatan perbuatan yang baik kepada anak anak mereka sehingga kemudian baru dilanjutkan dengan proses proses pembiasaan. Bagi seorang anak orang tua mereka adalah orang yang sangat favorit (idola) bagi mereka sehingga sikap meniru kelakuan orang tua sangat cepat tumbuh pada diri mereka, sebagai contoh jika orang tua mereka selalu melakukan shalat dengan rutin maka seorang anak berunsia 1 atau 2 tahun akan meniru gerakan gerakan yang dilakukan oleh orang tua mereka ketika melaksanakan shalat waluapun gerakan yang mereka lakukan tersebut belum sempurna. Jika perilaku mencotoh ini sudah timbul pada diri mereka maka anda selaku orang tua harus membentulkan cara melakukan shalat tersebut bila perlu ajak sekali kali untuk sahlat bersama dengan mereka, ingat jangan dipaksa jika mereka tidak mau maka biarkan saja dulu mereka asik dengan permainan ataupun perilaku meniru tersebut, toh jika anda tetap memberikan perhatian khusus kepada mereka nanti mereka sendiri yang akan mengajak shalat dengan anda. contoh lain biasakan anak anda dengan bacaan bacaan ayat alquran sehingga pembiasaan ini dapat membuat mereka secara tidak sengaja menghapal ayat demi ayat dari surah dalam Al-quran meskipun mereka sebanarnya belum mengenal satupun huruf Al-qurana, karena daya hafal anak yang masih usia dini sangat bagus mareka menghapalnya sambil meniru dan bermain.
    
Islam sangat menganjurkan pendidikan/pembentukan budi pekerti bagi anak anak, karena dengan budi pekerti itulah tercermin pribadi yang mulia. Mengapa keluarga menjadi dasar dalam pembentukan nilai budi pada seorang anak? Kita tahu bahwasanya peran keluaga dalam membentuk pribadi yang mulia merupakan tanggung jawab dari orang tua, seperti yang telah disabdakan oleh nabi besar Muhammad saw yang artinya: 

tiap tiap anak itu suci, maka orang tua merekalah yang menjadikannya yah*d*, nasr*ni dan maj*si.  

Lewat gambaran hadist tersebut bisa kita fahami jika karakter anak itu sangat dipengaruhi oleh didikan dan pembiasaan yang dilakukan oleh orang tua mereka ketika mereka masih kecil. Akan tetapi tidak semua orang tua dapat melakukannya. Ada berbagi faktor yang menyebabkan orang tua tersebut tidak dapat menunaikan kewajban mereka seperti orang tua yang sibuk bekerja keras siang malam dalam hidupnya untuk memenuhi kebutuhan materi anak anaknya, kebanyakan waktunya dihabiskan di luar rumah, jauh dari keluarga, tidak sempat mengawasi perkembangan anaknya, dan bahkan tidak punya waktu untuk memberikan bimbingan, sehingga pendidikan akhlak bagi anak-anaknya terabaikan. Namun semua faktor tersebut sebenarnya hanya alasan klasik saja, sebenarnya yang menjadi faktor utama mereka tidak dapt memenuhi kewajiban mendidik anak anak mereka adalah mereka tidak memiliki kesadaran yang tinggi terhadap anak mereka karena kurangnya rasa cinta terhadap keluarga sehingga sebagai konsekwensinya mereka menjadi kurang peduli bahkan cendrung mengabaikan kehidupan anak anak mereka. kita tahu bahwasanya orang tua yang bijak sesibuk apapun kegiatan yang mereka geluti mereka tetap akan mecoba menyisihkan sedikit waktu mereka bersama anak mereka walaupun hanya sebentar, karena mereka memiliki kecintaan yang sangat dalam terhadap keluarga mereka sendiri. 

Jika seorang anak mendapat didikan secara maksimal dalam lingkungan mereka, mereka akan berusaha beradaptasi dengan lingkungan mereka sehingga anak akan menyesuaikan pergaulannya sesuai dengan kepribadian yang telah mereka dapatkan dalam keluarga mereka sendiri. Dan karakter inilah yang juga akan mereka teruskan ketika mereka menempuh pendidikan formal baik pendidikan tingkat dasar ataupun pendidikan tingkat tinggi nantinya (universitas). Sekarang semuanya terpulang kepada diri kita selaku orang tua mereka, jika kita ingin mendapatkan hasil yang bagus buat kita sendiri di hari tua, maka semaikanlah segalanya dari sekarang karena anak yang baik dan bijak mereka tidak akan mengabaikan orang tua mereka ketika orang tuanya sudah uzur kelak apalagi jika anak tersebut memiliki ilmu agama yang memadai.