Memaknai Sebuah Kemerekaan - Pondok Belajar

Wednesday, August 19, 2009

Memaknai Sebuah Kemerekaan

Merdeka, merdeka, merdeka, mungkin kata-kata ini tengah menghiasi dari tadi pagi sampai sekarang diseluruh indonesia. Sebab pada hari ini tepatnya 17 agustus 2009 genap sudah bangsa tercinta ini berunsia 64 tahun. Berbagai lagu kemerdekaan dinyanyikan untuk memeriahkan hari ulang tahun Kemerdekaan ini dari sabang sampai meurauke seperti salah satu bait berikut

Memaknai Sebuah Kemerekaan
Memaknai Sebuah Kemerekaan

Hari Kemerdekaan Indonesia
Memaknai Hari Kemerdekaan
[Tujuh belas Agustus tahun Empat Lima]
[itulah hari kemerdekaan kita]
[hari merdeka nusa dan bangsa]
[hari lahirnya bangsa indonesia]
[merdeka sekali merdeka tetap merdeka]


Ungkapan bait terakhir itu jelas-jelas mempunyaI makna yang sangat dalam dimana rasa kemerdekaan itu sangat Dirasakan oleh bangsa ini, akan tetapi apakah kemerdekaan itu sudah kita rasakan secara menyeluruh? sekilas sih iya kita telah merdeka dari sabang sampai merauke dari penjajahan, setidaknya kekejaman belanda dengan sistim kerja paksa itu tidak kita rasakan lagi. Tapi apakah cuma itu yang bisa kita maknai dari kata merdeka? Apakah perjuangan pahlawah kita seperti Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Pahlawan Dipongoro dan masih sangat banyak lagi yang tidak akan mungkin saya sebutkan satu persatu, cuman untuk memerdekakan kita dari penjajahan? Jawabanya tentu tidak karena mereka yang dulu berjuang itu bukan hanya memerdekakan raknyatnya dari penjajahan, tetapi mereka juga berjuang untuk memerdekakan raknyatnya dari kebodohan dan kemiskinan yang dibuat Belanda. Tentu anda masih ingat dengan kelicikan yang dilakukan oleh Teuku Umar terhadap belanda dimana beliau menyerah dan bekerjasama dengan belanda hanya untuk mencuri perlengkapan perang belanda dan pelengakapan ini beliau gunakan untuk melawan belanda, disini jelas terlihat jika beliau juga menanamkan pentingnya perpikir kritis untuk mencapai target tertentu walaupun mesti apa yang beliau lakukan bersebrangan dengan mujahidin Aceh kala itu.

Jadi kalau kita melihat makna yang menyeluruh dari hakikat kemerdekaan sebenarnya memiliki makna yang sangat luas, seperti merdeka dari kebodohan, kemiskinan, bebas dari rasa takut, dan bebas bergerak tanpa dipengaruhi oleh orang luar. Nah kalau kita melihat makna kemerdekaan dalam konteks ini mungkin sekilas tergambar kita belum sepenuhnya merdeka karena masih banyak sekali orang-orang yang ada dinegara kita yang berada dibawah garis kemiskinan, dan masih ada sebagian orang kita yang belum bisa mengenyam pendidikan tinggi disebabkan oleh mahalnya biaya pendidikan sehingga mereka harus berhenti melanjutkan pendidikannya. padahal banyak diantaran anak bangsa tersebut yang memiliki otak cemerlang tetapi karena keadaan yang tidak memihak kepada mereka, mereka terpaksa harus berhenti untuk melanjutkan pendidikan. Kita masih ingat dengan salah satu aktor yang paling cerdas dalam flm laskar pelangi yang bernama Lintang dimana dia harus berhenti sekolah karena harus memikul beban yang seharusnya belum berhak dia pikul, disini banyak orang kagum dan marah melihat nasib yang menimpa lintang padahal mereka lupa masih banyak Lintang lain yang sekarang masih ada dinegara kita, kenapa kita hanya bisa menangisi nasib lintang yang ada di laskar pelangi sementara lintang yang masih ada disekitar kita, kita tertawakan? Apakah ini bukan sebuah sandiwara yang sedang kita lakonkan? Sebenarnya saya tidak menyalahkan siapa-siapa yang jelas disini tergambar jika pendidikan dinegara kita hanya diperuntukkan buat orang yang ekonominya menengah keatas saja sehingga kita berpikir wajar saja jika ada anak yang pustus sekolah karena himpitan ekonomi meskipun sebenarnya hak mendapatkan pendidikan itu bukan hanya untuk orang kaya saja.

Sebenarnya jikalau saja kita memahami dan mengimplemantasi konsep kehidupan islam yang telah diajarkan nabi Muhammad SAW mungkin saya sangat yakin jika permasalahan pendidikan ini akan terselesaikan dengan sendirinya. Kita tau dalam islam ada ajaran untuk menyantuni anak yatim dan fakir miskin, dimana dalam islam ada diwajibkan berzakat dan bersedekah. Jika kedua hal ini masih berjalan sesuai aturan islam rasanya sangat mungkin jika kita mampu mengurangi beban-beban yang di tanggung oleh lintang-lintang yang masih ada di negara ini sebagai rasa syukur kita kepada Allah atas kemerdekaan yang diberikan Nya.

Disamping itu pemerintah jangan hanya berharap dari zakat dan sedekah saja, tetapi pemerintah harus bisa memanfaatkan moment ini dengan memberikan perhatian kusus dalam pendidikan, dimana setiap pemempin harus benar-benar memikirkan raknyatnya dan memperoritaskan keperluan negara dan raknyat lebih diutamakan dalam segala hal sehingga apa yang kita cita-citakan berhasil dan pendidikan kita bisa meningkat di mata dunia dan mampu bersaing dengan negara maju untuk menciptakan anak bangsa yang handal dan trampil. saya berkeyakin dengan adanya kerjasama yang baik diantara pemerintah dan masyarakat dalam memelihara pendidikan seperti yang saya gambarkan tadi insyaalah kejayaan negeri ini akan kita raih bersama.

Memang selama ini gejala perbaikan sudah mulai menggeliat seperti banyaknya pemimpin kelas teras di negeri ini yang dijerat oleh KPK karena terkait persoalan korupsi dan semoga kedepan perbaikan seperti ini akan selalu mendapat dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia untuk mendukung adanya perbaikan dalam segala bidang didalam pemerintah kita.

Jadi dengan semangat Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 64 ini semoga pemerintah kita dibawah kepemimpinan SBY bisa lebih mampu dan lebih bijak dalam menangani berbagai permasalah yang ada dinegara kita sehingga jiwa kemerdekaan itu bukan saja hanya sekedar bebas dari penjajahan tetapi juga mencakup dalam segala aspek persoalan kehidupan yang ada sekarang ini, sehingga Negara Indonesia tercinta bisa lebih bermartabat dan diperhitungkan dalam setiap kebijakannya di dunia internasional.

No comments:

Post a Comment

terimakasih telah berkomentar