Filsafat Pendidikan (kelebihan dan kekurangan Filsafat Perenialisme, Assentialisme, Progresivisme, dan Reconstructionisme) - Pondok Belajar

Wednesday, September 07, 2016

Filsafat Pendidikan (kelebihan dan kekurangan Filsafat Perenialisme, Assentialisme, Progresivisme, dan Reconstructionisme)

Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum, dengan kata lain, filsafat pendidikan merupakan pandangan hidup masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu. Bila kita merujuk pada filsafat pendidikan maka kita mengenal ada bebarapa aliran filasafat seperti: perenialisme, assentialisme, progresivisme, dan reconstructionisme. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat bagaimana bentuk dan cir-ciri dari masing-masing aliran filsafat tersebut sebelum kita menentukan filsafat mana yang paling bagus:

Filsafat Pendidikan (kelebihan dan kekurangan Filsafat Perenialisme, Assentialisme, Progresivisme, dan Reconstructionisme)
Filsafat Pendidikan (kelebihan dan kekurangan Filsafat Perenialisme, Assentialisme, Progresivisme, dan Reconstructionisme)

Perenialiame.
Parenialisme merupakan filasafat merujuk pada karya agung yang berazaskan /berakar dari pada Realisme , dan aliran filsafat ini lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran, nilai dan keindahan dari warisan budaya. Tujuan dari filsafat pendidikan ini adalah untuk mengolah intelectual anak didik untuk mangenal alam semesta dengan methode yang sama untuk semua tingkatan dan masyarakat, dimana guru berperan sebagai pembantu siwa untuk berpifir secara rasional, yang didasarkan pada methode socratic yang menekankan pada nilai-nilai traditional dengan mengunakan literal analisis dan constant kurrikulum dengan menggunakan metode membaca dan berdiscusi. Tokoh dalam aliran ini adalah plato, Elea, Emanuael Kant,

(Baca Gambaran Filsafat Pendidikan Islam)
(Baca Jenis Jenis Filsafat Pendidikan)

Essentialisme
Essentialisme  merupakan jenis filsafat yang mengarah pada tujuan pendidikan yang berazaskan/brakar pada idelisme dan realisme, dimana filsafat ini murujuk pada pentingnya pengembangan/petumbuhan intelektual individu dengan penekanan pada pentingnya pengolahan daya pikir (exercising the mind). Dalam filsafat ini guru bertanggung jawab penuh terhadap materi yang diajarkan. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat, walaupun demikian filsafat ini tidak merujuk pada masa lalu, tetapi lebih berhubungan dengan masa kontemporer. Tetapi filsafat ini menolak total pengajaran seni, musik, dan physical education karena dianggap tidak berguna, dan pola filsafat ini agak ccocok dikembangkan untuk sekolah menegah pertama.

Progresivisme
Progresivisme  merupakan  aliran filsafat yang merujuk pada pengalam pendidikan yang dikembangkan dari philosophy pragmatisme dan sebagi protes terhadap paandangan perenilisme di dalam pendidikan,  filsafat ini ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini belum tentu benar pada masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak didik dengan diberikan kebebasan dalam penentukan pilihannya bukannya pada guru dengan penekanan pada minat siswa (student’s interest). Dalam filasafat ini guru berperan sebagai problem solving dan science inquiry, kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Tokoh yang terkenal pada aliran ini adalah Jhon DW, George Axtelle, William O, Ernest Bayle

Recotructionisme
Aliran filsafat ini adalah pegembangan (elaborasi) dari pada filsafat progresivisme, dengan penekanan pada pentingnya peradaban manusia dimasa depan. Dimana guru berfungsi sebagai fasilitator untuk membantu siswa lebih peduli terhadap masalah kedepan dengan penekanan pada ilmu social, ekonomi, politik, dan methode peneliatian, dan berfokus pada trend dimasa mendatang bersamaan dengan isu-isu nasional. Disamping itu filsafat Rekonstuktivisme  juga lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan aktif membina pengetahuan berazaskan pengalaman yang sudah ada.

Jadi menurut pandangan saya sendiri semua filsafat tersebut diatas adalah baik karena tiap-tiap filsafat tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya, seperti filsafat parenialisme sangat cocok digunakan untuk pengajaran agama dan dokrin-dokrin tertentu tapi kurang cocok untuk untuk pengajaran ilmu sains dan ilmu umum. Bila kita melihat filsafat essentialisme ada juga bagusnya pada satu sisi cuman ada juga kekurangannya karena mereka beranggapan jika hanya ilmu metematika sains dan bahasa yang diutamakan sehingga mengekang kebebasan siswa dalam menentukan pilihannya.


Namun demikian jikapun saya harus memilih filsafat yang mana yang lebih bagus dari filsafat diatas saya memilih filsafat progresivisme karena saya beranggapan jika filsafat progresivisme lebih sedikit bagus dan cocok untuk digunakan pada pola pendidikan masa sekarang sebab filsafat ini tidak pernah mementingkan satu terapan/bidang ilmu saja, tapi filsafat ini mempunyai pandangan ika semua ilmu itu berguna untuk dikembangkan menurut kebutuhannya karena tipa terapan ilmu itu mempuayi kaitan yang erat satu sama lain. Disamping itu filsafat ini juga mempunyai pola pikir yang megarah kemasa depan dimana filsafat ini berasumsi jika ilmu kajian pengetahuan itu tidak pernah berkhir pada suatu titik tetapi akan terus berkembang sesuai dengan kemampuan manusia dalam mengakajinya sehingga mereka beranggapan jika ilmu yang ada disaat kini belum tentu biasa diterima dimasa yang akan datang. Satu hal lagi yang membuat filsafat ini lebih sedikit unggul dari yang lain adalah anak didik/pelajar  (siswa) diberikan kebebasan untuk menetukan pilhannya dalam menetukan jalur terapan ilmu yang diinginkanya (berfokus pada siswanya), disamping guru hanya sebagai fasilitator dan pengarah dari bakat minat siswa tersebut.  Walaupun saya berasumsi jika filsafat progresivme lebih bagus dari filasafat yang lain namun alangkah baiknya kalau seandainya semua filsafat diatas tersebut saling melengkapi satu sama lain sehingga biasa digunakan menurut kebutuhan yang diinginkan dalam mencapai tujuan pendidikan, karena ada jenis dari filasafat diatas yang sangat cocok untuk satu terapan (displin) ilmu saja sehingga tidak biasa di cover oleh filsafat yang lain, contohnya dalam kajian ilmu agama pola filsafat pola filsaft perenialisme sangat bagus digunakan karena bersipat permanent dan tegas.  Wallahua’lam